Sambil melihat Evan makan dengan lahapnya setelah lesu akibat mabuk perjalanan membuat Widya tersenyum. Tapi disisi lain dirinya merasa puas pada anaknya saat teringat kejadian selama perjalanan di bus tadi. Ia merasa sangat puas pada anaknya, bukan hanya anaknya, ia juga merasa telah menghianati pernikahannya dengan Harjo, walaupun Harjo sendiri sudah tiada 3 tahun silam, namun sampai sekarang dirinya masih berstatus istri dari almarhum suami Harjo. 967Please respect copyright.PENANACWbdKxvnmb
967Please respect copyright.PENANAurmZKtoSqR
“Maaf…”, hanya kata itu yang terlintas di benak Widya saat mengingat kejadian hari ini. 967Please respect copyright.PENANAUa2bVqBtfW
967Please respect copyright.PENANAco8VvWHHph
— 967Please respect copyright.PENANApmNaFP08v5
967Please respect copyright.PENANAal4m2e6svP
WIDYA 967Please respect copyright.PENANA9tla0jtkL8
967Please respect copyright.PENANA1eU6P5LdBZ
Setelah Evan tertidur Widya tak lama ikut memejamkan mata di kursi bus yang sedikit terasa empuk. Widya tak tau entah sudah tertidur berapa lama di posisinya saat dirinya mulia merasakan di dalam tidurnya nyaman seperti ada yang sedang memperhatikan dirinya diluar kesadarannya. Ia merasa seperti tengah mengalami mimpi dimana dirinya dalam keadaan tertidur dan tubuhnya diperhatikan oleh seseorang tepat di hadapannya. Di dalam tidurnya juga Widya mendengar dengan samar ada suara seorang pria seperti berbisik pelan. 967Please respect copyright.PENANAJjkMBZl5IH
967Please respect copyright.PENANA45fDE3ooB7
Entah karna rasa nyaman tersebut mungkin Widya terbangun dari tidurnya. Pandangannya masih agak kabur saat samar-samar terlihat didepanya seperti ada sosok bayangan yang tengah berdiri memperhatikan. 967Please respect copyright.PENANA9aHK8fSkbD
967Please respect copyright.PENANAMyAaAYcYzc
"Ada apa pak? Tiketnya kan tadi udah", ucap Widya setelah berhasil menguasai situasi terbangun dan sosok yang memperhatikan dirinya ternyata kernet bus. 967Please respect copyright.PENANAwuH5ONPmfD
967Please respect copyright.PENANApWbj7wIYwg
“Ga ada apa-apa kok, bu.Hehehe”, balasnya dan ia duduk di bangku sebelah bersama seorang penumpang pria yang berisi 3 kursi. 967Please respect copyright.PENANAB5ikRM5MKc
967Please respect copyright.PENANAKd68kh2ndw
“Tadi saya sempat lihat kalo anak ibu muntah-muntah ya, bu? Eh, tapi benar kan itu anak ibu?”, ucap si kernet mencoba menggerogoti. 967Please respect copyright.PENANAO4h6X6QLiL
"Iya, pak ini anak saya. Anak saya ini memang tadi sempat muntah-muntah, makanya saya suruh tidur aja biar ga terlalu dirasa pusingnya. Soalnya ini juga buat pertama kali anak saya naik bus jadi mungkin mabuk", jelas Widya sambil mengelus pelan kepala Evan. 967Please respect copyright.PENANAfyujWki3yL
“Ibu sayang banget ya sama anaknya, pasti suami ibu merasa beruntung banget bisa punya istri kaya ibu ini. Selain anak sayang, ibu juga cantik dan terlebih lagi punya badan yang bagus”. Widya hanya tersenyum membalas pujian dari sang kernet bus. 967Please respect copyright.PENANA8JxeteuWTZ
967Please respect copyright.PENANACsznqu7pOK
Beberapa saat tak ada suara yang keluar dari mulut si kernet tersebut, namun tiba-tiba kernet bus mendekati Widya dengan sedikit membukukan badanya dan membisikan sesuatu ke telinga Widya. Widya yang kaget sedikit menjauh dari kepalanya. 967Please respect copyright.PENANAM38vrll6bK
967Please respect copyright.PENANAdNyOsdflQB
“Bisa bantu saya sebentar ga, bu?”, bisik si kernet dan terlihat juga pria yang duduk di sampingnya tadi berdiri dan ikut mendekati bangkunya lalu pria tersebut melakukan gerakan mengarah ke Evan yang tengah tertidur. Widya yang kaget dan khawatir mencoba menghentikan apa yang akan pria tersebut lakukan. 967Please respect copyright.PENANA4Pi0Vpl118
967Please respect copyright.PENANA2SlG7aXvvs
“Bapak mau ap…”, gerakan Widya ditahan oleh si kernet bus.967Please respect copyright.PENANAuLzq53GVzQ
967Please respect copyright.PENANAh6erC85MmR
“Kalo ibu memang ga mau terjadi apa-apa sama anaknya lebih baik ibu bantu kita. Kalo ibu mau teriak-teriak saja, yang jelas ibu teriak bakal terjadi sesuatu sama anak ibu”, ancamnya. 967Please respect copyright.PENANAB0DR0JxeYj
“Ibu lebih pilih menurut apa menolak?”, tanya si kernet bus. Karna dirinya merasa diancam dengan anaknya sendiri sebagai korbannya, mau tak mau Widya lebih memilih untuk menurut. 967Please respect copyright.PENANAYb54KifGv6
967Please respect copyright.PENANAZf1A67dhcE
Melihat penumpang yang mengangguk memilih menurutnya, si kernet bus tersebut terlihat tersenyum lebar dengan jawaban yang ia dapatkan. Dengan tak sabar ia mengajak Widya untuk duduk di kursi sebelahnya yang berisi 3 kursi itu dengan posisi Widya di tengah diapit oleh dua pria. 967Please respect copyright.PENANAu9Iualscss
967Please respect copyright.PENANAnQa64Hc8gk
“Sekarang saya mau ibu bikin kita keluar mulut pake mulut atau tangan ibu.Sekarang ibu buka celana saya dan keluarkan benda di dalamnya”, Widya diam dan terlihat mulai mengeluarkan air matanya. 967Please respect copyright.PENANAlSXsB23xdk
“Tapi, pak… Tolong jangan, pak. Ada anak saya dan juga ada penumpang lainnya. Tolong jangan suruh saya buat lakuin hal itu”, tolak Widya. 967Please respect copyright.PENANAVqhSAjg6uR
“Saya Cuma suruh pake mulut atau tangan, bukan pake memek jadi harusnya ini ga terlalu berat buat ibu. Cepat lakukan, saya sudah nafsu sedari terminal tadi pas lihat toket ibu ini”, ucapnya sambil meremas payudara Widya. Widya yang mendapatkan perlakuan mendadak serta melecehkan itu terlonjak kaget sambil menyilangkan tangan di kedua payudaranya. 967Please respect copyright.PENANAromjQ0F9s4
967Please respect copyright.PENANAVHDj7ryydg
Si kernet terus membisikkan ucapan ancaman yang disampaikan pada dirinya dan anaknya. Karna hal tersebut Widya mulai menurunkan kepalanya, dengan sedikit gemetar tangan lentiknya mulai membuka resleting celana komprang hitam milik si kernet. Tangannya juga masuk untuk menurunkan celana dalam yang dipake si kernet hingga sebuah benda panjang nan besar tersembul keluar menampar pipi serta bibir Widya. Lagi-lagi, Widya yang kaget hanya bis memundurkan kepalanya, tapi si kernet tau akan hal tersebut juga menahan kepala Widya. 967Please respect copyright.PENANAwWfTg8b8oI
967Please respect copyright.PENANAYSSDj5mzUC
“jilatin duku, bu. Kalo sudah basah baru masuk ke mulut dan awas jangan terkena gigi” 967Please respect copyright.PENANAIRaFbR4Viy
967Please respect copyright.PENANAreoaea1M3l
Dengan terpaksa Widya mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati setiap jengkal titit kernet bus. Widya melakukan hal tersebut sambil menahan sesak di dada akibat rasa sakit dilecehkan di tempat umum serta di dekat anaknya sendiri. Ia gerakan lidahnya menari di batang titit besar si kernet dengan mata terpejam. 967Please respect copyright.PENANAsLtBRKwvXM
967Please respect copyright.PENANAxk6g6TtVrU
Sementara Widya sedang menjilati tiap jengkal batang titit si kernet, hingga di suruh ke buah zakarnya juga. Tepat di belakang dimana penumpang pria itu tengah meremas pantat Widya yang berisi. Pria tersebut juga telah mengeluarkan tititnya dan tengah mengocok dengan pelan. Tangan pria tersebut satunya digerakkan ke payudara Widya dan meremasnya dengan kasar. Widya dibuat sedikit melonjak tubuhnya akibat remasan kasar yang ia terima pada payudaranya. Terlihat si kernet hanya diam mendongak ke atas menikmati jilatan lidah Widy pada tititnya.967Please respect copyright.PENANAcQwINdqNrb
967Please respect copyright.PENANAwQLgq6jpFB
“Sudah bu. Sekarang buka mulut terus masuk ke dalam. Saya sudah ga sabar pengen rasain mulut ibu” 967Please respect copyright.PENANALW8UnfVRor
967Please respect copyright.PENANAEPfFcQYWn9
“Aakkkhhhh…..”, lenguh si kernet saat batang tititnya masuk ke dalam mulut Widya dan saat itu juga ia bisa merasakan tititnya diselimuti rasa hangat nan lembut di dalam mulut seorang perempuan beranak satu yang montok itu. 967Please respect copyright.PENANAJbXFnMSxZ9
967Please respect copyright.PENANATreuGcycGw
GOK!!! GOK!!! GOK!!! 967Please respect copyright.PENANAlbQSdddMBR
967Please respect copyright.PENANArrmjYiKTey
“ya terus….Terus, bu…ssshhhhh….enaknya ini mulut…sshhhh…”, racaunya sambil memejamkan mata demgan kedua tangannya ia letakan di atas kepala Widya. 967Please respect copyright.PENANApfuip6VayI
967Please respect copyright.PENANAIHrFI5ovPQ
Widya hanya bisa diam dan pasrah ketika kedua payudaranya dikeluarkan dari dalam Bra dan bajunya oleh penumpang pria di belakangnya. Sekarang kedua payudara Widya tergantung dengan bebas dan sesekali menempel di paha di kernet karna gerakan naik turun kepalanya di selangkangan kernet bus tersebut. 967Please respect copyright.PENANAosXENVOTiD
967Please respect copyright.PENANAnbMatkGZ6Z
Si kernet yang makin bernafsu karna payudara Widya bergesekkan dengan pahanya lalu ia gunakan tangan kananya untuk meremas kasar payudara Widya dan memainkan putingnya. 967Please respect copyright.PENANA01LZsMj3ra
967Please respect copyright.PENANAP3O7lllgpk
Widya yang ingin semua yang terjadi saat itu cepat selesai juga Widya mempercepat gerakan kepalanya untuk naik turun dengan dibarengi dengan sedotan yang ia berikan pada titit kernet tersebut. Ternyata hal tersebut berhasil, si kernet mulai mengerang menahan laju peju nya yang akan keluar. Si kernet kembali memegang kepala Widya dan membantu untuk lebih celat dan lebih dalam lagi menelan tititnya. Saat itu Widya benar-benar gelagapan dibuatnya. Ia sulit bernafas dan kepalanya terus dipaksa untuk menelan habis titit besar itu hingga menyentuh tenggorokannya. 967Please respect copyright.PENANAAYJTFXyAb0
967Please respect copyright.PENANAjCSpds6QcS
“Aaaakkkkhhh…Aakkkhhhh…bangsat! Enak banget mulut ini….Aakkkhhhh….kkeluaarrrr….sshhhhh…Aakkkhhhh..”. 967Please respect copyright.PENANAeLdKuSHaJi
967Please respect copyright.PENANAF7ML3mORRF
CROT!!!! KROT!!! KROT!!! 967Please respect copyright.PENANAKddM4ZpI57
967Please respect copyright.PENANAhbG2SJ4Kzg
Si kernet menekan di kepala Widya hingga mentok ke selangkangannya sampai-sampai hidung Widya berada di rambut kemaluan si kernet yang lebat dan bau menyengat. Widya tak bisa karna melawan kuatnya tekanan si kernet di kepalanya. Air matanya mulai mengalir keluar, beberapa kali ia pejamkan matanya dengan kuat menahan rasa sesak. 967Please respect copyright.PENANAXaJlbjzKNg
967Please respect copyright.PENANAVwaz1qp40d
“Telan peju ku, bu….sshhhhh…telan semuanya sampai habis….Aakkkhhhh….” 967Please respect copyright.PENANAlU326PHcjC
967Please respect copyright.PENANAzMYfriawDR
Dalam sesaknya Widya disuruh untuk menelan semburan peju yang menyeruak masuk ke dalam tenggorokannya. Karna terlalu banyak dan kuatnya semburan peju tersebut membuat Widya tersedak hingga ada yang masuk ke lubang hidungnya dan mengalir keluar seperti ingus. 967Please respect copyright.PENANA38e4ydwpwR
967Please respect copyright.PENANA2lajp4FDQs
HAH!!! HAH!!! HAH!!!967Please respect copyright.PENANAx7PcnJC6YN
967Please respect copyright.PENANA494XIUqpc1
Widya kehabisan napas dan berusaha mencari udara untuk masuk ke paru-parunya saat titit besar tersebut dikeluarkan dari mulut sang pemiliknya. Dadanya naik turun dan dahi berkeringat. Sementara itu sedikit berantakan. Si kernet belum selesai, peju yang keluar di lubang hidung Widya diseka olehnya, lalu Widya disuruh untuk menjilat jari si kernet yang terdapat sisa peju untuk ditelannya. Terakhir si kernet mengusapkan sisa peju nya yang masih menempel di ujung tititnya pada rambut Widya untuk membersihkannya. 967Please respect copyright.PENANAuYVuNQpBUu
967Please respect copyright.PENANAMLDHF9VEgE
“Saya mohon sudah, pak.Hiks..hiks..”, tangis lirih Widya mulai pecah karna mendapat pemahaman yang sedang terjadi terhadap dirinya. 967Please respect copyright.PENANAdIoEqsvbo2
967Please respect copyright.PENANAAQGEW1XoG4
“si bapak ini belum ibu puaskan. Kasihan, bu. Ibu bantu keluarin peju nya, gih”, ucap si kernet. “Bapak silahkan, pak sekarang giliran buat nikmatin mulut”, lanjutnya. 967Please respect copyright.PENANAUJIVgkyDCN
967Please respect copyright.PENANAs3ArO4OhrX
Widya disuruh untuk mengubah posisi duduknya menghadap selangkangan pria tersebut dan kembali mulut Widya dipaksa untuk memuaskan titit pria yang tak ia kenal sama sekali. Kepalanya dipaksa naik turun menyalakan batang tersebut dengan air mata yang mengalir di pipinya. 967Please respect copyright.PENANAxtyFu7H4cQ
967Please respect copyright.PENANAqqamo42Atk
"Gila. Ssshhh…enak banget sepongan nya. Bini gue aja kalah jauh sama mulut ibu ini. Sshhhhh….ya terusshhhh…Aakkkhhhh…”, racaunya sambil meremas keras kedua payudara Widya dan bergantian memainkan putingnya. 967Please respect copyright.PENANAWjERleHgc6
967Please respect copyright.PENANAn4VkmGQ3dO
Ternyata si kernet melakukan hal iseng dimana ia mengelus dan menekan perlahan memek Widya yang masih terbungkus celana hitamnya. Sesekali tangan si kernet menekan selangkangan Widya dan sedikit menabok pelan area bagian bawah perut. Saat si kernet melihat Widya kembali, ternyata Widya tengah dipaksa menaik turunkan kepalanya di selangkangan penumpang prianya itu. Widya di deepthroat dalam kondisi itu, sampai terlihat si pria mengejang sambil menahan kepala Widya masuk ke dalam selangkangannya. Lagi-lagi Widya terpaksa menelan peju pria yang tak ia kenal. 967Please respect copyright.PENANAPUwZxIgvcP
967Please respect copyright.PENANAqiXHERnGrG
“Telan vitamin saya, bu. Akkkhhhh….telan semua, biar ibu tambah binal….sshhhhh….nikmatnya…” 967Please respect copyright.PENANAblzVx5k262
967Please respect copyright.PENANAUQploV55mh
Setelah memuaskan kedua pria tersebut, Widya memasukkan sendiri kedua payudaranya yang terbuka bebas ke dalam cup Bra nya dan merapikan kembali bajunya. Widya diam di tengah kedua pria tersebut. Widya terlihat masih menangis sambil menundukkan kepalanya. 967Please respect copyright.PENANARFQ7MAX2uk
967Please respect copyright.PENANAjaB6qatPdz
“yaudah, ibu balik lagi duduk di tempatnya”, suruh si kernet dan hal itu langsung Widya lakukan. Ia berdiri mencoba melewati si kernet uang masih duduk tanpa mengubah posisinya dan Widya harus melangkah melebihi paha si kernet. Saat Widya melangkah, kernet bus tersebut menahan Widya dan membisikkan sesuatu miliknya.967Please respect copyright.PENANAt8DhjmJa2l
967Please respect copyright.PENANAKlsNpyO0z4
"Nanti pas di Rest area ikut saya ke belakang. Saya mau cobain memek ini ibu ini dan ibu jangan coba-coba melawan karna ibu sendiri juga pasti sudah tauakibatnya. Mengerti?!", ucap si kernet sambil menekan memek Widya lumayan keras. Widya hanya diam dalam sedih dan marahnya lalu kembali melangkah untuk duduk di samping Evan kembali. Saat duduk kepala Widya menghadap ke anaknya dan memejamkan mata karna ia merasa jijik dengan pria di seberang tempat duduknya. 967Please respect copyright.PENANACQGUiQhh1f
967Please respect copyright.PENANAECC8yyhNiV
"maafkan mama, nak. Mama terpaksa. Mama ga mau kamu kenapa napa", batin Widya sambil memegang perlahan tangan Evan. 967Please respect copyright.PENANAhfXDA0HG90
967Please respect copyright.PENANAVgzWjlSQSv
Setelah ucapan bersalahnya pada anaknya, Widya terlelap tidur karna dirinya merasa lemas sehabis dipaksa untuk memuaskan dua orang pria yang menjijikkan. Ia tertidur dengan mimpi dimana dirinya tengah tertawa bersama suaminya dan ada Evan juga disana yang sedang bermain di ruang tamu. Tanpa Widya sadari di tidurnya, ujung mata Widya mengeluarkan setetes air mata. 967Please respect copyright.PENANAk9ZMmpqmhG
967Please respect copyright.PENANAbT5AOB9kC4
“maafkan istrimu ini, suamiku”, batin Widya dalam mimpinya saat melihat suami yang tengah tertawa bersama. 967Please respect copyright.PENANAApz8waDev5
967Please respect copyright.PENANAipSrNVddWz
Pukul 19.05 Widya terbangun dari tidurnya karna tubuhnya digoyangkan oleh si kernet bus yang sebelumnya tadi telah melecehkan dirinya. Ia berbicara pada Widya bahwa sebentar lagi bus yang ia tumpangi akan segera sampai di Rest area dan si kernet juga mengingatkan Widya untuk bersiap-siap sambil memasang senyum menjijikkan. 967Please respect copyright.PENANAStJETkJrpV
Empat belas menit kemudian, tepatnya pukul 19.19 bus yang ia tumpangi berhenti di Rest area. Widya membangunkan Evan untuk menanyakan apakah ikut turun atau tidak, tapi dari Evan sendiri menolak karena dirinya masih merasa sangat ketakutan dan lebih memilih untuk tetap berada di dalam bus. Evan hanya menitipkan beberapa pesanan pada Widya untuk dimakannya nanti. Mendapat jawaban tersebut dari putranya, Widya akhirnya turun sendiri. Saat dirinya di pintu bus untuk turun ternyata sudah ada si kernet yang menghadang dan juga ada beberapa pria lain yang menyertainya, termasuk si sopir bus. Saat itu perasaan Widya benar-benar menjadi tak enak dengan apa yang akan terjadi pada dirinya di Rest area itu. 967Please respect copyright.PENANAljHxtvKoC6
967Please respect copyright.PENANA8D32bIi22I
“ini perempuan yang tadi saya bilang, bang”, ucap si kernet pada si sopir sambil mengarahkannya pada Widya. 967Please respect copyright.PENANAyBwCSkPlAW
967Please respect copyright.PENANAy71X9wABjj
Si sopir mengajak Widya untuk berjabat tangan dengan sopan sambil mengajak kenalan. Widya yang tak tau harus berbuat apa dan perasaannya sungguh tak enak menerima jabatan tangan sopir bus tersebut. 967Please respect copyright.PENANAr9M07sq1bT
967Please respect copyright.PENANAprrrr37HtL
“Saya Sobri partner Mamat ini”, ucap si sopir dan disitu Widya baru tau ternyata kernet yang melecehkannya tadi bernama Mamat. 967Please respect copyright.PENANAG5iHbICIEk
“Saya…saya Widya, pak”, balas Widya dengan rasa takut. 967Please respect copyright.PENANANrNeoCzQL7
“Sudah bu Widya ga usah takut gitu orang kita Cuma mau kasih ibu kenikmatan masa takut, harusnya senang loh. Hahaha”, ledek Sobri yang membuat telinga Widya memanas.967Please respect copyright.PENANAUiqeA9KubX
“tenang aja, bu dijamin ibu bakal kita bikin puas sama jagoan saya ini”, ucap si Sobri sambil menunjuk selangkangannya yang ternyata di balik celananya ada benda yang menonjol dengan besar. “yaudah sekarang aja, bu. Saya juga sudah ga sabar pengen di puasin sama bu Widya yang cantik ini. Maaf loh bu”, Sobri sok berlagak sopan di depan Widya padahal sudah jelas omongan serta niatnya tak mencerminkan kesopanan sama sekali. 967Please respect copyright.PENANAiIpqxKYEjS
967Please respect copyright.PENANAnj9iH47CbF
Widya yang kembali diingatkan akan ancaman pada anaknya, Evan hanya bisa menurut meski dirinya sendiri sangat marah dan sangat tak terima akan perlakuan yang sedang maupun yang akan ia terima, tapi semua itu semata-mata hanya ingin agar tak terjadi apa-apa pada anaknya itu. Widya selain dibawa oleh Sobri dan Mamat, terdapat juga pria lain yang tak lain penumpang yang juga bersamanya. Ada 2 pria dan salah satunya ikut yang melecehkannya tadi bersama si Sobri yang bernama Jali sedangkan pria satunya diketahui bernama Rojak. 967Please respect copyright.PENANAJnMpaG7e33
967Please respect copyright.PENANA5WKm1Jykk0
Widya dibawa oleh mereka berempat ke halaman belakang Rest area dimana di halaman belakang itu terdapat bangunan petak yang biasa digunakan untuk istirahat para pengemudi. Widya berjalan diapit oleh 4 pria sekaligus menuju bangunan yang akan menjadi tempat dimana dia dipaksa untuk melayani nafsu mereka. 967Please respect copyright.PENANAdaMECyBUuJ
967Please respect copyright.PENANAHCGBWDPWBF
Di depan bangunan petak yang dituju ternyata terdapat seorang perempuan tua yang sedang duduk sambil merokok. Entah siapa itu Widya sama sekali tak tau. Sementara si sopir mendekati perempuan tersebut diikuti dengan Widya dan pria lainnya. 967Please respect copyright.PENANAYugsg3CgAg
“Selamat malam calon penghuni tanah kuburan!”, sapa Sobri pada perempuan tua tersebut. 967Please respect copyright.PENANA8oCgAC01Ep
“Kurang ajar, ini anak datang-datang itu mulut bocor kaya biasanya”, kesal si perempuan tua. “Mau ngapain lu?!”, sambungnya bertanya pada Sobri. 967Please respect copyright.PENANAP5nlPrtp1e
967Please respect copyright.PENANAUKzAyuwB6a
Sobri menunjuk ke arah Widya, “biasa mau ngentot” 967Please respect copyright.PENANAvlwW519Twf
967Please respect copyright.PENANA6yhlCDtdGb
“Bawa Lonte dari mana lagi, lu?! Hidup lu isinya memek doang”, cerocosnya. 967Please respect copyright.PENANAjhrtl7a8jJ
“ini bukan Lonte. Dia penumpang gue yang kebetulan mohon ke kita buat di puasin sama titit. Dia paksa yaudah gue ikutin dari pada nanti ibu Widya ini cari titit di pinggir jalan”, leceh Sobri pada Widya dengan terlalunya yang menggambarkan bahwa Widya sosok perempuan binal yang doyan dengan titit lelaki. Dia bilang Widya yang minta? Padahal disini Widya lah yang sedang dipaksa sambil diancam. 967Please respect copyright.PENANApNF353BbeE
967Please respect copyright.PENANAxb1Fis6O0E
Perempuan tua tersebut melihat ke arah Widya, “oke juga penumpang lu ini. Lu kasih ke gue, nanti pasti bakal laku keras ini perempuan”, ucapnya yang seolah-olah menganggap Widya barang yang akan dijual belikan. Di dalam lubuk jantung Widya sangat merasa sakit oleh omongan mereka yang menilai bahwa dirinya wanita murahan yang bisa dinikmati tubuhnya terus kehormatannya bisa dibayar hanya dengan beberapa lembar kertas.967Please respect copyright.PENANAp95juujc9N
967Please respect copyright.PENANAOEC5SgUVse
"Enak aja lu nenek tua. Ini barang langka dan asal tau aja, bu Widya ini udah punya suami dan baru punya satu anak. Anaknya sendiri sekarang lagi tidur di dalam bus gue. Bayangin aja anaknya lagi tidur, ibunya malah ngentot sama 4 titit. Hahaha", rasanya Widya ingin membunuh pemilik suara tersebut. “udah lu pergi sana, kita mau puasin titit sama memek bu Widya ini. Hushhh!!! Hushhh!!!”, sambung Sobri mengeluarkan perempuan tersebut. 967Please respect copyright.PENANAwZYMrOFaVZ
967Please respect copyright.PENANANjLFhpV2eJ
Perempuan tersebut pergi dengan ngedumel dan Sobri menyuruh pria ketiga di dekat Widya untuk membawa Widya masuk ke dalam. Widya mulai merasakan keringat dingin di tubuhnya. Berulang kali ia menelan ludahnya saat membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya di dalam sana bersama keempat pria bejat itu. Sobri membuka pintu dan masuklah mereka semua ke dalam ruangan tersebut yang hanya diisi oleh kasur lantai tipis tanpa peralatan apapun. Terdengar pintu di tutup dan dikunci dari dalam oleh Mamat. 967Please respect copyright.PENANAAidABhOA6C
967Please respect copyright.PENANAi9rBOuqiRW
Setelahnya mereka semua di sekitar tubuh Widya yang mulai gemetar. Dengan serempak mereka semua mulai mengeluarkan tititnya yang sudah mulai tegak sempurna. Jantung Widya berdetak demgan kencang dan matanya pejamkan. Tubuhnya yang masih terbalut pakaian lengkap mulai diraba-raba oleh mereka berempat. Mulai dari payudara yang diremas entah oleh siapa. Tengkuk hingga leher diciumi, pantat yang diremas dan ditampilkan pelan dan juga selangkangannya yang diraba dan dielus. 967Please respect copyright.PENANARKXrogYriV
967Please respect copyright.PENANAFHOxNub8z9
“mmpfff….”, Widya menahan nafasnya saat dirasa pakaiannya mulai lucuti satu persatu. Sempat ia tahan, tapi dengan kuat tangganya disingkirkan oleh salah satu pria yang entah siapa itu. Saat itu rasanya Widya ingin berteriak dan menangis sejadinya karna dilecehkan sedemikian rupa oleh empat pria sekaligus. 967Please respect copyright.PENANA2EeBF1ex5U
967Please respect copyright.PENANAQXr16jIml3
Widya dipaksa untuk mengoral secara bergantian keempat titah tersebut hingga tegak sempurna dan setelahnya satu pria, Sobri maju memegang pinggul Widya yang menungging dan dengan perlahan ujung kepala titit Sobri mulai masuk menembus lubang peranakan Widya. Perlahan dan perlahan sampai semua batang Sobri memenuhi lubang Widya yang menghasilkan suara lenguhan dari mulut Widya karna masuknya benda besar tersebut. 967Please respect copyright.PENANAim83GbgGR6
967Please respect copyright.PENANAQFdgLlnCpH
“Aaaakkkkhhh….” 967Please respect copyright.PENANAopT3m8KfQR
967Please respect copyright.PENANAVFUcpPKOgc
Disini bukannya Widya tak melawan atau hanya bisa pasrah sepenuhnya, sebelumnya Widya mencoba melawan dengan kekuatan, tapi apa daya kekuatan mereka berbeda dan jumlah mereka juga tak seimbang sehingga perlawanan yang Widya berikan tak ada artinya sama sekali di hadapan keempat pria tersebut. 967Please respect copyright.PENANAeyGyfV5FUA
967Please respect copyright.PENANAeI4GB3CKMX
Dengan gerakan perlahan Sobri mulai menggerakkan keluar masuk tititnya di lubang memek Widya. Widya sendiri memejamkan mata dalam posisi setengah menungging dengan di arah kanan dan kirinya berdiri Mamat dan Rojak yang memegangi tangan Widya supaya tetap pada posisinya.967Please respect copyright.PENANABQZy4zfr8S
967Please respect copyright.PENANAOM5RPnUuLJ
Widya hanya mampu mengeluarkan desahan dan rintihan saat dengan bebasnya Sobri bisa menikmati setiap inci lubang memek Widya sambil meremas batang tititnya di dalam sana. Dibawah sana selangkangannya tengah bertemu dengan selangkangan Sobri sedangkan bagian atas payudaranya tengah diremas oleh kedua pria. Untungnya mulut Widya masih bebas mengeluarkan suara karna Jali hanya diam melihat sambil duduk. 967Please respect copyright.PENANAQ45HgGSVjF
“Aaakkkk…sshhhh…pak….sudah pak…tolong….”, iba Widya, tapi tak di gubris di keempatnya dan Sobri sendiri tetap menyodokkan tititnya dengan nikmatnya. 967Please respect copyright.PENANA7Y0RG3yAf7
Hampir lima belas menit Widya di pompa oleh titit Sobri dan dirinya merasa akan ada sesuatu yang keluar dari dalam dirinya, sebuah gelombang orgasme. Widya memang melawan tapi entah kenapa dia akan meraih puncak saat dirinya diperkosa seperti saat itu. 967Please respect copyright.PENANASTqUKatUJk
967Please respect copyright.PENANAjMAaqYJXTy
“Ssshhh….Aakkkhhhh…”, Widya masih menahan dengan keras suaranya supaya tak keluar dari mulut, namun Mamat yang berada di dekatnya bisa mendengar dan dia juga bisa mengetahui bahwa Widya akan mencapai puncak kenikmatan sehingga ia memberi sebuah kode pada Sobri. 967Please respect copyright.PENANA9CpOCiqNPm
967Please respect copyright.PENANAQOpAWp5OJS
Saat Widya akan mencapai orgasme pertamanya, Sobri langsung menarik keluar tititnya dengan cepat dan hal itu membuat Widya kaget karna saat dirinya akan mencapai puncak kenikmatan menjadi surut kembali. Widya masih bisa menahan hal tersebut tanpa menunjukkan ekspresi apapun walaupun para pria tau bahwa Widya merasakan kentang dengan hal tersebut. 967Please respect copyright.PENANAH25e4VzlRj
967Please respect copyright.PENANAgkmcPb3wnm
Saat gelombang Widya miliknya telah surut, Sobri kembali memasukkan tititnya dan kembali memanaskan memek Widya dengan tempo seperti sebelumnya. 967Please respect copyright.PENANAD2Y74C4c6P
967Please respect copyright.PENANAbrZXOTT7TW
“Mmpfff….mmpppffff…” , suara lirih Widya. 967Please respect copyright.PENANANNDNQHWXX0
967Please respect copyright.PENANAHtVOUf428V
“Ssshhh….Aakkkhhhh…nikmatnya”, racau Sobri dengan kepala mendongak ke atas menikmati rasa nikmat yang ia dapatkan. 967Please respect copyright.PENANALrZHdiXcXE
967Please respect copyright.PENANA7F3CKfRNyx
Pompaan akan memek Widya mulai ditambah oleh Sobri sehingga Widya terlihat meronta seperti menahan sesuatu. Kepalanya menggeleng dan sesekali mendongak ke atas. Payudaranya bergerak ke depan dan belakang mengikuti irama sodokan titit Sobri pada memeknya. Gerakan Sobri membuat Widya makin kalang kabut akan rasa nikmat yang ia terima dan juga rangsangan yang ia terima dari Mamat dan Rojak yang sedang meremas keras serta melintir puting Widya secara bergantian. 967Please respect copyright.PENANAOfzsRXuh8R
967Please respect copyright.PENANAZ8PXIc2I3h
PLOK!!! PLOK!!! PLOK!!! 967Please respect copyright.PENANAQokRyCdtlh
967Please respect copyright.PENANAKWKavbfiY4
“SSHHHH….PAKK!! PAK!! AAKKKHHH….PAK!!!! STOOPP!!…AAKKKHHH…”, erang Widya, Sobri terus saja bertahan dengan gerakannya. 967Please respect copyright.PENANAt3qYKcq2o9
967Please respect copyright.PENANABcpbqSPShM
967Please respect copyright.PENANA7am7VqOEn2
“TOLONG PAK…TOLOONNGGG….AAKKHHH…OOOWWSSHHH….SAYA MAU KELUAR…AKKKHHH…”, 967Please respect copyright.PENANAp0d83XCfBl
967Please respect copyright.PENANA4PGv3KAUem
PLOP!!! 967Please respect copyright.PENANAdRPv6pkEXc
967Please respect copyright.PENANAe9ULpBy7RA
Sobri mencabut tititnya kembali mencoba untuk mempermainkan nafsu Widya yang sedikit lagi akan mencapai orgasme kembali langsung dibatalkan oleh Sobri. Disini Widya mulai merasakan uring-uringan dengan perlakuan Sobri yang sedang mempermainkan nafsunya, namun Widya masih bisa menahan dan mengendalikan dirinya.967Please respect copyright.PENANALofiuclyiC
967Please respect copyright.PENANA5MfnIQOyo9
Widya diam dalam posisi menunggingnya, terlihat jelas dari belakang sana bahwa memek Widya sudah sangat basah. Dengan sengaja Sobri memasukkan beberapa piksel ke dalam lubang Memek Widya dan mengocoknya dengan cepat hingga terdengar bunyi kecipak air yang keras. 967Please respect copyright.PENANA5hrg2kVuE8
967Please respect copyright.PENANASSg0bCU8Pu
HAH!!! HAH!!! HAH!!! 967Please respect copyright.PENANA78xFgKq9Du
967Please respect copyright.PENANAF5UtuHm8UV
Nafas Widya ngos-ngosan saat mengocok cepat jari Sobri berhenti dan Widya bisa bernapas dengan normal kembali, tapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa detik dimana saat jari Sobri dicabut, Sobri langsung memasukkan kembali tititnya mengisi kubang memek Widya dan langsung menggenjotnya dengan cepat. Widya kembali seperti cacing kepanasan akibat genjotan yang Sobri lakukan. 967Please respect copyright.PENANAIOtNtZenc7
967Please respect copyright.PENANADckAEyxZ8Y
Plak!!! 967Please respect copyright.PENANAGkeXU0DxVv
967Please respect copyright.PENANArwV2k2UZqL
“AAAKKKHHH!!! SSSHHH…..” 967Please respect copyright.PENANAneDDPaQpJu
967Please respect copyright.PENANAtZRnqBsIdK
Sobri menampar Widya dengan keras hingga Widya menjerit. Sobri menampar kembali pantat berisi milik Widya. Plak!!! Terdengar suara erangan keras kembali saat pantatnya kembali mendapat pendengaran keras hingga rasanya pantat Widya menjadi panas. 967Please respect copyright.PENANAdpFhJuVF9N
967Please respect copyright.PENANA8rljnVTtZv
Tamparan keras pada pantatnya tak terjadi satu atau dua kali sehingga Widya mulai mengerang seperti kesetanan. Hal yang menyakitkan, namun hal tersebut dengan perlahan mulai berubah menjadi sebuah kenikmatan yang Widya rasakan dibarengi dengan tusukan keras oleh batang titit yang memenuhi lubang memeknya. Widya mulai mendesah dan mendesah tiap kali ujung titit Sobri masuk ke dalam memeknya. 967Please respect copyright.PENANA597HB2EHjh
967Please respect copyright.PENANAME2uxkpU35
“Aakkkhhhh….Aakkkhhhh…Aakkkhhhh….” 967Please respect copyright.PENANAGHg7M60LvJ
“Ayo mendesah lebih keras lagi, bu…Aakkkhhhh…desahan ibu seperti obat semangat untuk saya ngentotin memek bu Widya.Aakkkhhhh….”, racau Sobri yang kini mengambil alih penuh atas tubuh Widya sambil menggenggam kedua payudara Widya. 967Please respect copyright.PENANAHbHWfgS3Mh
967Please respect copyright.PENANAvnxVDmhohe
Sambil pantatnya terus bergerak maju mundur, Sobri mencium tengkuk leher Widya dan menjalar pada daun telinga, kemudian ia mengarahkan wajah Widya untuk menghadap ke samping. Saat itu di lumatlah bibir seksi Widya dengan nafsunya yang membara sambil terus menyetubuhi Widya dari belakang. Bunyi kulit pantat dan selangkangan menggema di ruangan tersebut bercampur dengan suara lumatan bibir keduanya. 967Please respect copyright.PENANAFnzsAlOWME
967Please respect copyright.PENANAxfb2vwjTGi
Plak!!! Plak!!! Plak!!! 967Please respect copyright.PENANAEckED0e75a
967Please respect copyright.PENANAVo38IikMha
MENCUCUP!!! MENCUCUP!!! MENCUCUP!!! 967Please respect copyright.PENANAwRY3n3CIMU
967Please respect copyright.PENANAoYftlKpB2w
Sobri mengangkat sebelah kaki Widya sehingga kini harus merangkul leher Sobri dengan satu tangan sementara dirinya disetebuhi dalam posisi berdiri menyamping dan hanya menggunakan satu kakinya untuk tumpuannya. Widya mulai kalut dimakan oleh hawa nafsu yang diberikan oleh batang titit besar yang tengah keluar masuk di dalam memeknya tersebut. Dirinya sedang lupa bahwa sedang diperkosa oleh seorang sopir bus dan sedang ditonton oleh tiga pria lainnya yang sedang menunggu giliran untuk menyetubuhinya juga. Widya kalut, Widya mulai menikmatinya. 967Please respect copyright.PENANAbVZR8ZMknD
967Please respect copyright.PENANAIGoskHGVrz
“ssshhhhh….nikmati, bu….nikmati perzinaan ini.Nikmatilah….sshhhh…”, ucap Sobri seakan-akan sedang mencoba menghipnotis Widya untuk lebih jauh lagi terperangkap dalam nafsunya.967Please respect copyright.PENANATEgfkLnP39
967Please respect copyright.PENANAOtqrzqblay
“Paakkk….oowwsshhhh….pak!! Pellannnn….”, desah Widya mulai berkomentar. 967Please respect copyright.PENANAHRLa3eGuAE
967Please respect copyright.PENANAGeby2xsGOB
Posisi Widya diubah oleh Sobri dengan kini Widya di telentangkan di atas kasur lantai yang tipis dengan kedua kakinya dibukan dengan lebar yang menampilkan kondisi memek Widya yang sudah sangat basah akibat perbuatan Sobri. Sobri julurkan lidahnya untuk menjilat bibir memek Widya dimasukkan lalu dimasukkan kembali titit besarnya menyumpal lubang memek Widya yang sudah sangat basah tersebut. Sobri genjot lubang tersebut dengan nafsu yang membara sambil memegangi kedua kaki Widya agar tetap terbuka. 967Please respect copyright.PENANA9XgMs816Ss
967Please respect copyright.PENANAV1doYVrQwE
“Aakkkhhhh….Aakkkhhhh….”, Sobri benar-benar menikmati saat tititnya keluar masuk di dalam memek Widya yang sempit itu. Meski sudah sangat basah, Sobri tetap merasakan bahwa tititnya diremas dan dijepit dengan sangat kuat. Bahkan sedari tadi Sobri merasakan kalau tititnya seperti disedot di dalam sana. 967Please respect copyright.PENANACKrx7GEQm1
967Please respect copyright.PENANAch3B6ClMDE
“Paakkk…saya ..saya mau kellluaarrggghhhh….sshhhh…aakkhh…”, racau Widya yang akan segera mencapai orgasmenya. 967Please respect copyright.PENANA3RRPvba8Gb
967Please respect copyright.PENANARpEo5XD2Jo
Sobri yang tengah dikuasai oleh nafsu tetap menggerakkan naik turun pantatnya tanpa menghiraukan racauan Widya. Iya terus memompanya dengan cepat sambil meremas keras kedua payudara Widya sambil sesekali membetot dan mencubit gemas puting Widya. 967Please respect copyright.PENANAnPWW1Hz4E0
967Please respect copyright.PENANAfzDGzrseaw
"AAKKKHHH!!! PAK!!! BERHENTI!!! AAKKKHHHH….BERHENTI!!!!" 967Please respect copyright.PENANAEr44UbnYbt
SYUUURRRRR!!! 967Please respect copyright.PENANAnS9ylBytsh
967Please respect copyright.PENANACotfAYs3GB
Widya mengalami orgasme dengan masih terus digenjot oleh titit besar Sobri tanpa henti. Widya merasakan antara nikmat dan nyeri saat titit tersebut masih tetap bergerak keluar masuk di lubangnya. Namun hal tersebut membuat orgasme yang Widya alami menjadi panjang hingga Widya hanya mampu mengerang nikmat sambil meremas keras kasur lantai yang menjadi alas persetubuhannya itu. 967Please respect copyright.PENANAiKHYwKjXIJ
967Please respect copyright.PENANANFQp5oWow7
“AAKKKKHHHHHHH!!!!!”, lolong panjang Widya sambil tubuhnya terangkat sampai membusungkan dadanya. Matanya hanya terlihat warna putih dengan mulut yang terbuka lebar. 967Please respect copyright.PENANACOs9iZBBzM
967Please respect copyright.PENANAvWMwq9rBmg
Momen dimana Widya mengalami orgasme yang panjang sambil membuka mulutnya dengan lebar dimanfaatkan oleh Mamat untuk memasukkan kontolnya ke dalam mulut Widya dan langsung menggerakkannya keluar masuk. Buah zakarnya dipukul-mukul hidung Widya. Mamat yang sudah tak tahan melihat tubuh Widya yang sedang disetubuhi oleh Sobri menjadi sangat bernafsu. 967Please respect copyright.PENANANHOxNv6Vke
967Please respect copyright.PENANA3c2TnaX9m8
“Aakkkhhhh….gantian, pak. Saya juga udah ga tahan pengen rasain memeknya. Sshhhh….Aakkkhhhh…”, ucap Mamat pada Sobri sambil menggenjot mulut Widya. Sementara Widya yang tengah dalam kondisi orgasme panjang dan langsung disumpal mulut oleh titit milik Mamat hanya gelagapan mencoba mencari udara sambil dirinya terus merasakan gelombang orgasme yang ia dapatkan. Widya merasa tersiksa, namun Widya juga merasakan kenikmatan yang tiada tara.967Please respect copyright.PENANAtSEl5XNOwg
967Please respect copyright.PENANAkFZKQXjiF1
Sobri yang merasa akan segera mencapai orgasmenya juga sedikit lebih cepat lagi menggerakkan laju keluar masuk tititnya di dalam memek Widya. Ia gempur dengan lubang bertenaga Widya yang sempit itu sampai dirinya mencapai batas dimana peju keluarnya menyembur deras mengisi rahim Widya dengan banyaknya. 967Please respect copyright.PENANAPxOMzcXDPM
967Please respect copyright.PENANALP3zlDkVef
KROT!!! KROT!!! KROT!!! 967Please respect copyright.PENANAa4YMbQBh42
967Please respect copyright.PENANAmP5zReDV3M
Sekitar 7-8 semburan titit Sobri meluncurkan ke dalam rahim Widya sambil menekan keras ke dalam selangkangan Widya. Widya yang baru beberapa menit mengalami orgasme panjang dibuat mengalami orgasme kembali saat peju Sobri menyemprot dengan kuat di dalam memeknya. Widya kembali mengejang dengan hebat di depan Sobri dan di bawah Mamat. Mamat melepaskan tititnya dari mulut Widya. 967Please respect copyright.PENANAQYw0MXbzU5
967Please respect copyright.PENANAOhMpAWM1gh
HHHAAHHH!!! HHHAAHHHH!!! HHHAAHHHH!!!! 967Please respect copyright.PENANAaeIvEdKv37
967Please respect copyright.PENANA1ilyTKHUcu
Widya benar-benar kehilangan banyak nafas setelah mengalami dua kali orgasme dan diperlakukan seperti rupa oleh dua pria tersebut. Widya terlihat mangap-mangap, dadanya naik turun dengan cepat pendingin udara untuk masuk ke dalam rongga parunya. Sobri mencabut batang tititnya dan terlihatnya lelehan peju yang mengalir dari bibir memek Widya. 967Please respect copyright.PENANAx5LEJH92bf
967Please respect copyright.PENANAh4r7uS6MRX
“AAAKKKHHH!!!”, erang Widya saat titit besar itu terlepas dari lubangnya dan merasakan nyeri serta tubuhnya sedikit bergetar. 967Please respect copyright.PENANAvgBooyFXar
967Please respect copyright.PENANAEE9i11eS4O
Dengan cepat Mamat menggantikan posisi Sobri untuk mengisi kembali lubang memek Widya yang telah kosong. Sama dengan Sobri, Mamat langsung menggenjot memek Widya dengan cepat karna nafsu yang ia tahan sudah berada di ubun-ubunnya. Ia genjot Widya dengan cepat dan bertenaga yang mengakibatkan tubuh Widya ikut terdorong-dorong oleh sentakan pompaan Mamat. 967Please respect copyright.PENANAZgU5Obe6t8
"Akhirnya bisa juga rasain memek bu Widya ini. Ssshhhhh….sshhhh….bagaimana tititku, bu? Enak bukan? Besar mana sama titit suamimu? Sshhhh…jawab Lonte!!! Ssshhhhh….”, tanya Mamat dengan menggerakkan lebih cepat pompaan tititnya. 967Please respect copyright.PENANAxFw3icrTq8
967Please respect copyright.PENANAuqjTaWSsKz
“IYA ENAKKK….LEBIH BESARRRGGHHH….KONTOL BAPAKKK….AAKKKHHHH….ENAKKK…AAKKKKHHHH….”, Widya sudah dikuasai oleh nafsu yang sedari tadi ia tahan dengan keras supaya tak terbawa atmosfer dan akhirnya menahannya jebol. 967Please respect copyright.PENANA6umEFfhrLR
967Please respect copyright.PENANAkGzfAGkb7L
“Sebelum bu Widya pergi dari bus saya. Saya bakal buat memek ibu penuh dengan peju. Ssshhhhh…AAKKKHHH!!! ANJING ENK BANGET INI MEMEK!!”, erang Mamat. 967Please respect copyright.PENANA5Tbz7QurAM
967Please respect copyright.PENANAp1XEd8ivbP
Plak!!! 967Please respect copyright.PENANAsXiqyCK4qd
967Please respect copyright.PENANAfORDMldMRM
Mamat menampar sebelah payudara Widya tak terlalu kencang dan langsung melumat puting payudaranya. Ia sedot puting tersebut dengan kuat membuat Widya bertambah kesetanan yang dibuatnya. Widya meremas rambut Mamat dengan kuat mencoba meredakan rasa nikmat yang menyerangnya. 967Please respect copyright.PENANAT8tLbcqVCK
967Please respect copyright.PENANAujnB35MhKp
MENCUCUP!!! MENCUCUP!!! 967Please respect copyright.PENANAvZVW5Rypm1
967Please respect copyright.PENANArIXlrtocbw
“Iyaaahhh…sedot terus susu saya…sedot…”, racau Widya. 967Please respect copyright.PENANA3WWAVrJTzs
“Tapi susu ibu belum keluar.Ssshhh…ibu mau saya buat susunya keluar?”, tanya Mamat sambil terus menggenjot memek Widya. 967Please respect copyright.PENANANKazf5RUMo
Widya mengangguk, “iya sayahhh maauuhhhh…..”.967Please respect copyright.PENANA3yFl8GZqVS
967Please respect copyright.PENANAX4VZByTzIa
"Berarti bu Widya harus saya bikin bunting supaya susunya keluar. Bu Widya mau saya buntingin pake peju saya ini? Aakkkhhhh…enaknya….sshhhh….”. kembali Widya mengangguk. 967Please respect copyright.PENANAZ1Zr6FOhYr
“Baiklah kalo bu Widya mau saya buntingin.Sshhhh….” 967Please respect copyright.PENANAtd4ralwh0C
967Please respect copyright.PENANAFEjjsuZKxJ
PLOK!!! PLOK!!! PLOK!!! 967Please respect copyright.PENANAtqzBrwT87P
967Please respect copyright.PENANA7VVEdDuvcc
Mamat langsung mempercepat kembali genjotan tititnya pada memek Widya hingga Widya kembali merasakan kenikmatan. Widya remas kedua payudaranya sendiri dan mengerang serta mendesah tanpa memedulikan orang-orang diluar sama akan mendengar suaranya atau tidak. Widya saat itu hanya berpikir bagaimana caranya mengeluarkan rasa nikmatnya melalui suara. 967Please respect copyright.PENANAbpl2TEMdiN
“AAKKKHHHH….TERIMA PEJUKU, BU….AAKKKHHHH!!! WIDYA SAYA BUNTINGIN KAMU!!!! AAAKKKKHHH!!!! 967Please respect copyright.PENANAoQOjFMdX27
967Please respect copyright.PENANAAmzHUEdWLB
CROT!!! CROT!!! CROT!!! 967Please respect copyright.PENANAQk29EXRVu5
967Please respect copyright.PENANAfrA4cos0S8
Mamat mengeluarkan peju nya sangat banyak di dalam memek Widya. Saat itu Widya mengalami orgasme bersama kembali dan kali itu bersama Mamat. Tubuh Widya sudah basah oleh. Dadanya naik turun dengan beberapa cupangan di kulit mulus payudaranya serta warna merah di sebelahnya kanan payudaranya hasil akustik yang Mamat daratkan. 967Please respect copyright.PENANAwaJlOGEEdK
967Please respect copyright.PENANAbsr2mwjdEY
Setelah Mamat selesai menyemprotkan isi buah zakarnya di dalam rahim Widya. Tinggal putaran Jali dan Rojak yang bergantian meminta jatah atas memek Widya untuk memuaskan mereka serta menyemprotkan peju nya di rahim Widya. Tapi untuk Rojak lebih memilih untuk membuang peju nya di mulut Widya dan meminta untuk menelan habis semua peju tersebut tanpa terbuang 967Please respect copyright.PENANAu2EvR5hxUD
pertama berakhir sedikit cepat dan masih menyisihkan waktu, karna itu mereka berempati kembali menuntaskan nafsunya pada tubuh dan memek Widya kembali. Tanpa diduga-duga juga kedatangan mereka satu orang kembali yang dimana Rojaklah yang menceritakan kepada orang tersebut. Karna untuk menutup mulut akhirnya pria tersebut diizinkan untuk ikut menikmati Widya. Walau hanya satu kali karna setelah menyelesaikan ronde kedua itu, mereka memaksa untuk kembali melanjutkan perjalanan. 967Please respect copyright.PENANAj3R9f5wlOe
967Please respect copyright.PENANAuMLFvm6uH5
Disaat dalam perjalanan juga mereka kembali menyetubuhi Widya dengan seenaknya dan saat itu Widya berhasil terpancing kembali oleh nafsu yang mereka sajikan kepada Widya. Widya menikmati setiap persetubuhan dan setiap perlakuan yang dilakukan lelakinya terhadapnya di dalam bus dan di dekat anaknya yang tengah tertidur tak jauh dari tempatnya di Setubuhi secara bergilir oleh para pria tersebut. 967Please respect copyright.PENANAdmwRDCwoja
967Please respect copyright.PENANAOFumDHIOZe
Mereka baru berhenti menikmati tubuh Widya saat bus yang ditumpangi sudah mulai dekat dengan pemberhentian terakhir. Baru saat itulah Widya disuruh untuk kembali mengenakan pakaiannya yang telah digunakan untuk mengelap peju yang tercecer di lantai bus serta peju yang mengalir di memeknya.967Please respect copyright.PENANA9HGxuUHExU
967Please respect copyright.PENANAG86Eih1E6O
Widya memang terbawa nafsu dan menikmatinya, tapi itu tak sepenuhnya. Saat dilecehkan seperti itu Widya juga merasakan sakit yang amat, tapi rasa sakit itu kalah oleh rasa nikmat yang ia rasakan sehingga ia bisa ikut menikmati batang-batang tersebut sambil mengaduk memeknya. 967Please respect copyright.PENANAxlZEiFgYfs
967Please respect copyright.PENANA0OFxNIvclh
Seperti pas dirinya diberhentikan Mamat dan Sobri saat akan turun dari bus. Widya membalas ucapan mereka dengan candaan dan senyuman yang sebenarnya itu hanyalah gimik, Widya berpura-pura menikmatinya meski sudah berakhir. Ia melakukan hal tersebut bulan tanpa alasan. Widya supaya dirinya bisa pergi dari mereka dan mereka akan mengira jika Widya sudah ketagihan dengan kenikmatan yang mereka berikan sehingga mereka bisa memanggil atau memakai Widya sesukanya. Jika tidak? Widya pasti akan kesusahan untuk keluar dari terminal tersebut. Bahkan kemungkinan buruknya, Widya bisa disuruh menginap beberapa hari bersama mereka dan mereka akan terus menyetubuhinya hingga Widya benar-benar takluk oleh mereka. 967Please respect copyright.PENANAdcKd5tNYYH
KEMBALI KE… 967Please respect copyright.PENANAIxQDbnhdEN
967Please respect copyright.PENANAE9KPYRAUPr
Saat Widya sedang mengingat masalah yang baru saja terjadi, Evan memanggil Widya dengan suara sedikit manja seperti biasa. 967Please respect copyright.PENANAencYq6JjwD
967Please respect copyright.PENANAYKMC7vZxju
“Bu…bu.minum”, Widya memesan minuman yang tadi ia lupa. 967Please respect copyright.PENANANXNbIOCdaV
967Please respect copyright.PENANA7TW7yaEPqO
Widya kembali dengan segelas teh hangat manis di tangan lalu diberikan pada Evan. Ia duduk disebelah anaknya lalu mengusap kepalanya pelan sambil berbicara seperti sosok ibu pada umumnya. Widya mencoba untuk menyuapi Evan, namun oleh Evan ditolak dengan alasan kalo Evan bukan anak kecil lagi karna dirinya sudah kelas 1 SMP. Sementara Widya hanya tertawa kecil melihat reaksi anak semata wayangnya itu. 967Please respect copyright.PENANAkfQZZDEnyy
967Please respect copyright.PENANAiAWO7TidiZ
Menurut info yang disampaikan oleh bu Nonik bahwa rumah mbah Mitro, orang yang akan membantu Widya tak begitu jauh dari terminal bus, Cuma letaknya saja yang berada di dekat bukit yang lumayan pelosok. Dirinya hanya perlu satu kali naik angkot dan naik ojek untuk ke rumah mbah Mitro karna akses jalan yang akan dilalui tak bisa melewati oleng angkot. Akses jalan menuju rumah mbah Mitro merupakan jalan terjal berupa jalan tanah yang mengarah ke hutan. 967Please respect copyright.PENANAGSc8tviPBc
967Please respect copyright.PENANAhzcE8WRA1R
Setelah naik angkutan umum, Widya akan menggunakan jasa ojek. Saat tiba di pangkalan ojek ternyata hanya ada satu orang karna yang lain tengah melayani penumpang. Dengan kebiasaan ibu-ibu Widya menawar harga untuk pergi ke tempat mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANApPuxAgvrei
967Please respect copyright.PENANAMd8m3w5TIp
“Mahal banget bang”, ucap Widya. 967Please respect copyright.PENANAbpKU3Wf5cY
“Ya bu. Namanya juga naik ke bukit, lagian ibu juga sama anaknya. Harga segitu juga sudah saya kurangin” 967Please respect copyright.PENANAtiq7xPwRKP
“Yaudah, 50 ribu berdua ya” 967Please respect copyright.PENANAt8zxF4Jz7j
967Please respect copyright.PENANAViZS0lbBEl
Sekilas tukang ojek tersebut memperhatikan tubuh Widya dengan saksama dari atas hingga bawah. Lumayan juga pikir tukang ojek tersebut. Karna hal tersebut akhirnya ia menyetujui tawaran yang Widya berikan padanya dengan membayar 50 ribu sampai ke tempat mbah Mitro.967Please respect copyright.PENANASbM1RFB77P
967Please respect copyright.PENANALAUXdHvilh
Dengan Evan duduk di depan dan Widya paling belakang motor tersebut mulai berjalan masuk ke jalan tanah. Jalan tanah yang di sekelilingnya hanya terdapat rumput ilalang yang lebat dan memasuki area pepohonan lebat. Di area itu jalan mulai susah ditemani dengan medan yang mulai naik. 967Please respect copyright.PENANAGb4nHkr3eu
967Please respect copyright.PENANAdM2VEwvUHc
Baru setengah perjalanan Widya menyuruh Kanto, Si tukang ojek untuk berhenti sejenak karna perut Evan merasa mulas. Untung tak jauh dari jalan yang dilalui terdapat sungai kecil yang mengalir. Anggota Kanto menghentikan sepeda motornya dan menunggu Widya beserta anaknya untuk pergi ke sungai tersebut. Kanto yang sedari tadi membayangkan tubuh Widya mulai mempunyai hal kotor yang terlintas di kepalanya. Dimana dia membuka tas yang Widya bawa dan ternyata tas tersebut berisi beberapa pakaian. Di dalam sana terlihat juga celana dalam serta Bra milik Widya, tanpa disangka Kanto mengambil celana dalam berwarna putih serta Bra warna putih juga milik Widya. Ia turun dari motornya dan membawa kedua pakaian dalam tersebut untuk digunakan sebagai sarana masturbasi. 967Please respect copyright.PENANA7UGgQ2148c
967Please respect copyright.PENANANBa1YjXAEz
Kanto punya ide lain, ia mengintip Widya yang tengah berdiri menunggu Evan buang air besar. Dengan tak sabarnya Kanto mengeluarkan titah besarnya yang sudah tegak sedari pertama berangkat tadi. Ia menggunakan celana dalam Widya untuk mengocok titit besarnya sedangkan Bra milik Widya ia gunakan untuk mengusap-usap ujung tititnya dan akan digunakan untuk menampung pejunya saat keluar nanti. 967Please respect copyright.PENANAW7SaSwvfDf
967Please respect copyright.PENANAToqpu681Ms
Dari balik semak yang lebat, Kanto mengocok tititnya yang besar sambil menatap tiap jengkal tubuh Widya, terutama bagian payudaranya yang terlihat sangat menggoda itu. 967Please respect copyright.PENANAnKrQGzjNw3
967Please respect copyright.PENANADkJyKyRXR0
“Ssshhh…..ssshhhhh….mantap banget ibu toket. Pengen banget gue entotin memeknya. Sshhhh….” 967Please respect copyright.PENANAHuma6uAtD0
967Please respect copyright.PENANAHVax4NuR7t
Saat Kanto tengah mengocok tititnya, Widya membenarkan kedua payudaranya dengan tangan yang masuk ke dalam posisi baju. Sehingga payudara Widya bisa terlihat lebih jelas dan lebih membuat bernafsu. Hal tersebut membuat Kanto tak tahan. Hanya beberapa kocokan cepat akhirnya Kanto mengeluarkan pejunya di cup Bra milik Widya. Ia gunakan juga celana dalam Widya untuk mengelap sisa peju yang menetes di ujung tititnya. 967Please respect copyright.PENANAGANvTvQ5Kw
967Please respect copyright.PENANAG235ByJ98t
“Hehehe…Bra sama celana dalam ibu sudah saya baluri dengan peju saya. Silahkan dipake , bu.Semoga karna ibu pake celana dalam sama Bra yang sudah saya baluri peju saya, semoga saya bisa ngerasain nikmatnya memek ibu itu”, ucap Kanto sambil memasukkan kembali tititnya le dalam celana. Ia kembali ke motornya dan memasukkan celana ke dalam serta Bra Widya kembali ke tasnya. 967Please respect copyright.PENANAk58reeHKqy
967Please respect copyright.PENANA2HjZpKcV6z
Tak lama Widya dan Evan kembali dari sungai. Kanto memasang sikap biasa saja di depan ibu dan anak itu dan kembali melanjutkan perjalanan. 967Please respect copyright.PENANAWUN1AzDE3W
967Please respect copyright.PENANA97IiIjGqDv
— 967Please respect copyright.PENANA9jsSYC2ryV
967Please respect copyright.PENANAhCAIywlY9q
Saat tiba di depan rumah mbah Mitro, Kanto mengetuk pintu rumah bambu tersebut. 967Please respect copyright.PENANAOnB8fSXj5d
967Please respect copyright.PENANAq1UiGEi4V6
“mbah…mbah Mitro”967Please respect copyright.PENANA0kXHxV80fm
967Please respect copyright.PENANAWqPxbxFJ7D
Tak lama terdengar jawaban dari dalam rumah dan keluarlah sosok pria tua sekitar umur 60 tahun dengan tubuh masih terlihat sehat. Pria tua yang dipanggil mbah Mitro berdiri diambang pintu memperhatikan siapa yang datang pagi itu ke rumahnya. 967Please respect copyright.PENANAUv2cIxqUTt
967Please respect copyright.PENANAnlGmtNzYkZ
“Ini ada yang mau ketemu sama mbah katanya”, ucap Kanto. 967Please respect copyright.PENANAyn5rvRJeUQ
967Please respect copyright.PENANA478u5lVYCf
Mbah Mitro menyuruh Widya untuk mendekat, “ada perlu apa kesini, bu?” 967Please respect copyright.PENANAHe9LLKCW1l
967Please respect copyright.PENANAXgrKvA4lSs
“Saya Widya, mbah dan ini anak saya, Evan namanya. Tujuan saya datang kesini…”, ucap Widya terhenti sambil melihat ke arah Kanto. Mbah Mitra yang tau kecanggungan Widya menyuruh Kanto untuk segera pergi setelah Widya membayarnya. 967Please respect copyright.PENANA9qoV0I4VrG
967Please respect copyright.PENANAK84OrokwLn
“Masuk aja, nduk.Cerita di dalam aja biar enak” 967Please respect copyright.PENANA7WSrq0OiX2
967Please respect copyright.PENANABYZFDdNPh7
Di dalam rumah hanya terdapat beberapa meja dan kursi sedangkan lantainya masih berupa lantai tanah. Walau begitu tempat tersebut terlihat sangat terawat dan terlihat bersih tanpa ada kesan jelek. 967Please respect copyright.PENANA7IWPYdSHdk
967Please respect copyright.PENANAPmww9tlVGl
Widya dan anaknya disuruh untuk duduk di kursi, sedangkan mbah Mitro ke belakang untuk membuatkan minuman hangat untuk tamunya itu. Tak lama mbah Mitro datang sambil membawa dua buah gelas berisi teh hangat tawar dan disajikan ke depan ibu dan anak itu. Belum memulai pembicaraan, mbah Mitra menyalakan rokok lintingnya. 967Please respect copyright.PENANAsaBmi5NN34
967Please respect copyright.PENANABNfVPKl3TA
"ada perlu apa datang kesini bu? Apa ini anakmu?", tanya mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANA4erG9uKd9m
967Please respect copyright.PENANAMrcICbP1D3
Widya mengangguk, “saya dengar dari teman saya kalo mbah bisa membantu masalah yang saya alami dan tujuan saya kesini…anu…saya mau pasang pelaris”. Terlihat mbah Mitro tersenyum sambil melontarkan asap rokoknya. 967Please respect copyright.PENANAoogPO9yEvi
967Please respect copyright.PENANAvLsxWG2wOo
“Apa ibu tau apa itu pelaris dan seperti apa prosesnya?”, tanya mbah Mitro dan Widya diam. 967Please respect copyright.PENANAJ351ArbbWP
“Saya jujur saja. Pelaris yang disini itu semacam memasukkan pusaka ke dalam tubuh bu Widya dan untuk memproses sendiri dengan bersetubuh karna pusaka yang bu Widya perlukan itu berada di dalam titit saya”, jelas mbah Mitro vulgar tanpa memedulikan bahwa ada anak kecil di depannya. Widya yang tak berani berani mbah Mitro mengakui hal kotor seperti itu hanya diam. 967Please respect copyright.PENANA1O8m7qqOMj
Widya terlihat selesai dengan penjelasan mbah Mitra yang vulgar tersebut di depan berikutnya 967Please respect copyright.PENANAKhcJIt6JwG
967Please respect copyright.PENANAUIgzpEG3nj
. Sementara Evan hanya diam mendengarkan apa yang dibicarakan antara mbah Mitro dengan mamanya.967Please respect copyright.PENANAHTeulmR3vk
967Please respect copyright.PENANABgsARcJ03i
"kalo ibu setuju dengan semua hal itu, malam ini saya bisa memulai ritualnya untuk menarik pusaka tersebut dengan cara bersemadi di air terjun di dalam hutan. Semua tergantung sama bu Widya sendiri. Kalo bu Widya merasa ini terlalu berat, bu Widya bisa membatalkannya juga saya mengambil masalah dan konsekuensi yang harus diterima juga berat", tutur mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANASrmFlh8fAp
“kalo…kalo buat kasih makan ada waktu pastinya ga, mbah?” 967Please respect copyright.PENANABtTi0CIZ1i
“untuk masalah itu setiap satu bulan sekali harus dikasih makan, kalo tidak lama kelamaan akan berdampak juga bagi pelaris yang ibu pakai” 967Please respect copyright.PENANADmtO9RT7Bu
“Sebelumnya saya mau tanya satu hal lagi, mbah. Sebenarnya pelaris itu jelasnya seperti apa ya? Saya masih kurang terlalu mengerti dari penjelasan pertama mbah tadi” 967Please respect copyright.PENANADPHWzJcE4W
967Please respect copyright.PENANACbcSpvHOd1
Mbah Mitro memperbaiki posisi duduknya sedikit menghadap ke arah Widya dan mematikan rokok linting nya. 967Please respect copyright.PENANAbI0pgCfDRy
967Please respect copyright.PENANAmktR3Wz3JE
“Pelaris ini secara mudahnya seperti namanya, hal yang bisa membuat sesuatu menjadi laku keras. Pelaris disini sebenarnya ada dua manfaat. Manfaat pertama dan utamanya untuk mendapatkan uang dengan cepat syarat yang penting harus rutin dikasih makan. Sedangkan manfaat kedua atau manfaat memelihara….” 967Please respect copyright.PENANAr2F8clCbqt
Mbah Mitro berdeham, “manfaat kedua ini juga berdampak pada pemakainya sendiri dimana si pemakai atau ibu sendiri akan ikut laris” 967Please respect copyright.PENANA63aROaqLST
“Maksudnya mbah?” 967Please respect copyright.PENANAHaaXHdLd8F
"maksudnya akan ada lebih banyak pria yang tertarik dengan tubuh ibu. Setiap pria yang melihat tubuh ibu pasti memiliki hasrat atau nafsu untuk memutar kenikmatan tubuh bu Widya. Seperti yang mbah bilang tadi kalo syarat dan konsekuensi memang berat", ucap mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANARjx4iuHHEz
967Please respect copyright.PENANALtjFDm3lii
Widya bagai sambar petir saat mendengar penjelasan mbah Mitro dimana konsekuensi saat dia memakai pelaris tersebut setiap lelaki yang melihatnya akan bernafsu. Terasa sangat berat dan sangat tak masuk diakal menurut Widya, tapi jika dipikir-pikir lagi untuk sekarang hanya ini jalan yang bisa ia ambil untuk masalah. Pikirannya sudah kalut sehingga menyingkirkan akal sehat yang pernah ia junjung tinggi selama ini. 967Please respect copyright.PENANAL66IgwU10T
Jika dia menerima semua hal tersebut berarti Widya harus siap setiap satu bulan sekali harus menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh mbah Mitro, sedangkan hal lainnya dia harus siap mendapat mewujudkan nafsu oleh para lelaki yang berjumpa dengan dirinya. Widya berpikir keras untuk keputusan yang akan diambilnya hari ini sambil melihat anak semata wayangnya itu. Evan hanya melihat Widya dengan menyampaikan biasa seperti percakapan yang ia dengar tidak terlalu serius. 967Please respect copyright.PENANAIrnQuYyyNO
967Please respect copyright.PENANAFt1QA0cjzg
“Pertanyaan terakhir yang akan saya ajukan, mbah”, ucap Widya dan mendapat anggukan kepala oleh mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAMmCpoVOoCu
“Kalau saya merasa semua sudah cukup dan saya ingin mengakhiri semuanya, apa itu bisa dan konsekuensi apa yang akan saya terima?”967Please respect copyright.PENANAbZd0i0UHzX
“kalo bu Widya mau mengakhiri semuanya bisa dan kalo bu Widya ingin menyelesaikan semuanya caranya mudah. Bu Widya cukup tak memberi makan pelaris yang ada di dalam tubuh ibu, secara perlahan pelaris tersebut akan menghilang kekuatan dan akan pergi dari tubuh ibu dengan sendirinya, tapi selama proses tersebut mungkin bu Widya hanya akan mengalami sakit selama beberapa minggu” “ 967Please respect copyright.PENANA3mmd6PhwWZ
Setelah bu Widya sembuh ada ritual terakhir yang haris dijalani untuk meyakinkan bahwa bu Widya sudah benar-benar terlepas dari pusaka Pelaris. Ibu Widya harus datang menemui saya dan kita harus bersetubuh kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mengantarkan kembali apa yang telah bu Widya pinjam, jika tidak hal tersebut bisa mengganggu bu Widya saja”. Jelas mbah Mitro yang ternyata tak sebesar saat awal pemasangan. 967Please respect copyright.PENANAq6Hq8WmNbR
967Please respect copyright.PENANAKvOmFZq6gg
Setelah mendengar penjelasan yang diberikan mbah Mitro, Widya dengan sangat yakin dan mantap menyatakan keputusannya. Ia bersedia dan mau melakukan pemasangan pusaka pelaris tersebut. 967Please respect copyright.PENANAJaLZADpvRU
“Baik, mbah saya mau dan saya siap untuk proses pemasangan pelaris itu”, ucap Widya. 967Please respect copyright.PENANAOd5YQAbQq5
“Hahahaha…bagus.kalo nanti malam saya akan pergi untuk bersemadi di dalam hutan dan akan kembali besok siangnya.Untuk sementara silahkan ibu tunggu saya hingga selesai di rumah saya ini” 967Please respect copyright.PENANAa5DXw5nTZU
967Please respect copyright.PENANA8ufM1H4XiV
— 967Please respect copyright.PENANAxRNjZHJfRd
967Please respect copyright.PENANArN1Ad0pVBL
Saat sore menjelang. Widya menemui mbah Mitro untuk menanyakan dimana tempat untuk mandi karna di dalam rumah mbah Mitro sama sekali tak terlihat adanya kamar mandi maupun sumur untuk ia menggunakan airnya. Dengan santai mbah Mitro menjawab sambil menunjukkan tempat yang dicari oleh Widya. Sebuah sungai kecil dekat rumah mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAUJNQdDvQWT
967Please respect copyright.PENANAiDHeVuVL1q
Dengan dalih untuk awal proses pemasangan, mbah Mitro ikut serta mandi ke sungai bersama Widya, sementara Evan, anaknya Widya di suruh untuk tetap menunggu di dalam rumah bambu tersebut. 967Please respect copyright.PENANAOXltEOJdrl
Seorang wanita muda dengan anak satu berjalan beriringan bersama pria tua berusia 60 tahun menuju sungai dan mereka berdua berniat untuk mandi bersama. Jika saja tempat mbah Mitro bukan di hutan, mungkin akan ada orang yang bisa melihat mereka, tapi banyak tempat tersebut jarang sekali dijamah oleh warga sekitar karna memang hanya mbah Mitro yang tinggal di daerah tersebut dan mbah Mitro pun juga termasuk orang yang dihormati dan sesepuh di daerah tersebut. 967Please respect copyright.PENANAApWZsjL14o
“gapapa, bu. Buka aja semuanya, toh besok juga mbah bakal liat semuanya, bukan hanya lihat malah mbah bakal rasain juga tubuhmu”, ucap mbah Mitro dengan entengnya mengucapkan hal yang tabo pada Widya. 967Please respect copyright.PENANAAj9xlaeGan
Dengan perlahan Widya mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu di hadapan mbah Mitro yang sudah terlebih dahulu berendam di air sungai dalam kondisi telanjang bulat. 967Please respect copyright.PENANAAiql9gIbbg
“Bagus banget tubuh ini perempuan”, pikir mbah Mitro saat melihat ketelanjangan Widya.967Please respect copyright.PENANA1sGVpm2h0I
Widya yang kini ikutan telanjang bulat hanya menggunakan kedua tangannya untuk menutupi kedua payudara beserta selangkangannya dari hadapan mbah Mitro. Namun, disaat Widya masih malu aku ketelanjangannya, mbah Mitro malah berdiri dari posisi berendam dan hal tersebut membuat titit besarnya terlihat jelas dihadapan Widya. Kontol besar dengan sedikit urat dalam keadaan setengah tegang. Dalam kondisi seperti itu saja sudah terlihat besar, apalagi saat sudah tegang maksimal. 967Please respect copyright.PENANA28n6HWqXr6
“KYYAAA!!!! MBAH, ITU BURUNGNYA!”, jerit Widya saat kaget melihat kelamin mbah Mitro yang terpampang di hadapannya. 967Please respect copyright.PENANAbSXlBb3sUt
“burung? Ini titit, bu.Kontol bukan burung”, ucap mbah Mitro dengan sekarang malah memegang tititnya sambil mengocok pelan titit besarnya itu. 967Please respect copyright.PENANACsVtQE3lZQ
Sementara itu Widya masih dalam kondisi tetap sambil memejamkan matanya, sesekali ia membuka sedikit matanya untuk melihat le arah selangkangan mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAIqKOr10B3s
“sudah lah bu.Bu Widya ga usah malu kaya gitu, buka matanya terus kemari”, perintah mbah Mitro. Widya dengan memberanikan diri membuka matanya dan perlahan mendekati mbah Mitro yang tengah mengocok perlahan titit besarnya. 967Please respect copyright.PENANAWWVR24fywU
Widya telah berdiri tepat di hadapan mbah Mitro yang kini masih dalam keadaan mengocok pelan-pelan titit besarnya. Mbah Mitro memerintahkan Widya untuk berpura-pura di hadapannya dan seperti kerbau yang dicucup hidungnya, Widya menurut seperti terhipnotis oleh titit besar yang dimiliki oleh mbah Mitro. Sekarang posisi kepala Widya telah sejajar dengan selangkangan mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAbg7tzUHUE4
“Coba bu Widya masuk ke dalam mulut ibu. Jangan salah, bu ini salah satu proses awal yang biasa dilalui sebelum mbah bersemadi untuk mengambil pusaka tersebut”, ucap mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAqF7Um5gPSv
“Sekarang masukan dan buat titit mbah keras pake mulutmu”, sambungnya. 967Please respect copyright.PENANA77C6ez7Moq
Widya memegang titit mbah Mitro dan ternyata ukurannya memang besar serta terasa panas di tangan. Perlahan Widya mulai memperjelas wajahnya, ia julurkan lidahnya untuk memulainya dengan cara menjilat seluruh permukaan titit tersebut sampai semuanya terbasahi oleh air liurnya. Saat dirasa sudah cukup, Widya mulai memasukkan kepala titit mbah Mitro ke dalam mulut. Awalnya semua batang titit mbah Mitro bisa masuk sepenuhnya ke dalam mulut Widya, namun disaat titit tersebut telah menegangkan maksimal hanya kepalanya saja yang bisa Widya kulum.967Please respect copyright.PENANA4uBExXBzWV
Mbah Mitro merasa gemas oleh nafsunya sehingga ia meletakkan kedua tangannya di kepala Widya dan sedetik kemudian ia mendorong kepala Widya untuk lebih masuk ke dalam selangkangannya. Mbah Mitro memaksa mulut Widya untuk meminum semua batang kontolnya yang besar itu. Widya gelagapan, tubuhnya bergerak meronta tapi tak dihiraukan oleh mbah Mitro, hingga hanya berhasil memaksa masuk hingga setengahnya. Sehabis hal itu mbah Mitro mulai memompa mulut Widya dengan titit besarnya. Widya kembali mengerang tertahan saat mulut penuh tersumpal oleh benda yang memenuhi mulut dan tengah keluar masuk. 967Please respect copyright.PENANAUW28FbFRvL
“Ssshhh….Aakkkhhhh….Aakkkhhhh….”, suara desahan mbah Mitro merasakan kenikmatan di mulut Widya sambil memejamkan mata. 967Please respect copyright.PENANAYRLZZPFhwY
GOK!!! GOK!!! GOK!!! 967Please respect copyright.PENANAABs6831NmC
Kini satu tangan mbah Mitro terlepas dari kepala Widya dan diarahkan lada payudara ranum milik Widya yang tergantung bebas dibawah sana. Ia remas payudara tersebut dengan gemasnya dan sesekali memainkan putingnya yang berwarna cokelat. Widya yang menerima rangsangan di payudaranya mulai menggelinjang kegelian. 967Please respect copyright.PENANAZudQGZtzfQ
“mulutmu enak banget bu Widya.Sshhhh…..” 967Please respect copyright.PENANA5GpdTCltBx
“Aakkkhhhh…Mulut aja sudah seenak ini apalagi memeknya”, lanjut mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAXWuz7QggDN
Mbah Mitro masih melakukan kegiatannya di mulut Widya dengan tempo sedikit cepat dari sebelumnya. Mbah Mitro merasakan kehangatan dan rasa lembut yang mencekik titit besarnya di dalam mulut perempuan muda beranak satu tersebut. 967Please respect copyright.PENANArpVlmg17uE
Mbah Mitro menyuruh Widya untuk mengarahkan ke batu sungai di persahabatan tanpa melepaskan tititnya di dalam mulut Widya. Widya disuruh untuk bersandar dan kepalanya di tempelkan ke batu dan dalam posisi tersebut mbah Mitro mengangkat sebelah kakinya untuk mengangkang supaya ia bisa dengan leluasa menikmati mulut Widya dengan bebas. Widya benar-benar di deepthroat oleh titit besar milik mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAVmBBIwyLoi
Di dalam posisi udara Widya duduk mengangkang dan hal tersebut digunakan oleh mbah Mitro untuk memainkan memek Widya menggunakan jempol. Sementara tangan satunya masih bermain di payudara putih Widya yang sangat membuat lelaki bernafsu itu. 967Please respect copyright.PENANArZ8qGQom9Z
PUAH!!! 967Please respect copyright.PENANAqpqVCwzoqE
UHUK!!! UHUK!!! 967Please respect copyright.PENANAChaoRzIeTY
Widya terbatuk sambil mengatur nafasnya saat titit mbah Mitro terlepas dari mulutnya. Tubuh Widya di bopong oleh mbah Martin untuk duduk di atas batu sambil membuka kedua kakinya. Kemudian ia julurkan lidahnya dan memainkan klitoris Widya sampai Widya mengeluarkan desahan. 967Please respect copyright.PENANA5UR19CjB4N
“Sssst….mbah….” 967Please respect copyright.PENANAJFBVrXJxO5
MENCUCUP!!! MENCUCUP!!! MENCUCUP!!! 967Please respect copyright.PENANAaIgzXqDvJG
Widya menjambak kecil rambut mbah Mitro yang sedang memainkan memeknya menggunakan lidah di bawah sana. Kembali Widya mulai berhasil dikuasai oleh hawa nafsu yang menyerangnya. Ia mulai menikmati kembali perbuatan pria lain selain yang bukan suaminya terhadap tubuhnya. Bahkan Widya mulai ikut menggoyangkan pinggulnya mengikuti jilatan lidah mbah Mitro pada memeknya.967Please respect copyright.PENANAltLjSb0SAy
“Aakkkhhhh…mbah…saya mau keluar mbah…sshhhh…”, desah Widya yang akan kalah oleh permainan lidah mbah Mitro. 967Please respect copyright.PENANAB3uW4h2gTQ
“AAKKKHHHHH!!!!!”, erang Widya menikmati orgasme pertamanya di alam terbuka bersama pria tua. 967Please respect copyright.PENANATVITzbfFXK
*bersambung…