x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZPOK8pxWY
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKYadtqolS
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEpa72YnhvC
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaqslsryuIN
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySVTuQUbUs
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ0lXsJCjRK
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4yNqAIZUJL
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIaN4CSCZgG
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDBr9ek4L74
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG0d8V3fMUZ
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXxGHyw6A3S
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCfKJDVPeM
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrQobpy90H
*****
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhG6t0KPB20
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡssqlF8lp0b
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeP7DzXJRvg
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZR4rJpzuq
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhARmr0dQwm
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBl0vlXUrF
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLX4n0tJwd
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDLqwzhG1i
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7VnLsL6DNx
"Ini, jadi sebenarnya...."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OrbJB1uVp
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFfIZ2LY1D
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncltCn5Umq
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOyWjNNmAEJ
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF24hI8w1A9
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgedqd7VhzQ
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshtDZ2FEvB
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcfpKosuzd
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqm5PqFOv7a
"Iya, Mi."
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMSCApN7jr5
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡai8R1Znvvs
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNp9fnPG7K
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDOIuoAj5I
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN96d1Bx9rQ
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYaODLmbXf
"Bapak!"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgjAAcq2BM
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoie498I8uH
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbBCm9lMnRO
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEYTX87E9q
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04BMZFWho5
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3MpmMoUrT
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSXakT9YXy
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQM0kYmOfqL
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUcJaGgCndz
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
5117Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1T7KkDyBkh
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
