Keesokan harinya, Taro pergi ke kantornya dengan wajah berbinar-binar, seakan semua bebannya selama ini telah diangkut darinya. Ia langsung menuju kantornya, dan meminta Sekertarisnya untuk menyusun jadwalnya hari ini, sebelum bersiap untuk meninjau design baru yang dikirim para desainer perusahaannya untuk disetujui.
1821Please respect copyright.PENANAJ38V3Tv4dp
Taro bekerja dengan penuh semangat hari itu, hingga ia tanpa sadar telah menyelesaikan pekerjaannya hari ini lebih cepat dari waktunya. Memanfaatkan waktu luangnya, Taro kembali browsing di internet untuk mencari tahu lebih dalam tentang "cuckold" hingga sampailah dia di sebuah forum tentang orang-orang berfetish sama sepertinya berbagi pengalaman mereka memberikan istrinya ke pria lain.
1821Please respect copyright.PENANAYyFk0p3xSy
Taro sangat tertarik dengan cerita setiap orang yang ada di forum itu, ia juga meminta saran dan pendapat pada mereka untuk menambah pengetahuannya.
1821Please respect copyright.PENANAO6A7o6jReQ
"Sial, ternyata hal ini lebih dalam dari yang aku duga," gumam Taro seraya mengusap layar ponsel pintarnya. "Kira-kira siapa ya, pecundang pertama yang kubuat untuk meniduri Hitomi?"
1821Please respect copyright.PENANAXsCmzuMaV9
Dalam rasa bingungnya tiba-tiba Taro mendengar suara gelas pecah dari ruang sekertarisnya, selang berapa lama terdengar suara makian dari sekertarisnya pada OB yang tak sengaja menumpahkan kopi yang ia pesan ke lantai tepat di sampingnya hingga membuat jasnya kotor.
1821Please respect copyright.PENANAstOxcRd0vZ
"Dasar Babu! Kau tahu gak berapa harga jas ini! Gajimu saja tak akan cukup untuk menggantinya!" maki sekertaris Taro.
1821Please respect copyright.PENANAS9Tc0J4YMs
OB itu hanya menunduk tak berani melihat sekertaris Taro yang tengah memakinya, dihadapan semua orang sekertaris Taro mencaci maki dan merendahkan pekerjaan OB itu, dan menyuruhnya untuk menganti rugi.
1821Please respect copyright.PENANAfv0eOAzZT8
"Ada apa ribut-ribut!" kata Taro menengahi.
1821Please respect copyright.PENANAqfr8NsTXCl
Melihat Taro yang datang, sontak saja karyawan Taro langsung berpura-pura bekerja—padahal sebelumnya mereka sibuk menonton, dan melupakan pekerjaannya masing-masing.
1821Please respect copyright.PENANAIgzQkrR4EJ
"Rena, sudah jangan diperbesar lagi ... Berapa harga jasmu? Biar aku yang ganti," ucap Taro, meredakan amarah sekertarisnya yang bernama Rena itu.
1821Please respect copyright.PENANAyKmn8QQCiC
Rena sedikit lega, tapi dari raut wajahnya ia tampaknya masih marah pada OB itu. Setelah Taro janji akan menganti rugi jasnya, Rena pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sisa noda kopi yang termuncrat mengenai kemeja putih mahalnya.
1821Please respect copyright.PENANAN3MVWxFFLS
"Anda gak papa, kan Pak?" tanya Taro, sambil menepuk pundak OB yang berperawakan tambun itu. "Gak usah dibawa serius, Pak. Rena memang orangnya gitu ... Oh iya, Bapak orang baru ya di sini?"
1821Please respect copyright.PENANAjx9ZP0ADoW
OB itu mengangguk pelan, melihatnya yang tampak penurut dan tak berdaya membuat Taro tertarik padanya. Setelah hari itu, Taro mulai mengorek informasi pribadi OB baru yang bernama, Masao itu ... Seperti dugaannya, dia seorang pecundang. Dia drop out dari SMA karena dibully, dan menganggur selama 10 tahun sampai ia diusir dari rumah oleh keluarganya.
1821Please respect copyright.PENANA99zYA90A6h
Ia hobi bermain Pachinko, dan memiliki hutang dalam jumlah besar pada berbagai rentenir hingga ia sering berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari mereka. Setelah yakin tentang latar belakangnya, Taro mulai menyusun rencana untuk membuat Masao meniduri istrinya dengan sedikit ancaman dan dorongan.
1821Please respect copyright.PENANAWSaXev2H6S
*****
1821Please respect copyright.PENANAQmuX2YZ7y1
Suatu hari, Taro memanggil Masao untuk datang ke ruangannya sebelum ia pulang. Mengetahui hal itu Masao menjadi gugup, ia merasa tak melakukan kesalahan hingga membuatnya harus dipanggil bosnya yang baik itu.
1821Please respect copyright.PENANACssQxA4Uww
Setelah semua orang pulang, Masao datang sendirian menuju ruangan Taro untuk menghadapnya. Saat Masao tiba Taro tengah asik menatap layar laptopnya sambil mengenakan earplug tanpa kabel.
1821Please respect copyright.PENANAQ5NBcDjKPh
"Permisi Pak, saya datang," kata Masao dengan gugup.
1821Please respect copyright.PENANAzis4nYxkR9
Taro melepas earplugnya lalu berdiri dan mempersilahkan Masao duduk di depannya. Masao semakin gugup, ia tak tahu apa yang ada dipikiran Taro hingga terlihat seperti akan menginterogasinya.
1821Please respect copyright.PENANAoTSImENgg9
"Masao dari yang kutahu sepertinya kau memiliki banyak hutang, benar begitu?"
1821Please respect copyright.PENANA0OpDEvkce2
Masao menelan ludah, ia tak menyangka Taro akan menanyakan hal itu padanya, "Maaf Pak, benar Pak. Saya punya banyak hutang atas kesalahan saya di masa lalu, Pak." Jawab Masao jujur.
1821Please respect copyright.PENANArFnLiTGhTW
"Sepertinya itu merepotkan, kudengar kau dikejar-kejar penagih hutang karena itu. Kau tahu 'kan, perusahaan kita itu perusahaan terkemuka, jika ada hal yang mencoreng nama perusahaan itu tak bisa ditolerir."
1821Please respect copyright.PENANAXXS9Ldv03s
Masao langsung menunduk, dan membungkuk meminta maaf pada Taro.
1821Please respect copyright.PENANAxqu7LSHIwJ
"Maaf! Maafkan saya Pak, tolong jangan pecat saya! Saya tak tahu harus bekerja di mana lagi Pak, kalau Bapak pecat saya, Paman saya mungkin akan mengusir saya Pak! Tolong Pak!" mohon Masao.
1821Please respect copyright.PENANAfS81bCYcsq
Taro tertawa terbahak-bahak, hal itu semakin membuat Masao tegang dan tak dapat berkata-kata.
1821Please respect copyright.PENANAuTccglHKfZ
"Seperti yang kuduga! Kau memang pecundang Masao! Ahaha! Aku menyukaimu! Kau sempurna! Masao! Hahaha!"
1821Please respect copyright.PENANAte6sMcPO0I
"Pak!?"
1821Please respect copyright.PENANA0GZ8PiDT2T
"Tenanglah, Masao ... aku tak akan memecatmu, aku cuma mau memberimu pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaanmu saat ini."
1821Please respect copyright.PENANAnvdkahs06e
"Maksud Bapak?"
1821Please respect copyright.PENANAFrEBaJ7LD4
"Sebelumitu boleh aku bertanya? Apa kau punya pacar Masao? Dan sudah pernahkah kau ngeseks dengan wanita?"
1821Please respect copyright.PENANAKtnxJCQsq8
Masao terkejut mendengar pertanyaan vulgar Taro, dengan sedikit malu ia pun menjawab kalau dia belum pernah punya pacar sebelumnya, dan masih perjaka meski usianya sudah menginjak 36 tahun.
1821Please respect copyright.PENANA2IRh7XivRE
"Sempurna. Masao aku akan memberimu pekerjaan rahasia, pastikan kau menjaga mulutmu kalau tidak kau akan tahu akibatnya sendiri," kata Taro dengan ekpresi serius.
1821Please respect copyright.PENANA6PF5jnLot4
Perlahan Taro memutar laptopnya yang sedang terbuka, dan menunjukkan video wanita berdada besar yang tengah bertelanjang dada yang tengah mengapit sebuah penis besar di antara kedua payudaranya. Melihat hal itu sontak membuat Masao terkejut, namun rasa terkejutnya kalah dengan nafsunya begitu melihat betapa lihainya wanita dalam video itu memijat penis besar dengan kedua payudaranya.
1821Please respect copyright.PENANANHGY7Xrj2V
"Dia istriku, Hitomi. Bagaimana cantik 'kan?"
1821Please respect copyright.PENANAMPctuxOzI7
Masao tersentak, segera ia mengalihkan pandangannya dari video itu—takut kalau Taro akan marah padanya.
1821Please respect copyright.PENANAmisVoMOx0E
"Seksi kan istriku? Bagaimana menurutmu?"
1821Please respect copyright.PENANAZldyYpLqyI
"I-Iya, Pak istrimu sangat sexy," jawab Taro gugup sembari menutupi selangkangannya yang menyembul hanya karena potongan singkat video itu.
1821Please respect copyright.PENANAc1dwx4QCez
"Kau tahu Masao ... sepertinya aku itu seorang masokis. Kau tahu kan, aku suka saat istriku dilihat pria lain, dan sering membayangkannya tidur dengan pria lain saat bercinta dengannya."
1821Please respect copyright.PENANAVkKFs1cKKl
Masao menelan ludah mulai mengerti tentang 'Pekerjaan Rahasia' yang akan diberikan Taro padanya.
1821Please respect copyright.PENANApqGdFpbejp
"Maksud Bapak, Bapak mau aku meniduri istri bapak? Apa Bapak tak keberatan tentang hal itu?"
1821Please respect copyright.PENANA7WLnmdH29r
Taro tiba-tiba tersenyum dengan ekspresi cabul, "Benar ... Masao! Aku ingin kamu meniduri istriku! Dihadapanku! Dan mengacak-acaknya dengan penismu."
1821Please respect copyright.PENANASkbaUUxLm0