Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
14822Please respect copyright.PENANAwNC18tZQRZ
“Assalamualaikum.”
14822Please respect copyright.PENANARg3Po2ivoj
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
14822Please respect copyright.PENANAsNkgLhdxgR
“Iya. Aduh…”
14822Please respect copyright.PENANArwLjvAzPwz
“Kenapa sayang?”
14822Please respect copyright.PENANAVlhpACAIzM
“Cepet berlutut mah?”
14822Please respect copyright.PENANAKCX1a5K1xW
“Berlutut?”
14822Please respect copyright.PENANAkhDJWblQUY
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
14822Please respect copyright.PENANALVH57Mn270
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
14822Please respect copyright.PENANAEkBMcBSNYe
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
14822Please respect copyright.PENANAGcSAXG2B1n
“Iya sayang.”
14822Please respect copyright.PENANA4MBPpunG5y
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
14822Please respect copyright.PENANA9BpQjNGetA
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
14822Please respect copyright.PENANA3PeBdAGMoa
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
14822Please respect copyright.PENANAiQyaYOsGSu
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
14822Please respect copyright.PENANATxZfHIuKGc
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
14822Please respect copyright.PENANASRTTsBYkOI
“Masih ingin mah?”
14822Please respect copyright.PENANAgexz36x9JB
“Iya sayang.”
14822Please respect copyright.PENANAtpQVzaBm8M
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
14822Please respect copyright.PENANAhpr0E8dVXf
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
14822Please respect copyright.PENANA6IxWdgdc01
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
14822Please respect copyright.PENANAcQsvYg7Z1F
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
14822Please respect copyright.PENANAaVqsvqqsU7
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
14822Please respect copyright.PENANAf96p1ZGjXN
“Lepasin dong celana Vina mah.”
14822Please respect copyright.PENANAUBJWcj3Ymr
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
14822Please respect copyright.PENANAGeVVYLyqzx
14822Please respect copyright.PENANAj8LNrMRqtg
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
14822Please respect copyright.PENANAYqFenDmUc8
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
14822Please respect copyright.PENANACsh251z5gL
“Jilatin lagi mah!”
14822Please respect copyright.PENANAOvjrFVvP0i
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
14822Please respect copyright.PENANAnM9nRnIOcn
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
14822Please respect copyright.PENANAO8QTUsnBJt
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
14822Please respect copyright.PENANAjoeDyTilnZ
***
14822Please respect copyright.PENANA8RnOzHR96J
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
14822Please respect copyright.PENANAIZUeMPPl1P
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
14822Please respect copyright.PENANAOuRx47T7Di
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
14822Please respect copyright.PENANA2kFVhAgvo7
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
14822Please respect copyright.PENANA9HgpnHqG8R
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
14822Please respect copyright.PENANAJHCxfZwQCI
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
14822Please respect copyright.PENANAYFgpDOXCxN
“Sengaja?”
14822Please respect copyright.PENANASmIxiYyguj
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
14822Please respect copyright.PENANAm5obyxlzpe
“Sini mah, bukain celana Fania!”
14822Please respect copyright.PENANAdnUZuOZ4r4
“Hah, digigit lagi?”
14822Please respect copyright.PENANAgEowmK6X5A
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
14822Please respect copyright.PENANA9isQ2CvYK6
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
14822Please respect copyright.PENANAyecLaCXTQi
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
14822Please respect copyright.PENANAXZu3WZrUi2
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
14822Please respect copyright.PENANA1ioKo2w67w
“Masa sih mah?”
14822Please respect copyright.PENANArBkxSjZXJI
“Iya sayang.”
14822Please respect copyright.PENANA0IPnT01w35
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
14822Please respect copyright.PENANAUzC3nZ8JAy
Vina menganggukan kepala?
14822Please respect copyright.PENANAwWzjGnb1ad
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
14822Please respect copyright.PENANAeBnK55p11F
“Iya.”
14822Please respect copyright.PENANALKeJ4Aw2kH
“Iya apa?”
14822Please respect copyright.PENANAPoQvoYaVAo
“Iya mau.”
14822Please respect copyright.PENANA4Op0OBjG86
“Iya mau apa?”
14822Please respect copyright.PENANARyvVBaO2Lx
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
14822Please respect copyright.PENANAxguzur358X
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
14822Please respect copyright.PENANAkZ9NasmG3u
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
14822Please respect copyright.PENANASPQ4X7gyHo
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
14822Please respect copyright.PENANA7AwnM70DpB
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
14822Please respect copyright.PENANAhS0IJ5Dq8S
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
14822Please respect copyright.PENANA3OGnMh325R
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
14822Please respect copyright.PENANAIztfCJ6hYz
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
14822Please respect copyright.PENANAIiXxa1MtAa
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
14822Please respect copyright.PENANAoyN7rd6dhZ
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
14822Please respect copyright.PENANAn6Whgg5f4T
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
14822Please respect copyright.PENANAvdJViuAlQs
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
14822Please respect copyright.PENANAcMNTXzo4gn
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
14822Please respect copyright.PENANAmLeh3oXvV6
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
14822Please respect copyright.PENANAk0btzbD81J
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
14822Please respect copyright.PENANAA2qA0VRyRi
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
14822Please respect copyright.PENANAn3zx3rkSdG
***
14822Please respect copyright.PENANAhzqJymWBGU
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
14822Please respect copyright.PENANACbBidqxMaT
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
14822Please respect copyright.PENANAJQDY5WHCU0
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
14822Please respect copyright.PENANAVrduu4DJHl
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
14822Please respect copyright.PENANAhFNzfQm3rG
“Nanti mama main aja sama papa!”
14822Please respect copyright.PENANAwUCPHcpPZk
“Iya deh.”
14822Please respect copyright.PENANAlSnGjkq6xT
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14822Please respect copyright.PENANAzzicpRRCLE
***
14822Please respect copyright.PENANATGTdXX3OSH
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
14822Please respect copyright.PENANAxqZJUECzwV
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
14822Please respect copyright.PENANAVRgk2DhK7J
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
14822Please respect copyright.PENANADKfddXojck
***
14822Please respect copyright.PENANAWD9ovhqdgQ
“Papamu mulai jarang belai mama.”
14822Please respect copyright.PENANAxLVuYswd8h
“Lho, emang kenapa Mah?”
14822Please respect copyright.PENANAfXQZlXPW7B
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
14822Please respect copyright.PENANAu952ElyRsb
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
14822Please respect copyright.PENANAPexZETlA8V
“Oke deh.”
14822Please respect copyright.PENANABMXoeKUkKZ
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
14822Please respect copyright.PENANACXsLafO7Ev
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
14822Please respect copyright.PENANAEkruFrBwOv
“Gerah sih pah.”
14822Please respect copyright.PENANAk2T97abZT6
“Kan malu kalau dilihat orang.”
14822Please respect copyright.PENANAG7Adr31RaU
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
14822Please respect copyright.PENANAbEH9EOaHO7
“Ya, terserah kamu saja.”
14822Please respect copyright.PENANAm94qzFyh0k
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
14822Please respect copyright.PENANA1OW3IUQ6kr
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
14822Please respect copyright.PENANAJEGS64vyEC
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
14822Please respect copyright.PENANArf716iGS2P
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
14822Please respect copyright.PENANA3QITd4hGh8
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
14822Please respect copyright.PENANABIUycttCiz
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
14822Please respect copyright.PENANAvniEquzSFb
***
14822Please respect copyright.PENANA5pGi7iSzfz
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
14822Please respect copyright.PENANAbtpKkvvpr2
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
14822Please respect copyright.PENANAvVQuoksz4A
“Emang kenapa?”
14822Please respect copyright.PENANAsqqAeD3X57
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
14822Please respect copyright.PENANAPAC7IaY4tO
***
14822Please respect copyright.PENANAovjusuPNPC
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
14822Please respect copyright.PENANAFOK5R6ZrnY
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
14822Please respect copyright.PENANAyRD154K3QN
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
14822Please respect copyright.PENANAJ0n8w4RKQe
***
14822Please respect copyright.PENANAKRp0Cf7bII
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
14822Please respect copyright.PENANACK0wFCVbWA
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
14822Please respect copyright.PENANAJKF0ryNHSw
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
14822Please respect copyright.PENANAhTGRn6TVu0
***
14822Please respect copyright.PENANAbRFoLrxyXk
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
14822Please respect copyright.PENANAgGq9XnMYgz
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
14822Please respect copyright.PENANAh8oLX8pe3p
“Seperti ini bagaimana?”
14822Please respect copyright.PENANAsaCkXPnwKE
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
14822Please respect copyright.PENANAXo03zIbUvb
***
14822Please respect copyright.PENANAf2ncg0PkIF
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
14822Please respect copyright.PENANAdjzRON5Vxt
***
14822Please respect copyright.PENANABcCIWXCBQP
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
14822Please respect copyright.PENANAqnG8RKf4Lg
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
14822Please respect copyright.PENANAaNyPilMgCO
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
14822Please respect copyright.PENANAj43uz7DCdk
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
14822Please respect copyright.PENANAmr7Bcln0IU
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
14822Please respect copyright.PENANAIR8MFecJhw
“Iya.”
14822Please respect copyright.PENANAa2B9CEyEhs
***
14822Please respect copyright.PENANANTQjXbvx3h
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
14822Please respect copyright.PENANAmfefvy1f99