Author: Ihsan Iskandar
593Please respect copyright.PENANApS38vacm7D
"SUDUT PANDANG KEDUA"
593Please respect copyright.PENANAOe3PXuYf7U
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
593Please respect copyright.PENANAEHsr4SILeR
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
593Please respect copyright.PENANAWpbeQ9a143
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
593Please respect copyright.PENANAYYIlBcRdWM
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
593Please respect copyright.PENANAK0GLK6Vz2a
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
593Please respect copyright.PENANAw7V0laMEEX
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
593Please respect copyright.PENANAgF2lyxLMaG
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
593Please respect copyright.PENANAWFDyB0jRuk
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
593Please respect copyright.PENANA9Onc5xE6e0
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
593Please respect copyright.PENANAOM9JJNFXMj
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
593Please respect copyright.PENANAFNnaSXbM7W
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
593Please respect copyright.PENANAamBkZ3cuB8
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
593Please respect copyright.PENANAtVAaWpYj8u
"Ehh... dimana ini??"
593Please respect copyright.PENANAly26WE8OBA
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
593Please respect copyright.PENANAxdCV3NRsnL
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
593Please respect copyright.PENANAfKKUgMUS7k
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
593Please respect copyright.PENANAKEaIKBEV5W
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
593Please respect copyright.PENANA3D9esSBRSv
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
593Please respect copyright.PENANAPZHJL25OIA
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
593Please respect copyright.PENANAagGFdKUlTZ
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
593Please respect copyright.PENANAC0H8TvnCw9
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
593Please respect copyright.PENANAERbHqDxt6J
"Sayonara"
593Please respect copyright.PENANAIQQrhyCs7g
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
593Please respect copyright.PENANAjTZivYQR0M
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
593Please respect copyright.PENANA62ZW5Gv9pm
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
593Please respect copyright.PENANAuK3LOb9bkl
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
593Please respect copyright.PENANAY6DzQ9wLHB
"Sial! Kau membunuhnya"
593Please respect copyright.PENANA07bxTFR6dU
"Akkhhh"
593Please respect copyright.PENANAX6vdkJmVPk
"Kau terlalu berisik abu abu!"
593Please respect copyright.PENANAPL7CWEP23K
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
593Please respect copyright.PENANAb5Rr0AFoPt
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
593Please respect copyright.PENANATntO1EHZdL
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
593Please respect copyright.PENANAzo8ejUCrjI
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
593Please respect copyright.PENANAXb2CN17WrI
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
593Please respect copyright.PENANAOfjL9UPJ7Y
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
593Please respect copyright.PENANAe2uJDSTDFA
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
593Please respect copyright.PENANAIRvKxl1lWV
"Terima kasih Rina"
593Please respect copyright.PENANAy8NG7IwLl3
593Please respect copyright.PENANAyQ6bxIJt37
ns216.73.216.85da2