Tak terasa hari hari pun berganti, hari ini adalah hari ulang tahun dari pembantunya itu. Seperti biasa, Johan pun pergi karna ada urusanya, memang Sebagai Pendeta, Johan sangat sering pergi untuk melayani para Jemaatnya, kadang ada yang melangsungkan pernikahan, kadang ada yang kedukaan, kadang ada acara syukuran dan yang lainnya.
158Please respect copyright.PENANAK6uMiQaTTX
158Please respect copyright.PENANAqByRH5nSbB
Sekitar jam delapan malam akhirnya Johan pulang ke rumahnya, sebelumnya Johan tentu saja sudah menyempatkan diri untuk membelikan kue ulang tahun untuk Pembantunya itu, sebab Johan sendiri sudah menjanjikannya. Sesampai di rumah, Johan langsung mandi, setelahnya Johan langsung meninggalkan Istrinya yang sudah tidur lebih dulu di kamar.
158Please respect copyright.PENANAoQIe9c8xs3
Johan melangkahkan kakinya ke ruang tengah sambil membawa kue ulang tahun yang Johan sempat siapkan di ruang depannya, kue itu sudah siap bahkan dengan lilin yang menyala, lilin dengan angka 19, sesuai dengan umur dari pembantunya yang bertambah 1 tahun di hari ini, di malam jumat ini.
158Please respect copyright.PENANAyR0MhdZMXo
"Selamat ualang tahun Dek Nisa"
158Please respect copyright.PENANANEhlPVTNoA
Nisa yang sedang asyik menonton dan sesekali bermain ponselnya merasa kaget akan apa yang dibawakan oleh Majikannya tersebut, sebab Nisa tentu saja tak percaya dan tak terlalu berharap akan apa yang kemarin malam dijanjikan majikannya itu.
158Please respect copyright.PENANAKIUBlaOT27
"Ayo diri dong Nis, lilinnya ditiup"
158Please respect copyright.PENANA3LinXgV4zU
Nisa pun terpaksa berdiri dengan wajah memerah.
158Please respect copyright.PENANAdSrv7RpBGN
"Tiup lilinnya tiup lilinnya"
158Please respect copyright.PENANA8rHXsvunjy
Dengan malu malu akhirnya Nisa pun meniup lilin tersebut.
158Please respect copyright.PENANAO6fvB2dCqp
"Selamat ulang tahun ya Cantik" (ucap Johan dan tampa permisi langsung mengecup kening dari pembantunya itu)
158Please respect copyright.PENANATzlayLarsf
Ucapapan kata Cantik untuk pembantunya itu pun untuk pertama kali keluar dari mulut Johan secara pangsung terhadap Nisa. Hal itu tentu saja semakin membuat wajah Nisa semakin memerah dan bulu romanya berdiri. bulu bulu halus memang cukup banyak tumbuh di tangan Nisa, demikian juga di atas bibir merah mungilnya seakan ada kumis tipis disana, tapi tentu tak setebal punya is dahlia.
158Please respect copyright.PENANAFMTYFHcfjw
"Maksih banyak Pak"
158Please respect copyright.PENANAfUUZdfi6bw
"Ayo potong kuenya Nis, trus mau dikasih siapa duluan?
158Please respect copyright.PENANAoKGWdcoPkk
Dalam pikiran Nisa tentu saja terhadap Majikannya itu, sebab hanya mereka berdua yang berada di ruangan tersebut
158Please respect copyright.PENANAfGeZzO6Yia
"Hehehe... iya Pa
158Please respect copyright.PENANApCksJyZNCc
Nisa kemudian memotong Kue tersebut, lalu potongan itu dia berikan ke Majikannya, Nisa juga memakannya.
158Please respect copyright.PENANArSsdYwhWxN
"Makasih banyak ya Pak" (ucap Nisa karna merasa terharu dan sangat bahagia)
158Please respect copyright.PENANARZYHrmCvzR
Ini adalah moment pertama kali Nisa meniup lilin ulang tahunnya yang ke 19 tahun ini, sesuatu yang sangat spesial dalam hidupnya.
158Please respect copyright.PENANArpEEmtERrV
"Jangan duduk di bawah dong Nis" (ucap Johan saat Nisa kembali berniat duduk di Karpet)
158Please respect copyright.PENANAgIDfqMwmrL
"Trus dimana Pak?
158Please respect copyright.PENANAOSj6BbBzYB
"Ya di sofa, kan ada sofa ini, duduk samping Bapak aja sini"
158Please respect copyright.PENANAEDCTQyYGkn
"Ahh... disini aja Pak"
158Please respect copyright.PENANAp931YMVcMC
Ucap Nisa sambil kembali duduk di Karpet, Nisa tentu merasa kaget sebab Majikannya itu memintanya duduk di Sofa yang juga di duduki oleh Johan, Sofa yang muat untuk dua orang.
158Please respect copyright.PENANAEo0yguNOha
"Disini lah sama Bapak"
158Please respect copyright.PENANAiXuXR1eJzS
"Ah malu Pak, masa duduk bareng Bapak"
158Please respect copyright.PENANAzGpamuK0XR
"Kok malu sih? Anggap aja Bapak seperti Ayah, kan Dek Nisa pernah bilang gitu"
158Please respect copyright.PENANAiqf9cJdbYk
"Hehehe... iya sih, tapi kan Pak"
158Please respect copyright.PENANARnlHoblfTh
Johan akhirnya berinisiatif menarik tangan Nisa agar mau berpindah, dan entah kenapa, Nisa juga tak menolaknya dan akhirnya duduk di samping Majikannya itu, duduk di sofa yang sama. Nisa tentu saja merasa canggung, karna posisi mereka yang rapat, apalagi Majikannya itu malah justru memepetnya sehingga tak ada lagi tempat untuk Nisa bergeser, sudah mentok di penghalang Sofa.
158Please respect copyright.PENANAFx9sKkwD00
"Pak, sempit Pak, Nisa duduk di bawah aja ya
158Please respect copyright.PENANAFQtYlLNZIj
"Di sini bareng Ayah ya"
158Please respect copyright.PENANAdUI8W4Pepb
Nisa pun senyum tipis di tengah wajahnya yang menunduk dan semakin memerah, dan ini untuk pertama kali justru Majikannya itu mengatakan kata Ayah.
158Please respect copyright.PENANA45rEp98WPb
"Jangan malu gitu dong Nis"
158Please respect copyright.PENANAgEYdkM9VbI
"Abis Bapak gitu"
158Please respect copyright.PENANAQiq2n5fKDB
"Tapi kan Nis, Ayah justru senang sih lihat Nisa begitu, makin cantik Ayah lihat"
158Please respect copyright.PENANArJMMjyJRg2
Nisa pun tak menjawabnya, sebab yang ada malah semakin membuatnya gusar dan sedikit gemetar sebab tubuh mereka semakin rapat.
158Please respect copyright.PENANA4Igxj9dCrY
"Gimana Nis, senang gak ulang tahunnya di rayain?
158Please respect copyright.PENANApkRl7lIYwv
"Hehehe... senang bangat Pak"
158Please respect copyright.PENANAb5DIjExyZj
"Jangan panggil Pak lah, Panggil Ayah aja, tapi maaf ya Nis, Ayah gak beliin kado buat kamu, soalnya Ayah gak tau apa yang Nisa suka"
158Please respect copyright.PENANAJ4gaNSEghN
"Hihihi... gak usah Pak, eh maaf, Yah. Ni aja Nisa sudah sangat senang karna di beliin kue ualang tahun"
158Please respect copyright.PENANA9jkG9ot3Lj
Lama kelamaan, hubungan mereka pun mulai cair, rasa canggung dang malu yang Nisa rasakan juga semakin berkurang.
158Please respect copyright.PENANA3zpgoGMS9V
"Nis, boleh Ayah peluk?
158Please respect copyright.PENANA9GPNHIIXpQ
"Jangan Yah, Nisa malu"
158Please respect copyright.PENANArKPMzWpCrd
"Peluk sebentar aja kok Nis, Ayah sangat nyaman soalnya kalau dekat sama Nisa, boleh ya"
158Please respect copyright.PENANAJGaTT7APRf
Tampa di beri ijin oleh Nisa, Johan malah langsung merangkul tubuh Nisa, membuat Anisa menjadi tegang dan kembali malu.
158Please respect copyright.PENANAKLo0XeA5Qx
"Rilex aja Nis, gak usah malu"
158Please respect copyright.PENANAFhXb43jTRt
"Tapi Yah, udah ya Nisa malu soalnya dipeluk gini"
158Please respect copyright.PENANAjC1LvXIg17
"Gak apa apa Nis, sini bersender sama Ayah" (ucap Johan sambil menarik dengan lembut kepala pembantunya itu untuk bersandar di dadanya"
158Please respect copyright.PENANAWnKzkolr51
Nisa sesungguhnya ingin menolak hal itu, sebab tentu saja itu adalah sebuah dosa, jangankan menyandarkan tubuh ke tubuh yang bukan Muhrimnya bersalaman tangan dengan bersentuhan saja baginya itu adalah dosa, apalagi ini dengan sosok yang berbeda keyakinan dengannya. Tapi entah kenapa, Nisa tak menghindar dan tak menjauh saat tangan dari Majikannya itu menarik lembut tubuhnya untuk merapat dan akhirnya kepalanya yang ditutupi hijab itu bersandar di dada bidang sang Majikan.
158Please respect copyright.PENANAapyt3mkfXC
"Pak, Nisa takut"
158Please respect copyright.PENANAdoxsXfq89A
"Takut kenapa Sayang, Nisa merasa nyaman kan?
158Please respect copyright.PENANA6BRgwWlZGt
Nisa pun tak membalas ucapan itu. Sekarang tubuhnya sudah berada di dalam pelukan sang Majikan, tangan dari Majikannya itu melingkar di tubuhnya.
158Please respect copyright.PENANA6CoffqlbTU
"Sayang, kangen kan berduaan dan di peluk seperti ini sama Suami mu? Ayah juga kangen soalnya meluk ibu dan bermesraan seperti ini, tapi ya keadaan Istri Ayah sekarang yang sakit, jadi gak bisa ngelakuinnya"
158Please respect copyright.PENANAwP66Vl3xkU
Nisa hanya terdiam dengan tubuh yang kaku dipelukan Majikannya dan bersandar ditubuh tinggi besar atletis sang Majikan. Memang Nisa merasakan kehangatan dan kenyamaan dengan itu, tapi tak mungkin dia ucapkan kepada Majikannya tersebut.
158Please respect copyright.PENANAjw3oZR1pU0
Entah dengan sengaja atau tidak! Lengan Johan pun berkali kali bergeser dan mengenai gunung kembar Anisa, gunung kembar yang berisi Nutrisi berupa ASI yang mengumpul disana, sebab sesungguhnya Nisa memang masih menyusui Putri kecilnya, tapi karna keadaan sehingga terpaksa harus digantikan susu formula, sebab keberadaan Nisa yang terpaksa jauh dari Putri kecilnya karna desakan ekonomi.
158Please respect copyright.PENANAfCHAikzwRw
Nisa pun mulai tak nyaman, tak nyaman karna merasa sakit dieasakan di buah dadanya, sakit karna gesekan yang dia tak tau apakah disengaja atau tidak oleh Si Majikan.
158Please respect copyright.PENANAg4HehAUcBP
"Pak"
158Please respect copyright.PENANA2l1THMDCku
"Ya kenapa Sayang?
158Please respect copyright.PENANA21YvVVbt3b
"Ihh... jangan panggil sayang dong Pak, Nisa kan malu, Nisa kan cuman pembantu"
158Please respect copyright.PENANATkHvSrOnvh
Johan pun hanya senyum dan kemudin malah mengecup kening dari pembantunya itu tampa permisi lebih dulu.
158Please respect copyright.PENANAWz4DL6hynm
"Ihhh.... Pak"
158Please respect copyright.PENANACoWKeYIQS0
"Nis, boleh Ayah pegang gak ini" (sambil jemari Johan menunjuk buah dada Nisa)
158Please respect copyright.PENANAqBmhVEcKgz
"Gak ah Pak, Nisa takut"
158Please respect copyright.PENANA0Rx0d4zvMH
"Takut apa Sayang, kan cuman berdua disini"
158Please respect copyright.PENANAvpNzAbmuQ0
"Tapi Pak, kan ada Ibu"
158Please respect copyright.PENANAPgyncYqpDD
"Ibu kan sudah tidur, lagian juga gak bisa turun sendiri dari ranjang kalau gak dibantu"
158Please respect copyright.PENANAFcETyGId93
"Tapi Pak"
158Please respect copyright.PENANAdZYB0eynsi
Iblis telah merasuki kedua insan itu, iblis telah menguasai keduanya untuk melangkah lebih jauh, untuk berbuat dosa nikmat duniawi.
158Please respect copyright.PENANAvp3HfQw0eS
"Pak! Sakit!!!"
158Please respect copyright.PENANAQXFVaVI7em
Johan memang tiba tiba megang buah dada Nisa dan sedikit meremasnya, dan lagi lagi hal itu dia lakukan sebelum yang punya mengijinkan. Nisa sendiri juga hanya mengeluh sakit, tetapi tak berusahan mencegah ulah sang Majikan, sebab iblis juga sudah menguasainya.
158Please respect copyright.PENANAHyNsPzUT0D
Mendapat angin segar karna tak ada penolakan dari pembantunya yang cantik dan mungil itu, jemari Johan pun semakin berani, jemari itu mulai menyelusup ke dalam baju yang Nisa pakai dan langsung bersentuhan dengan pelindung dari buah dada Nisa, yaitu bh nya yang sedikit basah karna air susunya yang tumpah. Johan pun menyadari akan itu, lalu bertanya ke Nisa sambil jemarinya keluar dari dari balik pakaian pembantunya itu.
158Please respect copyright.PENANAPftUCcsVcC
"Sayang, Anak kamu masih netek ya?
158Please respect copyright.PENANAHK1XswZxgo
Nisa hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah malu dan memerah.
158Please respect copyright.PENANADIL4GhUvia
"Wah kasihan dong si kecil, siapa namanya si Cantik itu Sayang? Ayah lupa"
158Please respect copyright.PENANA648sgYJnHo
"Sifa Pak, Asifa"
158Please respect copyright.PENANA4ikvuQAZfp
"Trus sekarang berarti jadinya minum susu formula dong?
158Please respect copyright.PENANAfO7jc8Ylud
"Iya Pak
158Please respect copyright.PENANAp2mOV7XzO5
"Kenapa Nisa gak beritahu Ayah? Kalau seandainya Ayah tau pasti Ayah akan kasih uang buat beliin susu formula buatnya"
158Please respect copyright.PENANAtZIETRjyPQ
"Gak apa apa Pak, kan Gaji Nisa bisa kok beliinnya" (ucap Nisa dengan senyum, sebab dia merasa terharu saat Majikannya itu mengatakan membelikan susu formula untuk Putri kecilnya)
158Please respect copyright.PENANArrniOxw2VZ
"Tapi gini gak baik loh Nis, bisa jadi penyakit kalau Asinya gak dikeluarkan, bisa jadi kanker penyudara" (ucap Johan sok tau)
158Please respect copyright.PENANAG16AobBAu1
"Masa sih Pak? (Nisa merasa takut mendengar itu)
158Please respect copyright.PENANAG7FHkUzb4V
"Iya Sayang" (kembali jemari Johan mulai menyelusup ke dalam pakain pembantunya itu dan bahkan langsung masuk mengenai putingnya yang mengeras dan basah)
158Please respect copyright.PENANA3bHdERqNCp
"Pak, jangan Pak" (ucap Nisa tapi lagi lagi tak berusaha menghindar)
158Please respect copyright.PENANA6CFxTxg7JX