Ibu Gila
25167Please respect copyright.PENANAfpNmVBNY0m
Fania duduk di pematang sawah yang kering akibat kemarau berkepanjangan. Di depannya terlihat ibunya yang sedang kencing tanpa malu dan atau mencoba menutupi kegiatannya. Mau tak mau, Fania melihat urin yang keluar dari selangkangan mamanya.
25167Please respect copyright.PENANAoKYgiQxARQ
Teriknya matahari membakar wajah dan atau kulit Fania. Juga membuat tenggorokan Fania kering. Selain ibunya, Fania juga sering melihat tante dan bahkan kakaknya kencing di hadapannya. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
25167Please respect copyright.PENANAQQXTMdy2cK
Kini Fania telah memiliki anak bernama Vina. Seorang siswi menengah pertama yang sudah mulai mens sedari dasar. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
25167Please respect copyright.PENANAXOxuxH1okE
Fania memilah isi keranjang pakaian kotor putrinya lantas mengeluarkan cd kotor putrinya. Fania hirup aromanya. Terlihat secuil bercak kekuningan yang lantas Fania jilat dan hisap meski tidak mengeluarkan tetesan.
25167Please respect copyright.PENANAElwytGnqlS
Setelah dirasa puas, Fania mengambil cd putrinya lantas ke kamarnya dan mengunci pintu. Setelah terkunci Fania langsung merebahkan diri di lantai tanpa pusing – pusing ke kasurnya. Fania kembali menikmati cd putrinya itu.
25167Please respect copyright.PENANAx1aTH5LdPE
“Kenapa bersih amat sih membersihkan memeknya?” batin Fania sambil menghirup aromanya.
25167Please respect copyright.PENANApHt4S2GJr2
Saat tangan kiri memegang cd putrinya, tangan kanan Fania langsung menyusup ke dalam cdnya sendiri lantas mengelus – elus klentitnya sendiri. Elusan tangan di kelentitnya membuat Fania cepat keluar. Aneh, padahal saat bercinta dengan suaminya, Fania tak pernah keluar secepat ini.
25167Please respect copyright.PENANACjIVfFgamJ
Meski telah keluar, namun Fania merasa belum puas seutuhnya. Dengan enggan, Fania kembalikan cd putrinya ke keranjang sebelumnya. Saat di kamar putrinya, Fania melihat wadah tissue yang kosong. Fania lantas ke warung dengan maksud membeli tissue.
25167Please respect copyright.PENANAm1Paf25Ca4
Baru saja melangkah dengan pasti keluar pintu rumah, Fania dikejutkan oleh seorang kakek yang memegang tongkat di tangan kiri sedang tangan kanan dalam posisi meminta.
25167Please respect copyright.PENANApM16xqD2ue
Fania tidak merasa iba, namun tangannya tetap memberi recehan.
25167Please respect copyright.PENANAwPUGXt8XqI
“Terimakasih bu, semoga rezekinya semakin banyak dan segala maksud dan tujuan tercapai.”
25167Please respect copyright.PENANAKz05j8g2PD
“Iya, sama – sama kek.”
25167Please respect copyright.PENANAaz6tYU5jD9
Di perjalanan, tiba – tiba Fania merasa mendapat wangsit yang mengatakan agar Fania membeli Tisu yang banyak.
25167Please respect copyright.PENANA6pxGVKfuRP
“Wah, jangan – jangan ini efek sedekah kali?” batin Fania.
25167Please respect copyright.PENANARpEzFg0cyx
Di rumah, tisu yang banyak itu Fania ambil satu bungkus lantas ditaruh di kamar putrinya. Sisanya Fania ambil dan diremas hingga membentuk bola. Bola–bola tisu itu lantas disumpal ke jalur pembuangan di kamar mandi.
25167Please respect copyright.PENANAcVzz2fCPhO
Setelah selesai menyumpal, Fania sabar menanti kepulangan putrinya.
25167Please respect copyright.PENANAWUcZAp8THz
“Assalamualaikum.”
25167Please respect copyright.PENANAwkYaaRyzIc
“Waalaikumsalam. Ayo makan dulu, udah mama siapin perkedel buat kamu.”
25167Please respect copyright.PENANAezXhJvstTL
“Asik. Wah, ini ada kelapa muda siapa nih mah?”
25167Please respect copyright.PENANA1KPO4GObrw
“Siapa yah? Siapa lagi kalau bukan buat kamu.”
25167Please respect copyright.PENANAsnCrgXWA0P
Vina makan dengan lahap, tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Dulu Fania suka menyuruhnya untuk langsung ganti pakaian, namun Vina jarang menurut. Akhirnya Fania biarkan saja.
25167Please respect copyright.PENANAW33ls7CKCI
“Gimana sekolahnya sayang?”
25167Please respect copyright.PENANAtHRLR4Qb5v
“Gak gimana – gimana mah. Ini beli di mana sih mah, air kelapanya banyak bener. Dagingnya malah sedikit.”
25167Please respect copyright.PENANACBFlC4t6Jm
“Tadi ada yang lewat. Tumben kamu sudah pulang jam segini.”
25167Please respect copyright.PENANAzHwa6LiBsO
“Yah mama, pulang jam segini dibilang tumben. Giliran telat setengah jam aja dimarahi.”
25167Please respect copyright.PENANA0YXbW2HOcw
25167Please respect copyright.PENANAAHZ072M75A
“Namanya juga orangtua. Wajar kalau cemas. Apalagi zaman sekarang.”
25167Please respect copyright.PENANA8MK445QiLK
“Emang kenapa kalau zaman sekarang mah?”
25167Please respect copyright.PENANAUM6NDx0tgJ
“Mama takut kamu dibawa temen terus diapa – apain.”
25167Please respect copyright.PENANA4WTcOPgudv
“Diapa – apain bagaimana?”
25167Please respect copyright.PENANA7AhuAXTGzP
“Mama takut kamu diculik sayang.”
25167Please respect copyright.PENANAHdyfarfsK5
“Mama mah gitu aja ngomongnya. Bukannya ngomong yang baik – baik. Ya udah, biar gak ada yang nyulik, ntar – ntar pulangnya minta dianterin temen deh.”
25167Please respect copyright.PENANAqHr2FjfXX8
“Temen siapa? Pacar? Kamu belum boleh pacaran, masih kecil.”
25167Please respect copyright.PENANA7pDlVyqHfH
“Emang kenapa mah? Temen aja udah banyak yang pacaran.”
25167Please respect copyright.PENANAbW6feBzpy9
“Pokoknya gak boleh.”
25167Please respect copyright.PENANAdRZzJRCmJN
“Ya udah, Vina mau kerjakan pr dulu di rumah temen.”
25167Please respect copyright.PENANA8L7EwMWIek
“Temen siapa?”
25167Please respect copyright.PENANAC8M1zLE9e7
“Sukma mah.”
25167Please respect copyright.PENANAlqd4mEnNTn
“Ganti dulu pakaiannya.”
25167Please respect copyright.PENANA5wDaTmWlxu
“Iya dong mah.”
25167Please respect copyright.PENANAmUjpKxmwfY
@@@
25167Please respect copyright.PENANAmMlDHb7tiW
“Mah, kayaknya kamar mandinya mampet tuh.”
25167Please respect copyright.PENANAKz00KgHBjJ
“OH gitu? Ya udah ntar nunggu papa dibetulin deh.”
25167Please respect copyright.PENANA1HTprTsFGu
“Oh, yang udah Vina pamit dulu ya. Assalamualaikum.”
25167Please respect copyright.PENANAgJ9001OvPE
“Waalaikum salam.”
25167Please respect copyright.PENANAxi5LYBHxVI
Begitu putrinya keluar, Fania langsung melepas busana hingga tiada sehelai benang pun menempel di tubuhnya. Fania lantas beranjak ke kamar mandi. Di kamar mandi terdapat genangan air agak kekuningan campuran urin anaknya dengan air.
25167Please respect copyright.PENANArTUx6Mo2C7
“Untung gak kencing di kloset,” batin Fania.
25167Please respect copyright.PENANAQhDOPJNCKh
Fania lantas berlutut dan kedua tangannya menyentuh lantai. Mulutnya mulai minum mencicipi. “Ohhhh…” lenguh Fania. Lantas kembali minum. Tangan kanan Fania mulai mengelus klentitnya. Elusan dan tegukan membuat Fania keluar dan kembali melenguh. “Ohhh…”
25167Please respect copyright.PENANAWuOyfT8yhX
Tubuh Fania mengejang hingga membuatnya tak tahan berlutut. Fania berbaring di lantai dan langsung terpaku saat melihat wajah putrinya yang terlihat jijik.
25167Please respect copyright.PENANAdkkB9OhZTl
Saat mata Fania mulai berkedip, putrinya melangkah pergi. Dapat Fania dengar suara pintu depan yang ditutup dengan keras.
25167Please respect copyright.PENANALzDegEnVXu
* * *
25167Please respect copyright.PENANAhIGQJMoTQ1
“Vina mana mah?”
25167Please respect copyright.PENANAzSVaR2tcuM
“Lagi kerja kelompok pah di rumah sukma.”
25167Please respect copyright.PENANAnlfTSHNQyv
“Sampai jam segini?”
25167Please respect copyright.PENANA0bj7DLJF2f
“Iya. Katanya juga mau sekalian nginep.”
25167Please respect copyright.PENANAfrRJeIts05
“Tumben mama izinin.”
25167Please respect copyright.PENANAgbAkjRKxMr
“Iya pah, mama juga mesti belajar memberinya tanggung jawab. Lagian dia juga udah mulai gede.”
25167Please respect copyright.PENANA7aUSZEyxQr
“Wah, ada apa nih tumben – tumbenan.”
25167Please respect copyright.PENANARcmpQtq1vV
Setelah meluangkan waktu di tempat pemakaman umum setempat, Vina mulai memikirkan langkah yang akan diambil. Memang, saat butuh ketenangan, Vina lebih memilih menyepi di tempat pemakaman umum.
25167Please respect copyright.PENANAqnBCTUO9eQ
Sekitar jam sembilan malam, Vina datang tanpa dendam, dia terima keadaannya.
25167Please respect copyright.PENANAUBnKSELt4j
“Lho, katanya mau nginep di rumah temen, kok gak jadi?”
25167Please respect copyright.PENANAPvAA40Ld5l
Vina diam menyadari pertanyaan mama. Setelah menebak arah pembicaraan, maka Vina pun buka mulut, “Iya, gak jadi mah, males ah.”
25167Please respect copyright.PENANAHGBv98Xr6H
“Betul itu, apalagi ayah tidak setuju kamu bermalam di rumah teman.”
25167Please respect copyright.PENANAjfvPApSFFn
“Iya yah. Vina tidur dulu.”
25167Please respect copyright.PENANAhteink5RxX
***
25167Please respect copyright.PENANANyxUZEbOst
Fania mendesah gelisah saat sedang digauli oleh suaminya. Bahkan hingga suaminya tidur, pikiran Fania masih melayang menyadari ketenangan anaknya.
25167Please respect copyright.PENANA3QMJfEkl9Q
***
25167Please respect copyright.PENANAdCVCDzhKNL
Sekitar dua minggu Fania menderita akibat anaknya tidak berbicara dengan dia. Namun, Fania tak berani berbicara lebih dahulu.
25167Please respect copyright.PENANAnm334DWCGV
“Cukup satu kata, kenapa?”
25167Please respect copyright.PENANAb76mrNNWmb
Fania paham akan maksud dan tujuan dari pertanyaan putrinya itu. “Kehidupan rumah tangga, meski terlihat bahagia tapi tetap membuat mama stress. Memang kadarnya tidak separah orang lain. Tetap saja, keinginan untuk membahagiakan suami dan melihat kamu sukses terkadang membuat urat syaraf mama menegang.
25167Please respect copyright.PENANA2TyShkeJPu
“Namun, saat mama mencium aromamu, aroma pakaianmu, mama merasa mendapat pelarian dari stress dan tuntutan kehidupan. Mama seperti mendapat wangsit, keseimbangan, nilai plus dan min.
25167Please respect copyright.PENANAQfz33pJAsP
“Mama merasa plus mama terpenuhi saat menjalankan peran sebagai seorang istri dan atau ibu. Lantas, mama merasa min mama terpenuhi saat mama melakukan apa yang, mungkin bagi orang lain, kotor.”
25167Please respect copyright.PENANAqF2A8EPWot
Hening.
25167Please respect copyright.PENANAWzS9Rlcyor
Hening..
25167Please respect copyright.PENANAM1IRsEUoWj
Hening…
25167Please respect copyright.PENANAk1nyYtcmz1
“Kalau memang itu yang mama mau, biar Vina bantu mama mengekspresikan diri tanpa khawatir akan penilaian dari Vina. Itu juga kalau mama setuju.”
25167Please respect copyright.PENANARilDzxa7eH
“Maksudmu apa?”
25167Please respect copyright.PENANAVSn5UQFHSm
Tangan Vina lantas mengelus kepala mama. Fania diam saat kepalanya dielus putrinya. Saat elusan sedikit menggenggam, maka kepala Fania mengikut langkah tangan putrinya. Fania kini berlutut seiring dengan tekanan pada kepalanya. Tanpa Fania sangka, kepalanya masuk ke dalam rok pendek yang dipakai putrinya hingga wajahnya mengenai celana dalam putrinya.
25167Please respect copyright.PENANAc0zoHHfzZG
“Minum semua mah, hisap dan jilat kalau perlu!”
25167Please respect copyright.PENANALpXhaDnYgw
Sebelum benar – benar mengerti perkataan putrinya, tiba – tiba wajah Fania basah oleh urin yang merembes dari celana dalam putrinya. Setelah paham, Fania membuka mulut dan berusaha membuat urin putrinya masuk ke mulut. Setelah tak ada lagi aliran urin yang keluar, Fania meneguk hingga habis. Karena masih basah, celana dalam putrinya dihisap oleh Fania.
25167Please respect copyright.PENANAz6FBjQa6Ks
“Enak. Terus jilat… Oh… Buka mah, buka cd Vina!”
25167Please respect copyright.PENANATB644DqmJu
Fania menurut. Dengan tangannya Fania menurunkan CD putrinya hingga lepas. Setelah itu, kepala Fania kembali dibimbing menuju ke selangkangan putrinya.
25167Please respect copyright.PENANAhP9RPdsD2V
“Bersihin dong mah”
25167Please respect copyright.PENANA52u7O9DUBI
Jilatan Fania semakin semangat saat kepalanya dielus – elus.
25167Please respect copyright.PENANAOj1C8Re3KF
“Enak mah… Terus jilat… ahhh… disana mah… ah…”
25167Please respect copyright.PENANAsxiigc4jgc
Fania menghentikan jilatan saat putrinya orgasme. Fania biarkan tubuh putrinya menikmati hasil dari jilatannya.
25167Please respect copyright.PENANAfEi70L5sRB
“Sudah mah ah, capek. Fania mau rebahan dulu.”
25167Please respect copyright.PENANApH9YZ0ZImZ
“Iya nak.”
25167Please respect copyright.PENANACBsjGTkaYE
Fania senang akhirnya putrinya mau berbicara dengannya. Fania senang akhirnya putrinya mau memenuhi keinginannya. Fania senang akhirnya apa yang dilakukannya kembali diulangi oleh putrinya.
25167Please respect copyright.PENANAECKuVOMy0c
Jika dan hanya jika putrinya mengelus kepalanya, maka Fania pasrahkan kepalanya dipandu oleh tangan kecil putrinya.
25167Please respect copyright.PENANAJ3FHDcBjWy