Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcB8DiEPIAf
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHiKurxTk4
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B8RTI1csn
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEoUCEo4yOl
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBEqzhkTrB
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Z8t8umgmf
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk2TvuvadzX
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5tyVDsJua
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4NbnYhqh5
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipwN6Mh7I0
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJ3YFv9QWd
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH0wCEXisgX
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7Yzt3MZZK
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAiP3nZLfCg
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJfrwFpTKSt
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9tedJUOluF
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzA6jgFqTyZ
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvPmJ67RcZ
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡai6y72uCKu
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZdU0zdbLZ
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8p6LBDxbf
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnyP4DLRTE
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡni0dBVzZCE
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzNbacMsdc
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37VVkRccnI
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsOnZhh3BEo
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8E7u6AKGpx
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdq9XwseEEM
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMiwRPGtkiK
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4oj4UO2u8
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIAehO1rdL
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnaGatMvVYv
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAigD5blKB
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ36iqzUM6XW
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOWR4ypBTm
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQjt1BlK5d
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo3MkxNfeso
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fVc02l2MU
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhhnRZ7BXu
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMSmFWwcsJ
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnvUN2lthU
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRWLdDGGe6
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgvpZEJfCu
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbjyExLLBt
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqVGET1hnd
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOetshrI9v8
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBuXtTvJ4u
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujOLGqAE7w
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJo7eQLsMq
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bPQGK84RE
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOSEO53MPc
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIG1ypCdnHS
“Terus?!”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIG4KE1V4bd
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTBlI6ZjZK
“Gue?!” seruku kaget.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhiOgbZk4X
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObrVlWddoy
“Terus?”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO0rQ8f1DFo
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrBQPA2lLDs
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeeEV8xwaG1
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU47bYwR6Ok
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGI1OsfUcn
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSiaHBHBbRf
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9giMXDCfpI
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKUWIs4WlA
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDaOQr3k0d
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcaNjk2Uf0J
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXdEafoHVo
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7LAl65OLX
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21fe4Tmp7Y
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDruvPNID8
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFz606uDrlS
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnR6W7Nr0C
Iya. Tante tunggu ya
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf9HnakcbSe
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWNuKbsUFn
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAeDd5fheU
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIySuFDOhg0
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtN6THEl3tf
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyeKF2Zqnlo
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11jt84mi47
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUqNZaav2X
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1UHezmuwp
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFWLXd0PWD
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGaxXIsAXg
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Pku462J94
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjmBUjULIq
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
18247Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLv8DsC9CUZ
