Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
7583Please respect copyright.PENANA2MkfABbKaO
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
7583Please respect copyright.PENANA2KdnIGnNbq
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
7583Please respect copyright.PENANAXD9YgFCeev
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
7583Please respect copyright.PENANAUuuAPliQmA
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
7583Please respect copyright.PENANAGzYncKcjla
“Sama – sama Bu.”
7583Please respect copyright.PENANAGzEwGHMLLM
***
7583Please respect copyright.PENANAL24Vg3SQkC
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
7583Please respect copyright.PENANAQzQgBb6FHj
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
7583Please respect copyright.PENANALLAYt4q9p6
***
7583Please respect copyright.PENANAbgVbzkV8h3
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
7583Please respect copyright.PENANARAdd6JQ88d
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
7583Please respect copyright.PENANAjMlLROk6h0
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
7583Please respect copyright.PENANAYPCkIQBmEA
***
7583Please respect copyright.PENANADIOMritX0I
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
7583Please respect copyright.PENANAolyudRWwKO
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
7583Please respect copyright.PENANAVsOdw0hjlk
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
7583Please respect copyright.PENANAOLo3xNOWnQ
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
7583Please respect copyright.PENANAp8y9BAoWdf
“Iya Bu.”
7583Please respect copyright.PENANAF8VLvGKkgz
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
7583Please respect copyright.PENANA4QI8wPG4uJ
“Iya.”
7583Please respect copyright.PENANA90UvvtOEci
***
7583Please respect copyright.PENANAxjHXikScrT
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
7583Please respect copyright.PENANA6xxFMYxhRJ
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
7583Please respect copyright.PENANAIpE5eyfWMx
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
7583Please respect copyright.PENANAK5jIx2pOxT
7583Please respect copyright.PENANAUQKXnJL0ub
***
7583Please respect copyright.PENANAQ8mIBqHeUW
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
7583Please respect copyright.PENANA5w4KOma7fu
***
7583Please respect copyright.PENANAzDoqlaDwGc
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
7583Please respect copyright.PENANAvOtFqTtWzC
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
7583Please respect copyright.PENANAdFXlRyTE3u
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
7583Please respect copyright.PENANA9Kh29ixsJm
“Pura – pura bagaimana Bu?”
7583Please respect copyright.PENANABR50RWvuYW
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
7583Please respect copyright.PENANA18S6FU0XfT
“Serius Bu?”
7583Please respect copyright.PENANA6crC39vQXT
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
7583Please respect copyright.PENANAdq8PUee4ho
“Baiklah.”
7583Please respect copyright.PENANAouu6baQoWN
“Ayo, kamu mulai.”
7583Please respect copyright.PENANAZ9ux9sBb0N
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
7583Please respect copyright.PENANAuOPlV3Mi9z
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
7583Please respect copyright.PENANAKBO0jLOWXv
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
7583Please respect copyright.PENANA5SosKBNCFM
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
7583Please respect copyright.PENANA7r8K6NvcNL
“Apa altVinatifnya Bu?”
7583Please respect copyright.PENANAiNPdnbISk8
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
7583Please respect copyright.PENANA7JSthVzYz7
“Menggantikan bagaimana?”
7583Please respect copyright.PENANAHYSH6feudN
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
7583Please respect copyright.PENANA3pY33hqxON
“Astagfirullah, tapi…”
7583Please respect copyright.PENANAz8cS5l2TzV
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
7583Please respect copyright.PENANAL5MbMiFEuu
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
7583Please respect copyright.PENANAVJyg6koNRP
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
7583Please respect copyright.PENANAa3lXXyjAyE
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
7583Please respect copyright.PENANAu6WSfYMdX5
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
7583Please respect copyright.PENANAmd4Myu1p15
“Ibu sudah lihat buktinya.”
7583Please respect copyright.PENANAk1wyE3rf5V
***
7583Please respect copyright.PENANAb2HDT98aoX
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
7583Please respect copyright.PENANArtwfORyRmN
Kini terasa sentuhan di perutnya.
7583Please respect copyright.PENANABoeLgho15w
***
7583Please respect copyright.PENANAhLlNf1V8ey
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
7583Please respect copyright.PENANAs70b0C6bGg
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
7583Please respect copyright.PENANAx9eQH1nhsP
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
7583Please respect copyright.PENANAapzPmtlrwM
***
7583Please respect copyright.PENANAQOeW0q4G4S
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
7583Please respect copyright.PENANAXIfBOnXobV
“Mah, ngapain Mah?
7583Please respect copyright.PENANAwx64JW0YfC
“Lepasin Dudung Bu!”
7583Please respect copyright.PENANAd0UfqL3bxm
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
7583Please respect copyright.PENANA2TtQEg6lf3
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
7583Please respect copyright.PENANAWULu6iyCcB
“Minta apaan mah?”
7583Please respect copyright.PENANAQhPp6sxgDb
“Minta ini dong.”
7583Please respect copyright.PENANAihjm6tbW6A
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
7583Please respect copyright.PENANA0GGTDCBhZC
“Sudah Mah, hentikan.”
7583Please respect copyright.PENANAxaJKub3olS
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
7583Please respect copyright.PENANAkRQI5QTCoc
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
7583Please respect copyright.PENANA5PEu7Y6Roe
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
7583Please respect copyright.PENANAju7mQQCONX
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
7583Please respect copyright.PENANAcq5cpUaAGa
“Iya Ma, Dudung mau.”
7583Please respect copyright.PENANAXeBk83crOl
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
7583Please respect copyright.PENANACvkr4bUj7r
“Iya Bu Fania.”
7583Please respect copyright.PENANAGYWifp75ZR
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
7583Please respect copyright.PENANAaVSPRbj6jv
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
7583Please respect copyright.PENANABORmK9NfZG