campus story
Imron adalah karyawan penjaga kampus sebuah perguruan tinggi swasta berusia pertengahan limapuluh. Sosoknya sedang dengan body lumayan berisi, wajahnya jauh dari tampan, hitam dan agak bopengan, matanya pun cekung ke dalam berkesan ngantuk. Masa lalunya bisa dibilang kelam, dulunya dia adalah seorang penjahat yang ditakuti dan beberapa kali keluar masuk penjara, bekas luka sepanjang sejengkal di dadanya adalah hasil pertarungan antar geng dulu. Tampangnya yang seram dan tidak bersahabat itu, ditambah masa lalunya yang seram plus sifat penyendirinya membuatnya seringkali dipandang rendah oleh mahasiswa, dosen, maupun sesama rekan karyawan di kampus itu.
11264Please respect copyright.PENANALcq35HIEEP
11264Please respect copyright.PENANALnk8QbFR02
Dia tetap menjalankan tugasnya dengan rapi tanpa mempedulikan omongan orang-orang di sekitarnya. Bekerja di lingkungan itu membuatnya sering menelan ludah melihat tingkah polah para mahasiswi cantik dan dosen-dosen muda yang berpakaian seksi memperlihatkan paha mulus, pusar, maupun belahan dada mereka dengan pakaian berleher rendah, juga sesekali dia memergoki beberapa diantaranya berhubungan badan di areal kampus seperti mobil, toilet, ruang kuliah, dan lain-lain. Semua itu dia anggap sebagai hiburan semata sampai suatu ketika naluri jahat dalam dirinya kembali muncul ketika dia menemukan sebuah cameraphone yang yang tertinggal di kelas. Benda itu diambil dan dipelajarinya, sebentar saja dia sudah paham penggunaannya terutama cara pengambilan gambar dan merekam video klip. Dari sinilah terbesit niat jahat untuk membalas segala perlakuan yang selama ini dia terima dan mewujudkan angan-angannya menikmati tubuh para wanita cantik di kampus dengan cara memeras mereka dengan foto-foto memalukan yang bisa dia ambil dengan alat itu.
11264Please respect copyright.PENANAzgEodzsJQi
11264Please respect copyright.PENANAU3XTH5TZpA
Chapter I : Ellen’s Tragedy
11264Please respect copyright.PENANAfydedIGvDS
Hari itu, Imron mulai menyeleksi siapa yang akan dijadikan mangsa pertamanya. Dia bingung menentukan pilihan karena begitu banyak gadis-gadis cantik disana baik dari kalangan mahasiswi maupun dosen, dan kesempatan untuk mengambil gambar pun perlu momen yang tepat. Keberuntungan berpihak padanya ketika sore jam limaan dimana kampus mulai sepi, dia menemukan sepasang muda-mudi yang sedang berasyik-masyuk di ruang senat. Jendela ruangan itu dicat sebagian, tapi jika berjinjit sedikit maka kita akan bisa mengintip ke dalam melalui bagian yang tidak bercat. Di atas sofa nampak Ellen dan Leo (keduanya mahasiswa fakultas ekonomi) sedang beradegan panas saling melepas hasrat birahinya. Pakaian keduanya sudah tersingkap sana-sini, Leo sudah melepaskan celana panjangnya dan menindih tubuh Ellen yang sudah setengah bugil dengan kaos dan bra tersingkap dan tinggal memakai celana dalam saja, celana panjang Ellen sudah tergeletak di lantai.
11264Please respect copyright.PENANAMzCH74Rk2B
11264Please respect copyright.PENANAAtsCwpSUOm
“Mmhhh…eenngghhh !” desah Ellen sambil meremasi rambut Leo ketika pemuda itu mengisapi payudaranya.
11264Please respect copyright.PENANAM15UDeqNBf
Tangan Leo merayap ke bawah dan menyusup ke balik celana dalamnya sehingga pada celana dalam itu nampak gumpalan yang bergerak-gerak. Dengan gemetaran, Imron mengeluarkan cameraphone itu dari saku celananya dan mulai mengarahkan lensanya ke arah pasangan yang sedang bermesraan itu. Dengan sabar dan hati-hati, direkamnya adegan demi adegan dalam bentuk foto maupun video klip. Sambil mengambil gambar, tangan satunya tidak bisa menahan diri mengocok penisnya yang sudah mengeras dari luar celana. Ketika mereka sudah mau selesai dan hendak keluar dari ruang itu, Imron pun segera pergi dari situ, rencananya dia akan segera menjalankan aksinya setelah itu, tapi sayangnya kedua muda-mudi itu pulang bersama, lagi pula lebih baik sabar menunggu besok agar gadis itu sudah bersih dan segar kembali dari sisa-sisa persetubuhannya, demikian pikirnya.
11264Please respect copyright.PENANALDIFt1Iqsz
11264Please respect copyright.PENANApETyfRiIqi
Malamnya, Imron menikmati gambar-gambar dan video klip yang diambilnya barusan sambil mengocok penisnya, selain itu dia juga memikirkan saat yang tepat untuk mengerjai Ellen besoknya. Keesokan harinya, setelah beberapa saat mencari orang yang ditunggu, Imron akhirnya menemukan gadis itu sedang mengikuti kuliah di sebuah kelas. Tidak mau kehilangan buruannya, dia terus membuntuti diam-diam dan menunggu waktu untuk berbicara dengannya. Ellen nampak begitu cantik hari itu, dia memakai kaos ketat warna merah yang mencetak bentuk tubuhnya dipadu dengan rok jeans selutut, rambutnya yang hitam sedada itu diikat ke belakang memperlihatkan lehernya yang jenjang dan putih mulus. Tahun ini dia memasuki usianya yang ke-21, anak seorang pemilik toko emas ini selalu berdandan modis tapi tidak norak, sehingga termasuk salah satu bunga di kampus ini. Leo, pemuda yang kemarin bercinta dengannya adalah senior satu angkatan diatasnya, belum sampai sebulan Leo menyatakan cintanya dan diterima dengan mulus.
11264Please respect copyright.PENANAMoWGfcDlf4
11264Please respect copyright.PENANAcBpT2HIrkA
Saat itu adalah jam satu siang di basement parkir, Ellen baru saja melemparkan tas dan diktat kuliahnya ke dalam mobil dan hendak masuk ke kemudi ketika terdengar Imron, si penjaga kampus itu muncul dan menyapanya dari belakang.
11264Please respect copyright.PENANAaFMzLojVur
“Siang Non !! Sudah mau pulang ya !” sapanya dengan suara pelan
11264Please respect copyright.PENANAl0W96SrAie
“Haduh…ngagetin aja bapak ini, ada apa sih Pak !” jawabnya agak ketus sambil mengelus dada.
11264Please respect copyright.PENANAgLE91Bt21O
“Hehe…anu non, bapak cuma mau ngasih liat sesuatu buat non yang sepertinya penting” jawabnya dengan terkekeh.
11264Please respect copyright.PENANA4oFJ3tKoaq
“Apan sih Pak, cepetan deh saya mau pulang nih !”
11264Please respect copyright.PENANAZtdnW8KGKx
Imron pun mengeluarkan HP-nya dan memperlihatkan file-file gambar itu kepada Ellen. Betapa kagetnya gadis itu, ekspresi wajahnya seperti melihat setan, pucat dengan mulut ternganga begitu melihat gambar pertama yang ditunjukkan yaitu dirinya sedang mengulum penis Leo kemarin sore, disusul gambar-gambar berikutnya yang semua berisi adegan syur dirinya bersama kekasihnya itu.
11264Please respect copyright.PENANAHokx8o192L
11264Please respect copyright.PENANAT8mMLQEmQL
“A-a-apa-apaan ini Pak, apa…apa maksudnya semua ini !?” tanyanya terbata-bata dengan ekspresi kebingungan bercampur kaget.
11264Please respect copyright.PENANAjjh0rWFgP4
“Hehehe…bagus yah non ? kalo saya cetak fotonya gimana non ?” wajah Imron menyeringai mesum
11264Please respect copyright.PENANAbmiuP9a3P6
“Kurang ajar, apa sebenernya mau Bapak ?” Ellen menjadi geram sehingga hampir berteriak, keringat mulai menetes di dahinya.
11264Please respect copyright.PENANAJigkAVHfVH
“Ssttt…ssssttt…jangan keras-keras dong non, nanti yang lain denger gimana” Imron mengacungkan telunjuk di depan hidungnya dengan tetap cengengesan, “nah, gimana kalau kita bicarakan di gudang sana aja deh, biar lebih enak !” katanya lagi dengan pandangan ke arah sebuah pintu di salah satu pojok basement itu. Ellen tidak bisa berkata-kata lagi, jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya panas dingin, namun karena tidak ada jalan lain dia terpaksa mengikuti saja Imron yang terlebih dahulu berjalan ke ruang itu.
11264Please respect copyright.PENANALT7ACa7cXp
11264Please respect copyright.PENANAAoXvHUR8ny
Ruang itu tidak begitu besar, diterangi lampu neon 10 watt, sebuah tangga lipat tersandar di dinding diantara setumpuk barang bekas, juga terdapat sebuah rak yang berisi kaleng-kaleng cat, tiner, dan macam-macam peralatan. Setelah keduanya masuk, Imron menyalakan lampu dan menggeser slot pintu membuatnya terkunci dari dalam. Ellen begitu terkejut dan tersentak kaget begitu merasakan pantatnya diraba dari belakang, dia langsung berbalik dan menepis tangan Imron.
11264Please respect copyright.PENANAFdR2dg08fI
“Ahhh…kurang ajar, jangan keterlaluan ya Pak !!” bentaknya marah
11264Please respect copyright.PENANA6QTSON3xZH
“Ahahaha…ayolah Non, kemarin juga Non nafsu banget kan ?” seringainya “lagian apa Non punya pilihan lain buat ngejaga rahasia ini” mimiknya mulai serius.
11264Please respect copyright.PENANAGrrr1H4dzP
“Ok…ok Pak, gimana kalau Bapak bilang aja mau berapa, pasti saya kasih” Ellen sudah demikian panik sampai-sampai suaranya gemetaran.
11264Please respect copyright.PENANALv7hb2rmfI
“Ooohh…uang, dasar orang kaya, saya selama kerja disini ngerasa cukup-cukup aja kok Non, tanpa anak istri yang perlu dibiayai, yang susah didapat itu ya kesempatan untuk mencicipi cewek seperti Non ini” sambil menatapnya dalam.
11264Please respect copyright.PENANAngGSaOf9Ss
11264Please respect copyright.PENANAIi0n5RLosq
Ellen benar-benar kehabisan akal, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia merasa jijik untuk melayani lelaki yang seumuran ayahnya ini yang juga dari status dan ras yang berbeda, tapi nampaknya tidak ada pilihan lain untuk menutupi skandalnya ini, jangankan foto, beritanya yang tersebar saja sudah cukup membuatnya jadi bahan gunjingan sekampus, kedua tangannya terkepal keras menahan emosi.
11264Please respect copyright.PENANAi85oIAfWAo
“Sekarang ya terserah Non aja, bapak ga mau maksa kok, kalo non ga mau silakan pergi, kalau setuju silakan non duduk disini biar kita bisa berunding lagi”kata Imron sambil mengambil kursi lipat yang lapisan kulitnya telah sobek, dibentangkannya kursi itu di dekat Ellen yang masih tertegun.
11264Please respect copyright.PENANArqr8M6wpRP
Akhirnya dengan berat hati, Ellen pun menghempaskan pantatnya ke kursi itu.
11264Please respect copyright.PENANAX28B1Q7peV
“Nah gitu dong baru anak manis, pokoknya asal Non nurut, saya jamin rahasia ini aman”
11264Please respect copyright.PENANALaLn9gTfgO
11264Please respect copyright.PENANAeLzgoojKzu
Kemudian Imron membuka resulting celananya dan menyembullah penis yang sudah mengeras itu di depan wajah Ellen. Matanya melotot melihat penisnya yang hitam berurat dengan ujungnya disunat menyerupai jamur serta jauh lebih besar daripada milik kekasihnya.
11264Please respect copyright.PENANA8fKDqMw30z
“Gede kan Non, pasti punya pacar Non ga segede gini kan !” katanya dengan bangga memamerkan senjatanya itu. “Nah, ayo Non sekarang servisnya mana !”
11264Please respect copyright.PENANATCNq42nOZC
Dengan tangan gemetar, dia mulai meraih penis itu dan mengocoknya pelan.
11264Please respect copyright.PENANAip6xXJWBTE
“Servis mulutnya mana Non, masa cuma tangan doang sih !” suruhnya tak sabar
11264Please respect copyright.PENANALIrhgrmGHC
Pelan-pelan, Ellen memajukan wajahnya sambil memandangnya jijik, dia melanjutkan kocokannya sambil menyapukan lidahnya pada kepala penis itu dengan ragu-ragu, sehingga Imron jadi gusar.
11264Please respect copyright.PENANAxZv1L5Gmdh
“Heh, apa-apaan sih, disuruh pake mulut malah cuma pake lidah disentil-sentil gitu !” bentaknya “gini nih yang namanya pake mulut !” seraya menjambak kuncir rambut Ellen dan menjejalkan penisnya ke dalam mulutnya.
11264Please respect copyright.PENANA4izebnDRx1
11264Please respect copyright.PENANATGPBS7leQx
“Mmmhhppphh…!!” hanya itu yang keluar dari mulut Ellen yang telah dijejali penis, air mata menetes dari sudut matanya.
11264Please respect copyright.PENANALYydPMko1j
Mulut Ellen yang mungil itu membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah siksaannya.
11264Please respect copyright.PENANAHDQgGvgp38
“Ayo, yang bener nyepongnya, kemaren kan hebat ke pacarnya, kalau gak muasin rahasianya ga Bapak jamin loh !”
11264Please respect copyright.PENANA0mBZH7RUYx
Imron mendesah merasakan belaian lidah Ellen pada penisnya serta kehangatan yang diberikan oleh ludah dan mulutnya. Pertama kalinya sejak dipenjara belasan tahun yang lalu dia kembali menikmati kehangatan tubuh wanita. Ellen sendiri walaupun merasa jijik dan kotor, tanpa disadari mulai terangsang dan mulai mengulum benda itu dalam mulutnya.
11264Please respect copyright.PENANADeEbmKtvxZ
11264Please respect copyright.PENANAZ86JG3PbuM
“Uuhhh…gitu Non, enak…mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepala Ellen dan memaju-mundurkan pinggulnya.
11264Please respect copyright.PENANAVGomq2KJeC
Ellen merasakan wajahnya makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Imron yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongannya. Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan hal itu, sampai Imron menekan kepalanya sambil melenguh panjang.
11264Please respect copyright.PENANAmrRRTXQ7NA
“Ooohh…keluar nih Non, isep…awas kalo dimuntahin, sekalian bersihin kontolnya !” perintahnya dengan nafas memburu.
11264Please respect copyright.PENANAylqZ5eKkeV
Cairan putih kental itu menyembur deras di dalam mulutnya dan mau tidak mau, Ellen harus menelannya, rasanya yang asin dan kental itu membuatnya hampir muntah sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah dan berhenti. Ellen langsung terbatuk-batuk begitu Imron mencabut penis itu dari mulutnya. Nafasnya terengah-engah mencari udara segar, air mata telah mengalir membasahi wajah cantiknya.
11264Please respect copyright.PENANAmFyHwZMx2q
11264Please respect copyright.PENANAIJRefUUgIB
“Sudah…cukup ya Pak, saya mohon lepaskan saya !” Ellen memohon.
11264Please respect copyright.PENANAofvkmB66DU
“Cukup apanya Non, baru juga pemanasannya, pokoknya dijamin puas deh Non !” ujar Imron sambil berjongkok di depannya, tangannya meraih ujung baju Ellen hendak menyingkapnya.
11264Please respect copyright.PENANAYj2HXJn9Qp
“Jangan…jangan Pak, saya mohon !” ucapnya mengiba sambil menahan tangan Imron yang akan menaikkan bajunya.
11264Please respect copyright.PENANAtFyuwwnaeI
Namun tenaganya tentu saja kalah dari pria setengah baya itu yang menepis tangannya dan langung menyingkap kaos sekaligus bra hitam di baliknya. Kini mulut Imron dengan rakus menjilat dan menyedot puting Ellen yang merah dadu itu, setelah beberapa saat tangannya yang menggerayangi payudara yang lain mulai turun ke bawah mengelus paha mulusnya lalu menyusup masuk ke roknya. Di dalam rok, tangan kasar itu menjejahi kemulusan paha dalam Ellen sebelum akhirnya menjamah selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.
11264Please respect copyright.PENANAwvrH5fvNfQ
11264Please respect copyright.PENANACBQCjB47Vw
Ellen hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu, dia mendesah dan sesekali terisak saat tangan itu mulai meraba-raba kemaluannya dari luar. Rasa geli membuatnya mengatupkan kedua belah pahanya sehingga tangan Imron terjepit diantara kemulusan kulitnya. Hal ini membuatnya semakin bernafsu, dia mulai menyusupkan jari-jarinya melalui pinggiran celana dalam itu dan menyentuh bibir vaginanya yang telah becek.
11264Please respect copyright.PENANAnAWnQNDrlP
“Hehehe…nangis-nangis tapi ikut konak juga !” ejeknya sambil nyengir lebar ketika merasakan daerah kewanitaan Ellen yang basah itu.
11264Please respect copyright.PENANAspRRepEE80
Kemudian dengan mengaitkan dua jari, ditariknya lepas celana dalamnya yang juga warna hitam itu, lalu diangkatnya juga roknya sehingga kini angin menerpa tubuh bagian bawah yang telah terbuka itu.
11264Please respect copyright.PENANAXnvvmHgG4P
“Buka kakinya Non !” perintahnya pada Ellen yang merapatkan pahanya dengan rasa malu yang mendalam.
11264Please respect copyright.PENANAW7cK794qG2
“Buka ga…atau fotonya saya sebarin !” katanya lagi dengan lebih keras.
11264Please respect copyright.PENANAWk8nzBxvJk
Dengan amat terpaksa, Ellen mulai membuka pahanya perlahan-lahan memperlihatkan kemaluannya yang berbulu cukup lebat kepada Imron yang berjongkok di depannya. Dia menggigit bibir dan memejamkan mata, tak pernah terbayang olehnya akan melakukan hal ini di depan lelaki seperti itu.
11264Please respect copyright.PENANAScVlufykZH
11264Please respect copyright.PENANAhBAtgCHOsg
“Wah…udah lama sekali Bapak gak ngerasain yang satu ini !” katanya sambil menatapi daerah pribadi itu dan mengelusnya.
11264Please respect copyright.PENANAwGsn8ydCb0
Tak lama kemudian Imron pun melumat vaginanya dengan ganas, diserangnya setiap sudut vagina itu mulai dari bibir hingga klitorisnya disertai gigitan-gigitan kecil, tangan kanannya meraih payudaranya dan meremasinya, sedangkan yang kiri menelusuri kemulusan pahanya.
11264Please respect copyright.PENANAkbCn1WNqKn
“Uh…uhh…jangan…sudah, ahhh… !” desah Ellen dengan tubuh menggeliat-geliat menahan rasa geli yang bercampur nikmat luar biasa itu, suatu perasaan yang tidak bisa ditahannya lagi.
11264Please respect copyright.PENANAGnAufrVGb1
11264Please respect copyright.PENANARFPrynd6iL
Tubuh Ellen telah basah oleh keringat, wajahnya memerah dan nafasnya makin memburu. Mendadak dia merasakan bulu kuduknya merinding semua, secara reflek dia merapatkan kedua pahanya mengapit kepala Imron karena sebuah sensasi dahsyat, ternyata Imron membenamkan lidahnya pada bagian yang lebih dalam dari vaginanya, dia merasakan dinding vaginanya menjepit lidah Imron. Selain itu dia juga merasakan putingnya makin mengeras karena terus dipilin dan dipencet-pencet oleh Imron. Puas bermain-main dengan vagina itu, Imron mengangkat tubuh Ellen bangkit berdiri, kini posisi mereka berhadap-hadapan. Tanpa perlawanan berarti Imron melucuti kaos dan bra-nya. Yang tersisa di tubuhnya tinggal rok yang telah tersingkap ke atas dan sepatu haknya, sementara Imron masih memakai kaos dan seragam karyawannya yang kancingnya terbuka sebagian tetapi tanpa celana. Diangkatnya wajah Ellen yang tertunduk, ditatapnya sejenak dan disekanya air mata yang mengalir sebelum dengan tiba-tiba melumat bibir mungil itu dengan ganas.
11264Please respect copyright.PENANAuoWIP2mVg7
11264Please respect copyright.PENANACUkVxcdbed
Mata gadis itu membelakak menerima serangan kilat itu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendorong dada Imron, namun sia-sia karena Imron memeluknya begitu kuat dengan tangan satunya memegangi kepalanya. Lidahnya mendorong-dorong dan menjilati bibirnya, ditambah lagi tangannya merabai kulit punggung dan pantatnya menyebabkan Ellen makin terangsang sehingga bibirnya mulai membuka membiarkan lidah Imron masuk menyerbu rongga mulutnya. Beberapa saat kemudian Imron merasakan badan Ellen sudah lebih rileks dan tidak meronta lagi, maka diapun melepaskan pegangannya pada kepala Ellen agar bisa menjamah daerah lainnya. Tanpa sadar. Ellen pun merespon permainan lidah Imron walaupun awalnya bau mulut Imron terasa tak nyaman baginya, sekalipun nuraninya mengatakan tidak, dia tidak bisa menahan gelombang birahi yang menerpanya, terlebih saat itu tangan Imron sedang menggerayangi segenap penjuru tubuhnya.
11264Please respect copyright.PENANAxigxw1zPaI
11264Please respect copyright.PENANAaVnnGrjPAB
Kedua telapak tangan kasar itu berhenti di pantatnya dan masing-masing mencaplok satu sisi. Dirasakannya kedua bongkahan daging itu, bentuknya padat berisi dan bulat indah karena memang sebagai anak dari kalangan berada, Ellen merawat benar tubuhnya dengan fitness dan diet. Ciuman Imron makin merambat turun ke leher jenjangnya lalu dia membungkukkan badan agar bisa menciumi payudaranya. Ellen sudah tidak bisa menahan diri lagi, birahi telah membuyarkan akal sehatnya. Lagipula yang pernah menikmati tubuhnya bukan cuma bajingan tua ini dan Leo, kekasihnya, sebelumnya dirinya pernah terlibat one night stand dengan beberapa pria dan juga mantan pacarnya semasa SMA, yang membedakannya dengan pria-pria lain cuma status sosial, ras, dan perbedaan usia yang mencolok. Jadi untuk apa lagi menahan diri dan jaga image, toh sudah telanjur basah, jadi sebaiknya tuntaskan saja agar masalah selesai, demikian yang terlintas di benaknya.
11264Please respect copyright.PENANA4xLRmSHR9T
11264Please respect copyright.PENANAAV3FS2fNrR
Dari leher mulut Imron turun lagi ke dadanya, dia membungkuk agar bisa menyusu dari payudara berukuran 32B yang montok itu. Dijilatinya dengan liar hingga permukaan payudara itu basah oleh ludahnya, terkadang dia juga menggigiti putingnya memberikan sensasi tersendiri bagi Ellen. Tangan satunya turun meraba-raba kemaluannya dan memainkan jarinya disitu menyebabkan daerah itu makin berlendir.
11264Please respect copyright.PENANA6LH0mCHyyJ
“Pak…Pak…ga mau…ahh-ah !” desahnya antara menolak dan menerima.
11264Please respect copyright.PENANAmEY8M0eitG
Sambil terus memainkan jarinya Imron mendorong tubuh Ellen hingga punggungnya bersandar di tembok. Sekali lagi dia menyergap bibir Ellen, sambil berciuman tangannya menempelkan kepala penisnya ke bibir vagina Ellen. Gesekan kepala penis dengan bibir vagina itu membuat Ellen merasa geli sehingga tubuhnya menggelinjang. Lalu pelan-pelan Imron menekan penisnya ke liang senggama Ellen.
11264Please respect copyright.PENANAHcuRG8zpci
11264Please respect copyright.PENANAiP7ZBZJmnp
“Sshhh…sakit, aawhhh…!!” rintih Ellen ketika penis Imron yang besar itu menerobos vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANABjThtCw42E
Ellen meringis dan merintih menahan rasa sakit pada vaginanya, meskipun sudah tidak perawan tapi kemaluannya masih sempit, lagipula penis para pria yang pernah kencan dengannya tidak ada yang sebesar ini. Sementara Imron terus berusaha memasukkan senjatanya sambil melenguh-lenguh. Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya masuklah seluruh penis itu ke vaginanya, walaupun nafsu sudah di ubun-ubun, Imron masih berhati-hati agar korbannya tidak menjerit dan suaranya terdengar keluar, maka itu dia lebih memilih pelan-pelan daripada memakai sodokan mautnya untuk melakukan penetrasi. Saat itu airmata Ellen meleleh lagi merasakan sakit pada vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANAb8xlNaM6nr
“Huhh…masuk juga akhirnya, memeknya seret banget Non, Bapak suka yang kaya gini” katanya dekat telinga Ellen.
11264Please respect copyright.PENANA1uO74eF31D
11264Please respect copyright.PENANAtQE8Jo0Zsi
Sesaat kemudian, Imron sudah menggoyangkan pinggulnya, mula-mula gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya makin meningkat. Ellen benar-benar tidak kuasa menahan erangan setiap kali Imron penis Imron menghujam sambil berharap tidak ada orang lewat yang mendengar suara persenggamaan mereka. Saat itu adalah hari Sabtu, jam-jam seperti ini memang kegiatan kuliah sedikit sehingga yang parkir di basement itu pun tak banyak, tapi tidak menutup kemungkinan kalau seseorang lewat situ dan mengetahui yang terjadi di ruang ini. Gesekan demi gesekan yang timbul dari gesekan alat kelamin mereka menimbulkan rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuh Ellen sehingga matanya membeliak-beliak dan mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan. Imron lalu mengangkat paha kirinya sepinggang agar bisa mengelusi paha dan pantat Ellen sambil terus menggenjot.
11264Please respect copyright.PENANAYLJ1ycUsGL
11264Please respect copyright.PENANAvcBRdI5lhn
Menit demi menit berlalu, Imron masih bersemangat menggenjot Ellen. Sementara Ellen sendiri sudah mulai kehilangan kendali diri, dia kini sudah tidak terlihat sebagai seseorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati ulah bajingan tua itu. Kemudian tanpa melepas penisnya, dia mengangkat paha Ellen yang satunya dan digendongnya menuju kursi dimana dia mendaratkan pantatnya. Anehnya, tanpa disuruh, Ellen memacu dan menggoyangkan pinggulnya pada pangkuan Imron karena kini bukan lagi pikiran dan perasaannya yang bekerja melainkan naluri seksnya. Ketika memandang ke depan, dilihatnya wajah tua gelap pria itu sedang menatapnya dengan takjub, segaris senyum terlihat pada bibirnya, senyum kemenangan karena telah berhasil menaklukkan korbannya. Dengan posisi demikian, Imron dapat mengenyot payudara Ellen sambil menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian.
11264Please respect copyright.PENANAD7EcGLJ66J
11264Please respect copyright.PENANAtwaz9U9ZKN
Remasan dan gigitannya yang terkadang kasar menyebabkan Ellen merintih kesakitan. Namun dia merasakan sesuatu yang lain dari persenggamaan ini, lain dari yang dia dapat dengan pria lain yang pernah bercinta dengannya yang umumnya bersikap gentle, gaya bercinta Imron yang barbar justru menciptakan sensasi yang khas baginya yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya. Di ambang klimaks, tanpa sadar Ellen memeluki Imron dan dibalas dengan pagutan di mulutnya. Mereka berpagutan sampai Ellen mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkram erat-erat lengan kokoh Imron. Sungguh dahsyat orgasme pertama yang didapatnya, namun ironisnya hal itu bukan dia dapat dari kekasihnya melainkan dari seorang pria mesum yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini. Setelah dua menitan tubuhnya kembali melemas dan bersandar dalam pelukan Imron.
11264Please respect copyright.PENANAEs5GIKVfl3
11264Please respect copyright.PENANAOSOh1iP5EB
Penis Imron yang masih menancap di vaginanya belumlah terpuaskan, maka setelah jeda beberapa menit dia bangkit sehingga penis itu terlepas dari tempatnya menancap. Ellen yang belum pulih sepenuhnya disuruhnya menungging dengan tangan bertumpu pada kepala kursi.
11264Please respect copyright.PENANAFk8hz10jF8
“Oohh…udah dong Pak, saya sudah gak kuat, tolong !” Ellen memelas dengan lirih
11264Please respect copyright.PENANAOM9wcsAIQk
Mendengar itu, Imron cuma nyengir saja, dia merenggangkan kedua paha Ellen dan menempelkan penisnya pada bibir kemaluannya.
11264Please respect copyright.PENANAk6hVr5lDK2
“Uugghh…oohh !” desah Ellen dengan mencengkram sandaran kursi dengan kuat saat penis itu kembali melesak ke dalam vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANASruW54d0XE
Tangannya memegang dan meremas pantatnya sambil menyodok-nyodokkan penisnya, cairan yang sudah membanjir dari vagina Ellen menimbulkan bunyi berdecak setiap kali penis itu menghujam. Suara desahan Ellen membuatnya semakin bernafsu sehingga dia meraih payudara Ellen dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan tubuh sintal itu.
11264Please respect copyright.PENANAIokSnPAe48
11264Please respect copyright.PENANAMQvSMZjFfQ
Limabelas menit lamanya Imron menyetubuhinya dalam posisi demikian, seluruh bagian tubuh Ellen tidak ada yang lepas dari jamahannya. Sekalipun merasa pedih dan ngilu oleh cara Imron yang barbar, namun Ellen tak bisa menyangkal dia juga merasakan nikmat yang sulit dilukiskan yang tidak dia dapatkan dari pacarnya. Akhirnya, Imron menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam vagina Ellen, serangannya juga makin gencar sehingga Ellen dibuatnya berkelejotan dan merintih. Kemudian dia melepaskan penisnya dan cret…cret…cret, spermanya muncrat membasahi pantat Ellen. Belum cukup sampai situ, disuruhnya Ellen menjilati penisnya hingga bersih, setelahnya barulah dia merasa puas dan memakai kembali celananya. Ellen bersimpuh di lantai dengan menyandarkan kepala dan lengannya pada kursi itu, wajahnya tampak lesu berkeringat dan bekas air mata, dalam hatinya berkecamuk antara kepuasan yang sensasional ini dan rasa benci pada pria yang baru saja memperkosanya.
11264Please respect copyright.PENANAdgqvYJHKkW
11264Please respect copyright.PENANAEcLDtdcdRX
Imron mendekatinya dan berjongkok, lalu berkata
11264Please respect copyright.PENANAViLI4b51vk
“Nah sekarang rahasia Non aman, tapi Non juga harus pastikan cuma kita berdua yang tau yang terjadi barusan kalau tidak, foto-foto Non ini akan saya kirim ke sembarang orang atau mungkin akan terpajang di papan penguman, ngerti !”
11264Please respect copyright.PENANAbX1MRhhrlD
Setelah Ellen berpakaian kembali, dia menyuruhnya pergi setelah memastikan keadaan sekitar situ aman. Dalam perjalanan pulangnya, Ellen hampir saja menabrak mobil lain karena melamun memikirkan kejadian barusan yang membuat dirinya serasa hina, namun juga merasakan kepuasan yang lain dari biasanya. Sementara itu Imron menanti kesempatan untuk memangsa korban berikutnya. Ikuti terus petualangan Imron, the pervert janitor.
11264Please respect copyright.PENANAThQDUQw8Gg
11264Please respect copyright.PENANAJqegApcUPp
========================================================
11264Please respect copyright.PENANAQZ39yDaK2m
11264Please respect copyright.PENANAaV918kU4dw
Siang itu, sekitar jam sebelas, suasana kampus Universitas ***** tempat Imron bekerja sedang ramai-ramainya. Saat itu, ketika Imron sedang mengepel lantai di dekat kantin, lewatlah serombongan mahasiswi yang terdiri dari empat orang di depannya. Keempatnya memang cantik-cantik, namun ada satu diantaranya yang menarik perhatian Imron, si penjaga kampus itu, bukan karena dia yang tercantik, karena tiga lainnya juga sama cantiknya, melainkan karena Imron merasa pernah melihat gadis ini sebelumnya, tapi entah dimana, dia memutar otak mencoba mengingatnya. Aha…akhirnya dia teringat dimana dia melihat gadis ini, dan ini berarti ada mangsa empuk hari ini tanpa harus susah-susah berusaha, demikian katanya dalam hati dengan seringai licik. Untuk lebih jelasnya marilah kita kembali sejenak ke beberapa hari sebelumnya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
11264Please respect copyright.PENANAUPnHYfFtrZ
11264Please respect copyright.PENANAKsVpMzTmqA
11264Please respect copyright.PENANAiwjGKznTnU
11264Please respect copyright.PENANABchhZXutAu
LIMA HARI SEBELUMNYA :
11264Please respect copyright.PENANAzVp8ziE2U9
Imron sedang berbaring di biliknya sambil jarinya mengutak-atik tombol-tombol HP hasil temuan itu. Belakangan ini dia memang sedang sibuk mempelajari penggunaan cameraphone itu, setting bahasa yang telah diatur ke dalam Bahasa Indonesia dan otaknya yang pada dasarnya cerdas mempercepatnya mengerti penggunaan teknologi abad-21 ini. Sebuah program aplikasi dalam ponsel itu membuatnya penasaran karena tidak bisa dijalankan, setiap masuk ke program itu pasti akan ditanya password, program itu tidak lain ‘Handy Photosafe’ yang berfungsi menyimpan file gambar yang bersifat pribadi. Tadinya mau dia biarkan atau kalau perlu hapus saja program tidak berguna itu, namun ketika dia melihat-lihat notes pada ponsel itu, mulailah dia berpikir siapa tahu passwordnya ada di sini, karena selain jadwal disitu juga terdapat beberapa catatan aneh. Iseng-iseng dicobanya satu-satu kata-kata dalam notes itu, kalau bisa syukur, tidak pun tak mengapa.
11264Please respect copyright.PENANApQElU06VMV
11264Please respect copyright.PENANACClOcFSS5O
11264Please respect copyright.PENANAOLUtOwFoRM
Tanpa diduga, salah satu kata dalam notes itu ternyata memang kata sandi yang diminta sehingga dia dapat mengakses lebih jauh program itu. Di dalamnyalah terdapat sekitar duapuluhan foto-foto perempuan telanjang dan setengah telanjang yang sepertinya hasil jepretan cameraphone itu. Hehehe…asyik rejeki nomplok, katanya dalam hati sambil menikmati gambar-gambar itu. Waktu itu belum terpikir olehnya kalau salah satu gadis di file itu adalah mahasiswi di kampus tempatnya bekerja, dia baru tahu hari ini ketika gadis tersebut lewat di depannya.
11264Please respect copyright.PENANAaFlAtS4d5O
11264Please respect copyright.PENANApZ9IQKridp
11264Please respect copyright.PENANAIEMOBaTJVu
Chapter II : Jesslyn’s Tragedy
11264Please respect copyright.PENANATciJvtkyzl
Masih belum yakin, dia buru-buru masuk ke gudang peralatan di dekat situ dan mengeluarkan cameraphonenya, dilihatnya sekali lagi gadis dalam gambar itu untuk memastikan. Ya, sepertinya tidak salah lagi itu memang dia, nama filenya jesslyncute03.jpg. Hmmm…apakah namanya Jesslyn pikirnya, kalau benar kemungkinan besar nomor HPnya juga ada dalam daftar teleponnya. Buru-buru dia membuka daftar nomor pada cameraphone itu dan benar disitu memang ada nama Jesslyn, tapi apakah itu nomornya. Dihubungilah nomor itu sambil mengamati lewat kaca nako, senyum kemenangan muncul di wajahnya ketika gadis itu mengangkat ponselnya dari tasnya menjawab panggilannya.
11264Please respect copyright.PENANAbpbUeN8rP5
“Eh, Ricky udah ketemu yah HP lu !” katanya begitu mengangkat HP-nya
11264Please respect copyright.PENANAhE9Qdn3Jgy
“Hai Jesslyn, foto-fotonya bagus sekali senang loh melihatnya, hehehe…!”
11264Please respect copyright.PENANAjoofsDeMWS
11264Please respect copyright.PENANAyJPCCYiMUI
11264Please respect copyright.PENANAo5N8VjpNP8
Ekspresi kaget terlihat dari wajahnya begitu mendengar jawaban dengan suara berat itu, dia nampak meminta ijin meninggalkan meja pada teman-temannya dan berjalan ke tempat yang lebih sepi.
11264Please respect copyright.PENANAQWXNJbt9ch
“Siapa ini, apa maksudlu !” katanya dengan nada panik
11264Please respect copyright.PENANAG33NbSWLlS
“Hehehe…saya cuma ngomentarin foto Non di HP ini kok, abis cantik, terus bodynya wuiihhhh, jadi saya sekalian mau minta ijin buat dicetak terus dijual…hehehe”
11264Please respect copyright.PENANATi8SRST1uj
“Heh bangsat, apa sih maulu sebenernya, kalo berani keluar, jangan jadi pengecut !” nadanya mulai marah.
11264Please respect copyright.PENANAOCvJ10jiir
“Huehehe…jangan marah-marah gitu Non, jadi takut ah, padahal kan Non besok bakal jadi selebritis di kampus setelah foto-foto asoy Non dipajang di papan pengumuman”
11264Please respect copyright.PENANAtWeS1y86qZ
Perkataan barusan sontak membuat Jesslyn bagai disambar petir, dia sadar dirinya telah terjebak dalam situasi tidak menguntungkan sekaligus menyesali dulu pernah membuat foto-foto seperti itu untuk Ricky, mantan pacarnya yang juga pemilik HP yang tertinggal itu.
11264Please respect copyright.PENANA5CXyoOxiDb
11264Please respect copyright.PENANANHP4apJ9hK
11264Please respect copyright.PENANAQq0vmfDTUe
“Tolong, jangan, lu mau apa sebenarnya, kita rundingkan dulu gimana ?” katanya gugup
11264Please respect copyright.PENANA0aywTrdTVy
“Hmm…boleh memang itu yang mau saya bicarakan, gini aja Non, kita ketemu jam tiga nanti di mini teater, di gedung sastra lantai lima untuk membicarakannya, dan oo..iya pastikan jangan ada yang tahu apa yang kita bicarakan sekarang kalau tidak mau yang lain tahu” katanya sebelum menutup pembicaraan.
11264Please respect copyright.PENANAOEKlOIIiQW
Gadis itu kembali ke mejanya dengan wajah lesu, dia menggeleng dengan senyum dipaksa saja ketika teman-temannya menanyakan hal itu dan menjawab dengan alasan dibuat-buat. Dia tetap bersikap biasa dan pura-pura riang di depan mereka agar tidak ada yang curiga. Selama mengikuti perkuliahan di kelas dia tidak konsen memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti dan apa yang akan diperbuat orang tak dikenal itu terhadapnya, juga merasa kesal dan marah pada orang keterlaluan itu.
11264Please respect copyright.PENANAh0rLPlHq6a
11264Please respect copyright.PENANAAfCl7rFFiy
11264Please respect copyright.PENANAA1gUltB6Um
Jesslyn, nama gadis itu, baru berumur 19tahun dan memasuki tahun keduanya kuliah di fakultas teknik industri. Parasnya cantik, berkulit putih bersih dengan tinggi 170cm dan berat 49kg, payudaranya berukuran sedang, pas dengan postur tubuhnya, rambutnya yang dicat kemerahan terurai sedada. Orang bilang dia mirip Lee Hyori, personel group penyanyi Fin. K.L. asal Korea. Hari itu dia memakai tanktop pink berdada rendah dengan setelan luar berwarna putih, bawahannya memakai celana panjang putih 3/4 yang menjiplak tungkainya yang ramping dan panjang serta memperlihatkan betisnya yang putih mulus. Foto-foto itu memang pernah dia buat waktu berpacaran dengan Ricky yang baru saja putus baik-baik dua bulan lalu. Sebenarnya ketika mendengar Ricky kehilangan HPnya itu, hatinya sudah was-was kalau saja foto itu ada yang melihat, dia cuma bisa berharap orang yang menemukan HP itu tidak mengetahui passwordnya. Sekarang apa yang ditakutinya itu benar-benar terjadi, orang itu telah menemukan passwordnya gara-gara kecerobohan Ricky sendiri yang memang pelupa sehingga dia menaruh password di notes.
11264Please respect copyright.PENANAH9bpxzlhAD
11264Please respect copyright.PENANAInCP4Inpyl
11264Please respect copyright.PENANAdVt5GDWzkS
Jam tiga, waktu yang ditentukan pun tiba, kampus sudah mulai sepi, terutama di lantai-lantai atas. Ketika dia memasuki lift pun sudah tidak ada siapa-siapa lagi, jantungnya semakin berdebar-debar seiring dengan angka pada lift yang makin menaik. Ting ! pintu lift membuka, tibalah dia di lantai lima, langkahnya terasa berat menyusuri koridor yang sudah sepi itu hingga akhirnya dia tiba di depan mini teater yang dimaksud, ruangan itu berfungsi sebagai ruang multimedia bagi anak sastra, untuk menonton film ataupun presentasi, untuk itu piranti seperti vcd/dvd player, video tape, dan proyektor lengkap tersedia disana. Jam-jam segini fakultas sastra umumnya sudah tidak ada kuliah lagi, itulah mengapa Imron memilih tempat ini. Setelah lima menit menunggu tanpa melihat seorangpun, diapun menghubungi nomor (bekas) Ricky.
11264Please respect copyright.PENANAIbfYgDqoOb
“Aahh…Non Jesslyn, gimana janji kita ?” jawab suara di seberang sana begitu diangkat.
11264Please respect copyright.PENANASxeT1jKUgB
“Ga usah basa-basi lah, lu dimana, gua ini udah di depan mini teater tau” jawabnya ketus
11264Please respect copyright.PENANAMgOAJzHr7j
“Oohh…bagus-bagus, akhirnya Non dateng juga, saya kira mau batalin janji, kalau gitu silakan buka aja pintunya Non, ga dikunci kok, saya udah seperempat jam disini, khusus nungguin Non, hehehe !”
11264Please respect copyright.PENANA8KF2fO5RKr
Dengan tegang dia membuka pintu itu dan seraut wajah tua tak bersahabat muncul.
11264Please respect copyright.PENANArfLaF14u3j
11264Please respect copyright.PENANA1vJLExowg5
11264Please respect copyright.PENANANsW1flX9mg
“Ooo…Non Jesslyn, mari masuk sudah saya tunggu daritadi” sapa orang itu
11264Please respect copyright.PENANAOcO6BZBHMY
“Jadi Bapak orangnya, kurang ajar, berani-beraninya…!” bentak Jesslyn memelototkan matanya.
11264Please respect copyright.PENANAntR8SHF8SZ
“Kurang ajar yah, heheheh…udah ah Non, jangan marah-marah gitu lagi, serem ah !” katanya dengan nada mengejek “kita disini kan buat berunding Non, lupa ya ?”
11264Please respect copyright.PENANAUb9e6mD1CP
“Tolong Pak, serahkan HPnya ke saya atau paling tidak hapus foto-fotonya !” pintanya
11264Please respect copyright.PENANAzKN2HSFmbq
“Yeehh…masa gampang gitu Non, saya susah payah ngundang Non kesini cuma buat itu” katanya mencibir
11264Please respect copyright.PENANADwhydRG0wp
“Heh…denger yah, Bapak bisa saya laporkan ke polisi tau !” bentaknya bertambah emosi
11264Please respect copyright.PENANAsTZX89tPb4
“Wah…asyik dong, polisinya untung tuh bisa ngeliatin foto-foto ini terus yang lain juga bakal tau juga” timpalnya kalem sambil menunjukkan foto bugil dirinya di HP itu.
11264Please respect copyright.PENANAyGFI2zIzxW
Jawaban itu langsung membuatnya terkesiap tanpa sanggup berkata-kata lagi selain menatap Imron yang tersenyum penuh kemenangan, ruangan itu sunyi sejenak.
11264Please respect copyright.PENANAZ24or644G1
11264Please respect copyright.PENANAV4n22DMP70
11264Please respect copyright.PENANAZNpRIsYsbM
“Foto-foto ini ga akan Bapak publikasikan dan Bapak juga akan tutup mulut” katanya memecah kesunyian “asal Non…” sambil melanjutkan kata-katanya dia mendekati Jesslyn dan meraih kerah setelan luarnya untuk dilucuti.
11264Please respect copyright.PENANAZj8CaVXTcX
“Tidak, jangan macam-macam Pak !” katanya dengan menahan tangannya.
11264Please respect copyright.PENANAY7IcGWmqFJ
“Hhmmhh…jadi ga setuju nih ? ya udah, ga maksa kok, kalau gitu sekarang Bapak ke tempat cetak digital aja”
11264Please respect copyright.PENANA0DXqDHyRLu
Tak berdaya Jesslyn dibuatnya, pikirannya kalut dan panik membayangkan apa yang bakal terjadi kalau foto-foto itu tersebar. Karena tak ada jalan lain lagi, dia menurunkan tangannya membiarkan Imron membuka setelan luarnya, kain itu pun jatuh ke lantai sehingga kini bahu dan lengannya yang putih mulus itu dapat dilihat Imron. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi selain yang satu ini.
11264Please respect copyright.PENANAQoXUbXXDbC
“Nah, gitu dong, ternyata Non pinter memilih mana yang lebih baik” kata Imron seraya berjalan ke pintu di belakang Jesslyn lalu menguncinya.
11264Please respect copyright.PENANAvZZw4REC28
11264Please respect copyright.PENANAy75XDWsufM
11264Please respect copyright.PENANAjJwNRvpCFS
Imron mengitari sejenak tubuhnya mengamat-ngamati kesempurnaan tubuh yang langsing bak biola itu. Tatapan Imron yang jalang itu menyebabkan wajahnya tertunduk malu dan kedua tangannya disilangkan di dada padahal belum juga ditelanjangi. Tak bisa lagi menahan nafsunya, Imron mendekap tubuh Jesslyn dari belakang.
11264Please respect copyright.PENANAML04NkE6mf
“Pak jangan, aahh…sudah lepaskan !” Jesslyn berusaha berontak ketika tangan itu mulai merambahi payudaranya.
11264Please respect copyright.PENANAL7PDk0fACC
“Udahlah Non, nurut aja biar kita sama-sama enak, kalau Non berontak terus saya bakal main kasar loh, mau ?!”
11264Please respect copyright.PENANApeJMNcI5Od
Kemudian tangannya mencengkram buah dada Jesslyn dari luar dan meremasinya dengan gemas, rambut panjangnya dia sibakkan ke kiri dan menghirup aroma tubuhnya yang harum. Perasaan jijik ditambah putus asa membuatnya meneteskan air mata, dirasakannya ada benda mengganjal pantatnya dari balik celana Imron, dia mulai terangsang ketika lidah Imron menyapu telak lehernya sehingga membuat bulu kuduknya merinding. Imron meneruskan rangsangannya dengan mejilati telinga Jesslyn, lidahnya didorong-dorong ke lubang telinganya menyebabkan Jesslyn menggelinjang dan meronta kecil antara menolak dan terangsang.
11264Please respect copyright.PENANAGbN23zJhhJ
“Jangan…jangan, ahhh…ahh !” katanya menghiba
11264Please respect copyright.PENANA9NLiJq2mbw
11264Please respect copyright.PENANA7aaM5g9H0f
11264Please respect copyright.PENANAVeriEPpifz
Tangan kanannya kini mulai menyusup lewat bawah baju Jesslyn menyentuh perutnya dan menyusup ke balik bra-nya. Jesslyn menggeliat karena tangan kasar itu terasa geli di payudaranya yang halus, terlebih ketika Imron menggesekkan jarinya pada putingnya. Sambil merasakan kepadatan dan kehalusan payudara Jesslyn, Imron terus mencupangi lehernya yang jenjang meninggalkan bekas merah pada kulit putih itu. Jesslyn hanya bisa menggigit bibir bawah dengan mata terpejam menerima serbuan-serbuan erotis pria setengah baya ini. Sekarang tangan satunya bergerak ke bawah perut melepaskan sabuknya.
11264Please respect copyright.PENANAWsiRSnRnzH
“Nggak Pak, jangan disitu !” desisnya dengan terisak
11264Please respect copyright.PENANAyTme2ObqzY
Tanpa mempedulikan ocehan Jesslyn, Imron terus bergerak membuka kancing disusul resleting celananya, dan masuklah tangan kirinya lewat atas celana dalamnya, dirasakannya bulu-bulu halus yang menyelimuti daerah kewanitaannya.
11264Please respect copyright.PENANAOJZ3UABqbo
11264Please respect copyright.PENANAZSPMYIe2P5
11264Please respect copyright.PENANAH6LB3y4BWW
Tangannya mula-mula hanya mengelus-elus permukaanya, lalu sebentar kemudian jarinya mulai merayap masuk ke belahannya mengaduk-aduk bagian dalamnya. Hal ini membuat tubuh Jesslyn bergetar dan nafasnya semakin tidak teratur, rupanya dia sudah tak kuasa menahan diri lagi. Mulutnya menceracau tak jelas dan kakinya terasa lemas, kalau saja tidak didekap Imron mungkin tubuhnya kehilangan topangan. Imron meningkatkan serangannya untuk membuat gadis itu takluk sepenuhnya dengan cara memainkan klitorisnya, daging kecil itu dia gesekkan pada jarinya dan sesekali dipencet-pencet sehingga pemiliknya tersentak dan mengerang, Jesslyn tinggal pasrah saja membiarkan Imron mengocok-ngocok vaginanya dengan jarinya.
11264Please respect copyright.PENANAGNDwRGG0DF
“Haha…mulai konak ya Non, liat udah basah gini !” ejeknya dekat telinga Jesslyn
11264Please respect copyright.PENANAIq6zPYDB5D
Kalau mau terus terang, memang Jesslyn sudah terangsang berat, namun disisi lain dia juga merasa harga dirinya direndahkan oleh penjaga kampus itu, hal ini jelas-jelas pemerkosaan.
11264Please respect copyright.PENANAPozRgoZYmx
11264Please respect copyright.PENANAvgm86Im0J8
11264Please respect copyright.PENANAEgIgRDje64
Beberapa saat kemudian, Imron mengeluarkan tangannya dari celana Jesslyn, jari-jarinya basah oleh lendir vagina. Dia lantas mengangkat Jesslyn dengan kedua lengan kokohnya.
11264Please respect copyright.PENANAnJUZcrhehz
“Aaww…mau apa Pak, lepasin, lepasin !” Jesslyn menjerit kecil sambil meronta-ronta
11264Please respect copyright.PENANAoUhwEsT1se
Dibaringkannya tubuh itu diatas sebuah meja dengan kedua kaki terjuntai. Begitu menurunkan tubuh Jesslyn, Imron langsung mencopot tank-top beserta bra dibaliknya lalu dilemparkan ke belakang, rontaan Jesslyn malah membuat Imron semakin bernafsu. Dengan sigap ditangkapnya kedua pergelangan tangan Jesslyn lalu mencondongkan tubuhnya ke depan sampai hampir menindihnya. Jesslyn menggelengkan kepalanya kekiri dan kanan menghindari Imron yang makin mendekatkan wajahnya untuk menciuminya.
11264Please respect copyright.PENANAiyGgSgPyJW
11264Please respect copyright.PENANAnyFcdt8Wj7
11264Please respect copyright.PENANA6WSsa7yQbn
“Nggak mau Pak, jangan…minggir…mmmhh !” kata-katanya terhenti saat bibir Imron akhirnya melumat bibir mungilnya.
11264Please respect copyright.PENANAwXOl9TSG6L
Jesslyn merapatkan bibirnya kuat-kuat sebagai tanda penolakan, namun lama-lama pertahanannya bobol juga karena Imron terus merangsangnya dengan menjilati bibirnya dan mendesak-desakkan lidahnya. Mulut Jesslyn mulai membuka dan secara refleks menyambut lidah Imron dan beradu dengan panasnya. Merasa korbannya sudah berhasil dijinakkan, Imron melepas pegangannya pada tangannya dan beralih mengelusi payudaranya. Nafas Jesslyn sudah putus-putus ketika Imron melepas ciumannya, dia memalingkan wajahnya ke samping, tapi Imron menatap wajah cantiknya dan mengelus wajahnya.
11264Please respect copyright.PENANAHAkzhgDxqH
“Non ini cantik sekali, Bapak emang beruntung hari ini Non mau ngentot sama Bapak !” pujinya.
11264Please respect copyright.PENANA5zk6u24E5q
“Siapa yang mau main sama lu kalo ga dijebak gini, dasar bajingan licik !” umpat Jesslyn dalam hati dengan tatapan penuh kebencian.
11264Please respect copyright.PENANAMfpruSBT4k
11264Please respect copyright.PENANA2ufLhlUouZ
11264Please respect copyright.PENANAognZW2Pocs
Sekarang sasarannya adalah kedua payudara montok Jesslyn, Imron dengan rakus melumat daging kenyal itu dengan mulutnya, dikenyot dan dijilati, sementara tangannya meremasi yang sebelahnya. Jesslyn meringis di tengah desahannya karena payudaranya terasa sakit oleh remasan Imron yang kasar.
11264Please respect copyright.PENANADRjptEesS4
“Ooohh…!” desahnya ketika Imron menyentil-nyentilkan lidahnya pada putingnya yang sensitif, kadang disertai gigitan kecil yang membuatnya makin menggelinjang.
11264Please respect copyright.PENANAFjRWgl29JA
Setelah puas menyusu, Imron melepaskan sepatu bertumit tinggi yang dipakai Jesslyn agar bisa meloloskan celananya. Kembali Jesslyn hanya bisa pasrah saja ketika celana berikut celana dalamnya ditarik lepas sehingga kedua paha mulus dan kemaluannya yang berbulu lebat pun terlihat. Hawa dingin dari AC menerpa tubuhnya yang sudah telanjang bulat. Segera setelah menelanjanginya, Imron pun membuka seluruh pakaiannya hingga sama-sama bugil.
11264Please respect copyright.PENANANwSEUv6LD6
11264Please respect copyright.PENANATL1OHQyYK6
11264Please respect copyright.PENANAAufhF8NCTv
Jesslyn terhenyak dengan menyilangkan kedua tangan menutupi dada dan mengatupkan kedua belah pahanya melihat penis Imron yang hitam besar itu sudah mengacung dengan gagahnya.
11264Please respect copyright.PENANA60tcYiT6T5
“Tenang aja Non, sekarang Bapak mau ngelicinin memek Non dulu biar Non ga kesakitan nanti !” katanya seraya mendorong tubuh Jesslyn kembali rebah di meja.
11264Please respect copyright.PENANAlRAqqfZWaE
Diambilnya sebuah kursi dan dia duduk tepat di depan kemaluan Jesslyn seperti dokter kandungan sedang memeriksa pasiennya saja. Kedua tungkai Jesslyn yang menjuntai diangkatnya dan diletakkan di bahunya. Matanya menatap tajam kearah kemaluan yang sudah basah itu, hembusan nafasnya makin terasa bersamaan dengan wajahnya yang makin mendekat.
11264Please respect copyright.PENANAFyA1jlO1BH
“Aahhh…Pak !” desahan halus keluar dari mulutnya saat Imron menyapukan lidahnya pada bibir kemaluannya.
11264Please respect copyright.PENANADzbCYrQdyf
Lidah Imron semakin liar saja, kini lidah itu memasuki liang vaginanya dan bertemu dengan klitorisnya. Badan Jesslyn bergetar seperti tersengat listrik dengan mata merem-melek Bukan saja menjilati, Imron juga memutar-mutarkan telunjuknya di liang itu, sementara tangan lainnya mengelusi paha dan pantatnya yang mulus.
11264Please respect copyright.PENANAK74bULM4Nh
11264Please respect copyright.PENANAjhTPA0RYan
11264Please respect copyright.PENANAIOBag6Ax0k
Permainan mulut Imron pada daerah yang paling pribadinya itu mau tidak mau membawa perubahan pada dirinya. Geliat tubuhnya sekarang tidak lagi menunjukkan perlawanan, dia nampak hanyut menikmati perlakuan Imron, hati kecilnya menginginkan Imron meneruskan aksinya hingga tuntas. Dibawah sana Imron makin meningkatkan serangannya menjilat dan mengisap vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANAO65AUXiaIl
“Mmmhh…memeknya asoy banget Non, rajin dirawat yah ?” gumam Imron ditengah aktivitasnya.
11264Please respect copyright.PENANAWnQGLZfols
Sepuluh menit kemudian, tanpa dapat ditahan lagi cairan pelumas membanjir keluar dari vaginanya diiringi erangan panjang,tubuhnya menggelinjang tak terkendali, ya…dia telah orgasme, orgasme dari orang yang menjebak dan memperkosanya. Imron dengan rakusnya menyeruput cairan yang keluar seperti orang kelaparan, terdengar bunyi sslluurpp….sssrrppp…! dari hisapannya.
11264Please respect copyright.PENANACwIf5t9fIL
11264Please respect copyright.PENANAVrrIhOEtdd
11264Please respect copyright.PENANAUzgdk6yIL6
Tubuh Jesslyn pun melemas setelah menegang sesaat, matanya terpejam dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba dia membelakakan matanya karena merasakan suatu benda tumpul menyentuh bibir vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANAEaDQeoRjTM
“Jangan…jangan masukin !” katanya dengan suara lemas
11264Please respect copyright.PENANAuqsZjafOYA
Dia terlalu lemas untuk meronta setelah orgasmenya barusan. Kini Imron telah berdiri diantara kedua pahanya dengan kepala penis sudah menempel di vaginanya, kedua betis Jesslyn dia sangkutkan di bahunya yang lebar.
11264Please respect copyright.PENANA0Qar2HSGBJ
“Nah, sekarang udah licin Non, ga bakal sakit, tahan yah, uuhh…!!” begitu menyelesaikan kata-katanya ditekannya penis itu masuk.
11264Please respect copyright.PENANAFFlLzGG1V9
Jesslyn merintih menahan nyeri saat penis besar itu menyeruak ke dalam kemaluannya yang sempit, demikian juga Imron meringis menahan sakit merasakan penisnya tergesek dinding vaginanya. Dengan beberapa kali gerakan tarik dorong yang keras maupun lembut, penis itu akhirnya terbenam seluruhnya. Mata Jesslyn sudah basah oleh air mata ketika itu, tangisan yang disebabkan rasa frustasi, nyeri, dan ketidakberdayaan.
11264Please respect copyright.PENANADiwpGHqoSH
11264Please respect copyright.PENANAFx73CHGGH9
11264Please respect copyright.PENANAb4p8dapz7M
Penis itu terasa sangat sesak di liang vaginanya, ini memang bukan pertama kalinya bagi Jesslyn, namun penis mantan pacarnya, Ricky tidaklah sebesar milik Imron.
11264Please respect copyright.PENANA1ze8pg7u4n
“Oohh…enak banget Non, sempit, legit, padahal udah gak perawan, hehehe…!” katanya sambil menggenjot.
11264Please respect copyright.PENANArdzOISN1Li
Imron meningkatkan tempo goyangannya, penis yang besar dan berurat itu menggesek dan menekan klitorisnya ke dalam setiap kali menghujam. Kedua payudaranya yang membusung tegak itu ikut berguncang hebat seirama guncangan badannya. Imron meraih yang sebelah kanan dan meremasnya dengan gemas. Gairah Jesslyn mulai bangkit lagi, dia merasakan kenikmatan yang berbeda dari biasanya, yang tidak didapatnya saat bercinta dengan mantan pacarnya itu, ditambah lagi sudah sejak putus dua bulan yang lalu tubuhnya merindukan belaian pria. Tanpa disadari dia juga ikut menggoyangkan pinggulnya seolah merespon gerakan Imron.
11264Please respect copyright.PENANAz34RzUyCnc
11264Please respect copyright.PENANAiolGUGdTHh
11264Please respect copyright.PENANASOQmDr1jf9
“Turun Non, kita ganti gaya !” perintahnya
11264Please respect copyright.PENANA8Px5XHvLNJ
Mungkin karena saking terangsangnya, Jesslyn menurut saja apa yang dimintanya, Imron mengatur posisinya berdiri dengan pantat agak ditunggingkan, tangannya bertumpu pada meja di depannya. Dan, penis Imron kembali memasuki vaginanya dari belakang. Dalam posisi demikian, Imron memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada kedua payudara Jesslyn. Mulutnya sibuk menciumi pundak dan lehernya membuat Jesslyn serasa melayang, sekonyong-konyong dia tidak merasa diperkosa karena turut menikmatinya. Ditariknya wajah Jesslyn hingga menengok ke belakang dan begitu wajahnya menoleh bibir tebalnya langsung memagut bibirnya. Karena sudah pasrah, Jesslyn pun ikut membalas ciumannya, lidah mereka saling membelit dan beradu, air liur mereka menetes-netes di pinggir bibir.
11264Please respect copyright.PENANAKfG2IQVrSW
11264Please respect copyright.PENANAcMkr8gE8qS
11264Please respect copyright.PENANAIiJoqkIp4x
Setelah sepuluh menit dalam posisi berdiri itu, Jesslyn merasa genjotanya makin kencang dan disusul cairan hangat memenuhi rahimnya. Imron melenguh panjang, penisnya masih menghujam-hujam namun frekuensi goyangannya menurun, sperma yang ditumpahkannya sebagian meleleh membasahi selangkangan Jesslyn. Untuk yang satu ini Jesslyn merasa agak lega karena saat itu bukan masa suburnya, tapi juga merasa kesal Imron menumpahkan spermanya sembarangan tanpa bertanya terlebih dulu, bagaimana seandainya kalau saat itu sedang subur, tapi…kalaupun ya, apakah Imron mau tahu.
11264Please respect copyright.PENANA67UXDqHoNS
“Ohh…apa yang terjadi padaku, ini pemerkosaan, tapi kenapa…kenapa aku malah menikmati, dengan orang macam ini pula !” Jesslyn mengalami konflik batin sedemikian rupa, tak habis pikir dia bagaimana mungkin dirinya begitu bergairah menikmati persetubuhan barusan, “bagaimana mungkin seorang penjaga kampus rendahan seperti ini bisa berbuat seperti itu terhadapku, seorang mahasiswi terpelajar, anak dari keluarga terhormat, ini gila…gila!” seribu satu konflik berkecamuk dalam pikirannya.
11264Please respect copyright.PENANAvMqQwaaws3
11264Please respect copyright.PENANAAPjZZkx4rf
11264Please respect copyright.PENANA9W4W5i9jI0
Jesslyn masih terbengong-bengong dengan tatapan mata kosong ketika gairah Imron mulai bangkit lagi. Dia menarik tubuhnya dari meja dan berpindah ke lantai tanpa melepas penisnya yang masih menancap, lalu diaturnya posisi Jesslyn seperti merangkak. Rasa dingin dari lantai marmer putih menjalari tubuh Jesslyn begitu lutut dan tangannya menempel di sana. Kembali Imron menghujam-hujamkan penisnya dengan berbagai variasi, Jesslyn pun mengiringinya dengan desahan. Sensasi nikmat mengaliri tubuh gadis itu, sampai suatu saat dia merasa dinding-dinding kemaluannya makin berdenyut-denyut serta makin menjepit kuat penis yang sedang menghajarnya.
11264Please respect copyright.PENANAm41IQg8Ycp
“Aahh…Pak…Pak…!” desisnya saat diambang klimaks
11264Please respect copyright.PENANAa48Ak62Fnl
Desahan Jesslyn semakin seru sampai dia merasa ada sesuatu yang meledak-ledak dalam dirinya, tubuhnya mengejang hebat, dan cairan kewanitaannya bercampur dengan sperma yang tadi ditumpahkan Imron meleleh keluar membasahi paha dalamnya.
11264Please respect copyright.PENANAWF1TVhyUwl
11264Please respect copyright.PENANAFyeaRspoWp
11264Please respect copyright.PENANA6eWzCz25Ny
Ketika gelombang klimaks mulai surut, Imron melepas penisnya dan pindah ke depan, rambut kemerahannya dia jenggut sehingga tubuhnya terangkat ke posisi berlutut.
11264Please respect copyright.PENANAMGsrpKSztu
“Isap Non, cepet !” perintahnya setengah memaksa.
11264Please respect copyright.PENANAvmLEuuOnEY
Karena ingin secepatnya menuntaskan penderitaan ini, Jesslyn pun meraih penis yang sudah penuh lendir itu, sambil memejamkan mata dimasukkannya benda itu kemulutnya. Walaupun merasa jijik dengan baunya dan bulu-bulu kasarnya yang sudah basah, dia mau tidak mau mengulumnya, menghisap dan memainkan lidahnya dengan harapan bajingan ini keluar secepatnya dan membebaskannya.
11264Please respect copyright.PENANAJCddmih8nS
“Mmmm…gitu Non, gitu, ternyata Non nyepongnya jago yah !” komentar Imron sambil merem-melek menikmati emutan Jesslyn.
11264Please respect copyright.PENANA8kXlHmNkyt
Lima menitan kemudian, Imron mengerang panjang bersamaan dengan menyemprotnya spermanya di dalam mulut Jesslyn. Jesslyn gelagapan karena keluarnya cukup banyak, sebagian cairan kental itu meluap membasahi bibirnya. Sebelum semprotannya berhenti, Imron sudah menarik penisnya dari mulut Jesslyn sehingga sisanya yang tinggal sedikit mendarat di pipi dan hidung mancungnya.
11264Please respect copyright.PENANA5AXC3q8wRN
11264Please respect copyright.PENANAzlOTCqrdhn
11264Please respect copyright.PENANAgftz6CtmPP
Tubuh Jesslyn ambruk di lantai yang dingin, nafasnya naik turun mengambil udara segar setelah beberapa saat disumpal penis besar. Badannya terasa pegal-pegal, keringat membasahi sekujur tubuhnya walaupun ruangan itu ber-AC. Imron menyuruhnya tutup mulut tentang kejadian ini, juga tentang ponsel yang ternyata milik mantan pacarnya itu kalau mau rahasianya aman. Begitu sampai di rumahnya, Jesslyn langsung menyiram dirinya di bawah shower, membersihkan tubuhnya dari kenajisan yang baru dialaminya. Tubuhnya terduduk di box shower itu dan mulai menangis menumpahkan segala perasaannya yang campur aduk itu. Di saat yang sama Imron pun sedang mandi, cuma bedanya Imron sambil senyum-senyum, sebuah senyum kepuasan karena telah berhasil menambah satu nama lagi dalam daftar korbannya yang akan terus bertambah.
11264Please respect copyright.PENANAhMyNW1UITr
11264Please respect copyright.PENANAQe7T7aHYmR
11264Please respect copyright.PENANAtZTkkuHfLX
###########################
11264Please respect copyright.PENANAojC4KnV1qy
11264Please respect copyright.PENANArzapmzsOIn
Sebagai seorang gadis 21 tahun yang sedang mekar-mekarnya, kehidupan Sherin, mahasiswi sastra Inggris semester lima di Universitas ****** dipenuhi keceriaan, hari-harinya dilalui dengan kuliah, dugem, ngerumpi bareng teman-teman, shopping, pacaran, dan kegiatan-kegiatan gadis kuliahan pada umumnya. Anak tunggal seorang pemilik pabrik makanan ringan ternama, dia juga dianugerahi wajah cantik dan tubuh jangkung yang indah serta kulit yang putih, rambutnya coklat sebahu lebih dan ujungnya agak bergelombang. Sherin juga amat menjaga penampilannya dengan fitness, spa, dan ke salon secara rutin, dia memang ingin selalu terlihat cantik di depan Frans, pacarnya sehingga banyak cowok lain sirik dengan Frans ketika sedang jalan bareng.
11264Please respect copyright.PENANAs0TJsyeSTD
11264Please respect copyright.PENANAQVtly3dCSm
Terlepas dari itu semua, Sherin juga memiliki perangai buruk, sebagai seorang anak tunggal keluarga kaya yang hidup serba berkecukupan seringkali dia memandang rendah orang yang lebih rendah kedudukannya, salah satunya yang sering kena marah olehnya adalah Nurdin, sopir yang bertugas mengantar-jemputnya. Pernah sekali waktu dia telat menjemput karena jalan macet akibat ada demo, sesampainya disana Sherin menyemprotnya habis-habisan dengan judesnya di lapangan parkir sampai terlihat beberapa orang lewat dan satpam disana. Sungguh pedih hati sopir itu direndahkan di depan umum oleh nona majikannya, dia sudah lama bersabar menghadapi keangkuhan gadis ini, kali ini dia sudah tidak tahan lagi dan berpikir akan mengundurkan diri saja, tapi sebelum mundur sebuah kesempatan emas untuk memberi ‘pelajaran’ pada nona majikannya yang sombong itu menghampirinya lewat obrolan dengan Imron, si penjaga kampus bejat yang hobi memperkosa korbannya lewat foto-foto memalukan yang diambil dengan cameraphone hasil temuannya.
11264Please respect copyright.PENANAeP3XH971hn
11264Please respect copyright.PENANAaHWXKiy2NX
Mimpi buruk Sherin berawal ketika suatu hari setelah bermain basket di bangsal kampus, dia bersama teman-temannya menuju toilet di sana untuk ganti baju. Dia memasuki toilet kedua dari ujung yang ternyata adalah sebuah pilihan fatal, karena di sebelahnya Imron telah lama menanti mangsa yang masuk kesana selama hampir setengah jam. Dengan sabarnya dia menanti dan melihat situasi melalui celah di pintu. Memang yang memasuki toilet sebelahnya bukan cuma Sherin, sebelumnya telah ada beberapa orang masuk ke sana, namun saat itu di depan toilet juga masih banyak orang, sehingga kalau Imron menjulurkan tangannya melalui tembok pembatas yang bagian atasnya terbuka untuk mengarahkan cameraphonenya tentu akan ketahuan oleh orang dari luar. Diapun sempat melihat tubuh-tubuh mulus mereka yang ganti baju di luar toilet, tapi untuk mengambil gambarnya susah, risiko untuk ketahuan terlalu besar dan ketika dia coba memotret dari celah pintu yang sempit itu hasilnya tidak maksimal, maka dia memutuskan menunggu orang memasuki toilet sebelah ketika situasi di luarnya sudah sepi, sambil berharap orang itu cantik.
11264Please respect copyright.PENANA8vJVBgN1FC
11264Please respect copyright.PENANAX6r15wGkMI
Kesalahan Sherin adalah dia memasuki toilet saat orang lain banyak yang sudah keluar, karena sebelumnya dia ke kantin dulu membeli minum dan duduk sebentar merenggangkan otot. Ketika dia memasuki toilet, dua temannya yang masih disanapun sudah hampir selesai, Imron tersenyum kegirangan begitu dilihatnya kedua orang itupun akhirnya keluar juga.
11264Please respect copyright.PENANAC4OCLYBXf8
“Yuk, Sher…kita duluan yah !” seru salah satunya sambil membuka pintu keluar
11264Please respect copyright.PENANAILCOF7bsG0
“Iya-iya, see you, duluan aja gih !” balasnya dari dalam
11264Please respect copyright.PENANAdiKchsPIFS
Sherin melepaskan bajunya yang berkeringat dan disusul celana olah raganya bersamaan dengan celana dalamnya, hanya dengan memakai bra pink dia duduk di kloset untuk buang air kecil. Dia tidak menyadari diatasnya Imron dengan hati-hati mengintipnya sambil menyutingnya dengan kameraphone. Tiga menit saja, video klip yang terekam cukup jelas memperlihatkan wajah, tubuh, dan adegan buang air kecilnya. Sebelum gadis itu keluar, Imron cepat-cepat turun dari pijakannya lalu keluar dari toilet itu dengan hati-hati.
11264Please respect copyright.PENANAJqvOs0i2uV
11264Please respect copyright.PENANAv6sA5mstUO
Hari itu masih sekitar jam dua siang dan masih banyak tugas yang harus diselesaikan Imron, terutama karena sempat tertunda ketika menanti mangsa di toilet itu. Maka niat buruknya lebih baik ditundanya daripada melakukannya dengan diburu-buru pekerjaan, lagipula rekaman tiga menitan itu sudah menjadikan gadis itu sudah dalam genggamannya, selain itu juga dia mengenal sopir yang mengantar jemputnya yang sering ngobrol di waktu senggang. Kebetulan belum lama ini dia mendengar keluhan Nurdin, si sopir itu tentang anak gadis majikannya dan berencana mengundurkan diri mencari kerja lain. Imron sendiri pernah mendapat perlakuan tidak enak dari gadis itu setahun sebelumnya.
11264Please respect copyright.PENANAOYAMRrojzR
11264Please respect copyright.PENANAHgKZvv4dxr
Saat itu Sherin sedang terburu-buru menuruni tangga, karena memakai sepatu sol tinggi dan tidak hati-hati dia terpeleset jatuh, jatuhnya tidak tinggi sehingga tidak berbahaya, tapi karena waktu itu dia memakai rok diatas lutut tentu saja paha mulus dan celana dalamnya sempat tersingkap. Imron, yang waktu itu sedang menyapu dekat tangga itu memunguti tasnya dan membantunya bangkit, namun Sherin malah membalasnya dengan makian kasar
11264Please respect copyright.PENANAxBQNqIGmZ8
“Tua bangka, lepasin tangan lo, mau cari kesempatan yah pegang-pegang !” katanya dengan sengit menepis tangan Imron “Emang saya ga tau apa daritadi mata lu ngeliat kemana aja ? lu pikir siapa lu, dasar kampungan ga tau diri !” bentak Sherin sambil berlalu darinya, tangannya masih memegangi pantatnya yang kesakitan. Imron hanya tertunduk menerima penghinaan itu tanpa sempat memberi penjelasan, walaupun ada rasa marah tapi dia mencoba memendamnya mengingat usahanya merubah diri, namun begitu menemukan cameraphone itu niat jahat dan nafsu balas dendamnya bangkit kembali dan menghantui kampus itu.
11264Please respect copyright.PENANAUwXuF9TZMw
11264Please respect copyright.PENANAe0nt5JeOYA
Hari itu, Sherin sedang di perpustakaan mencari buku untuk tugas ketika sebuah MMS masuk ke ponselnya. Dibukanya pesan dengan nomor tak dikenal itu. Wajahnya langsung pucat dengan mulut ternganga, jantungnya seakan berhenti berdetak sehingga buku yang dipegangnya jatuh terlepas dari genggamannya begitu melihat rekaman yang memperlihatkan dirinya sedang ganti baju dan buang air kecil di toilet, dibawahnya juga ada pesan :
11264Please respect copyright.PENANAvaBGFCITM1
“kalau tidak mau ini tersebar, saya tunggu di gedung kesenian ruang F-307 jam empat hari ini”
11264Please respect copyright.PENANAAFJJqMoo0U
“Sher, kenapa lu ? ga enak badan ?” tanya temannya yang sedang mencari buku tidak jauh darinya.
11264Please respect copyright.PENANAdpq9LxfPR6
“Ohh…ngga-ga papah kok, cuma buku jatuh aja ehehhe !” Sherin menutupi kekagetannya dengan tawa dipaksa.
11264Please respect copyright.PENANAy7RY7jWtP2
11264Please respect copyright.PENANAZ3N7u6be6K
Setelah itu buru-buru dia keluar dari perpustakaan mencari tempat sepi untuk menelepon nomor itu.
11264Please respect copyright.PENANALZWf0zXENy
“Hehehe, udah diterima pesannya Non ? bagus kan ?” kata suara berat diseberang sana begitu ponsel diangkat.
11264Please respect copyright.PENANAnXWRtlGuJh
“Heh, kurang ajar lu yah, siapa lu sebenernya hah !” suaranya meninggi menahan amarah dalam dadanya.
11264Please respect copyright.PENANA3w4Y3f83Z8
“Udah gak sabar yah Non, tunggu aja nanti sore, kita bakal membicarakan penawaran menarik buat film Non itu !” jawab Imron dengan kalem
11264Please respect copyright.PENANADzkfPsR53H
“Bajingan, lu emang setan, jangan macem-macem yah sama gua !” Sherin demikian marah dan frustasinya sampai mau nangis.
11264Please respect copyright.PENANAtADPJMj7K7
“Udahlah Non, capek marah-marah gitu, pokoknya saya tunggu nanti di F-307, saya sekarang masih banyak kerjaan, dan satu lagi, pastikan jangan ada orang lain yang tahu kalau ga mau dapat susah !” selesai berkata Imron menutup ponselnya.
11264Please respect copyright.PENANAUnjdbWObwU
11264Please respect copyright.PENANAFUJXwIPbzu
Sebenarnya jam tiga kurangpun dia sudah tidak ada kuliah lagi. Setelah menyuruh Nurdin yang telah menjemputnya untuk menunggu dia pergi ke kantin untuk menunggu waktu yang ditentukan. Matanya tertuju ke novel yang dibawanya tetapi pikirannya tidak di sana, yang ada di pikirannya adalah bayangan mengerikan tentang apa yang diinginkan pengintip misterius itu pada dirinya dan bagaimana kalau rekaman itu tersebar. Saking stressnya, tanpa terasa dua batang rokok telah dihabiskannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, pengintip misterius itu menghubunginya.
11264Please respect copyright.PENANANsZOjc1H0b
“Udah keluar yah Non, kalo gitu sekarang aja ke atas aja supaya lebih cepat beres, saya sudah nunggu di sini juga kok”
11264Please respect copyright.PENANAtMu5Ylqg0e
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Sherin langsung mematikan ponselnya dan beranjak ke tempat yang ditentukan. Lantai itu memang sudah sepi, ketika naik tangga saja dia cuma berpapasan dengan dua orang pegawai tata usaha fakultas yang baru selesai kerja. Semakin langkahnya mendekati ruang itu, semakin berdebar pula jantungnya.
11264Please respect copyright.PENANA3LTtuISl0x
11264Please respect copyright.PENANAnRWuQW5kSt
“Halo Non Sherin, datang juga akhirnya !” sapa Imron begitu Sherin memasuki pintu yang setengah terbuka itu.”Mungkin Non lagi nyari orang yang merekam ini ya ?” tanyanya sambil menunjukkan cameraphonenya.
11264Please respect copyright.PENANAt9qGr9BEFR
Sherin melihat dalam layar kecil itu dimana dirinya sedang ganti baju lalu buang air kecil, wajahnya kontan memerah karena marah dan malu.
11264Please respect copyright.PENANADba8zdkjtZ
“Bajingan, serahkan barang itu !” Sherin berteriak sambil merangsek ke depan.
11264Please respect copyright.PENANAgheDeXhZWy
Dia berusaha merebut cameraphone itu, tapi pria setengah baya itu lebih sigap dan tenaganya lebih besar. Dengan mudah didorongnya gadis itu hingga tersungkur di lantai. Sambil menyeringai matanya memandang tajam tubuh Sherin yang terbungkus baju biru bermotif bunga tanpa lengan, rok putihnya yang mini sedikit tersingkap memperlihatkan pahanya yang panjang dan mulus.
11264Please respect copyright.PENANArqO3KvrYRC
“Mau apa kamu bangsat, jangan mendekat, pergi !” Sherin menggeser-geser tubuhnya menjauh dari Imron yang mendekatinya, dalam kepanikannya dia tidak sadar bahwa roknya semakin tersingkap dan celana dalamnya pun sempat terlihat.
11264Please respect copyright.PENANA1XZZ5AJlK0
11264Please respect copyright.PENANAfTV57NP3JC
“Tenang Non, jangan takut, bapak ga bakal nyakitin Non kok, malah ngasih Non kenikmatan yang luar biasa !” katanya sambil cengengesan.
11264Please respect copyright.PENANARKtxqPDpsI
Baru pernah seumur hidupnya Sherin mendengar perkataan yang sangat merendahkannya itu, omongannya benar-benar rendah dan menjijikkan menyebabkan bulu kuduknya merinding ketakutan. Susah payah akhirnya dia bisa bangkit kembali dan berusaha mencapai pintu, namun ketika sudah dekat pintu itu membuka, Nurdin, sopirnya muncul di depan pintu.
11264Please respect copyright.PENANAaZ7k9sweCg
“Bang Nurdin, tolong Bang…ada orang gila !” katanya terbata-bata karena masih gemetar.
11264Please respect copyright.PENANAuvvJCOkszq
Namun kelegaannya cuma sebentar saja, karena Nurdin malah mendorongnya ke arah Imron yang dengan sigap menangkap tubuhnya, ketika dia mau menjerit, tangan kokoh Imron langsung membungkam mulutnya sementara tangan satunya mengunci kedua pergelangannya yang telah ditelikung ke belakang. Nurdin menggeser meja dosen untuk mengganjal pintu, setelahnya dia mulai menghampiri nona majikannya itu.
11264Please respect copyright.PENANAAGf0ujL21j
11264Please respect copyright.PENANAy5KT3s8PlD
“Lebih baik Non berhenti ngelawan, inget Non kesini buat apa ? Non pengen rekaman ini diliat orang lain ? dimana nanti mukanya mau ditaruh Non ?” ancam Imron sambil tetap membekap mulut Sherin “Coba aja kabur atau teriak, rekaman ini bakal tersebar, tinggal kirim ke sembarang nomor di HP ini !”
11264Please respect copyright.PENANA14NxXZo4Oc
Sherin tidak tahu harus berbuat apa lagi dalam situasi seperti itu. Ketakutan akan dicelakai dan rekamannya tersebar membuat rontaannya berkurang dan pasrah pada nasibnya.
11264Please respect copyright.PENANA9nnx8nHYnF
“Binatang lu, tega-teganya berbuat gini ke gua, kacung ga tau diuntung !” maki Sherin pada Nurdin dengan tatapan penuh kebencian.
11264Please respect copyright.PENANAkHTt0c6mhl
“Hehehe, udah gini masih bisa galak juga Non !” Nurdin terkekeh sambil mengelus pipi majikannya “denger yah, saya juga udah ga tahan kerja buat cewek sombong kaya Non ini, besok saya juga mau keluar kok, tapi sebelum keluar saya mau ngasih Non kenangan manis dulu dong !”
11264Please respect copyright.PENANA76Uuk7GbAC
Wajahnya makin pucat mendengar perkataan itu, dia sadar sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia sudah dalam cengkeraman mereka. Keangkuhannya runtuh seketika itu juga, dadanya sesak dipenuhi emosi karena dikhianati, direndahkan dan diancam.
11264Please respect copyright.PENANAkbVpWkBCRt
11264Please respect copyright.PENANAdacwmEkwlz
Tatapan mata Nurdin yang penuh nafsu binatang itu membuat nyalinya ciut sehingga memalingkan muka tak berani menatapnya, wajahnya jadi memelas memohon belas kasih. Tiba-tiba dirasakan darahnya berdesir ketika Nurdin menggerayangi pahanya yang jenjang.
11264Please respect copyright.PENANAj2rEQFfK3K
“Udah daridulu gua pengen megang nih paha, akhirnya bisa juga sekarang, gile mulusnya!” komentarnya
11264Please respect copyright.PENANA4xWxXrXEO9
Tangan Nurdin meraba makin naik hingga menyingkap roknya dan meremasi bongkahan pantatnya, sementara dari belakang Imron meremas payudara kirinya. Air mata Sherin pun mengalir dan memohon-mohon minta dilepaskan.
11264Please respect copyright.PENANA4aMVUc5BQH
“Jangan, jangan perkosa saya, ampun !” katanya terisak
11264Please respect copyright.PENANAQ4GCJfNRln
“Santai Non, nanti juga enak kok” sahut Imron
11264Please respect copyright.PENANA9TJIKzslXp
Nurdin mulai menciumi pipi Sherin, leher dan telinga juga tak luput darinya, Hembusan nafas dan lidahnya membuatnya bergidik juga merasakan sensasi aneh yang meskipun dia menolaknya tapi ingin terus merasakannya.
11264Please respect copyright.PENANA5EeulRbwnn
11264Please respect copyright.PENANArOZX1ZBuxJ
Kemudian tangannya meraih kepala Sherin dan mencium bibirnya yang tipis dengan kasar, dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha menolak, namun Nurdin pegangan Nurdin pada kepalanya terlampau kuat sehingga terpaksa diterimanya serbuan bibir sopirnya itu.
11264Please respect copyright.PENANAEODZvld2AY
Eeemmhh…emmphhh !” hanya itu yang terdengar dari mulutnya yang tersumbat bibir Nurdin yang atasnya ditumbuhi kumis tipis seperti tikus.
11264Please respect copyright.PENANAd7j1z5UdG5
Tangan Nurdin kini sudah meraba kemaluannya yang masih tertutup celana dalam, jari-jarinya bergerak liar mengosoki belahan kemaluannya. Sementara Imron makin bernafsu meremasi payudara Sherin, perlakuan kasarnya membuatnya ingin menjerit kesakitan tapi mulutnya tersumbat bibir Nurdin sehingga bibirnya yang terkatup malah terbuka dan lidah Nurdin pun menerobos masuk, lidahnya menyapu rongga mulut Sherin dan beradu dengan lidahnya.
11264Please respect copyright.PENANAPWObRakfPI
11264Please respect copyright.PENANACjVCzRulbJ
Imron mulai mempreteli kancing baju Sherin dan menarik lepas baju itu dari tubuhnya. Kini tubuh atas Sherin cuma tersisa bra pink.
11264Please respect copyright.PENANAL3zD7DwUAV
“Bukain kaitnya Pak Imron, daridulu gua penasaran pengen liat toked majikan gua ini !” kata Imron tak sabaran
11264Please respect copyright.PENANAwexWrg4dqL
Imron pun melucuti branya, Sherin menutupi payudaranya dengan tangan dan terus memohon agar mereka tidak meneruskan aksinya. Tanpa mempedulikan ocehannya, Nurdin menyingkirkan tangan yang menghalanginya itu. Terpesonalah keduanya melihat keindahan buah dada Sherin yang putih, kencang dan berputing kemerahan itu.
11264Please respect copyright.PENANAeHjN1vA5vS
“Wah majikanlu tokednya bagus banget, putih bulat kaya bakpao !” kata Imron sambil mengusap-usap payudara itu.
11264Please respect copyright.PENANAuUEb7u7ah4
“Iya nih, pentilnya juga ngegemesin, imut gini !” timpal Nurdin yang tangannya memencet puting itu dan menarik-nariknya.”Nah, sekarang coba kita liat bawahnya !”
11264Please respect copyright.PENANAvHbUK08SMG
Sherin berusaha menahan roknya dengan tangan ketika Nurdin akan memelorotinya, tapi kemudian Imron kembali menelikung tangannya ke belakang sehingga dengan leluasa
11264Please respect copyright.PENANAacBlhYCmvt
11264Please respect copyright.PENANAGPpxPSTFzm
Nurdin membuka sabuk dan resletingnya, rok itu pun meluncur jatuh melalui kakinya, disusul celana dalamnya dipeloroti hingga ke lutut. Kedua orang itupun kini dapat menikmati tubuh polos Sherin, tangan-tangan hitam kasar itu berkeliaran menggerayangi lekuk tubuhnya yang indah. Nurdin yang berjongkok mulai menyentuh kemaluannya yang dilebati bulu-bulu tipis yang tercukur rapi.
11264Please respect copyright.PENANAGVVGKnz72h
“Hhmm…memek yang bagus, masih rapat, jembutnya juga rapih, gua suka yang kaya gini !” celoteh Nurdin
11264Please respect copyright.PENANATe82AVeWFi
Dari belakang Imron mencaplok kedua payudaranya, jari-jarinya memencet-mencet dan memilin-milin putingnya sehingga Sherin pun terpancing libidonya, nafasnya makin berat. Walaupun sesekali dia memelas minta dilepaskan, namun tubuhnya berkata lain, terlebih ketika lidah panas Imron menyapu telak leher dan belakang telinganya. Saat itu satu tangan Imron turun ke bawah dan meremas pantatnya, jarinya terkadang menyentuh anusnya, belum lagi jari dan lidah Nurdin yang kini sedang bermain di vaginanya. Perbuatan mereka membuat Sherin semakin tak berdaya, tak berdaya karena nikmat dan tak cukup tenaga untuk melawan.
11264Please respect copyright.PENANAt4TB3fFvNk
11264Please respect copyright.PENANAsh1VzNveUc
Mereka lalu menurunkan tubuhnya hingga terbaring di lantai, dia merasakan dinginnya lantai menyentuh punggungnya. Nurdin melepas celana dalam yang menyangkut di tungkainya dan dibukanya sepasang paha itu, wajahnya mendekati kemaluannya, lidahnya menjilati paha, pangkal paha, hingga akhirnya menyentuh bibir vaginanya. Di tempat lain Imron dengan rakus mencium dan menghisap payudaranya, lidahnya yang menari-nari liar itu menyebabkan puting itu makin mengeras.
11264Please respect copyright.PENANAR9OjVLhJng
“Toked yang montok, eemmhh…sluurpp…!”
11264Please respect copyright.PENANAiitSbSuS4p
Beberapa menit lamanya Imron mengeksploitasi payudara Sherin sebelum akhirnya jilatannya meluas ke lekuk tubuh lainnya, ketiak, bahu, leher, hingga akhirnya bibir mereka bertemu. Dari matanya yang terpejam air mata terus mengalir, namun birahinya terus naik tak terkendali.
11264Please respect copyright.PENANA5wVxUFvWMH
11264Please respect copyright.PENANABodWq109pl
“Hhhmmpphh…!” rintih Sherin tersendat saat lidah sopirnya menyentil-nyentil klitorisnya, tubuhnya menggeliat-geliat menahan siksaan birahi itu.
11264Please respect copyright.PENANA9kfdboXQnr
“Udah mulai kerasa enaknya kan Non,tuh udah banjir gini !” ejek Nurdin sambil terus menjilatinya.
11264Please respect copyright.PENANAi1UBeajis5
Kalah oleh desakan nafsunya, Sherin pun tak terasa membalas permainan lidah Imron, untuk mengurangi rasa jijik dia membayangkan yang dicium itu adalah Frans. Dia merasakan kemaluannya sudah sangat basah akibat jilatan sopirnya, tak lama kemudian dirasakan badannya menggelinjang. Mereka tertawa-tawa melihat reaksinya.
11264Please respect copyright.PENANAuqzQPwXlCk
“Hahaha…akhirnya nikmatin juga kan !” ejek Imron
11264Please respect copyright.PENANA5EjJReyqWW
“Dasar perek, munafik, tadi sok jual mahal, tapi baru digituin dikit aja udah keenakan !” timpal Nurdin
11264Please respect copyright.PENANAbXiRIX7eMm
Betapa panasnya telinga Sherin mendengar hinaan seperti itu, apalagi yang mengucapkan adalah sopirnya sendiri, dia tak menyangka sopirnya sampai setega itu padanya, dia mulai menyesali seandainya dulu dia bersikap baik padanya mungkin kejadian hari ini tidak akan menimpanya, tapi segalanya sudah terlambat.
11264Please respect copyright.PENANAeHxXaL6jOV
11264Please respect copyright.PENANAZX3OTCxHwX
Kini Nurdin menariknya hingga berlutut di depan selangkangannya, lalu dia membuka celananya sendiri. Dan terlihatlah kemaluannya yang membuat Sherin terkesiap karena panjangnya, lebih kaget lagi saat dia melihat milik Imron yang sudah berdiri di sebelahnya karena miliknya walaupun tak sepanjang sopirnya namun lebih kokoh dan berurat. Sambil berkacak pinggang seolah tanda kemenangan, Nurdin memerintahkan anak majikannya mengoral penisnya. Di bawah ancaman, Sherin meraih penis itu dengan tangan gemetar lalu sambil menutup mata menahan rasa jijik dimasukkannya benda itu ke mulutnya.
11264Please respect copyright.PENANAzc2t1IYB2c
“Huehehe…baru kali ini gua liat majikan nyepongin sopirnya, hebat, hebat !” ejek Imron melihat adegan itu.
11264Please respect copyright.PENANAbXbeuNlZjI
“Sepongannya yahud banget, daripada nyepongin pacar Non yang kontolnya kecil itu mendingan yang saya kan, lebih gede, lebih muasin lagi !” Nurdin menimpali
11264Please respect copyright.PENANAiweAchlLyL
“Ayo Non, yang saya juga pengen diservis !” Imron meraih tangan Sherin dan meletakkannya pada penisnya.
11264Please respect copyright.PENANAt7yb8Rcm0x
11264Please respect copyright.PENANAc1zZmMDcUr
Sherin mengulum dan mengisap penis sopirnya sambil tangannya sesekali mengocoknya, sementara tangan satunya mengocok punyanya Imron. Sepuluh menit lebih dia mengocok dan mengulum penis kedua jahanam itu secara bergantian. Dia menyadari betapa kotor dirinya saat melakukan hal itu, tapi entah dorongan apa yang membuatnya merasa terangsang dan menikmati perlakuan mereka.
11264Please respect copyright.PENANAQ6kYPXGbHY
“Sshhh…sshh…mau ngecrot nih Non, ditelen yah…awas kalo dimuntahin !” perintah Imron sambil melenguh nikmat.
11264Please respect copyright.PENANAdrObqPTXHJ
Akhirnya dengan satu lenguhan panjang Imron, menekan kepala Sherin ke selangkangannya sehingga batang itu melesak lebih dalam ke tenggorokan gadis itu lalu menumpahkan isinya yang kental disana. Cairan itu langsung memenuhi mulutnya dan tertelan tanpa bisa ditahan. Sherin gelagapan dan meronta ingin melepaskan benda itu tapi Imron menahan kepalanya dan kalah tenaga. Dia langsung terbatuk-batuk dan nafasnya terengah-engah mencari udara segar begitu Imron mencabut penisnya, aroma sperma yang menusuk itu masih terasa di mulutnya.
11264Please respect copyright.PENANAoJtaA80Ysp
11264Please respect copyright.PENANAyxyLiWpkmP
Sherin sempat beristirahat sekitar dua menitan sebelum Nurdin menarik pergelangan kakinya dan membentangkan kedua pahanya, lalu dia mengambil posisi diantara kedua paha itu.
11264Please respect copyright.PENANAAkxNR9Tec8
“Ok, Non sekarang saatnya ngejos hehehe!” seringainya mesum
11264Please respect copyright.PENANASoIk7CICeH
“Jangan Bang, saya mohon…oohh, maafin saya !” Sherin mengiba dengan berurai air mata.
11264Please respect copyright.PENANA7YYXdmqunr
“Waktu saya minta maaf dulu, Non juga ga maafin, enak aja sekarang minta maaf !” cibir Nurdin tanpa menghentikan aksinya mendorong penisnya memasuki vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANAgpHsYDUcXv
“Sakit…akh…lepaskan…uuhh !” rintihnya saat penis sopirnya menyeruak masuk menggesek dinding kemaluannya.
11264Please respect copyright.PENANALqaXJlwxI4
“Ooohh…enak tenan memeknya Non biar udah ga perawan tapi masih seret !” komentar Nurdin
11264Please respect copyright.PENANA5pCKRk5Yy4
“Tuh kan kebukti kontol pacarnya kecil, kalo ngga pasti udah ga seseret sekarang, ya ga Din !” sahut Imron disambut gelak tawa keduanya.
11264Please respect copyright.PENANAEKQWumsFYW
11264Please respect copyright.PENANAbz7ttvPV4Q
“Siap yah Non, saya bakal ngebuktiin kalo saya lebih bisa muasin Non daripada pacar Non itu, hiihh !” habis mengucapkan kalimat itu Nurdin langsung menyodokkan penisnya diiringi erangan panjang Sherin.
11264Please respect copyright.PENANAU9TLl0Jm1X
Nurdin terus menghentak-hentakkan pinggulnya membuat tubuh Sherin berkelejotan, mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan yang justru membuat kedua orang itu tambah bernafsu.
11264Please respect copyright.PENANAGdiHVpLIkQ
“Ayo liat sini, asyik nih buat nambah koleksi gua !” sahut Imron mengarahkan cameraphone itu pada mereka.
11264Please respect copyright.PENANA9SbjipHKzS
“Jangan…tolong jangan ahhh…direkam…ahhh !” Sherin mencoba menutupi wajahnya dengan tangan
11264Please respect copyright.PENANAGyPSc85WWF
Namun Nurdin malah merentangkan kedua tangannya itu ke samping sehingga Sherin tidak bisa menutupi wajahnya lagi. Nurdin tertawa-tawa melihat ke arah kamera seolah bangga bisa menikmati tubuh majikannya yang cantik itu. Sekitar tiga menit Imron mengabadikan adegan perkosaan itu sebelum dia sendiri bergabung menikmati tubuh mulus itu.
11264Please respect copyright.PENANAdJWQE4uAX4
11264Please respect copyright.PENANAuAUrAfjXiZ
Imron menggerayangi seluruh tubuh Sherin serta menjilatinya, leher jenjang itu dicupangi sampai memerah. Lidah Imron yang menggelitik tubuhnya membuatnya makin menggelinjang.
11264Please respect copyright.PENANAVyBSyp7Wbp
“Busyet, baru pernah gua main sama anak juragan sendiri, ternyata asoynya ga ketulungan !” kata Nurdin sambil terus menyetubuhinya tanpa ampun.
11264Please respect copyright.PENANAlotA3cB9KE
Tak lama kemudian, tubuh Sherin mengejang dan menekuk ke atas sampai tulang-tulang rusuknya terjiplak di kulitnya. Dia merasa seperti ada suatu ledakan hebat dari dalam tubuhnya yang tidak bisa ditahan dan menyebabkan tubuhnya menggelepar-gelepar bak ikan keluar dari air. Tidak dapat disangkal bahwa perasaan itu nikmat luar biasa melebihi kenikmatan yang pernah dirasakan bersama pacarnya. Nurdin masih terus menggenjotnya selama beberapa menit ke depan, dan akhirnya dia pun mencabut penisnya lalu buru-buru mendekati wajah Sherin dimana dia menyemprotkan spermanya. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan rambut gadis itu. Sebelum sempat membersihkan cairan berbau tak sedap itu dari wajahnya, Imron sudah mengambil giliran memperkosanya.
11264Please respect copyright.PENANAZjy9qmx6lG
11264Please respect copyright.PENANAIRAAiRNWUY
Imron membalikkan tubuhnya yang masih lemas itu ke posisi telungkup, kemudian pantatnya dia tarik hingga menungging.
11264Please respect copyright.PENANA2ywA8Pfz9k
“Aaahhkkk…aahh !” erang Sherin dengan mata terbelakak, kedua tangannya mengepal keras ketika Imron melakukan penetrasi dari belakang.
11264Please respect copyright.PENANAmsdnCLrX4p
Setidaknya dia masih bersyukur karena Imron tidak mengincar anusnya, terbayang olehnya betapa sakitnya di anal seks dengan penis sebesar itu sementara anusnya masih perawan. Berkat bantuan cairan kemaluannya, penis Imron lebih mudah menusuk vaginanya, itupun masih terasa nyeri.. Dia mulai mengocok vaginanya, mulanya perlahan tapi lama-lama kecepatannya semakin meningkat. Sherin sebentar mendesah, sebentar menggigit bibir merasakan kenimatan yang diberikan Imron, sepertinya dia sudah begitu mengikuti permainan yang dipimpin oleh dua pemerkosanya itu. Rasa jijik dan marah yang sedaritadi menyelubunginya berubah menjadi gairah kenikmatan, setidaknya untuk saat ini. Semakin kasar perlakuan yang diterimanya semakin nikmat rasanya, pinggulnya pun ikut bergoyang mengimbangi irama genjotan Imron. Desahan yang keluar dari mulutnya makin menunjukkan kenikmatan bukannya desahan korban perkosaan.
11264Please respect copyright.PENANAMHwQYEBz8N
11264Please respect copyright.PENANAFfhMiCFTd3
Nurdin menaruh kursi di depan Sherin dan duduk di sana, selain kaos berkerahnya, bagian bawahnya sudah telanjang. Tubuh atas Sherin yang bertumpu di lantai itu diangkatnya ke antara dua pahanya.
11264Please respect copyright.PENANAWoHUd4XZ1q
“Ayo…Non tadi belum dibersihin nih, jilatin sampai bersih yah !” suruhnya
11264Please respect copyright.PENANAP16owrBhH9
Tanpa harus disuruh kedua kalinya, Sherin yang sudah setengah sadar itu, meraih batang itu lalu menyapukan lidahnya membersihkan cairan yang belepotan di sana, sesekali dimasukkan ke mulut dan diemut sehingga pemiliknya merem-melek dan melenguh keenakan, penis itu pun perlahan-lahan membesar lagi di dalam mulutnya. Sementara dari belakang Imron masih asyik menyodok-nyodok vaginanya sambil kedua tangannya berpegangan pada kedua payudaranya. Butir-butir keringat sudah nampak pada kulit punggungnya seperti embun, wajahnya pun sudah bersimbah peluh bercampur sperma. Suatu saat Imron membenamkan penis itu hingga mentok dan memuntahkan isinya di dalam sana, tubuh pria itu mengejang sambil mengerang dengan suara berat. Nampak cairan putih itu meluber di sela-sela kemaluan Sherin membasahi daerah sekitar selangkangannya.
11264Please respect copyright.PENANAvkxtzeI0J5
11264Please respect copyright.PENANANgoIAMP44S
Mereka berganti posisi lagi, Nurdin berkata bahwa dia ingin mencoba posisi yang pernah dilihatnya di sebuah film porno. Mula-mula diperintahkannya Sherin naik ke pangkuannya berhadapan. Dia sudah memegangi penisnya yang mengacung tegak itu ketika Sherin menurunkan tubuhnya sehingga otomatis penis itupun melesak ke vaginanya diiringi desahan.
11264Please respect copyright.PENANAYXKaCypzdR
“Pegangan yah Non, kalo jatuh jangan salahin saya ntar !” suruhnya
11264Please respect copyright.PENANAikz96Wsm3t
Setelah Sherin berpegangan pada bahunya, Nurdin pelan-pelan bangkit dari bangku, kedua tangannya menopang pantat Sherin sehingga kini posisinya digendong Nurdin dengan kedua tungkai menjepit pinggang Nurdin. Merasa pijakannya telah mantap, Nurdin pun menyentakkan badannya menggenjot vagina majikannya dengan gaya berdiri.
11264Please respect copyright.PENANAUFlE5oSN1k
“Wow…boleh juga jurus baru lu Din, sekali-sekali bisa gua coba nih !” kata Imron
11264Please respect copyright.PENANAqE8qWjHGol
“Berguna juga tuh film bokep, dapat pelajaran baru yang emang sip” sahut Nurdin yang makin ganas menggenjot Sherin. Dengan posisi demikian Sherin merasa vaginanya ditusuk dengan lebih keras dan dalam, payudaranya pun turut bergoyang-goyang seirama badannya.
11264Please respect copyright.PENANAR4oFotYQlN
11264Please respect copyright.PENANANZ2GwQoft8
Nurdin dapat bertahan sekitar belasan menit dalam posisi yang cukup menguras tenaga itu, namun selama itu dia berhasil mengirim Sherin mencapai klimaks. Mereka terus menggarapnya tanpa mempedulikan kondisi Sherin yang sudah kepayahan. Sekarang Imron berbaring di lantai dengan memakai pakaiannya sebagai alas kepala, disuruhnya Sherin melakukan gaya woman on top dengan bergoyang di atas penisnya. Dengan pertimbangan mengakhiri perkosaan itu secepatnya, Sherin pun menaiki penis Imron lalu mulai menaik-turunkan tubuhnya. Belum sampai semenit bergoyang, dari belakangnya Nurdin mendorong punggungnya ke depan sehingga pantatnya agak terangkat.
11264Please respect copyright.PENANAEC9L9LsRa3
“Ntar Pak Imron, gua belum keluar nih tadi, sekarang mo nyoba ngejos disini nih !” katanya sambil memasukkan dua jari ke anusnya.
11264Please respect copyright.PENANAli5TqBHDhn
“Jangan Bang, jangan disana, saya takut !” mohonnya saat Nurdin mulai meludahi daerah itu agar licin serta mengeluarmasukkan jarinya sejenak.
11264Please respect copyright.PENANAomx9Vvg8T9
“Heh, udah diem aja Non, ntar juga enak kok !” Nurdin mulai membuka lubang itu dan tangan satunya mengarahkan senjatanya ke sana.
11264Please respect copyright.PENANAu6kow3JfdE
Imron yang dalam posisi berbaring memegangi kedua lengan Sherin agar tidak berontak.
11264Please respect copyright.PENANAoguKEgIpiD
11264Please respect copyright.PENANAUWdyES05dp
“Aaahh…aduh…sakit, ampun Bang, tolong hentikan !” rintih Sherin menyayat hati, tubuhnya mengejang, dan wajahnya meringis menahan perih
11264Please respect copyright.PENANAMWbRCArwk3
Tanpa merasa iba, sopir bejat itu terus saja melesakkan penisnya dan menikmati jepitan dubur itu terhadap penisnya, begitu juga Imron di bawahnya, dia malah makin bergairah melihat ekpresi kesakitan Sherin, sesekali dia menyapukan lidahnya pada payudara yang menggelantung dekat wajahnya. Mereka berdua pun mulai menggenjot tubuh Sherin, dua penis menghujam-hujam vagina dan anusnya, sungguh suatu derita birahi yang luar biasa dialami gadis malang itu.
11264Please respect copyright.PENANAuNdXmKwGja
“Gile, masih perawan loh pantatnya, sempit banget sampe berdarah gini !” kata Nurdin sambil meremasi bongkahan pantatnya.
11264Please respect copyright.PENANALPcpMcrhJN
Darah segar memang mulai nampak pada kulit pantatnya yang putih dan tangisan Sherin pun makin menjadi, namun itu tidak mengurangi kebiadaban kedua orang itu.
11264Please respect copyright.PENANAqATGg4mutT
11264Please respect copyright.PENANA0S4YHi29Md
Beberapa saat kemudian ketiganya mencapai orgasme dalam waktu hampir bersamaan, yang paling awal adalah Nurdin, mungkin karena sempitnya, sperma itu menyemprot di dalam pantatnya dan meluber keluar bercampur cairan darah. Sherin pun menyusul beberapa menit kemudian bersamaan dengan Imron yang menumpahkan spermanya di dalam vagina Sherin. Tubuh Sherin pun akhirnya ambruk menindih Imron dengan penis masih menancap. Nurdin memakai kembali celananya, dia tersenyum puas sambil menyalakan sebatang rokok. Sebentar kemudian Imron pun bangkit dan melihat jam yang sudah menunjukkan jam lima kurang, dia membuka pintu dan memantau keadaan sekitar, sepi tidak ada ada tanda seseorang lewat sini. Sherin masih terbaring di lantai menangis sesegukan, keringat telah membasahi badannya, daerah selangkangannya penuh lelehan sperma dan di pantatnya sperma itu bercampur darah. Imron mengancamnya bahwa bila dia berani buka mulut atau pindah ke kampus lain, foto dan video klip itu akan disebarluarkan bahkan keselamatan pacarnya pun mungkin terancam.
11264Please respect copyright.PENANAlr6Iln0CH2
11264Please respect copyright.PENANAnudmXwkWDw
Setiba di rumah, kedua orang tua Sherin masih belum ada di rumah, papanya memang sedang di luar kota sejak kemarin lusa dan mamanya sedang ikut arisan. Kesempatan ini tidak disia-siakan Nurdin untuk menikmati tubuh Sherin sepuas-puasnya. Dia memperkosa nona majikannya itu di kamar gadis itu serta di kamar mandi yang menyatu dengan kamar itu sekaligus mandi bersama. Sherin sendiri sepertinya sudah pasrah saja menikmati dirinya diperkosa seperti itu, pikirnya toh sudah telanjur basah, mandi saja sekalian. Perkosaan itu baru berhenti ketika mamanya pulang sekitar jam sembilan. Di depan nyonya besar itu, baik Nurdin dan Sherin bersikap seperti biasa, yang satu demi menutupi perbuatan bejatnya, yang lain demi menutupi rasa malu dan tidak ingin menyusahkan orang tuanya. Besoknya memang benar Nurdin mengundurkan diri dengan alasan ingin bekerja di kota lain bersama saudaranya, namun derita Sherin belum berakhir karena dia telah menjadi salah satu budak seks Imron, si penjaga kampus bejat itu.
11264Please respect copyright.PENANAKRM7Wqibcg
11264Please respect copyright.PENANAyZRaaTgACL
###########################
11264Please respect copyright.PENANAB641v0oESp
11264Please respect copyright.PENANAOYm1Ir4UfU
“Ok, kalau tidak ada pertanyaan lagi kuliah hari ini sekian dulu, jangan lupa minggu depan kita kuis” demikian Rania mengakhiri mata kuliah Teori Ekonomi Mikro hari itu.
11264Please respect copyright.PENANAZKhooJyZSx
Rania adalah seorang dosen muda di fakultas ekonomi itu, usianya 26 tahun, berparas cantik dengan rambut sebahu direbonding dan bertubuh indah dengan tinggi 170cm, berat 54 kg, juga kulit putih mulus plus payudara 34B. Kadang orang sering sulit membedakan mana yang mahasiswi mana yang dosen kalau dia berada diantara mahasiswanya dengan pakaian modis. Kebagian mata kuliah yang diajarkannya merupakan suatu berkah bagi para mahasiswa, karena selain ngajarnya enak dan orangnya gaul sehingga mudah dekat dengan yang diajar, juga menyegarkan mata dengan melihat wajah cantiknya yang kata mereka mirip Kelly Lin dan tubuh indahnya terutama kalau memakai pakaian ketat atau rok agak pendek.
11264Please respect copyright.PENANAEWjDsNVvVZ
11264Please respect copyright.PENANAhJN9E5IAiZ
Setelah kuliah selesai semua mahasiswa keluar dari kelas, kecuali satu mahasiswi, Ellen (baca eps. 1), dia menutup pintu ruang kuliah setelah yang lain keluar dan menghampiri Rania yang sedang membereskan barang-barangnya.
11264Please respect copyright.PENANAVCF2iVMLeP
“Eeemm…Ci Nia(beberapa mahasiswa memanggilnya demikian karena umurnya tidak beda jauh dengan mereka) bisa kita bicara sebentar ?” kata Ellen
11264Please respect copyright.PENANAbShPwokpwk
“Ada apa Len, masalah tugas lagi yah ?” jawab Rania tersenyum ramah
11264Please respect copyright.PENANAVIf6hsjvLT
Awalnya memang Ellen menanyakan tentang pelajaran yang tidak dia mengerti, kemudian topik beralih, Ellen mulai curhat mengenai dirinya yang sedang cekcok dengan pacarnya sehingga tidak konsen dalam belajar. Rania yang memang dekat dengan mahasiwa/i nya mendengar dan menghiburnya sehingga mereka malah makin hanyut dalam obrolan wanita sementara jam sudah hampir menunjukkan pukul enam, langit pun mulai gelap, suasana di lantai itu sudah sepi karena itu kuliah terakhir.
11264Please respect copyright.PENANARIJKVwqbiH
11264Please respect copyright.PENANA7vcSeUBKF3
Akhirnya Rania pun bangkit dan mengajak Ellen pulang mengingat hari sudah malam
11264Please respect copyright.PENANAa3WdSifTgY
“Yuk kita sambil jalan aja ngobrolnya, udah malem gini, jadi serem nih” ajaknya.
11264Please respect copyright.PENANAXuWciEdLBv
“Ci, bisa bantu saya satu hal lagi ga ?” tanya Ellen lagi, kali ini dia mendekati Rania, digenggamnya kedua lengan dosennya itu sambil menatap matanya.
11264Please respect copyright.PENANA8xafN3za67
“Nggg…eh ada apa lagi sih Len ?” Rania jadi gugup karena sikap mahasiswinya itu
11264Please respect copyright.PENANAF0Myq5MGpJ
Suasana hening beberapa detik, keduanya saling tatap sebelum tiba-tiba Ellen memagut bibir dosennya itu. Rania tersentak kaget, dia melepaskan ciuman itu dan melotot memandangi Ellen.
11264Please respect copyright.PENANAxFhPvhdPYf
“Len…kamu…mmmhh!” sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya Ellen sudah kembali menciumnya.
11264Please respect copyright.PENANAecl9Vid8l2
Rania sempat berontak selama beberapa saat namun ciuman dan belain Ellen pada daerah sensitifnya membuat gairahnya naik, baru kali ini dia melakukannya dengan sesama jenis, dirasakannya kenikmatan yang berbeda yang menggodanya untuk meneruskan lebih jauh.
11264Please respect copyright.PENANAKwG7aglc61
11264Please respect copyright.PENANA5REWKIOBpZ
Rangsangan dari dalam dirinya dan menyebabkan Rania pun menyambut ciuman mahasiswinya itu. Lidah mereka bertemu, saling jilat dan saling membelit. Sementara itu tangan Ellen meremas lembut payudara Rania dari luar, Rania sendiri sudah mulai berani mengelus punggung Ellen, tangan satunya mengelus pantatnya yang masih terbungkus celana ketat sedengkul warna hitam. Keduanya terlibat dalam ciuman penuh nafsu selama lima menit, dan ciuman Ellen pun mulai turun ke lehernya.
11264Please respect copyright.PENANAen4QXXAioQ
“Sshhh…kurang ajar juga kamu Len !” desisnya dengan nafas memburu.
11264Please respect copyright.PENANANeSaFWeTnD
Ellen mulai menciumi pundak Rania sambil kedua tangannya memegangi leher kaos lengan panjangnya yang berleher lebar itu dan mulai memelorotinya sehingga bra putih di baliknya terlihat, dia turunkan juga cup bra itu hingga terlihatlah sepasang gunung kembarnya yang membusung kencang. Jari-jari lentik Ellen mengusapinya dengan lembut sehingga Rania pun hanyut dalam kenikmatan.
11264Please respect copyright.PENANAkRM6jGi8Sn
11264Please respect copyright.PENANAUAWrhOMWoc
“Gimana Ci, asyik kan ? Ci Nia jadi tambah cantik kalau lagi horny gitu loh” Ellen tersenyum nakal sambil memilin-milin kedua puting dosennya.
11264Please respect copyright.PENANAyu825l4C61
“Mmhh…eengghh…udah dong Len, sshh…ntar ada yang tau !” desahnya merasakan kedua putingnya makin mengeras.
11264Please respect copyright.PENANA9jv133qvW9
“Tenang Ci, disini aman kok, ini kan tingkat empat, kita have fun bentar yah !”
11264Please respect copyright.PENANAWI9JsCQGI1
Kemudian Ellen mencumbui payudara Rania, lidahnya menyapu-nyapu puting kemerahan yang sudah menegang itu. Rania hanya bisa mendongak dan mendesah merasakan nikmatnya. Tangan Ellen sudah mulai menyingkap rok selutut Rania dan merabai pahanya yang putih mulus itu.
11264Please respect copyright.PENANAyR9zlzWn6a
“Hhhssshh…eeemmmhh !” Rania mendesis lebih panjang dan tubuhnya menggelinjang ketika tangan Ellen menyentuh kemaluannya dari luar celana dalamnya.
11264Please respect copyright.PENANA2C5CNXO7B1
Seperti ada getaran-getaran listrik kecil yang membuat tubuhnya terasa tersengat dan tergelitik saat jari lentik Ellen menyusup lewat pinggir celana dalamnya dan menyentuh bibir vaginanya, daerah itu jadi basah berlendir karena sentuhan-sentuhan erotis itu.
11264Please respect copyright.PENANAgQsAQt60ME
11264Please respect copyright.PENANAHqlXi2Knjr
Kenikmatan mereka tiba-tiba dibuyarkan oleh suara pintu dibuka, seseorang muncul dari sana sambil tertawa-tawa.
11264Please respect copyright.PENANAgHMuGWUk9j
“Hahaha…bagus-bagus, adegan yang hebat, Bu Rania yang terpelajar itu ternyata begini kelakuannya di luar jam kuliah, hebat sekali !” Imron, si penjaga kampus bejat itu tertawa dan bertepuk tangan
11264Please respect copyright.PENANAqw6R0AXQjn
Rania pun refleks melepaskan diri dari pelukan Ellen dan merapikan pakaiannya dengan tergesa-gesa, wajahnya memerah menahan malu.
11264Please respect copyright.PENANA1x4YRdHwM9
“Saya pernah baca di tata tertib kampus bahwa kalau ada ketahuan mahasiswa yang berbuat tidak senonoh di kampus akan dipecat, tapi sekarang dosen yang harusnya ngasih teladan malah berbuat gini, wah-wah mau jadi apa nih bangsa ini kalau pendidiknya saja kaya ini !” tambahnya sambil geleng-geleng kepala.
11264Please respect copyright.PENANATb0Gsdd9u1
“Eehhmm…maaf Pak kita sedikit khilaf, ini ada sedikit uang rokok buat Bapak, anggap aja yang tadi ga ada yah Pak !” Rania berbicara agak gugup dan mengambil selembar limapuluh ribuan dari tasnya.
11264Please respect copyright.PENANA1wrdDpbp6z
11264Please respect copyright.PENANAmNZVWftLw9
“Aahh, simpan saja uang Ibu itu, supaya rahasia Ibu aman saya cuma mau…!” Imron menatapi tubuh Rania dari atas sampai bawah sebagai ganti kata-katanya yang tidak diteruskan. Tatapan matanya sangatlah mesum dan membuat kedua wanita itu merinding.
11264Please respect copyright.PENANAdGgoYQYE2s
“Jangan yang engga-engga lah Pak, ini ambil atau nggak sama sekali !” Rania yang mengerti apa kemauan Imron dengan kesal menjatuhkan lembaran uang itu ke bangku di dekatnya. “Lagian siapa sih yang bakal percaya omongan Bapak, paling juga dianggap gosip murahan, jadi jangan mimpi , ayo Len kita pulang !” tambahnya sambil mengambil tasnya bersiap untuk meninggalkan ruangan. Terlihat sekali dia bersikap judes untuk menutupi kegugupannya.
11264Please respect copyright.PENANAb0Ky7fhrA2
“Tapi kalo disertai bukti ini tentunya bakal jadi gosip mahal kan ?” Imron mengeluarkan cameraphone itu dari sakunya dan menunjukkan beberapa gambar adegan lesbian barusan.
11264Please respect copyright.PENANAYjiyLUQWwx
Kontan saat melihat itu semua Rania kaget sekali, dia tertegun sesaat berharap ini hanyalah mimpi.
11264Please respect copyright.PENANANalEd61aXN
11264Please respect copyright.PENANAfYJ1MeQW7S
“Bajingan !” bentaknya, Rania naik darah dan mau merangsek ke depan namun Ellen menahannya.
11264Please respect copyright.PENANAId8ty8rkXc
“Hahaha…marah ya ? kenapa ga marahin juga perek di sebelah Ibu itu, dia kan juga ikutan dalam rencana ini ?” Imron mengejek dengan senyum kemenangan.
11264Please respect copyright.PENANA7v7gdEGxVS
“Hah…Ellen, jadi kamu…?” Rania tercekat seakan tidak percaya semuanya.
11264Please respect copyright.PENANAiPHQgAL8fr
Jelaslah kini bahwa yang terjadi sejak bubaran kelas tadi sudah diatur dalam rencana jahat Imron, Ellen yang sudah menjadi budak seksnya hanyalah pion untuk menjebak dosennya itu dan diam-diam Imron mensyuting mereka dari lubang angin di atas pintu ketika mereka bermesraan tadi.
11264Please respect copyright.PENANACxk5S7TmDH
“Maafin saya Ci, saya juga dijebak dan dipaksa jadi gak ada pilihan lain” Ellen tertunduk tak berani melihat wajah dosennya dan terisak.
11264Please respect copyright.PENANAWwv5VDi9Os
“Nah, sekarang gimana nih keputusannya Bu, saya yakin Ibu juga masih konak gara-gara tadi sempat tanggung, ya ga ?” Imron mulai berjalan mendekatinya.
11264Please respect copyright.PENANAoZD17qFIeC
11264Please respect copyright.PENANAuIb4G0YaGD
Tiba-tiba Ellen maju ke depan menghalangi Imron yang hendak memeluk Rania.
11264Please respect copyright.PENANAN8FLnp5KU2
“Pak, saya rela Bapak perlakukakan apapun, tapi tolong jangan libatin Ci Nia, dia itu orang baik !” mata Ellen yang berkaca-kaca saling tatap dengan Imron dan memohon padanya.
11264Please respect copyright.PENANAZd6ehogEeE
Imron hanya menyeringai membalas tatapannya, diangkatnya dagu gadis itu, tiba-tiba…’plak !’ sebuah tamparan mendarat di pipinya. Ellen limbung ke belakang dan Rania sempat menjerit kecil sambil mendekap tubuh mahasiswinya itu.
11264Please respect copyright.PENANAwM2cbo2oFm
“Masih mau jadi pahlawan, heh ?” kata Imron, dengan santainya dia meraih sebuah bangku dan duduk disana.
11264Please respect copyright.PENANAn561A23sLt
“Non Ellen, sini !” perintahnya
11264Please respect copyright.PENANAznIIJFA5p4
Rania menatap mahasiswinya itu seraya menggelengkan kepala seolah mengatakan ‘jangan turuti dia’, namun Ellen malahan melepas genggaman tangan dosennya dan berjalan ke arah pria setengah baya itu.
11264Please respect copyright.PENANAcEyLHkdvQR
“Maaf !” cuma itulah yang terucap dari mulutnya.
11264Please respect copyright.PENANAokU7k705Za
11264Please respect copyright.PENANA4uzQKUx9Gu
Kini Ellen telah menjadi salah satu budak seks Imron yang mau tidak mau menuruti apa yang dikehendaki Imron terhadapnya. Sejak diperkosa di basement parkir beberapa bulan yang lalu, beberapa kali Imron kembali melampiaskan nafsu binatangnya padanya baik dalam seks kilat, oral seks, maupun hubungan badan sepenuhnya. Lama-lama dirinya pun mulai menikmati disamping ada perasaan malu dan bersalah juga pada pacarnya. Imron kini membuka lebar pahanya dan disuruhnya gadis itu berlutut di depannya. Kemudian dia memberi syarat dengan menggerakkan bola matanya ke bawah.
11264Please respect copyright.PENANA7gO495J6dd
“Sekarang?” Ellen yang sudah tau apa yang diinginkan Imron sepertinya ragu melakukannya.
11264Please respect copyright.PENANAYJIhUFayy9
“Iya dong Non, biar dosen kamu tahu enaknya, kita ajarin juga dia caranya !”
11264Please respect copyright.PENANAKwnJ7B9i5w
11264Please respect copyright.PENANANPnyJ7KiWi
Seolah dihipnotis, Ellen pun mulai membuka resleting celana Imron dan menurunkan celana dalam di baliknya sehingga tersembullah penis yang sudah mengacung tegak itu.
11264Please respect copyright.PENANA250NfnW2OF
“Ellen, hentikan !” Rania berseru mencegah hal lebih lanjut.
11264Please respect copyright.PENANAbVWnn23vqn
“Lho kok Ibu main larang-larangan sih, orang dianya sendiri yang mau kok, tuh liat !” kata Imron “Ayo Non, sekarang mana servisnya, ayo jangan malu-malu, dia juga nanti ikutan kok !”
11264Please respect copyright.PENANAGX08uFn0ZR
11264Please respect copyright.PENANA3N7WRdWYOV
“Ya Tuhan, Ellen…kenapa…kenapa !?” Rania terperangah sampai membekap mulutnya sendiri melihat mahasiswinya mulai mengoral penis Imron, tangannya yang mungil itu sesekali mengocoknya, yang lebih gila dia juga terlihat begitu menikmatinya, padahal dirinya sudah merinding melihat penis hitam bersunat yang kepalanya agak merah itu.
11264Please respect copyright.PENANAyp0phR0Kvp
“Aahh…enaknya, lihat sendiri kan Bu, murid Ibu aja ketagihan sama kontol saya” Imron mengelus rambut Ellen menyuruhnya terus mengulum “Cepetan Bu gimana keputusannya, mungkin Ibu gak takut risiko perbuatan Ibu tadi, tapi apa Ibu gak kasian kalo gambar-gambar syur murid Ibu ini tertempel di papan pengumuman ?”
11264Please respect copyright.PENANApGaI86xoH1
Ellen terhenyak dan menghentikan kulumannya
11264Please respect copyright.PENANAo2Q29tMj51
“Heh, siapa suruh berhenti, cepet terusin ! jangan ikut campur !” bentak Imron menyuruh Ellen meneruskan kegiatannya.
11264Please respect copyright.PENANAWBqZ8wUh6G
“Iya-iya, oke, saya menyerah Pak, tapi tolong jangan mempersulit dia lagi !” jawab Rania panik “dan tolong, jangan omong apa-apa tentang semua ini” tambahnya gugup.
11264Please respect copyright.PENANAFLLUmKQrGx
“Nah, gitu dong Bu, baru namanya dosen yang baik, ayo dong, sini mendekat kalau memang setuju !” Imron melambaikan tangan menyuruhnya mendekat.
11264Please respect copyright.PENANA0fAlSsAivw
11264Please respect copyright.PENANAtzyk9f6ST7
Rania berhenti di sebelah Imron, perasaannya luar biasa galau, marah, jijik, dan takut, namun dia juga mulai terangsang melihat Ellen mengoral Imron di depan matanya. Semua dia lakukan karena tidak ada pilihan lain untuk menutupi aibnya, juga demi muridnya. Darahnya berdesir ketika tangan kasar itu meraih betisnya, tangan itu terus naik mengangkat roknya dan mengelusi pahanya yang mulus.
11264Please respect copyright.PENANACsYYjWjwZa
“Paha yang indah, pasti waktu Ibu ngajar mahasiswanya ngebayangin bisa ngeliat ke dalam sini heheheh !” celoteh Imron
11264Please respect copyright.PENANAuJjpfyI68H
Rania hanya memalingkan wajahnya ke samping dengan perasaan sangat terhina dengan perlakuan seperti itu. Sikap pasrahnya membuat Imron makin menjadi, tangannya makin menjalar ke atas hingga meremas pantatnya.
11264Please respect copyright.PENANAgNQXfD5tLs
“Wuih, montok amat sih Bu, betah deh saya lama-lama di kelas kalo jadi murid Ibu” katanya mengagumi keindahan tubuhnya “dibuka aja Bu roknya, biar lebih afdol !”
11264Please respect copyright.PENANAaVl6wvi27w
11264Please respect copyright.PENANAvyJp718xYt
Imron mengulurkan tangannya yang satu untuk membuka ikat pinggangnya dan disuruhnya Rania membuka resletingnya di belakang. Dengan berat hati Rania pun membuka resletingnya hingga rok itu meluncur jatuh. Setelah rok itu lepas, maka yang nampak adalah sepasang paha jenjang Rania yang mulus dengan celana dalam pink menutupi daerah terlarangnya. Imron lalu merangkul pinggang ramping itu membawa tubuhnya lebih mendekat. Paha mulus itu lalu dia ciumi inci demi inci sementara tangannya mengelusi paha yang lain. Rania merinding merasakan sapuan lidah dan dengusan nafas pria itu pada kulit pahanya, libidonya makin naik apalagi melihat Ellen yang tengah menjilati kepala penis itu sambil memijit zakarnya.
11264Please respect copyright.PENANAWjdtVf8e2l
“Ssshhh…!” sebuah desisan keluar dari mulutnya ketika jari Imron menyentuh bagian tengah celana dalamnya.
11264Please respect copyright.PENANAq04PbuZBkk
Secara perlahan Imron menurunkan celana dalam itu hingga ke lutut, matanya nanar memandangi kemaluan Rania yang masih rapat dan berbulu lebat itu.
11264Please respect copyright.PENANApD2mtqWRDr
“Pelan-pelan yah, usahain jangan cepat keluar, ntar dosen Non ga kebagian !” dia berpesan sejenak pada Ellen sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada vagina Rania.
11264Please respect copyright.PENANAHX1Se48odo
11264Please respect copyright.PENANAE9zmNzlAJW
Selanjutnya Imron membenamkan wajahnya pada kemaluan Rania, dengan rakus menjilati vaginanya. Tangan kirinya mengelusi paha dan pantatnya, terkadang jarinya iseng menyusup ke pantatnya.
11264Please respect copyright.PENANAJFnG5gTriI
“Aahhh…Pak…aahhh…jangan !” Rania mendesah antara menolak dan menikmati saat lidah Imron menelusuri gundukan bukit kemaluannya
11264Please respect copyright.PENANAZDAPXEjXdd
Tanpa disadari kakinya melebar sehingga memberi ruang lebih luas bagi Imron untuk menjilatinya. Tubuh Rania seperti kesetrum ketika lidah Imron yang hangat membelah bibir kemaluannya memasuki liangnya serta menari-nari di dalamnya. Di tempat lain, Ellen juga makin terangsang melihat adegan Imron dengan dosennya, sambil menjilati penis Imron perlahan, dia juga meremasi payudaranya sendiri. Kedua buah pelir Imron sesekali diemutnya bergantian membuat pemiliknya keenakan, apalagi dengan dilayani dua wanita cantik ini. Rania semakin tak kuasa menahan kenikmatan itu, dia bergerak tak karuan akibat jilatan Imron sehingga Imron harus memegangi tubuhnya.
11264Please respect copyright.PENANAwwYHw4ZFal
“Pak…ahhh…oohh !” desahnya dengan tubuh bergetar merasakan lidah Imron memainkan klitorisnya.
11264Please respect copyright.PENANA0MWuw7fVPJ
11264Please respect copyright.PENANArr06kQMRft
“Mmmm….enak kan Bu ?” sahut Imron.”udah dulu ah, sekarang giliran Ibu yang mainin punya saya, ayo jongkok sini !” katanya seraya membuka paha lebih lebar.
11264Please respect copyright.PENANA5DTqV1nRB6
Terus terang Rania merasa sangat tanggung Imron menghentikan jilatannya, dalam hati kecilnya sebenarnya masih ingin menikmatinya, namun tidak mungkin dia memintanya lagi demi menjaga harga dirinya. Maka ketika disuruh Imron mengoral penisnya diapun tanpa diperintah dua kali berlutut di hadapan pemerkosanya.
11264Please respect copyright.PENANA6TPzR2RJoT
“Eit-eit tunggu dulu Bu, bajunya dibuka aja biar enak” Imron melucuti baju Rania yang baru berlutut di depannya, cup branya sudah melorot karena tidak sempat dinaikan waktu kepergok tadi sehingga langsung mempertontonkan payudaranya “Non juga, yang namanya ngentot mana enak pake baju !” katanya lagi pada Ellen
11264Please respect copyright.PENANAx6zrH2CcOa
Ellen pun berdiri sejenak, pakaiannya satu-persatu terlepas dari tubuhnya sampai yang terakhir yaitu celana dalamnya. Diam-diam Rania memperhatikan tubuh indah Ellen dan sempat membandingkan dengan dirinya, dia kagum dan iri dengan lingkar pinggang mahasiswinya yang lebih ramping darinya, namun dia juga merasa bangga dengan payudaranya yang lebih bulat dan membusung dibanding Ellen, bagaimanapun secara keseluruhan keduanya memiliki bentuk tubuh ideal.
11264Please respect copyright.PENANAvJPeABvGWo
11264Please respect copyright.PENANAWXTv6pOU2T
Imron menarik tubuh Ellen yang telah polos dan didudukkan ke paha kirinya, dia mulai mengelusi payudaranya, putingnya dia pilin-pilin seperti malam mainan, tangan lainnya menyelusuri lekuk tubuh lainnya.
11264Please respect copyright.PENANA8xkuLdbf9D
“Tunggu apa lagi Bu, sekarang giliran Ibu ngelayanin burung saya !” sahut Imron pada Rania yang bengong menyaksikan mereka.
11264Please respect copyright.PENANAZEiTnJczpk
Dengan tangan gemetar dia melingkarkan telapak tangannya pada penis itu, basah dan mengkilap karena sisa ludah Ellen. Baru kali ini dia melihat penis secara langsung, bahkan milik tunangannya yang sedang S2 di Australia pun baru pernah dirasakan bergesekan dengannya ketika petting, namun belum pernah mencoba yang lebih jauh.
11264Please respect copyright.PENANAjRKuMX3MSw
“Ayoh cepat, mau foto-fotonya dipajang apa ?” ulangnya tidak sabar sambil memencet payudara Ellen sehingga gadis itu merintih kesakitan.
11264Please respect copyright.PENANA1OlhEAuAs5
Tidak tega melihat muridnya disiksa, diapun mulai memasukkan kepala penis itu ke mulutnya. Imron mendesah merasakan kehangatan mulut Rania, sentuhan lidahnya memberi sensasi nikmat padanya. Dengan menahan jijik dia menjilati sekujur batang penis itu.
11264Please respect copyright.PENANADODmXNnzB1
11264Please respect copyright.PENANAwLsNPxAN4h
“Eeenngghh…aahh…aahh !” terdengar desahan Ellen yang payudaranya sedang dikenyot-kenyot si penjaga kampus itu, di vaginanya bercokol tangan kasar itu mengelusi serta mengocok liang kemaluannya.
11264Please respect copyright.PENANAqibcdIVmJX
Rania menggerakan mata melihat ke atas, apa yang dia lihat di sana malah membakar nafsunya yang pelampiasannya dia curahkan dalam bentuk oral seks. Penis itu semakin mengeras dan berkedut-kedut di dalam mulut Rania serta menebar rasa asin. Dia sendiri tidak tahu bagaimana dia bisa segila ini, namun situasi saat itu ditambah jilatan Imron yang tanggung tadi membuat gairahnya menggebu-gebu. Penis yang besar mengerikan itu tidak muat seluruhnya ke dalam mulutnya yang mungil, maka sesekali Imron menekan kepalanya agar bisa masuk lebih dalam lagi
11264Please respect copyright.PENANAULDCB088uF
“Lagi Bu, kurang masuk, aahhh…yak gitu dong !” demikian katanya.
11264Please respect copyright.PENANAS94VrYWa0w
Sementara itu vagina Ellen makin banyak mengeluarkan cairan akibat kocokan jari Imron, cairan itu membasahi paha Imron tempatnya berpangku. Imron sedang asyik menjilati payudara kanan Ellen sampai basah kuyup oleh ludahnya, sengaja dia tidak menggigit maupun mengenyotnya dengan maksud mempermainkan nafsu gadis itu, dan benar saja Ellen mendesah makin tak karuan karenanya.
11264Please respect copyright.PENANAEKe8Dfz1a3
11264Please respect copyright.PENANArTfvBvyli9
Rasa jijik yang tadinya begitu melingkupinya perlahan-lahan sirna, Rania mulai menikmati oral seks pertamanya, dimaju-mundukannya kepalanya seperti yang pernah dia dengar dari obrolan dengan teman-temannya, lidahnya menjilat memutar kepala penisnya, akibatnya Imron keenakan dan mengerang-ngerang.
11264Please respect copyright.PENANAUWGQewRiq8
“Uuaaahh…terus Bu, enak banget, harusnya Ibu ngajar mata kuliah ngentot juga hehehe !” ejek Imron
11264Please respect copyright.PENANAJYSxjHtuZW
Kurang ajar sekali kata-kata itu, Rania merasa harga dirinya direndahkan sebagai seorang wanita terhormat, terpelajar, dan berprofesi sebagai pendidik pula, namun dia telah terpelosok ke dalam perangkap birahi ini, kini dia telah menjadi salah satu budak seks Imron. Tak lama kemudian, dengan tangan kiri tetap menggerayangi payudara Ellen, tangan kanannya menjambak rambut Rania serta menekannya ke selangkangannya. Mata Rania membelakak, dia gelagapan karena mulutnya penuh sesak dengan penis, lebih kaget lagi ketika dirasakan cairan kental hangat memenuhi mulutnya, dia meronta hendak melepaskan diri namun kekuatannya tidak cukup untuk itu. Selama beberapa detik cairan itu menyemprot mulutnya, lalu Imron menarik lepas kepalanya dari penis itu, maka semprotannya yang belum habis pun mengenai wajahnya
11264Please respect copyright.PENANAFeWYhHFTUl
11264Please respect copyright.PENANA5GNKTRvBgo
Rania langsung batuk-batuk begitu benda itu lepas dari mulutnya karena sempat tersedak dan baru pertama kali mengalami seperti itu. Aroma sperma yang menusuk itu membuatnya jijik dan ingin muntah.
11264Please respect copyright.PENANA6byp2p6n2R
“Non, bantuin tuh dosennya bersihin peju !” perintahnya pada Ellen.
11264Please respect copyright.PENANA78TpHvojgt
Ellen pun berlutut di samping dosennya dan memegangi pundaknya.
11264Please respect copyright.PENANApEd99vgECz
“Maaf Ci !” ucapnya diteruskan menjilati sperma Imron yang tumpah di wajahnya.
11264Please respect copyright.PENANA95txXUi7AK
Dengan lidahnya Ellen membersihkan sperma yang menyiprat di pipi, hidung, dan dagu dosennya hingga akhirnya mulut mereka pun bertemu. Rania mulai berani melingkarkan tangannya ke tubuh Ellen dan meraba punggungnya yang halus. Demikian juga Ellen, dia membuka kait bra Rania yang sudah tersingkap sehingga bra tanpa tali pundak itu pun terjatuh. Perasaan malu, risih, dan lain-lain hilang karena kenikmatan yang terus menerpa tubuh, kedua wanita muda yang telah telanjang bulat itu berciuman dengan panasnya. Imron benar-benar telah menguasai mereka dengan menjadikan mereka menuruti apa saja fantasi dan hasrat gilanya, segaris senyum pun muncul di wajahnya melihat hasil perbuatan jahatnya.
11264Please respect copyright.PENANANhJBJ64s0d
11264Please respect copyright.PENANAoBtZWQ4gcu
Imron bangkit dan melepaskan seragam karyawannya, terlihatlah tubuhnya yang berisi dan bekas luka memanjang di dadanya yang menambah kesan sangar.
11264Please respect copyright.PENANA3OpNyIbPi2
“Ayo-ayo, yang disini juga dibersihin, masih ada sisanya nih !” sambil menyodorkan penisnya yang masih basah pada mereka.
11264Please respect copyright.PENANABPlren7ICs
Imron mendesah merasakan sapuan lidah kedua wanita cantik itu pada penisnya, mereka berbagi mengoral penis itu, ada yang memasukkan ke mulut ada menjilati zakarnya. Cuma sebentar saja Imron memberikan penisnya dioral mereka, setelahnya dia mengangkat lengan Rania hingga tubuhnya berdiri. Rania disuruh nungging dengan tangan bertumpu pada meja, dia sudah merasakan benda tumpul menyentuh vaginanya dari belakang yang berarti sudah memasuki detik-detik akhir kehilangan keperawanannya. Kepala penis itu mulai masuk membelah bibir vaginanya perlahan-lahan, erangan Rania mengiringi masuknya benda itu. Hingga suatu saat Imron mendorong keras penisnya hingga mentok.
11264Please respect copyright.PENANAdqlrPUvxcP
“Aaahhkkkk….!!” Rania menjerit dengan mata membelakak, sakit sekali rasanya pertama kali sudah ditusuk penis sebesar itu.
11264Please respect copyright.PENANAl514ajP4w9
11264Please respect copyright.PENANAbRGqr9ZYrF
Imron juga melenguh panjang karena penisnya terasa terjepit kencang sekali oleh dinding vagina Rania yang masih sempit. Dia mendiamkan dulu penisnya disana selama beberapa saat menikmati himpitan vaginanya sehingga Raniapun memiliki waktu untuk beradaptasi dan menghirup udara segar.
11264Please respect copyright.PENANAG8sEWlNsRx
“Ternyata Ibu emang dosen yang baik yah, murid ibu si perek itu aja waktu saya entot udah jebol duluan, tapi Ibu masih perawan, enak banget loh, huehehe…!!” kata-kata Imron membuat telinga Rania dan Ellen panas.
11264Please respect copyright.PENANAu41FRiuOhx
Penis itu rasanya sungguh menyesakkan bagi Rania, tapi terus terang barang itu juga menuntaskan hasratnya yang sempat tertunda tadi. Perlahan Imron mulai menggenjotnya, dengan bantuan cairan kewanitaan dan ludah penisnya keluar masuk lebih lancer. Tanpa dapat disangkal Rania mulai merasakan nikmat yang tak terlukiskan disamping rasa perih tentu saja. Sambil menggenjot, Imron juga meremasi payudara Rania yang menggantung, putingnya dia main-mainkan sehingga nafsu Rania makin meningkat saja.
11264Please respect copyright.PENANAx63IJr0jDN
11264Please respect copyright.PENANAvNezvnrlpE
Di tempat lain, Ellen berdiri dengan tangannya membelai-belai vaginanya sendiri menyaksikan dosennya diperkosa di depan matanya sendiri. Dalam hatinya berkecamuk berbagai perasaan, di satu sisi dia merasa kasihan melihat dosennya yang ramah dan begitu dekat dengan anak didiknya harus mengalami nasib serupa dengan dirinya dan dia tidak berdaya untuk menolongnya malahan turut andil menjebaknya, namun disisi lain dia juga begitu terangsang melihat penis yang sering menusuknya itu keluar masuk di vagina Rania yang masih sempit. Secara naluriah, Ellen naik ke tengah meja menghadap Rania, kemudian kedua pahanya dia buka.
11264Please respect copyright.PENANAtENq3HvaRa
“Ci Nia, tolong yah…saya gak tahan !” pintanya dengan dua jari membuka bibir vaginanya.
11264Please respect copyright.PENANAKwsYjwZQp9
Dorongan birahi yang tinggi menyebabkan Rania mendekatkan wajahnya ke selangkangan muridnya itu, lidahnya pun menyentuh bibir vagina yang merah merekah itu sehingga pemiliknya mendesah.
11264Please respect copyright.PENANAvQFdYsbRRo
“Sshhh…uuummm….aaahhh !” desah Ellen menikmati jilatan dosennya pada vaginanya “Emmhh…yahh…disitu Ci, terusin…aaahh !” desisnya lagi ketika lidah Rania bertemu klitorisnya.
11264Please respect copyright.PENANARqWB5wnc8T
11264Please respect copyright.PENANAmEBdVY90aJ
Rania membuka pahanya lebih lebar seiring dengan sodokan Imron yang semakin ganas agar tidak terlalu perih. Selain itu dia juga mulai menggerakkan pinggulnya mengikuti irama goyangan Imron. Sementara di atas meja, Ellen mendesah makin tak karuan oleh jilatan-jilatan Rania pada vaginanya, tangannya meremasi dan memainkan putingnya sendiri. Tak lama kemudian, diapun orgasme dengan melelehkan cairan bening dari vaginanya membasahi meja, awalnya Rania merasa aneh begitu cairan itu keluar, sebelumnya belum pernah dia merasakan cairan sesama jenisnya, tapi gelombang birahi yang menerpanya menggerakkan dirinya menjilati cairan itu. Nafas Ellen nampak ngos-ngosan sehingga dadanya turun-naik akibat orgasme yang dialaminya. Hal serupa juga mulai dirasakan Rania, otot-otot vaginanya terasa berkontraksi lebih cepat seperti ada yang mau meledak di bawah sana, cairan yang keluar dari sana juga sepertinya semakin banyak. Akhirnya tubuhnya benar-benar mengejang semua bersamaan dengan erangan panjang, cairan kewanitaan meleleh dari vaginanya tanpa terbendung membasahi paha dalamnya..
11264Please respect copyright.PENANAXHgsGQG1a3
11264Please respect copyright.PENANAyfKh9IBJtn