Pintu kost baru saja tertutup.
Ketika Aisyah menatap Rania yang sudah duduk di kasur, matanya menyipit seperti elang yang menemukan bangkai.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpm5e9n2OT
"Aisyah... apa itu?" Rania berdiri.
Jarinya menunjuk ke arah noda kering di dekat kening dan dagu Aisyah yang ia sendiri lupa bersihkan.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡifJL4XiA7h
Aisyah refleks mengusap wajahnya, tapi telat—
"Bau apa ini?!" Rania mendekat tiba-tiba, hidungnya mengerut mencium bau anyir sperma yang masih menempel di jilbab Aisyah.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYfxuK8Tv5
"Ini—"
"INI BAU SPERMA DARI KONTOL!" Rania berbisik, tangannya mencengkeram lengan Aisyah.
"Kamu pikir aku gak tahu bau sperma kering?!"
Aisyah menunduk, tangan gemetar mencoba melepas jilbabnya yang kotor.
Rania menahannya, "Siapa?"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWntjqoKYG
"Dia... Arjun—"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0noggCji6w
"GUE TAU LO BAKAL JATOH TAPI GAK SEGITUNYA!" Rania berteriak setengah histeris, air matanya sendiri sudah di ujung pelupuk mata.
"Lo liat diri lo! Bau kencing india, bau kontol berkulup, jilbab lo ada noda putih, mata lo merah—APA LAGI YANG GUE HARUS LIAT?!"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡenDohqjbZ9
Aisyah tidak bisa menjawab, karena di suatu sudut kecil otaknya yang paling gelap, ia masih merasakan sisa rasa asin Arjun di lidahnya.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmijTBQ5ot
"Lo mau hancurin nikah lo sendiri? Lo mau jadi istri murahan buat si anjing itu?!"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoMi9QSVPya
"DIA LEBIH PERHATIAN DARI PADA FADHIL!" Aisyah tiba-tiba meledak, suaranya pecah antara marah dan isak.
"Setahun! SETAHUN FADHIL CUMA KASIH GUE KENANGAN KOSONG! ARJUN BARU KENAL 3 MINGGU UDAH BIKIN GUE MERASA JADI PEREMPUAN!"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYGlKF08G7
Rania terdiam, wajahnya pucat.
"Lo... lo jatuh cinta sama dia."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDtfYb7hrR
Aisyah tidak menyangkal tangan nya memegang erat jilbab kotor itu seperti satu-satunya bukti bahwa setidaknya, dalam kehancuran ini, ada seseorang yang menginginkannya.
Meskipun itu hanya pelampiasan nafsu.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh0yBnckvBI
Setelah amarah mereda, Rania menarik napas dalam-dalam dan duduk di samping Aisyah, yang masih terisak dengan jilbab bernoda sperma tergenggam di tangannya.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLDptLkTQS2
"Aku... ngerti kok perasaan kamu," Rania akhirnya bicara, suaranya lebih lembut, tapi ada getar pilu yang tersembunyi.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuIHtl99cD
Aisyah mengangkat wajahnya yang basah, kebingungan. "Apa maksudmu?"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNXFRhvXye
Rania memainkan ujung bajunya, matanya menatap lantai.
"Aku juga pernah... terobsesi sama seseorang yang salah. Bahkan lebih parah."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OEOMKbW50
"Tahun lalu," Rania mulai bercerita, "aku selingkuh dengan bosku—orang India juga, kebetulan. Sudah beristri, punya anak dua."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTknNULxT8
Aisyah terbelalak, tidak menyangka sahabatnya yang selalu terlihat tegas ternyata menyimpan rahasia sebesar ini.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWaazB6SDZ
"Aku sampai hamil," lanjut Rania, suaranya parau. Dan waktu aku bilang ke dia... tahu apa yang dilakukannya?"
Dia menggesekkan jarinya di tenggorokan isyarat yang jelas.
"Dia ancam bunuh aku kalau berani ganggu keluarganya."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzdo7PJMERG
Aisyah yang Terhenyak
Aisyah tidak bisa berkata-kata, tangan nya menutup mulut dan memeluk Rania.
"Ra... aku tidak tahu—Maaf ya."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrpy5uvrxeE
"Aku aborsi sendiri pakai pil," Rania memotong, matanya kosong.
"Darahku mengucur seminggu. Bau anyirnya... sampai sekarang kadang aku mimpi mendengarnya."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT94UPuww0y
"Tapi kamu tahu pelajaran terbesarku apa?" Rania menatap Aisyah tajam. "Laki-laki kayak Arjun itu cuma mau satu hal: tubuh kita. Begitu dosa mereka ketauan, KITA yang akan dibuang seperti tisu kotor."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ryI8LTCZP
Aisyah merasa seluruh tubuhnya dingin. Bayangan Arjun yang selama ini ia idolakan tiba-tiba berubah wujud menjadi monster seperti pria dalam cerita Rania.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5aov2Qc9n
"Aku cerita ini bukan untuk menghakimimu," Rania memegang tangan Aisyah yang gemetar. "Tapi karena aku sayang kamu. Aku gak mau kamu lewat jalan yang sama."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRHuEWp7oi4
Di luar, hujan mulai turun deraknya di atap seng seperti tangisan yang selama mereka pendam.
---
Aisyah (berbisik): "Aku... aku sudah menjilat kemaluannya, Ra. Aku sampai membersihkan daki di kulupnya. Apakah aku sudah terlalu jauh?"
Rania (memeluknya): "Selama kamu masih nangis kayak sekarang, belum. Tapi besok pagi, kamu harus pilih terusin jadi pelacur, atau pulang ke suamimu."
Aisyah dan Rania berpelukan erat di atas kasur yang berantakan, air mata mengalir tanpa henti. Setelah beberapa saat hening, Aisyah menarik napas dalam dan bertanya dengan suara serak:
"Ra… ceritakan semuanya padaku. Aku perlu tahu."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQElCD4t9R
Rania menghela napas panjang, matanya kosong menatap dinding, seolah melihat kembali kenangan pahit yang lama ia pendam.
"Aku mengenalnya di sebuah proyek kerja," Rania mulai bercerita, suaranya datar namun bergetar. "Dia orang India juga—lebih tua, sudah berkeluarga, tapi sangat… memikat."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv8zFEFxe4a
"Awalnya hanya obrolan biasa, lalu dia mulai memberiku hadiah-hadiah kecil. Jam tangan, parfum mahal… Aku merasa istimewa."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYZ8KgWDHM
"Lalu kami mulai bertemu di hotel-hotel," lanjut Rania, matanya mulai berkaca-kaca lagi. "Dia punya selera yang… kasar. Aku sering pulang dengan lebam dan gigitan di tubuhku."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2Metx3xEK
"Tapi aku ketagihan. Aku merasa itu bukti bahwa dia menginginkanku."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNYV5y0rVQ
"Sampai suatu hari, aku telat datang bulan," aku bilang padanya, dan wajahnya langsung berubah."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbFR2jXc6v
"Dia marah. Bilang aku harus membuangnya. Bahkan mengancam akan memecatku dan menyebarkan foto-foto mesumku kalau aku tidak menurut."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡllbERLV1FS
Aisyah menggenggam tangan Rania erat-erat, merasakan betapa tubuh sahabatnya itu gemetar.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXHBeLqNkuv
"Aku beli pil aborsi," Rania melanjutkan, suaranya hampir tak terdengar. "Darahku mengucur selama seminggu. Aku demam tinggi, nyaris mati… tapi dia bahkan tidak pernah menelpon."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw13aV6hei1
"Seminggu kemudian, aku tahu dia menggantikanku dengan sekretaris baru."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQU5Ycjzlc6
Aisyah tidak bisa menahan tangis lagi.
Dia menarik Rania ke dalam pelukan merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung sahabatnya selama ini.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QkUVw4k0l
"Maafkan aku, Ra…" bisik Aisyah, suaranya hancur. "Aku tidak tahu kamu melalui semua ini sendirian."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK4Vt8VDfhv
Rania mengusap air matanya, tersenyum getir. "Aku tidak mau kamu mengulangi kesalahan yang sama. Arjun… dia tidak berbeda. Mereka semua sama."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4EJPswL3H
"Mereka hanya menginginkan tubuh kita, lalu membuang kita ketika sudah bosan."
"Kadang, kita butuh mendengar cerita jatuhnya orang lain untuk menyadari bahwa kita sendiri sedang menggantung di tebing yang sama."
**
[Lima tahun lalu]
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC4DnzB5aDa
Kamar hotel mewah itu gelap, hanya diterangi lampu temaram dari lampu tidur.
Rania terbaring dengan menggunakan sebuah jilbab, telanjang di atas kasur berantakan tubuhnya penuh bekas cakaran dan gigitan, napasnya masih tersengal-sengal.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5wfyfefGTP
Di sebelahnya, Priyank—pria India berbadan kekar dengan kumis tebal sedang merokok sambil menatapnya dengan pandangan hampa.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihJy8rDITs
"Kamu tadi terlalu kasar," Rania berbisik, suaranya serak,tangan mengusap lebam di pahanya.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnB4hTBxkjm
Priyank hanya tertawa pendek, menyemburkan asap ke wajahnya.
"Kamu suka kok. Lihat saja, kamu masih basah."
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡScZSRg3k7r
Tiba-tiba, telepon Priyank berbunyi. Foto istri dan anaknya muncul di layar.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdUKQyPe45w
"Jangan bersuara," dia mengancam sambil mengangkat telepon, sementara tangan lainnya mencengkeram leher Rania.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGY7gsCup5
"Sayang, aku sedang meeting larut malam," bisik Priyank ke telepon, sementara jari-jarinya pindah bermain mengobok-obok secara kasar memek Rania.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs5pBwZzxyb
Rania menggigit bibirnya, air mata mengalir diam-diam.
Setelah telepon berakhir, Priyank langsung membanting Rania ke kasur.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOn3G6Q6st0
"Aku mau coba sesuatu," gumamnya, mengeluarkan tali dari tas.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSprOYTpbp8
"Tidak! Aku tidak mau—"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXhmmShm03
Tamparan keras menghentikan protesnya.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDz1mID5Gx9
"Diam! Kamu pikir aku bayar kamar ini untuk mendengar ocehanmu?"
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTT1eB3WNi
Rania terpaku ketakutan, tidak bisa melawan saat pergelangan tangannya diikat ke belakang. Kakinya juga diikat hingga menyatu antara betis dan pahanya menempel.
Dengan sebuah jilbab yang basah oleh kencing Priyank.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsF38b7JQ5
Malam itu.
Rania belajar arti sakit yang sesungguhnya.
Ia dibondage.
TIdak hanya sampai disitu.
Setelah Rania terikat. Priyank menelpon dengan bahasa india yang tidak aku pahami.
Kemudian pintu kamar terbuka masuk sekitar 12 orang berkulit hitam.
Seharian full Rania di Gangbang, mulai dari Deepthroat hingga Facefucking, Asstomouth, bahkan Double Anal pada Rania.
Rania yang dalam posisi terikat tidak bisa bergerak sama sekali. Hanya pasrah menerima semua itu.
Bahkan saat mereka melakukan Asstomouth, mereka langsung memasukkan kontol mereka dari dubur Rania ke mulutnya langsung. Dan mereka menDeepthroat Rania secara bengis. Menekan kepala Rania yang menggunakan jilbab tanpa ampun, mereka juga kencing pada kerongkongan Rania.
Hal itu berlanjut dari malam hari hingga malam besok nya, seharian full.
Hingga Rania pingsan.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92MXjVZUCI
Ketika Rania bangun.
Ia dalam posisi telanjang namun ikatanya sudah dilepas. Rania berada didalam toilet.
Dengan posisi memeluk kloset duduk, kepala dengan jilbabnya berada didalam kloset. Serta bau aroma kencing memenuhi.
Dan ketika Rania bergerak merasakan sakit pada bagian memek dan duburnya, mereka menyumpal 2 buah Dildo karet besar pada Dubur dan 2 Dildo besar pula pada Memek ku.
Priyank sudah pergi bersama teman temannya, hanya meninggalkan beberapa lembar uang di meja dan bau kontol-kontol yang menyengat.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2gJZDWZYu
Rania tergeletak lemas, tubuhnya sakit di mana-mana, dan ada darah mengering di pahanya.
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBwMBpE5ing
Dia menatap langit-langit kamar, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Rania merasa seperti sampah.
**
1836Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQzNpddkVT3
