
Aku bangun dengan tubuh penuh memar, dan bermandikan sperma. Kulihat tak ada orang lain lagi di tempat itu, mereka bertiga sudah pergi dan meninggalkanku sendirian di gubuk kosong yang gelap dan mengerikan itu. Kucoba untuk mencari pakaianku dengan meraba-raba lantai tanah yang kotor, saat aku menemukannya-ternyata hanya tersisa kaos ketat serta rok pensilku.
514Please respect copyright.PENANAlLc7nXAf6z
"Mana dalemannya!? Apa mereka mengambilnya!?" gumamku yang berusaha mati-matian berdiri dan duduk di kursi rotan tempat aku diperkosa tadi.
514Please respect copyright.PENANArPoynKNqoQ
Kurogoh saku celana panjangku dan kukeluarkan HP-ku yang Alhamdulillah tidak diambil oleh mereka, kulihat puluhan panggilan tak terjawab serta pesan WhatsApp bermunculan saat aku membukanya.
514Please respect copyright.PENANAgPAw9UvhDg
"Jefri... Maafin Umi Nak, Umi buat kamu khawatir," ucapku sembari menangis, dan membalas pesan Jefri dan mengatakan aku baik-baik saja.
514Please respect copyright.PENANAU39LW1TtJv
Tak menunggu waktu lama Jefri langsung membalas pesanku, dan menanyakan alasanku tak bisa dihubungi. Aku pun berbohong padanya, kalau aku tiba-tiba ketemu teman lamaku dan diajak main bersamanya. Jefri mencoba meneleponku, namun aku tolak karena aku tak mau dia melihat penampilan Ibunya yang menyedihkan ini.
514Please respect copyright.PENANAdaSvfjhCfM
"Aduh... Memekku sakit banget, Peju mereka terus lumer, aduhh...." kataku sambil melihat vaginaku yang menganggap dengan cairan putih meleleh dari dalam.
514Please respect copyright.PENANAWbqYKVC39X
Aku pun beristirahat di kursi rotan itu untuk memulihkan tenagaku, aku ragu-ragu untuk menelpon polisi atau pun keluargaku karena aku takut hal ini akan mencemari reputasi suamiku. Lebih buruk jika suamiku tahu, mungkin aku akan diceraikan, dan aku akan diusir.
514Please respect copyright.PENANAzguZ358I1i
"Siapa yang harus aku hubungi...." kataku sambil menyeka lelehan peju yang mengering di sekujur tubuhku.
514Please respect copyright.PENANAKykhT4OYRA
"Gus Akira!? Tidak. Jika dia tahu hal ini, dia pasti akan ngelapor pada Nyai Hanifa."
514Please respect copyright.PENANAzeuBZECIoI
Kucoba meng scroll layar HP-ku sambil menimbang-nimbang orang yang harus aku hubungi, saat aku sedang kebingungan tiba-tiba sebuah telepon masuk, aku yang kaget langsung mengangkatnya secara reflek.
514Please respect copyright.PENANAkEBsDTUFYl
'Halo! Ustadzah Farah....'
514Please respect copyright.PENANALZaQaYNhvs
Suaranya yang familiar bagiku, dia adalah Pak David guru anakku.
514Please respect copyright.PENANAib0F0TCTEl
"Pak David, tolong saya, Pak...."
514Please respect copyright.PENANA0XXAjI05Jl
'Hah!? Ada apa Bu...'
514Please respect copyright.PENANAEQ7CYFxcwK
Aku pun menceritakan tragedi yang kualami pada Pak David yang kurasa bisa aku percaya itu, setelah mendengar ceritaku Pak David langsung murka, dan mengutuk para bajingan itu, dan meminta Sharelok untuk menjemputku.
514Please respect copyright.PENANAteSEQeEc8x
Aku tak punya pilihan lain, kuberikan lokasiku padanya, dan berharap pada janjinya untuk merahasiakan yang telah kualami pada keluargaku. Sambil menunggunya, aku pakai pakaianku tanpa daleman-rasanya sangat dingin di bagian bawah saat tak ada celana dalam yang menutup vaginaku.
514Please respect copyright.PENANAxyqFaWa5Mi
Tak berapa lama, Pak David datang menjemputku, ia tampak khawatir dan cepat-cepat memberikanku jaket miliknya untuk menutupi tubuhku yang berbau menyengat, dan tercetak menampilkan lekukku.
514Please respect copyright.PENANAR3xvjNa9d1
"Bu Farah, mau langsung kuantar pulang atau mau ke rumahku dulu buat bersihin tubuh?" tanyanya saat aku hendak naik ke montornya.
514Please respect copyright.PENANAy6CVSnGKpp
"Ke rumah Pak David aja dulu, aku gak mau Jefri melihatku seperti ini."
514Please respect copyright.PENANAP7XAEbyk5Y
Pak David pun mengangguk, aku dan dia pun berboncengan untuk menuju ke rumahnya guna membersihkan diri.
514Please respect copyright.PENANA9B2RVaAcet
*****
514Please respect copyright.PENANAVy1ZjYDic0
Aku berjalan malu-malu, dan dibantu Pak David untuk pergi ke kamar mandi. Rumah Pak David tidak terlalu besar, dengan dua kamar dan satu kamar mandi yang terletak di paling belakang.
514Please respect copyright.PENANAkE3OT2wVJv
"Makasih Pak David, udah membantuku," ucapku tulus berterima kasih padanya.
514Please respect copyright.PENANAAusy77xuvO
Pak David terlihat tak fokus, entah perasaanku atau tidak aku merasa sejak tadi matanya itu terus menatap ke arah payudara besarku yang hanya tertutup jaketnya.
514Please respect copyright.PENANACQyKC4oSaB
"Ah, gak papa Ustadzah Farah. Gak perlu berterima kasih. Oh iya, aku sediain pakaian ya ... Tapi maaf gak ada baju perempuan. Kalau gamis mau?"
514Please respect copyright.PENANAUYSCfq5eex
"Gak Papa, gamis aja. Pak David."
514Please respect copyright.PENANAXkygSVvQuz
Aku mengangguk setuju, lalu Pak David pun meninggalkanku sendiri untuk membersihkan diriku. Rasanya sangat menyegarkan, seolah seluruh masalahku hanyut terbawa air yang membasuh tubuhku yang penuh bekas peju.
514Please respect copyright.PENANAvWmvTn7NGY
Kulihat kulitku yang kemerahan dan beberapa bekas cupangan di dada dan leherku dari cermin yang ada di kamar mandi. Aku masih mengingat, rasa batang mereka dalam vaginaku yang aku colok keluar-masuk dengan tanganku untuk membersihkan sisa sperma mereka di dalam tubuhku.
514Please respect copyright.PENANAnZBrZrMzGu
"Maafin, Farah Abi. Farah sangat kotor," gumamku sehabis kencing bersamaan dengan sisa-sisa peju kotor yang mengisi tubuhku.
514Please respect copyright.PENANAh9gB1P2KnU
Aku membersihkan diri sangat lama, sekalian mandi wajib yang aku tak tahu akan diterima Allah atau tidak. Setelah mandi, aku membasuh tubuhku dengan handuk yang Pak David berikan, dan memakai gamis putih tipis yang disediakan Pak David untukku.
514Please respect copyright.PENANAcXy8sjAbjn
"Astaghfirullah, tipis sekali...." keluhku melihat puting kecoklatanku yang terlihat transparan di cermin.
514Please respect copyright.PENANAkCDZ42ZxqH
Saat aku tengah mengeluh tiba-tiba, Pak David muncul dibelakangku membawakan kain putih tipis untuk digunakan sebagai hijab untukku.
514Please respect copyright.PENANAozzd12ZpmE
"Ustadzah Farah, maaf. Cuma itu aja yang kupunya yang mungkin ukurannya pas buat Ustadzah," kata Pak David memberi alasan saat melihatku malu-malu menutupi tubuhku yang transparan.
514Please respect copyright.PENANAXNL9EyShPz
"Pak David ada jaket lagi gak? Kalau ada bisa tolong berikan padaku?" balasku sambil tetap menutupi bagian dada dan vaginaku.
514Please respect copyright.PENANAyLZzH00L4l
"Ada sih, tapi aku gak tahu ukurannya cocok atau gak buat Ustadzah. Kalau mau Ustadzah bisa pilih sendiri di kamarku."
514Please respect copyright.PENANAYKL53IBSYr
"Kalau gak keberatan, boleh sih."
514Please respect copyright.PENANAgW6USXnGOb
Akhirnya, Pak David pun membawaku ke kamarnya yang terletak di samping ruang tamu. Kamar Pak David lebih lebar dan besar di banding ruang tamu yang ukurannya tak cukup untuk duduk 10 orang, di kamar itu terdapat pakaian kotornya yang berserakan di keranjang, dan meja kerjanya yang penuh kertas dan tumpukan buku-buku tebal.
514Please respect copyright.PENANAVyQjpRuK0p
"Di sana Ustadzah, bisa pilih sendiri," kata Pak David sembari menunjuk lemarinya yang berada tepat di samping kasurnya yang berada di lantai.
514Please respect copyright.PENANA9NYLohu6e3
"Permisi...."
514Please respect copyright.PENANAskhv8wfCEg
Aku pelan-pelan berjalan membelakangi Pak David menuju lemarinya, dari belakang Pak David bisa melihat lekukan tubuh bugilku dengan jelas melalui gamis transparan yang aku kenakan.
514Please respect copyright.PENANALImwA4yzRr
Aku langsung membuka lemari yang Pak David beritahu dan memilih jaket untuk aku pakai, seperti yang Pak David bilang jaket di lemari itu cukup kecil untuk ukuran tubuhku—karena dadaku yang besar membuatku kesulitan untuk memilih jaket yang sesuai dengan ukuran tubuhku.
514Please respect copyright.PENANAeqGyrQO8B5
"Pak David, apa gak ada jaket la—"
514Please respect copyright.PENANAJRZkgn4qbN
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku kurasakan dua buah tangan meremas payudaraku dari belakang. Bulu kudukku langsung berdiri, saat aku merasakan tangan-tangan kasar itu meremas susuku dari balik gamis transparanku.
514Please respect copyright.PENANAT182L1Cj8c
"Pa-Pak David.... Kenapa...."
514Please respect copyright.PENANAUoN8nq6Rn5
Aku tak bisa berkata-kata, aku tak akan pernah mengira Pak David yang kukira sebagai penolongku juga akan melecehkanku seperti ini.
514Please respect copyright.PENANApn155kKPlC
"Ustadzah Farah, maaf. Tapi aku gak tahan lagi, Ustadzah," bisiknya di telingaku.
514Please respect copyright.PENANA7UISV36V7I
"Kenapa Pak David, Kenapa... Apa kau hanya melihatku sebagai objek pemuas nafsumu?"
514Please respect copyright.PENANAtp7YuBQhp1
Aku ingin menangis saat itu, kepercayaanku seakan diinjak-injak olehnya.
514Please respect copyright.PENANAi5CXgXxATY
"Ustadzah Farah, maaf. Selama ini aku suka sama Ustadzah Farah. Aku benar-benar berharap ini bakalan terjadi suatu hari nanti, aku ingin menghamili Ustadzah."
514Please respect copyright.PENANA0s9B0CUgT4
"Jangan. Kumohon jangan Pak... Jangan..."
514Please respect copyright.PENANACI6OyGtYNP
Aku tak bisa melakukan apapun saat Pak David mulai menarik tubuhku ke belakang dan menindihku di atas kasurnya.
514Please respect copyright.PENANAzrwyPUYzlK
"Ustadzah Farah, boleh aku bercinta denganmu?"
514Please respect copyright.PENANA79cRD11cFN
Mataku berkaca-kaca, aku menggeleng—tanda menolak, namun Pak David langsung menyosor mulutku untuk berciuman.
514Please respect copyright.PENANAtkBZrZYWhf