Author: Ihsan Iskandar
594Please respect copyright.PENANAwt59Sr0Jlx
"SUDUT PANDANG KEDUA"
594Please respect copyright.PENANArXJ3nG7D1z
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
594Please respect copyright.PENANA3WTns4sb2M
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
594Please respect copyright.PENANAXymi7hlsuG
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
594Please respect copyright.PENANAyj4RlFayHB
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
594Please respect copyright.PENANA5ApZpmn60V
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
594Please respect copyright.PENANAj8p8bbsW35
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
594Please respect copyright.PENANABQ8AM8Wi0A
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
594Please respect copyright.PENANAIB4OCc9Zbr
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
594Please respect copyright.PENANAgNibQQ4wAK
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
594Please respect copyright.PENANAJ6h7nDWeRM
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
594Please respect copyright.PENANA8zRxLEkRrC
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
594Please respect copyright.PENANAZPMOZAb4pF
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
594Please respect copyright.PENANARuSG674XjS
"Ehh... dimana ini??"
594Please respect copyright.PENANA9bXGY67BjC
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
594Please respect copyright.PENANA8UCFw3vUdQ
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
594Please respect copyright.PENANAR8hhCNfNWt
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
594Please respect copyright.PENANAJOOfFeOzzU
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
594Please respect copyright.PENANA2k2xtFs1vL
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
594Please respect copyright.PENANAmDe0qyxg2I
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
594Please respect copyright.PENANAyddTwkY1PO
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
594Please respect copyright.PENANAd8NkvJQOVk
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
594Please respect copyright.PENANAQOGneVlneu
"Sayonara"
594Please respect copyright.PENANA0pd3WNf2Rn
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
594Please respect copyright.PENANAnWvwXdUjI1
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
594Please respect copyright.PENANAk0GyRu04re
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
594Please respect copyright.PENANAnu6eGbf4Er
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
594Please respect copyright.PENANA8dwQPdSBlc
"Sial! Kau membunuhnya"
594Please respect copyright.PENANAdtB2QFEahx
"Akkhhh"
594Please respect copyright.PENANApdFUppHfEZ
"Kau terlalu berisik abu abu!"
594Please respect copyright.PENANAFNj9P3PW09
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
594Please respect copyright.PENANAAT3R9yz7Qi
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
594Please respect copyright.PENANATHMKdvZ9LA
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
594Please respect copyright.PENANASf6dbeTzB3
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
594Please respect copyright.PENANAOUpRU6sNiM
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
594Please respect copyright.PENANAPbcF6pzIhr
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
594Please respect copyright.PENANAzpBX3qXuem
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
594Please respect copyright.PENANAmwJWz060eF
"Terima kasih Rina"
594Please respect copyright.PENANAYwATgfLa0W
594Please respect copyright.PENANA05gH0oqMEq
ns216.73.216.85da2