Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
12974Please respect copyright.PENANAHRuhzGw2kT
“Assalamualaikum.”
12974Please respect copyright.PENANAn1E6f547a1
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
12974Please respect copyright.PENANAGxIKm0ih8q
“Iya. Aduh…”
12974Please respect copyright.PENANAXAeufhk8Ka
“Kenapa sayang?”
12974Please respect copyright.PENANAQ285ySYW2p
“Cepet berlutut mah?”
12974Please respect copyright.PENANAL26Lr2r8FM
“Berlutut?”
12974Please respect copyright.PENANApXBp0EnSrG
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
12974Please respect copyright.PENANAz0FGvQOCcy
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
12974Please respect copyright.PENANApbnsK8M3yJ
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
12974Please respect copyright.PENANASuuNcGznRM
“Iya sayang.”
12974Please respect copyright.PENANAdYj4Ln7N9J
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
12974Please respect copyright.PENANAlowcAY1BDc
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
12974Please respect copyright.PENANAAdJyx2qXbe
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
12974Please respect copyright.PENANAnFFRFyLjwN
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
12974Please respect copyright.PENANA12KoyZGHN4
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
12974Please respect copyright.PENANA1rJczTytDy
“Masih ingin mah?”
12974Please respect copyright.PENANA3YL55gqHpL
“Iya sayang.”
12974Please respect copyright.PENANA45NtUxLRnf
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
12974Please respect copyright.PENANAGuVpxYnBwp
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
12974Please respect copyright.PENANABMZlBN10yp
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
12974Please respect copyright.PENANA4vCCdl2aKv
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
12974Please respect copyright.PENANAYdE2dVRQu6
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
12974Please respect copyright.PENANAfNFRCoLsuU
“Lepasin dong celana Vina mah.”
12974Please respect copyright.PENANAt4XR8MLAZJ
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
12974Please respect copyright.PENANAP3EzU1h4Cc
12974Please respect copyright.PENANApAnM9A0gxt
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
12974Please respect copyright.PENANAoHI8TGVGop
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
12974Please respect copyright.PENANAnJfuo87oV9
“Jilatin lagi mah!”
12974Please respect copyright.PENANARCNB40vCOR
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
12974Please respect copyright.PENANAbxsyI1OQFy
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
12974Please respect copyright.PENANAn0Aqhb004Y
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
12974Please respect copyright.PENANAJlohHSmGJU
***
12974Please respect copyright.PENANA5CmnV4X4Hk
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
12974Please respect copyright.PENANAaYVk59Ggtx
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
12974Please respect copyright.PENANAl6OnkfaC3t
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
12974Please respect copyright.PENANAIvyYHjtLg3
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
12974Please respect copyright.PENANA9ZTZjCfjxK
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
12974Please respect copyright.PENANAC2JjUYrxp1
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
12974Please respect copyright.PENANA9dfQNXJkBa
“Sengaja?”
12974Please respect copyright.PENANAWhaMQT8Bzd
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
12974Please respect copyright.PENANA0HwpdPjIPA
“Sini mah, bukain celana Fania!”
12974Please respect copyright.PENANAXVCvMTlG75
“Hah, digigit lagi?”
12974Please respect copyright.PENANA1k8gUpdwIk
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
12974Please respect copyright.PENANA0AHo15P3NH
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
12974Please respect copyright.PENANApcK26XfqtD
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
12974Please respect copyright.PENANAJQQYLr2Ihd
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
12974Please respect copyright.PENANA68UglihyOf
“Masa sih mah?”
12974Please respect copyright.PENANAdT8U4gnyfa
“Iya sayang.”
12974Please respect copyright.PENANAlm9O5gkuwZ
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
12974Please respect copyright.PENANAyVxgvuRfnZ
Vina menganggukan kepala?
12974Please respect copyright.PENANAjzwo2nkCUk
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
12974Please respect copyright.PENANAj44vxqlFIm
“Iya.”
12974Please respect copyright.PENANAAExYqYQNjw
“Iya apa?”
12974Please respect copyright.PENANA0ZRsCILMai
“Iya mau.”
12974Please respect copyright.PENANADX5Dkv9pMh
“Iya mau apa?”
12974Please respect copyright.PENANACmNM97hM7y
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
12974Please respect copyright.PENANAj8LtlNn5bx
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
12974Please respect copyright.PENANAFko5rU8CK9
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
12974Please respect copyright.PENANA5lWcjsRxlH
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
12974Please respect copyright.PENANAry43FPuhAe
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
12974Please respect copyright.PENANAIzvvrmV2t6
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
12974Please respect copyright.PENANAF5GpHmoQF4
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
12974Please respect copyright.PENANAZYXPwlwlwe
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
12974Please respect copyright.PENANAdT6s0zUlb8
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
12974Please respect copyright.PENANABdmNC9Nz8M
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
12974Please respect copyright.PENANA7UcXDaxoWF
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
12974Please respect copyright.PENANAfWJT0Fg4Sh
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
12974Please respect copyright.PENANAU2TTx5iKBf
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
12974Please respect copyright.PENANADyCNlJVVHd
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
12974Please respect copyright.PENANAdsc05kwDMH
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
12974Please respect copyright.PENANA8z6h3cQ1Xo
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
12974Please respect copyright.PENANAB56NneMuUh
***
12974Please respect copyright.PENANActBL2svXm7
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
12974Please respect copyright.PENANA1YoG3D5YrY
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
12974Please respect copyright.PENANAlH4T2ELSaY
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
12974Please respect copyright.PENANALkHike1Aqg
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
12974Please respect copyright.PENANAKS6HqCZIla
“Nanti mama main aja sama papa!”
12974Please respect copyright.PENANAW7tHTI1vv3
“Iya deh.”
12974Please respect copyright.PENANAbtqq91OVoU
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
12974Please respect copyright.PENANAe9LcWqGrU7
***
12974Please respect copyright.PENANAHgHKgjb9un
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
12974Please respect copyright.PENANAyikzfuZPHH
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
12974Please respect copyright.PENANAPvjkXA7BZa
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
12974Please respect copyright.PENANA1T6ZIEH8Xb
***
12974Please respect copyright.PENANAjmGJu7BLXh
“Papamu mulai jarang belai mama.”
12974Please respect copyright.PENANAFtEY6vBm5u
“Lho, emang kenapa Mah?”
12974Please respect copyright.PENANAfPfSorM9f0
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
12974Please respect copyright.PENANArcfFXpkjJN
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
12974Please respect copyright.PENANAONwFWacyEs
“Oke deh.”
12974Please respect copyright.PENANAEXQvTeIk7d
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
12974Please respect copyright.PENANAZbiFeJ4YDu
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
12974Please respect copyright.PENANAoX3chOBgiO
“Gerah sih pah.”
12974Please respect copyright.PENANAFdswto1Vip
“Kan malu kalau dilihat orang.”
12974Please respect copyright.PENANAgo5GqGHY4V
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
12974Please respect copyright.PENANA57QAcPm5mp
“Ya, terserah kamu saja.”
12974Please respect copyright.PENANA60jPcfMkGq
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
12974Please respect copyright.PENANAEgg4NuZFiK
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
12974Please respect copyright.PENANAvxokPXWpWa
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
12974Please respect copyright.PENANAYtrmKJSGky
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
12974Please respect copyright.PENANAKFtli4vjAD
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
12974Please respect copyright.PENANAqyjfgJ9StS
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
12974Please respect copyright.PENANArNnq05vQZA
***
12974Please respect copyright.PENANAWcw8nZNaQj
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
12974Please respect copyright.PENANAOdZyTF2VYD
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
12974Please respect copyright.PENANAC2vQT7ckXx
“Emang kenapa?”
12974Please respect copyright.PENANAYd2jRv6azt
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
12974Please respect copyright.PENANAy2MH0jkPRv
***
12974Please respect copyright.PENANA34MvgP09Es
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
12974Please respect copyright.PENANAQu2or5irjk
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
12974Please respect copyright.PENANAJhqzDR97iD
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
12974Please respect copyright.PENANAaYjTUif9Ry
***
12974Please respect copyright.PENANAt6XG2nr7HT
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
12974Please respect copyright.PENANAjBocXrCdMm
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
12974Please respect copyright.PENANAXvQ4bSFsOf
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
12974Please respect copyright.PENANATKRkAQg2oz
***
12974Please respect copyright.PENANAygEXUsZWFw
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
12974Please respect copyright.PENANAbsIjXvO9EX
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
12974Please respect copyright.PENANAvRLKobhGmv
“Seperti ini bagaimana?”
12974Please respect copyright.PENANAUIU7rQyaJM
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
12974Please respect copyright.PENANAQwLhmevo4w
***
12974Please respect copyright.PENANAqqCzODhAmx
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
12974Please respect copyright.PENANAjGL9xgVOxy
***
12974Please respect copyright.PENANAuh4Y1Grros
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
12974Please respect copyright.PENANAF9bFJWbWfD
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
12974Please respect copyright.PENANAncp4hazenI
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
12974Please respect copyright.PENANAdZM7fxet5G
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
12974Please respect copyright.PENANARAR1tkRHbk
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
12974Please respect copyright.PENANAOC26G3YF0J
“Iya.”
12974Please respect copyright.PENANAg0yeLpMCzO
***
12974Please respect copyright.PENANAem44aslGr5
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
12974Please respect copyright.PENANAejymwT44T6