Di pagi hari setelah selesai memasak, membersihkan rumah, dan memberi makan Ibu Majikannya. Nisa pun mengabil pakaian kotor yang ada di keranjang yang ada di dalam kamar Majikannya itu. Pakaian kotor Pak Johan memang akan selalu berada disitu, dipagi harinya barulah Nisa ambil untuk dia cuci.
187Please respect copyright.PENANAbYmb4c9RLG
Jarum jam sudah sekitar jam sembilan pagi lewat, Pak Johan sendiri sudah pergi, karna dia hari ini akan menghadiri pesta pernikahan dari Anak Jemaatnya. Nisa lalu mengangkat pakaian kotor Pak Johan yang bersarung, kaos putih dan yang pasti celana dalam Pak Johan juga. Nisa tentu tau akan hal itu, sebab dia juga pasti setiap harinya akan mencuci celana dalam Pak Johan, memang awalnya sangatlah risih Nisa melakukan itu, awalnya setiap menyuci celana dalam Pak Johan, Nisa selalu memakai sarung tangan plastik mengangkatnya lalu memasukkannya ke mesin cuci, tapi akhir akhir ini hal itu tidak lagi, jemarinya sudah berani menyentuhnya.
187Please respect copyright.PENANAl5YPHgrJLw
Nisa lalu memasukkan satu persatu pakaian kotor itu ke mesin cuci, sekarang tinggallah Celana dalam milik Pak Johan yang belum masuk. Mata Nisa pun menyadari sesuatu yang aneh di celana dalam tersebut, sesuat yang keras dan mengerak putih disana.
187Please respect copyright.PENANAByo1zi9NGd
"Ihh... apaan ini"
187Please respect copyright.PENANAPDySs0NF7N
Nisa merasa geli akan apa yang dilihanya, dan sebenarnya juga sudah sempat tersentuh ole jemarinya sebelum melemparkannya kembali di atas mesin cuci.
187Please respect copyright.PENANAOrnI3xW4Qv
Nisa lalu tersadar kalau itu pastilah Spe☆☆ma dari Pak Johan, Nisa tau itu karna teringat pernah juga menyuci milik suaminya yang saat itu digunakan tampa segaja membersihkan mahkotanya saat Nisa dan Suaminya melakukan Sunnah Rosul. Entah bagaimana, jemari Nisa kembali menyentuhnya, menyentuh tepat digumpala putih mengerak yang ada di celana dalam majikan Pendeta itu. Jemarinya yang basah membuat kerak putih yang di sentuhnya daji licin.
187Please respect copyright.PENANAk4HqJ79eDF
Entah bagaimana, tiba tiba pikiran Nisa pun teringat akan persetubuhannya yang sudah lama tak terjadi dengan Suaminya, rasa kange akan sentuhan hangat dari Suaminya membuat Nisa mulai bernafsu. Kerak yang di sentuhnya pun semakin licin, tampa sadar, Nisa lalu mengangkat celana dalam penuh Sper☆☆ma tuannya itu, dan di dekatkannya ke hidungnya.
187Please respect copyright.PENANA739UA13SSO
"Astaghfirullah"
187Please respect copyright.PENANAEPUeuXpaFw
Ucap Nisa spontan dan langsung menjatuhkan Celana dalam itu ke lantai. Akhirnya Nisa pun menggunakan kain lain memungutnya kembali dan langsung memasukkannya ke dalam mesin cuci.
187Please respect copyright.PENANAI3RoXaOIhI
Di sisi lain, Johan sendiri saat dia menyetir teringat akan pakaian kotornya, akan celana dalamnya yang penuh bibit hangatnya, Johan merasa was was akan itu, merasa tidak enak terhadap Pembantunya yang sekarang mulai dia sadari akan kecantikannya, akan kemungilannya, bahkan telah merasuki pikirannya semalam suntuk! Selama ini memang Johan bersikap biasa saja terhadap pembantu barunya itu, tqk ada sesuatu yang berbeda pikirannya, tetapi sejak melihat tampa sengaja pembantunya itu berrias dengan hanya di liliti handuk! pikiran liar, bisikan dari Iblis mulai merasukinya.
187Please respect copyright.PENANAqf5Cn5aNsa
Nisa merasakan keanehan hari ini, terutama pagi ini saat dia mengantarkan Kopi dan Kue untuk serapan kepada Majikannya. Dimana saat itu tatapan mata dan senyum dari Majikannya yang gagah itu terlihat berbeda, apalagi tadi jemari mereka tampa sengaja bersentuhan saat Nisa mau meletakkan Kopi di atas meja.
187Please respect copyright.PENANAJsB45WoOi3
Tak terasa, hari pun sudah malam, sudah sekitar jam delapan malam Pak Johan belum juga kembali. Nisa pun menunggu kedatangan Majikannya itu sambil menonton Sinetron di ruang tengah. Tiba tiba terdengar oleh Nisa suara Klaksen Mobil, dan itu pastilah Pak Johan. Nisa pun bergegas membukakan pintu.
187Please respect copyright.PENANA9xNxFoJYkk
"Ibu udah tidur Neng? (Ucap Johan setelah memasukkan Molnya ke garasi)
187Please respect copyright.PENANA6IVtGAN2ag
"Sudah Pak barusan"
187Please respect copyright.PENANAfN3TS1iFFn
"Ohh...
187Please respect copyright.PENANAsKY3Mgl2k9
"Mau disipkan makannya Pak sekarang?
187Please respect copyright.PENANA1gAexpY1EZ
"Oh gak usah Neng, Bapak sudah makan malam kok, ya udah Neng, Kunci aja pintunya, Bapak mau mandi dulu, gerah, pada lengket badan"
187Please respect copyright.PENANA7l5O3aqBV7
"Iya Pak"
187Please respect copyright.PENANAs9ZLHoO9y8
"Hemm... biasanya pasti di mandiin Ibu nih, tapi lagi sakit mau gimana lagi"
187Please respect copyright.PENANAG2RPMmrkN5
Itulah yang terucap dari mulut Pak Johan, ucapan itu seakan Pak Johan bicara sendiri kepada dirinya sebelum akhirnya meninggalkan Nisa. Tetapi bagi Nisa, ucapapan itu tentu saja bersayap, sebab di ucapkan tepat tak jauh dari Nisa.
187Please respect copyright.PENANAHRPsy1qp0r
Nisa kemudian melanjutkan menonton sinetron kesukaannya. Tiba tiba Pak Johan pun menghampiri ke ruang tengah, sekarang Pak Johan hanya mengenakan kaos putih polos dan sarung seperti biasanya sehabis mandi. Menyadari kedatangan Majikannya, Nisa yang tadinya menonton sambil berbaring tengkurap di atas karpet kecil pun duduk sambil membetulkan pakaian Muslimahnya, Nisa memang selalu berpakaian seperti itu, berpakaian sangat tertutup.
187Please respect copyright.PENANAM8F79RBpKP
"Neng, tolong bikini teh hangat ya, ni kayaknya Bapak masuk angin"
187Please respect copyright.PENANASiCs8zeygr
"Oh iya Pak"
187Please respect copyright.PENANAmjKNAprCTm
Nisa lalu membuatkan permintaan majikannya itu, tetapi kali ini utuk pertama kali Majikannya itu malah duduk di ruang tengah tersebut, duduk di kursi yang juga tak jauh dari karpet tempat Nisa menonton.
187Please respect copyright.PENANATrtxsYHNdu
"Ini tehnya Pak, mau taro depan?
187Please respect copyright.PENANAfHgjC30ojz
"Taro disini aja Neng, kan Bapak disini"
187Please respect copyright.PENANAEGp8JsZSXE
"Hehe... iya Pak" (Ucap Nisa sedikit grogi)
187Please respect copyright.PENANAJNn37UpcQ7
"Udah dudk Neng, lanjut nontonnya"
187Please respect copyright.PENANAM86uRznc2o
"Hehehe... iya Pak"
187Please respect copyright.PENANATHnRB2g70i
Nisa pun kembali duduk di karpet, tapi kali ini duduknya malah di ujung karpet, mengambil jarak yang lumayan dengan keberadaan Majikannya itu. Sesungguhnya hati Nisa gelisah, sebab cara pandang dan senyum dari Pak Johan sungguh berubah, bahkan sering kali Pak Johan melirik Nisa.
187Please respect copyright.PENANAiRYa5Zpyih
187Please respect copyright.PENANAoDrFZQQ8pR
Nisa pun sudah tak nyaman, Nisa kemudian mau berdiri dan pamit untuk tidur duluan, tapi sebelum Nisa berdiri sempurna, Johan langsung memulai obrolan.
187Please respect copyright.PENANADVCQiggYOT
"Mau kemana Neng?
187Please respect copyright.PENANAwufruKfJ44
"Anu Pak, mau tidur duluan"
187Please respect copyright.PENANAwTUvcgZgnC
"Kan Sinetronya belum selesai, gak nanggung?
187Please respect copyright.PENANAPvc8ZIaHJ7
"Hehehe.... gak kok Pak"
187Please respect copyright.PENANAO3xp96hLzt
"Ya udah duduk dulu sebentar Neng, ada yang Bapak mau omongin"
187Please respect copyright.PENANAkczWA9wbOn
"Iya Pak"
187Please respect copyright.PENANAzc2sLvKD8B
Nisa kembali duduk di ujung karpet itu, jantungnya dag dig dug karna untuk pertama kali dia berduan dengan majikannya di ruangan itu.
187Please respect copyright.PENANAvqbNXsoZZV
"Neng, ini kan sudah 3 minggu kamu berkerja disini, sebentar lagi kan akan gajian, gimana, betah gak?
187Please respect copyright.PENANAjOLjtoOEV1
"Alhamdulillah betah sih Pak"
187Please respect copyright.PENANAIWtHVPPHRS
"Oh syukurlah, puji Tuhan kalau gitu"
187Please respect copyright.PENANAP251ZOaDPq
"Iya Pak"
187Please respect copyright.PENANANue3OKYhui
"Berarti lanjut ya Neng?
187Please respect copyright.PENANAyuSHTj8fIJ
"Iya Pak, Insyaallah Pak"
187Please respect copyright.PENANAiYuAniqZW2
"Amin... oh iya, karna Neng betah dan akan lanjut, Bapak ada hadiah buat kamu, sebentar ya"
187Please respect copyright.PENANAr2EkFLNJ4i
Pak Johan kemudian melangkah pergi ke dalam kamarnya, lalu mengambil sesuatu yang ada di plastik dari dalam lemari. Itu adalah sebuah Ponsel baru yang memang sengaja Johan beli tadi, Ponsel Android yang sebenarnya murah bagi Pak Johan, sebab harganya tidak sampai 2 jutaan. Pak Johan memang sengaja membeli itu untuk pembantunya, sebab pembantunya itu hanya punya Ponsel jadul yang hanya bisa nerima telepon dan SMS.
187Please respect copyright.PENANAathlyaUxAH
Johan lalu menutup pintu kamarnya dengan pelan agar Istri tercintanya tidak terbangun dari tidurnya.
187Please respect copyright.PENANAuMwGD86dKx
"Ini Neng"
187Please respect copyright.PENANAqZj2pHol35
"Apa itu Pak?
187Please respect copyright.PENANAyrllUZivUR
"Udah lihat saja, buka"
187Please respect copyright.PENANA5rnoTDIbcP
Nisa pun mlihatnya dan membukanya, matanya melihat kotak Ponsel dan masih plastukan.
187Please respect copyright.PENANAXUSaVB8fiA
"Ini buat Nisa Pak? (Ucap Nisa tak percaya)
187Please respect copyright.PENANAnfHaB0ILh4
"Iya Neng, karna kamu kan betah dan tadi bilang akan lanjut, jadinya ya itu Bapak kasih hadiah"
187Please respect copyright.PENANAPObiPl2tIt
"Makasih Pak, tapi ini kan mahal Pak"
187Please respect copyright.PENANAJDk6rZ1YD9
"Gak juga kok Neng, tau kan cara makainya, aktifinya?
187Please respect copyright.PENANANK2oPbWAJe
"Hehehe.... tau kok Pak, dulu juga Nisa sempat punya Ponsel gini, tapi sudah di jual"
187Please respect copyright.PENANAJHW9GstbNA
"Ohh.... gitu?
187Please respect copyright.PENANApt6CLk6UXm
"Iya Pak, tapi Nisa gak enak Pak nerima ini, soalnya Nisa masih baru disini"
187Please respect copyright.PENANAn1mc1zSIjv
"Gak kok Neng, yang penting kan Neng lanjut kerjanya, dulu juga Bi Darmi gitu kok, dibeliin Ponselnya, bahkan sampai dua kali gara satu rusak, jatuh"
187Please respect copyright.PENANAuzKfeXCHRQ
"Oh gitu ya Pak, jadi Ponsel Teh Darmi itu dari Bapak?
187Please respect copyright.PENANApAaODR4C40
"Bukan dari Bapak, tapi dari Ibu, Ibu yang beliin waktu masih sehat"
187Please respect copyright.PENANALbZYXXVJiA
"Hehehe... sama aja kan Pak"
187Please respect copyright.PENANADXy0a3RZV3
"Gak dong Neng, beda dong, ini kan Bapak yang beliin buat Nisa"
187Please respect copyright.PENANAgiizJ95cic
Nisa pun tersipu dan tertuduk, lagi lagi Nisa mendengar kata bersayap dari Pak Johan, dan kali ini Pak Johan tindak panggil Neng, tapi justru namanya langsung.
187Please respect copyright.PENANAtvbrhgBEoM
"Nis, ya udah ya, bapak capek soalnya, mau tidur duluan"
187Please respect copyright.PENANAswssn9OIgE
"Iya Pak, makasih ya Pak"
187Please respect copyright.PENANAssBu44RC6M
"Iya Nis, oh iya Bapak minta maaf ya soal itu, soal pakain kotor Bapak"
187Please respect copyright.PENANAApIyL5sEji
Sambil tersipu malu, Nisa pun menjawabnya
187Please respect copyright.PENANATpBAfzJoEj
"Iya Pak"
187Please respect copyright.PENANAKsz6M7INFs
Dalam pikiran Nisa tentu saja berkecamuk, apakah Majikannya itu memang sengaja melakukan itu? Lalu Nisa pun mematikan layar televisi walau Sinetron kesukaannya belum selesai. Sekarang Nisa langsung ke dalam kamarnya dan sibuk dengan pemberian majikannya itu, ingin secepatnya memakai Ponsel Android tersebut, ingin kembali melihat Facebook miliknya yang sudah lama tak bisa dilihat setelah Ponselnya terpaksa dijual karna untuk ongkos Suaminya bekerja keluar pulau.
187Please respect copyright.PENANAtelbcF8kXC
187Please respect copyright.PENANApGYKa7WPs8