Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOgZzSZ7ga
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdXqgdeFb71
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi1zCWEwvlR
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSpVicPveWv
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRptJ1MxNU
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcw45GQCTnF
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjufQiV51F
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0FjW5BLyL
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgABF95zO6l
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Vw8PPDctU
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXIYpYvDe4
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTK4DdaZ5q
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKQgIscZJX
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjCorrNCdo
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YNbswmh2S
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQXUxDR06M
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoZiSEwmS0
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsuYUQvrgBJ
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡta1wqU9z01
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfarNwAnC2
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwWL7M3BZOd
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIePvdYnca
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6RRhlAHTRp
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCr83eEg1Ha
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRSTknV3an
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLkC8E5vgJ1
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rtQTXpxcV
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡscTdoJbeQn
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBuE6p6Z2W
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIq366m3pa
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yHP5w6M8q
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYV8HAllO0i
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpcLR9tfat
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoTvvw84CI
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqXFbITcUd
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGhXdhtmmec
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2UkQMFi19
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1AR5vbYNh
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJxcLA7vxM8
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHnSitWnTa
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCs6T3OwdYS
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvx7cwyPuLA
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2k1Lt0HjE
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqpjxtQ8ItN
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLrC1NckVj
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9s7qO2km2
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRVbvrB2b4E
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFt9Dp4UfLc
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhZ6ePaFmsk
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8ryqSDls4
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYpHWDJ5r9
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTd1vP7UB6p
“Terus?!”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdVvYsfA8IS
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGVUkO5r2i8
“Gue?!” seruku kaget.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1qMiiXUNqj
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkr4Nuxlwql
“Terus?”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCeaJlVEHrd
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlevsdPLTz
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYwhIgv5SY
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGeNLsa1jT
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmIPo0uVx9
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBFCGhEpDA
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ60LEysMXx
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQC9RUrYZxf
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZunuD9lp1
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXkm9WRWEV
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX7DH2t97Ls
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgRqfeUt97j
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Y2e8jGaMo
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHvILbY2Fwj
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcE7OcmmXpC
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXftGWUMBG
Iya. Tante tunggu ya
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJBPzIC6ey5
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojdaVo7cw4
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJbAv733lV
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmGUY9osmW
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1GZB22a7H
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6W2DqeXzh6
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXlspDZVqf2
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHUMFIDgPX
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72aWCKnslV
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUth8fPDBJa
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3czddBHXgC
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZv7TT0Ui42
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADOxJ0KINa
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
15475Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvihs4727zt
