Aku Dihamili Tetangga
19133Please respect copyright.PENANA7aCV0qqx4m
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
19133Please respect copyright.PENANAYf1jb2CqXL
19133Please respect copyright.PENANAUINdXQtvs5
19133Please respect copyright.PENANA6GFQAGQ2He
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
19133Please respect copyright.PENANALaOyNyUJ3K
19133Please respect copyright.PENANA7lJG5i2A7x
19133Please respect copyright.PENANAxikf24EsUR
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
19133Please respect copyright.PENANAqh0dUGseva
19133Please respect copyright.PENANAaOg9zNDHs2
19133Please respect copyright.PENANA8vHJGJf7kb
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
19133Please respect copyright.PENANAhFmDA0P6ns
19133Please respect copyright.PENANARm55wfpLb7
19133Please respect copyright.PENANA5JQVQ0Gfnf
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
19133Please respect copyright.PENANAMiC9muudQh
19133Please respect copyright.PENANA107skAlSZh
19133Please respect copyright.PENANAEIYr4MRJDC
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
19133Please respect copyright.PENANAl6fKT3TqJD
19133Please respect copyright.PENANAzkoVwNYOYa
19133Please respect copyright.PENANAOAptwkWDry
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
19133Please respect copyright.PENANANAnJEePILr
19133Please respect copyright.PENANASmiYBn9ku4
19133Please respect copyright.PENANA5qq0QsdLKr
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
19133Please respect copyright.PENANA1hTv8fVwEo
19133Please respect copyright.PENANAJh958rxS1P
19133Please respect copyright.PENANAAcqImTDZG9
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
19133Please respect copyright.PENANAdEGJGaeq7y
19133Please respect copyright.PENANAVMXb9Wmtx4
19133Please respect copyright.PENANAsESu096c3A
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
19133Please respect copyright.PENANAN2mbmWUpEL
19133Please respect copyright.PENANASqDKSWTkdn
19133Please respect copyright.PENANATnEMpV3dlo
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
19133Please respect copyright.PENANA34nUurjaCf
19133Please respect copyright.PENANAUzPr10uvW8
19133Please respect copyright.PENANA4TchrEtPnZ
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
19133Please respect copyright.PENANAzARltpy49f
19133Please respect copyright.PENANATES8tZII6S
19133Please respect copyright.PENANAjvbrpue2lY
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
19133Please respect copyright.PENANASsAzmNSd91
19133Please respect copyright.PENANAX92pn6SMUJ
19133Please respect copyright.PENANAVtx7sLJ1W7
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
19133Please respect copyright.PENANAXH9xaMaLAE
19133Please respect copyright.PENANA4qNv0eArw1
19133Please respect copyright.PENANASOQzgv2igG
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
19133Please respect copyright.PENANAwyIUHtgpxs
19133Please respect copyright.PENANANuG2psiVSM
19133Please respect copyright.PENANAQpmuXVk9S1
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
19133Please respect copyright.PENANAQHFzk4xWm6
19133Please respect copyright.PENANAwpnfH0ZenP
19133Please respect copyright.PENANAc6zhSV4bY8
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAlXl3latui8
19133Please respect copyright.PENANAtVds1uYq3e
19133Please respect copyright.PENANAMRJJ5FUzpS
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
19133Please respect copyright.PENANAYxDVyaLuGp
19133Please respect copyright.PENANA4YbsCZmp1r
19133Please respect copyright.PENANAPBkHsq95Uv
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
19133Please respect copyright.PENANApp9oH9UXtR
19133Please respect copyright.PENANAwORQNhjz0C
19133Please respect copyright.PENANAq3fuiB9xHX
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAvRpNEnsk8X
19133Please respect copyright.PENANALDroNLBfbe
19133Please respect copyright.PENANAnfeG85IkR2
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANA8KWqieK6TL
19133Please respect copyright.PENANAmadb8KL9xC
19133Please respect copyright.PENANAaKwTjdRIeN
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
19133Please respect copyright.PENANAxEcaSJTtib
19133Please respect copyright.PENANA6p1otscBG0
19133Please respect copyright.PENANARjOIHaETJy
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
19133Please respect copyright.PENANAzKYpHHbr7N
19133Please respect copyright.PENANAUExvzY8BwZ
19133Please respect copyright.PENANAefYuPmbIUY
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
19133Please respect copyright.PENANAmc5Vmfq0QA
19133Please respect copyright.PENANAhauKmYtIx5
19133Please respect copyright.PENANAk7YsnnRM7J
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
19133Please respect copyright.PENANA3ScGeZgVXd
19133Please respect copyright.PENANAtggAFHMC5l
19133Please respect copyright.PENANAl5rtUR1NYw
“Napa, say?” tanyanya heran.
19133Please respect copyright.PENANAIUDXBD5dB1
19133Please respect copyright.PENANAQqvgHH3Xae
19133Please respect copyright.PENANAmHDcgYRCgZ
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
19133Please respect copyright.PENANA5LJDEIQ0gk
19133Please respect copyright.PENANAA9nchLr6Gb
19133Please respect copyright.PENANAjRGg6It7Nz
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
19133Please respect copyright.PENANAh0A9WxLwyw
19133Please respect copyright.PENANAGS6rnvdMQK
19133Please respect copyright.PENANAL3Tq6EQsib
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
19133Please respect copyright.PENANAbSKc1ljJ6d
19133Please respect copyright.PENANADAzuamrPfs
19133Please respect copyright.PENANAfdhvswWX19
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
19133Please respect copyright.PENANAczgNcZqTLX
19133Please respect copyright.PENANASQDBJddLRq
19133Please respect copyright.PENANA9rPGpFD0tJ
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
19133Please respect copyright.PENANAGrsYMni7ib
19133Please respect copyright.PENANAWuocYpNGYB
19133Please respect copyright.PENANA7coqkqRkFC
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
19133Please respect copyright.PENANAqC8pp4SAhm
19133Please respect copyright.PENANAFiMK6bhzrD
19133Please respect copyright.PENANA6nfqlZ6wrc
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
19133Please respect copyright.PENANAvOANDN0T1r
19133Please respect copyright.PENANANlmdVMrHK0
19133Please respect copyright.PENANA68pr0lw8pK
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAqMMcv5LsY3
19133Please respect copyright.PENANAuiil6vVFDL
19133Please respect copyright.PENANA5Ym7cYyCKS
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
19133Please respect copyright.PENANARzJQt3w38t
19133Please respect copyright.PENANArfEgH7OSRA
19133Please respect copyright.PENANAnhGQcQMoRk
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
19133Please respect copyright.PENANAoqp5d0iwUt
19133Please respect copyright.PENANA6c3jDnw9Lf
19133Please respect copyright.PENANAr1AzxTXg3K
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
19133Please respect copyright.PENANABg0AWFVp4k
19133Please respect copyright.PENANA9vWQsgRzxA
19133Please respect copyright.PENANAyTTcYlzm7C
“Ohhhhhhhhhh…”
19133Please respect copyright.PENANAZ6F2KCIK6l
19133Please respect copyright.PENANAWbNoU6O3Xy
19133Please respect copyright.PENANAniRQOhDe7L
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
19133Please respect copyright.PENANAJptvxo9teX
19133Please respect copyright.PENANArMCY0CPxdg
19133Please respect copyright.PENANA8HaA2iO7yk
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
19133Please respect copyright.PENANAVowp95vhZi
19133Please respect copyright.PENANAJ1XUchJqgD
19133Please respect copyright.PENANAVqckcAY1zd
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
19133Please respect copyright.PENANAeiTSxo6EvB
19133Please respect copyright.PENANAG9h09i1hOv
19133Please respect copyright.PENANAi04lbQkSLh
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
19133Please respect copyright.PENANAN6jOEzpp5L
19133Please respect copyright.PENANA2zRHMey5sZ
19133Please respect copyright.PENANAtMn5qTY5pK
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
19133Please respect copyright.PENANAQDKhVNO2K8
19133Please respect copyright.PENANAP4X5iCs0du
19133Please respect copyright.PENANAsScO9MbnJJ
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
19133Please respect copyright.PENANALWLbO4AurM
19133Please respect copyright.PENANArWc2rmsVM2
19133Please respect copyright.PENANAdePLQGnQzv
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
19133Please respect copyright.PENANAQ7iMXkLFhP
19133Please respect copyright.PENANAIT6w5D3SJM
19133Please respect copyright.PENANAESB9HMHAry
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
19133Please respect copyright.PENANA8k8wSrsRpY
19133Please respect copyright.PENANAMxRQwJxSm6
19133Please respect copyright.PENANAvCkINXD1Zt
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
19133Please respect copyright.PENANA6OUpL1H1lg
19133Please respect copyright.PENANAfOzBD20fL8
19133Please respect copyright.PENANAV34UFqopii
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
19133Please respect copyright.PENANAEyBvqtIQ3z
19133Please respect copyright.PENANApY6rvjXY5W
19133Please respect copyright.PENANADRzStbeAQe
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
19133Please respect copyright.PENANAYmPz3YvAqA
19133Please respect copyright.PENANA92WKYFKt6r
19133Please respect copyright.PENANAYHng2JgXgK
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
19133Please respect copyright.PENANAJm4kvwchIi
19133Please respect copyright.PENANAxgmv3J0DLG
19133Please respect copyright.PENANATJjA9U0Rzf
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
19133Please respect copyright.PENANAI7dvESWKet
19133Please respect copyright.PENANAxnOH8FlqHX
19133Please respect copyright.PENANAQ91ypuD0vk
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAOkGJm2Gu5k
19133Please respect copyright.PENANAYNYtnt6P4M
19133Please respect copyright.PENANA4AYCLTlaDx
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
19133Please respect copyright.PENANA2qpJXpjzFy
19133Please respect copyright.PENANAbV0yq97wOG
19133Please respect copyright.PENANAbQSQrlXivw
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
19133Please respect copyright.PENANAMwHMZDDR0p
19133Please respect copyright.PENANAqupX8WhAjh
19133Please respect copyright.PENANAZmf5zVd07H
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
19133Please respect copyright.PENANATEHakiIrIu
19133Please respect copyright.PENANA6D4HAB41DM
19133Please respect copyright.PENANA5VIivD9ndl
###################
19133Please respect copyright.PENANA0CWfUBcNVB
19133Please respect copyright.PENANA2FXgWl25fL
19133Please respect copyright.PENANAShy9qBwwVf
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
19133Please respect copyright.PENANA5KtMXwXS9c
19133Please respect copyright.PENANAhmEsFbVDGm
19133Please respect copyright.PENANA2YRF2fDsEW
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
19133Please respect copyright.PENANAp7Ty3mkeBW
19133Please respect copyright.PENANA5sBVSotBdl
19133Please respect copyright.PENANAOXaEAwedwk
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
19133Please respect copyright.PENANAhcvNDWrgLU
19133Please respect copyright.PENANAiJAp9bBPBp
19133Please respect copyright.PENANAY5kLKXxCcO
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
19133Please respect copyright.PENANAvnuC49jYFD
19133Please respect copyright.PENANA9xC0K5FY3d
19133Please respect copyright.PENANAUPAvBXrI9C
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
19133Please respect copyright.PENANAuEvjMMXG2L
19133Please respect copyright.PENANAQTMmvR63ez
19133Please respect copyright.PENANASDLpJCytmx
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
19133Please respect copyright.PENANAhxBJg1v3tk
19133Please respect copyright.PENANAENJwsRh9ih
19133Please respect copyright.PENANAvzBezA1Pry
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
19133Please respect copyright.PENANAp7jy7PmCaI
19133Please respect copyright.PENANAuaXVg6sJJw
19133Please respect copyright.PENANADOMopaeXEU
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
19133Please respect copyright.PENANACRZqcF9Vfx
19133Please respect copyright.PENANAMxjBB0sYHf
19133Please respect copyright.PENANAr4xc8wNOsv
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
19133Please respect copyright.PENANA31DgYgBj9u
19133Please respect copyright.PENANAOGWRCpFxcj
19133Please respect copyright.PENANABlAhrpaa5Q
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
19133Please respect copyright.PENANANDdbA1TT3e
19133Please respect copyright.PENANAXWhjkaeJBe
19133Please respect copyright.PENANAz6wWEEPW2w
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
19133Please respect copyright.PENANAFgni4fqLI2
19133Please respect copyright.PENANA7VCGqygvRu
19133Please respect copyright.PENANAQhMe8GOhGG
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
19133Please respect copyright.PENANAwJBVc0F26j
19133Please respect copyright.PENANAhNOp0FbGMt
19133Please respect copyright.PENANAa9ifNq8yR0
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
19133Please respect copyright.PENANAhe1Y2pGq8s
19133Please respect copyright.PENANADNo6ep8t40
19133Please respect copyright.PENANAnGI24dRt63
“Ada apa sayang?” tanyanya.
19133Please respect copyright.PENANA8xrglrNys8
19133Please respect copyright.PENANAd53fSgwmbX
19133Please respect copyright.PENANAdORqmwaywH
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
19133Please respect copyright.PENANARs7UEsQgBB
19133Please respect copyright.PENANAAVoj08BKYu
19133Please respect copyright.PENANA3y3pQUU0zk
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
19133Please respect copyright.PENANAbS56MCPqSw
19133Please respect copyright.PENANAPSFq0fveWo
19133Please respect copyright.PENANA3GVTdRzQdl
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
19133Please respect copyright.PENANAdJl2qfyLrT
19133Please respect copyright.PENANAZPavCK8ytS
19133Please respect copyright.PENANA02V43YcKOU
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
19133Please respect copyright.PENANAb3H4Ox53xT
19133Please respect copyright.PENANA5lUxjLc3wP
19133Please respect copyright.PENANAWN5iQT42qx
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
19133Please respect copyright.PENANAH19IqBFMUN
19133Please respect copyright.PENANAm5Htq0kP06
19133Please respect copyright.PENANAdbcPlfoWzu
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
19133Please respect copyright.PENANA4utbMbfzwv
19133Please respect copyright.PENANAfiCwFcoPov
19133Please respect copyright.PENANAMcwlrgWPI7
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
19133Please respect copyright.PENANApLCLjFDuY1
19133Please respect copyright.PENANAOAQOqWo1e8
19133Please respect copyright.PENANAL00OiZrJ7v
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
19133Please respect copyright.PENANAdf35krQxMx
19133Please respect copyright.PENANACcC67tpt5A
19133Please respect copyright.PENANAEVHHgz2ysr
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
19133Please respect copyright.PENANABDHdD0HdY6
19133Please respect copyright.PENANA1kygO3IFFa
19133Please respect copyright.PENANAqgzuSSsvys
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
19133Please respect copyright.PENANAp1eYTPLk8D
19133Please respect copyright.PENANAfZVGpoAj8A
19133Please respect copyright.PENANAxK3cwI380d
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
19133Please respect copyright.PENANAsIgHHe3Ytn
19133Please respect copyright.PENANAvpy7Ec2fxx
19133Please respect copyright.PENANAaYrXEeES0E
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
19133Please respect copyright.PENANAAlxXEhkNc3
19133Please respect copyright.PENANAYwWwUsWZfn
19133Please respect copyright.PENANAsFR9foVrri
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
19133Please respect copyright.PENANAfD9lYEFFPJ
19133Please respect copyright.PENANA2z6BzsyQre
19133Please respect copyright.PENANAfv7cUAFo2U
“Belum, Bu”
19133Please respect copyright.PENANAKLqnNcdjOQ
19133Please respect copyright.PENANAE7AlzOvtoC
19133Please respect copyright.PENANAzFDT96mdKz
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
19133Please respect copyright.PENANAy6XtS6E9Jm
19133Please respect copyright.PENANA7ttD6ysTkJ
19133Please respect copyright.PENANAcXDfqewGEH
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
19133Please respect copyright.PENANAfx42KbiPXP
19133Please respect copyright.PENANA1uJgcQ8GBN
19133Please respect copyright.PENANAsncIHsHfY5
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
19133Please respect copyright.PENANAnmWMhrzOo0
19133Please respect copyright.PENANApcrvgXZqwz
19133Please respect copyright.PENANAr4jTe4GCb2
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
19133Please respect copyright.PENANADGNMkGT0ha
19133Please respect copyright.PENANAgoypf7Cav5
19133Please respect copyright.PENANAjNjHoVhc08
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
19133Please respect copyright.PENANAlxuI9ZEtub
19133Please respect copyright.PENANAQFtx0qXjkO
19133Please respect copyright.PENANAmzWihwlOoC
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
19133Please respect copyright.PENANAAEPZLVO5FV
19133Please respect copyright.PENANAfcQ3IgpwN2
19133Please respect copyright.PENANAEIJnb1i5mJ
“Gak papa, kok”
19133Please respect copyright.PENANAS4WGLePNtl
19133Please respect copyright.PENANA0F7fgaKlZA
19133Please respect copyright.PENANAeieAoHdigt
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
19133Please respect copyright.PENANAC4EBPTDAnS
19133Please respect copyright.PENANAjmj2Ic7CCY
19133Please respect copyright.PENANAiq2OvntpZz
Indun malu-malu melihat perutku.
19133Please respect copyright.PENANACdtTSwqotM
19133Please respect copyright.PENANANH6RbW1ixD
19133Please respect copyright.PENANARC5Zdhm0YX
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
19133Please respect copyright.PENANAU4J1wb3a0S
19133Please respect copyright.PENANAr0PHGYsD8c
19133Please respect copyright.PENANAT3VikR3hxb
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
19133Please respect copyright.PENANA0VskyHu5VT
19133Please respect copyright.PENANAbIliPsOOR8
19133Please respect copyright.PENANAnkRUV7M5rR
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
19133Please respect copyright.PENANADusIuBZTgn
19133Please respect copyright.PENANAdPSgSHvfoT
19133Please respect copyright.PENANAZ2ZbTFZK4k
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
19133Please respect copyright.PENANAwbEO5kxNcV
19133Please respect copyright.PENANAudijeJTI9i
19133Please respect copyright.PENANAXoZy8v5Np9
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
19133Please respect copyright.PENANAAfrgxzMGHQ
19133Please respect copyright.PENANApMSTvRZddr
19133Please respect copyright.PENANA9d4pFBLDvz
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
19133Please respect copyright.PENANAdnkWrCLtdX
19133Please respect copyright.PENANAXeaLa3yGd7
19133Please respect copyright.PENANARNQNhmJDQi
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
19133Please respect copyright.PENANA0HPL0iWGd8
19133Please respect copyright.PENANAwixuhLTUlv
19133Please respect copyright.PENANAXUWLBIzZJL
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
19133Please respect copyright.PENANAvJaaHju8ue
19133Please respect copyright.PENANAK5LZrZbsjk
19133Please respect copyright.PENANAjwQoZrQXCC
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
19133Please respect copyright.PENANAbqu6hMDApC
19133Please respect copyright.PENANAVH6lyTST7L
19133Please respect copyright.PENANAMi9qwrdERB
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
19133Please respect copyright.PENANARoEzA0LF2W
19133Please respect copyright.PENANAufsm3R39QW
19133Please respect copyright.PENANA0efTzom1JH
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
19133Please respect copyright.PENANApLizvpG7O8
19133Please respect copyright.PENANAqyoR632BsB
19133Please respect copyright.PENANAROQqRC6UV4
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
19133Please respect copyright.PENANAMO2aAijKS8
19133Please respect copyright.PENANA8usGqOPdyw
19133Please respect copyright.PENANAkUFXzp3Azl
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
19133Please respect copyright.PENANA8ZeBvrvcgJ
19133Please respect copyright.PENANAz7ujw6Iyr3
19133Please respect copyright.PENANARPadlL2wmw
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
19133Please respect copyright.PENANAN3m8WQj18O
19133Please respect copyright.PENANA5MW9cLJgX8
19133Please respect copyright.PENANA65K2w7KUEV
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
19133Please respect copyright.PENANAFV6ecN9nUA
19133Please respect copyright.PENANA5dR1ybsw3J
19133Please respect copyright.PENANAddgdFQjzbi
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
19133Please respect copyright.PENANAog4F7TIax2
19133Please respect copyright.PENANAZ1U3HaGkl8
19133Please respect copyright.PENANAMXU0nNZe6k
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
19133Please respect copyright.PENANA5RcfeJRQux
19133Please respect copyright.PENANAn2JTBKDP2E
19133Please respect copyright.PENANAjkBV4um1gG
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
19133Please respect copyright.PENANALclobSKJ2u
19133Please respect copyright.PENANAcKOXVKcxUy
19133Please respect copyright.PENANAOb5sk4BSa4
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
19133Please respect copyright.PENANAzGTiE4djvD
19133Please respect copyright.PENANA4UCf0ukflH
19133Please respect copyright.PENANAiT5rwjykfY
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
19133Please respect copyright.PENANAL7g92T0C1c
19133Please respect copyright.PENANA8ezDKlKItW
19133Please respect copyright.PENANAOud3MoKa4D
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
19133Please respect copyright.PENANAEwwHg4w9LK
19133Please respect copyright.PENANAJzLIjpvlCp
19133Please respect copyright.PENANAuby6iUYbVw
“Kenapa?”
19133Please respect copyright.PENANA8DGVS9cm7A
19133Please respect copyright.PENANAz8TYtnjfAc
19133Please respect copyright.PENANAECjTP0KwY8
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
19133Please respect copyright.PENANACBrGddlcCG
19133Please respect copyright.PENANA0ydizFJlyk
19133Please respect copyright.PENANAuKd4saaksM
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
19133Please respect copyright.PENANALUqtABpCKk
19133Please respect copyright.PENANAqS40QxVrPE
19133Please respect copyright.PENANAaNo6Ry3ZKt
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
19133Please respect copyright.PENANAVzTs4ciF1H
19133Please respect copyright.PENANAZC60lH6mGT
19133Please respect copyright.PENANAwo2W5MvhmD
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
19133Please respect copyright.PENANAwCSVHscZCZ
19133Please respect copyright.PENANAD9Jy0EEZHc
19133Please respect copyright.PENANAX1akmUIcfU
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
19133Please respect copyright.PENANAC1zMtHoFcS
19133Please respect copyright.PENANA4Y1ztv8adI
19133Please respect copyright.PENANA6ubRjI4ak5
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
19133Please respect copyright.PENANACR2G33xFvO
19133Please respect copyright.PENANAnq0OXBVfD7
19133Please respect copyright.PENANA3I3XllbhD8
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
19133Please respect copyright.PENANAmkZfRcs9DV
19133Please respect copyright.PENANATHISJdbvFU
19133Please respect copyright.PENANAfKL9TKFfxj
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
19133Please respect copyright.PENANAbpwsbqf6aF
19133Please respect copyright.PENANAnEkxQYF9jF
19133Please respect copyright.PENANAIYo4EQ5axM
Indun belingsatan.
19133Please respect copyright.PENANAgKe4VArvSZ
19133Please respect copyright.PENANA5WyrW5VV7W
19133Please respect copyright.PENANApVALJyuoSl
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
19133Please respect copyright.PENANAIlROzT3y9d
19133Please respect copyright.PENANApjxefQ5yHA
19133Please respect copyright.PENANAXtizEBCjcX
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
19133Please respect copyright.PENANAXo1b5uv6yl
19133Please respect copyright.PENANAkaidHub3kS
19133Please respect copyright.PENANAIeSuMCtvU8
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
19133Please respect copyright.PENANARoL1nbTi3q
19133Please respect copyright.PENANAgAlHeUQAZq
19133Please respect copyright.PENANA4uTxwQLj6o
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
19133Please respect copyright.PENANAVrYpmO2b31
19133Please respect copyright.PENANAwKMFDEJv1S
19133Please respect copyright.PENANASI8pRDhO5t
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
19133Please respect copyright.PENANACeTBDU1QJA
19133Please respect copyright.PENANApseHmNIzZj
19133Please respect copyright.PENANA4W5y8bu2jL
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
19133Please respect copyright.PENANAeLLfjM0Ymo
19133Please respect copyright.PENANABqnxylb1BT
19133Please respect copyright.PENANAHz8l1iyEAr
“Iya bu.. Mau banget”
19133Please respect copyright.PENANADl0Fwv5ptx
19133Please respect copyright.PENANAWOItdCQUuk
19133Please respect copyright.PENANA5DkHXkUIcs
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
19133Please respect copyright.PENANAycA73REPCU
19133Please respect copyright.PENANApU6SEZJM1V
19133Please respect copyright.PENANAbS55YHHFrq
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANA8MrN2kIrbo
19133Please respect copyright.PENANAcxS0w8hYbt
19133Please respect copyright.PENANAr6G1vwcsou
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
19133Please respect copyright.PENANAkEb6WvhD58
19133Please respect copyright.PENANApBQJqdR4E7
19133Please respect copyright.PENANAUa2RZ9RSjH
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
19133Please respect copyright.PENANAo8tzuAahW7
19133Please respect copyright.PENANAi9pW4A0QrV
19133Please respect copyright.PENANASkXOVcCy8E
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
19133Please respect copyright.PENANASlexdnY8WQ
19133Please respect copyright.PENANAwb5U8uuRgF
19133Please respect copyright.PENANAn4d7dwg9fg
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
19133Please respect copyright.PENANAQJ5DXTPkcv
19133Please respect copyright.PENANAz9ppxNFwnG
19133Please respect copyright.PENANAAX7mXtjWTK
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
19133Please respect copyright.PENANAVG0iFPayLb
19133Please respect copyright.PENANA2PHhxQKNN5
19133Please respect copyright.PENANAxijET8epjY
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANAOzVO4nddW2
19133Please respect copyright.PENANAzQvVFAhOnA
19133Please respect copyright.PENANA7a2iKqQYBk
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
19133Please respect copyright.PENANAKN07L3Rmlx
19133Please respect copyright.PENANAN35hyfBLSI
19133Please respect copyright.PENANAmpr163UOrU
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
19133Please respect copyright.PENANACWhwXYXjYQ
19133Please respect copyright.PENANAasooO0q8tb
19133Please respect copyright.PENANAA8QLIjoZv3
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
19133Please respect copyright.PENANAezz9Dhsl8L
19133Please respect copyright.PENANAyGQnWofxT0
19133Please respect copyright.PENANAxbewjIhySX
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
19133Please respect copyright.PENANAHtenaOHYBv
19133Please respect copyright.PENANAqo2viG8rLb
19133Please respect copyright.PENANAq5VOsUwYOv
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANAohk27ySmzh
19133Please respect copyright.PENANAhKEe0v2B35
19133Please respect copyright.PENANA6ibPjkaW8g
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
19133Please respect copyright.PENANAOkYNpcnk3e
19133Please respect copyright.PENANA8akW4aTFt6
19133Please respect copyright.PENANAt8LIDFp9sZ
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
19133Please respect copyright.PENANANTvCHkSc0b
19133Please respect copyright.PENANAwyhyyQpqkx
19133Please respect copyright.PENANAfa97xTNJas
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
19133Please respect copyright.PENANAOBLm2436mY
19133Please respect copyright.PENANAl8eDmnz4Vh
19133Please respect copyright.PENANAuwnW4BmXUp
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
19133Please respect copyright.PENANA5eNQsO5Rig
19133Please respect copyright.PENANAnn2CJiiZU6
19133Please respect copyright.PENANAJodKOqLIQg
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
19133Please respect copyright.PENANA1GguBDCtHH
19133Please respect copyright.PENANAl00X3Vs7Fv
19133Please respect copyright.PENANAifRGXZwZ9k
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
19133Please respect copyright.PENANAPHddXEAbAu
19133Please respect copyright.PENANA8yb5FBOVr7
19133Please respect copyright.PENANAUL2oCESyC9
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
19133Please respect copyright.PENANAyQbJiBRuyF
19133Please respect copyright.PENANAQaHycLczfX
19133Please respect copyright.PENANAhiLGU4SlY7
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANAWD7IWLc8Dp
19133Please respect copyright.PENANA7T98wXZ1rP
19133Please respect copyright.PENANA3gDGX25RMU
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
19133Please respect copyright.PENANAQ7JcsTSjUb
19133Please respect copyright.PENANA9dV5UP3KJL
19133Please respect copyright.PENANAUUqywhHK3L
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
19133Please respect copyright.PENANADFqchxIiy3
19133Please respect copyright.PENANA4MFZZLyIhu
19133Please respect copyright.PENANAjj4i9EzDVE
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
19133Please respect copyright.PENANAOeLIgchtZv
19133Please respect copyright.PENANAfrGwOGIw9C
19133Please respect copyright.PENANATKCmCI8tUF
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
19133Please respect copyright.PENANAIK9ycM0Btq
19133Please respect copyright.PENANA54jnaCdDLc
19133Please respect copyright.PENANAnXXlWFWubb
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
19133Please respect copyright.PENANAFh1ltkLRuP
19133Please respect copyright.PENANAgMv1x1waNE
19133Please respect copyright.PENANAxbo2RG3UXG
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
19133Please respect copyright.PENANAYtwsHfMf5w
19133Please respect copyright.PENANAVjnfSLlf0x
19133Please respect copyright.PENANAsAVsmsYOBf
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
19133Please respect copyright.PENANAiABvBHDQAu
19133Please respect copyright.PENANAefthp9Snk7
19133Please respect copyright.PENANA0550Q6uvqQ
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
19133Please respect copyright.PENANARLb4z66Twu
19133Please respect copyright.PENANAOrHbgTHiuA
19133Please respect copyright.PENANA7iiIMiiXRc
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
19133Please respect copyright.PENANASnAwoSE5y2
19133Please respect copyright.PENANAuuTBV8OIwf
19133Please respect copyright.PENANAls7kMAHD5k
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAhEANl96opX
19133Please respect copyright.PENANAAmKohbWmXx
19133Please respect copyright.PENANA1rDeWi9woV
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
19133Please respect copyright.PENANArDlSRxo4V1
19133Please respect copyright.PENANAO71ccV9a0E
19133Please respect copyright.PENANAC42rxICCPW
“Mana aja deh”
19133Please respect copyright.PENANAjMdVnVEdTS
19133Please respect copyright.PENANAB2n9B4oFwi
19133Please respect copyright.PENANAMKKFN2bmsP
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
19133Please respect copyright.PENANAQhPMni0P6S
19133Please respect copyright.PENANAgpqpdqcMqI
19133Please respect copyright.PENANAkARs8BTfYt
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAKRQrueCkEA
19133Please respect copyright.PENANAeBDor7VLge
19133Please respect copyright.PENANAeenzxMk8qr
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
19133Please respect copyright.PENANAbHfUedyNlx
19133Please respect copyright.PENANA17OXgyyHCi
19133Please respect copyright.PENANALqMwlpqtAW
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
19133Please respect copyright.PENANAPObqJ5tHPV
19133Please respect copyright.PENANAMIv8SzHsNc
19133Please respect copyright.PENANApwEO6UhnKe
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
19133Please respect copyright.PENANAHCmIJbt8B4
19133Please respect copyright.PENANAUaT6ERVwye
19133Please respect copyright.PENANArybdrJQByy
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
19133Please respect copyright.PENANAPNdi7tlDWi
19133Please respect copyright.PENANAXe4U8izRsx
19133Please respect copyright.PENANAjsIp8txBnR
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
19133Please respect copyright.PENANAbfWNX83gSy
19133Please respect copyright.PENANAN6wqrhn2MJ
19133Please respect copyright.PENANAyAtslcGjcH
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
19133Please respect copyright.PENANATzUIVbQ80y
19133Please respect copyright.PENANA30Ix6Ze2mH
19133Please respect copyright.PENANAqXjAgczDmO
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAZMjsDbwcQu
19133Please respect copyright.PENANA6sCC4NhFe1
19133Please respect copyright.PENANA18Q0O9YvHQ
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
19133Please respect copyright.PENANA8KPMlkXBFo
19133Please respect copyright.PENANA6EGgV9gvqy
19133Please respect copyright.PENANAKNuuihVsJ3
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
19133Please respect copyright.PENANAHpAysJMx8w
19133Please respect copyright.PENANAIUMmF6fzCN
19133Please respect copyright.PENANAz4ZYtrWTtj
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
19133Please respect copyright.PENANAY156uMt6R1
19133Please respect copyright.PENANAIw334q5cMd
19133Please respect copyright.PENANAmh0WmKvjsB
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
19133Please respect copyright.PENANAeJakjFgABD
19133Please respect copyright.PENANARp4P9Pcl9C
19133Please respect copyright.PENANABrdILt0TPr
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
19133Please respect copyright.PENANATZoFxaeFGP
19133Please respect copyright.PENANAfW1APllmS3
19133Please respect copyright.PENANA7u3IlzxPiL
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
19133Please respect copyright.PENANAJSZKTwfoUr
19133Please respect copyright.PENANAtetgV01Mih
19133Please respect copyright.PENANAWuOTCAEofc
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
19133Please respect copyright.PENANAWR6xkyWgM9
19133Please respect copyright.PENANAcOiGSTTTvB
19133Please respect copyright.PENANAhabktX9i46
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
19133Please respect copyright.PENANACP6Q0NCmFx
19133Please respect copyright.PENANAca3Vh8J0FU
19133Please respect copyright.PENANAFSAULCd8Xw
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
19133Please respect copyright.PENANAgTX7amXPnw
19133Please respect copyright.PENANAebHpmmBNCV
19133Please respect copyright.PENANAF7J9cFTOTf
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
19133Please respect copyright.PENANADRFmTLjk0W
19133Please respect copyright.PENANAU2nJTZLQ6v
19133Please respect copyright.PENANA5y3T60i05F
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
19133Please respect copyright.PENANAtWPAkfPdsj
19133Please respect copyright.PENANAxZJrbFZlEy
19133Please respect copyright.PENANAwBtLNSvrGw
“ohhhhh…”
19133Please respect copyright.PENANAVx3Qoq6oGq
19133Please respect copyright.PENANAOsmkiSgWRK
19133Please respect copyright.PENANA1QLfHfYO3I
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
19133Please respect copyright.PENANAotMXg1KAgO
19133Please respect copyright.PENANAJRxugqJ7Ci
19133Please respect copyright.PENANAuVB3jSwjdL
########################
19133Please respect copyright.PENANABJtTMt6VNk
19133Please respect copyright.PENANAWOGYNwn6Hl
19133Please respect copyright.PENANAIBLlTZ4iov
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
19133Please respect copyright.PENANA9Dmbm6PSXy
19133Please respect copyright.PENANAxfdPuuRZZE
19133Please respect copyright.PENANA7Mf5AuDVQS
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
19133Please respect copyright.PENANAmLWKoUhdj7
19133Please respect copyright.PENANAjljJyxoljI
19133Please respect copyright.PENANAath1LlDv7a
Indun nampak kaget dan segera duduk.
19133Please respect copyright.PENANAz7o7Kcut62
19133Please respect copyright.PENANAdfZJ8P9h2y
19133Please respect copyright.PENANAGeO1UIlY7s
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
19133Please respect copyright.PENANA24gRNZIHID
19133Please respect copyright.PENANAxZLZtBWCMJ
19133Please respect copyright.PENANAOl52MXSxtg
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
19133Please respect copyright.PENANAfr6VgMiYOc
19133Please respect copyright.PENANAjwWlKjdF11
19133Please respect copyright.PENANAmFsKAGG0nX
Kami berpandangan.
19133Please respect copyright.PENANAEAnrov6JrI
19133Please respect copyright.PENANAm6VApZ3sqF
19133Please respect copyright.PENANAjcZvuCZwHt
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
19133Please respect copyright.PENANA0Cx8XIvPiM
19133Please respect copyright.PENANAnBfulnXl1k
19133Please respect copyright.PENANAWMlstPRH5c
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
19133Please respect copyright.PENANA0x3CH2aesx
19133Please respect copyright.PENANA2Tjw2dkynx
19133Please respect copyright.PENANAP87pcx59xT
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
19133Please respect copyright.PENANA1zm1o6V0qG
19133Please respect copyright.PENANAa1pHFmzjtX
19133Please respect copyright.PENANAQ65YPrXZ7I
“Ndun, kamu punya pacar?”
19133Please respect copyright.PENANAZHDYi91ELe
19133Please respect copyright.PENANAJiz5qhfZie
19133Please respect copyright.PENANAwQ1okNkOFb
“Belum, bu”
19133Please respect copyright.PENANAecJGZG1hGn
19133Please respect copyright.PENANASgtpjF3IIz
19133Please respect copyright.PENANAxPZ7C8djyN
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
19133Please respect copyright.PENANAHOEoeUhWbj
19133Please respect copyright.PENANAu5JihgZZCb
19133Please respect copyright.PENANAVEX4fNYHSG
“Iya bu, gak mungkinlah”
19133Please respect copyright.PENANAHNO8n3otPV
19133Please respect copyright.PENANAE1xc7A8u34
19133Please respect copyright.PENANATLnSCnWXvU
“Aku takut kamu rusak karena aku”
19133Please respect copyright.PENANAhy4r6DtCK4
19133Please respect copyright.PENANAqFc5j8Sw9O
19133Please respect copyright.PENANAo5Q1e4uY9X
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
19133Please respect copyright.PENANAZYVQ5ayWJB
19133Please respect copyright.PENANASrNsX4DTJ9
19133Please respect copyright.PENANA56LFnHhj4H
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
19133Please respect copyright.PENANAk8lKgToczg
19133Please respect copyright.PENANAPOZtQUjltJ
19133Please respect copyright.PENANANWFVHezADN
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
19133Please respect copyright.PENANA6GdHeaZZeJ
19133Please respect copyright.PENANAASYxoRV8QA
19133Please respect copyright.PENANA48DE5tY6NA
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
19133Please respect copyright.PENANAR327zDIBDv
19133Please respect copyright.PENANAy43199Hs5C
19133Please respect copyright.PENANAODTyaWCTMA
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
19133Please respect copyright.PENANA3TCO4h9vrl
19133Please respect copyright.PENANALoD5IoTbZu
19133Please respect copyright.PENANAVyO9SgZ1lw
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
19133Please respect copyright.PENANAuXorrMISWL
19133Please respect copyright.PENANA8eSL36ADpB
19133Please respect copyright.PENANAx0ja3BTyCL
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
19133Please respect copyright.PENANAy4Fti9GXpB
19133Please respect copyright.PENANABPXZ684Mkq
19133Please respect copyright.PENANAuHDFotPpIb
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
19133Please respect copyright.PENANA56F34YIpzf
19133Please respect copyright.PENANAmK8jmbvBfr
19133Please respect copyright.PENANAjjKITsfNwD
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
19133Please respect copyright.PENANAnN9uDTqi1A
19133Please respect copyright.PENANA5jkmBV0rWy
19133Please respect copyright.PENANAJkHnHycuGs
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
19133Please respect copyright.PENANAZrkrX9My31
19133Please respect copyright.PENANAV8aUxq9wqy
19133Please respect copyright.PENANAx8IahlMzaN
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
19133Please respect copyright.PENANAI6WKqjb64H
19133Please respect copyright.PENANArwEZEVRty6
19133Please respect copyright.PENANA2xm5DhmsfF
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
19133Please respect copyright.PENANAf5bsMvYaDT
19133Please respect copyright.PENANAJo5SMst9wB
19133Please respect copyright.PENANA3gSNaMya1v
“Iyyyaaa.. Bu”
19133Please respect copyright.PENANAV5fPmVXStI
19133Please respect copyright.PENANAYPIU6RZ5PT
19133Please respect copyright.PENANAr81fO5456l
“Terusss… Cepat”
19133Please respect copyright.PENANAKRcsB5Bh2u
19133Please respect copyright.PENANA7FojkvHlvi
19133Please respect copyright.PENANAgRWuZsbbkq
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
19133Please respect copyright.PENANAeYKV2dRl36
19133Please respect copyright.PENANAaCoqy2RbDf
19133Please respect copyright.PENANAd9RASpr9Cn
“Ohhh…”
19133Please respect copyright.PENANAGjkQa0FW24
19133Please respect copyright.PENANAWjoCBttNUC
19133Please respect copyright.PENANAk0pcQS7OnP
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
19133Please respect copyright.PENANAtoOu1aQ2pj
19133Please respect copyright.PENANA9hhgRzLhwA
19133Please respect copyright.PENANAPiqpy9Ngrh
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
19133Please respect copyright.PENANAsxaWNKomd0
19133Please respect copyright.PENANA2irJtN50Rb
19133Please respect copyright.PENANAmDzna4SoWY
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
19133Please respect copyright.PENANAVANQpXoCVY
19133Please respect copyright.PENANAZH0DEC3Wf9
19133Please respect copyright.PENANAXStGwgVYxi
######################
19133Please respect copyright.PENANAUzWVUoR4Qu
19133Please respect copyright.PENANAXQBCt9XIWe
19133Please respect copyright.PENANAEwaWlXaCsI
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
19133Please respect copyright.PENANAgasU2FXml9
19133Please respect copyright.PENANArrl91dq2oc
19133Please respect copyright.PENANAFr7FgXpGUk
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
19133Please respect copyright.PENANAfSlcbA0wJJ
19133Please respect copyright.PENANAVk1QJJiu8l
19133Please respect copyright.PENANAcEtOPbrXZi
“Biasa aja Bu”
19133Please respect copyright.PENANACzNLE4gE2f
19133Please respect copyright.PENANAWEhgStFCtR
19133Please respect copyright.PENANAfb3VbfNAn4
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
19133Please respect copyright.PENANA4IsQHhaAAJ
19133Please respect copyright.PENANAKUhOkcAitR
19133Please respect copyright.PENANAxl0JZNUxFC
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
19133Please respect copyright.PENANAbkePLXlhHp
19133Please respect copyright.PENANAjgXjA8BwEx
19133Please respect copyright.PENANA1cQ5Pg9jbP
“Aku takut menganggu sekolahmu”
19133Please respect copyright.PENANAo4xOsJeT5k
19133Please respect copyright.PENANA5CipuxiAVP
19133Please respect copyright.PENANAMfaThCAKKG
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
19133Please respect copyright.PENANArF3pW5uelm
19133Please respect copyright.PENANAKiEtey2ASI
19133Please respect copyright.PENANABXvkBdpMLa
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
19133Please respect copyright.PENANAQBFd0L7EFw
19133Please respect copyright.PENANAWCpSHPyTDm
19133Please respect copyright.PENANAnY1RyO15M5
“Iya Bu”
19133Please respect copyright.PENANAw2DTxQCUKZ
19133Please respect copyright.PENANAr6SD6G2Vwo
19133Please respect copyright.PENANAc2D0Ibeuma
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
19133Please respect copyright.PENANAbzsfFVieOg
19133Please respect copyright.PENANA7Rs66PWMif
19133Please respect copyright.PENANArQKr9jclM0
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
19133Please respect copyright.PENANARSZZJf1kJx
19133Please respect copyright.PENANA1UB2ZOmD9W
19133Please respect copyright.PENANAz5vExGhjPP
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
19133Please respect copyright.PENANAIHwVUURHQ6
19133Please respect copyright.PENANAqHga3uw8GE
19133Please respect copyright.PENANA8PHDNPIhQM
“Aku mau jadi pacar Ibu”
19133Please respect copyright.PENANAiaUfJcbtrU
19133Please respect copyright.PENANArAx0SGotOr
19133Please respect copyright.PENANA4qmCI0rR0F
“Lho aku khan sudah bersuami?”
19133Please respect copyright.PENANAcleEdsTiNb
19133Please respect copyright.PENANAbWtLUleRCB
19133Please respect copyright.PENANAdSgg3Uf12q
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
19133Please respect copyright.PENANA00SLkxmidW
19133Please respect copyright.PENANAKbTw2mDfy9
19133Please respect copyright.PENANAkA6EmYOG91
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
19133Please respect copyright.PENANA3v5KMKvPu4
19133Please respect copyright.PENANA9cUkY8JyZ9
19133Please respect copyright.PENANA5nO3zH3uJ6
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
19133Please respect copyright.PENANAQkpThLRoDk
19133Please respect copyright.PENANAjEaWiP0zTr
19133Please respect copyright.PENANAyE49Ei0pTv
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
19133Please respect copyright.PENANAAJTJhHiGSc
19133Please respect copyright.PENANA73PK1F6D1z
19133Please respect copyright.PENANA11wCU2gUMA
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
19133Please respect copyright.PENANAKTgwsTLwJR
19133Please respect copyright.PENANAka9I33Lu6k
19133Please respect copyright.PENANApM4DLlR7jZ
#######################
19133Please respect copyright.PENANA3nZ0yqXBqe
19133Please respect copyright.PENANAf1EXbN6gTm
19133Please respect copyright.PENANA4tKAiI7Uwx
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
19133Please respect copyright.PENANAukggB1Xb41
19133Please respect copyright.PENANAOweJOwOLqP
19133Please respect copyright.PENANAm61Wpc0dzv
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
19133Please respect copyright.PENANA9LEwPDrBEC
19133Please respect copyright.PENANAIXY13PYExS
19133Please respect copyright.PENANA4FDOLau3H4
##########################
19133Please respect copyright.PENANAx1af1JkS6c
19133Please respect copyright.PENANAURG5DvvKfU
19133Please respect copyright.PENANAVhaK57pnr6
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
19133Please respect copyright.PENANAzODd1MH1E7
19133Please respect copyright.PENANAfU8dUXIjyS
19133Please respect copyright.PENANABFB4HidHy6
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
19133Please respect copyright.PENANAObm48jc4PJ
19133Please respect copyright.PENANAD7g9xzAPF8
19133Please respect copyright.PENANApnmUq5NDr3
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
19133Please respect copyright.PENANAuki63zInu5
19133Please respect copyright.PENANAnit9JKAx06
19133Please respect copyright.PENANA3zEaEFgZMI
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
19133Please respect copyright.PENANASEBGTq6Vih
19133Please respect copyright.PENANApcoWxPyOmA
19133Please respect copyright.PENANAGNfISsFRpJ
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
19133Please respect copyright.PENANA4JIYnOfnqT
19133Please respect copyright.PENANAHcFBFnCAJk
19133Please respect copyright.PENANAuPkHxwZetg
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
19133Please respect copyright.PENANAsRrt7ceZ44
19133Please respect copyright.PENANAw8kjJEC3l8
19133Please respect copyright.PENANAVM5YlwuUdM
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
19133Please respect copyright.PENANAc6os4py3Sn
19133Please respect copyright.PENANAYcOIhChB9H
19133Please respect copyright.PENANAlQd4l1V37F
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
19133Please respect copyright.PENANAI7LO6J1hio
19133Please respect copyright.PENANAc3AnJv8vOs
19133Please respect copyright.PENANAo3DJBqKW3A
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
19133Please respect copyright.PENANAvagCeXM75M
19133Please respect copyright.PENANAi9iKmYhnlJ
19133Please respect copyright.PENANAWYCwJXGFHx
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
19133Please respect copyright.PENANAhXEyJRVGYC
19133Please respect copyright.PENANAfK6EocKNxc
19133Please respect copyright.PENANAwqFUGUpLGO
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
19133Please respect copyright.PENANA6rQJAGtjPw
19133Please respect copyright.PENANAEegnsTQvEF
19133Please respect copyright.PENANAOyME6ibGpG
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
19133Please respect copyright.PENANA53MIQFudey
19133Please respect copyright.PENANAThJ0kdiYO5
19133Please respect copyright.PENANALtsgPCL9Ts
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
19133Please respect copyright.PENANAsVprwvRogM
19133Please respect copyright.PENANAL5zZCGbJMi
19133Please respect copyright.PENANAzWztf1C5TN
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
19133Please respect copyright.PENANA2iCsbdq3Zz
19133Please respect copyright.PENANAnAECWdlTJb
19133Please respect copyright.PENANA6IEzyx2EHw
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
19133Please respect copyright.PENANAgkJ6jGBycX
19133Please respect copyright.PENANAoLWBEstOFl
19133Please respect copyright.PENANAGw7GyPqZhQ
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
19133Please respect copyright.PENANACcG19KwXRJ
19133Please respect copyright.PENANAAwb5nHBEpA
19133Please respect copyright.PENANAyQ9RSKutKo
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
19133Please respect copyright.PENANAG3gCDjMuvX
19133Please respect copyright.PENANA5RoH6EaW0V
19133Please respect copyright.PENANA9rtcqLJxYa
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
19133Please respect copyright.PENANAdUkPLpNqJA
19133Please respect copyright.PENANAcq3h9lWl1m
19133Please respect copyright.PENANAOvRsiaLRlQ
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
19133Please respect copyright.PENANAsCHoUg1IrQ
19133Please respect copyright.PENANAaW9y47fv4m
19133Please respect copyright.PENANAqbSbyeDUzx
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns18.119.0.35da2