"Drrrrrrt drrrrrrt drrrrrrt..."
*Terdengar suara alarm ponsel Aji yg memutar lagu Break The Chain dari Tourbillion.
"Drrrrrrt drrrrrrt drrrrrrt..."
Rania yg sudah bangun lebih dulu keluar dari kamarnya dengan menggunakan kaos over size berwarna putih bergambar labubu dengan celana training warna hitamnya menoleh ke arah atas untuk melihat Jam dinding yg saat itu menunjukan pukul 07.30. Setelah keluar kamar Rania lalu berjalan mencari sumber suara ponsel yg sejak tadi berbunyi nyaring dan terus menerus terputar itu.
Rania: "Hmm dari sini nih suaranya..." ucap Rania yg berdiri tepat di depan pintu kamar Aji.
"Ceklek..."
Ternyata pintu kamar Aji yg tidak terkunci membuat Rania langsung masuk ke dalam kamar itu dan langsung mencari ponsel Aji yg terdengar nyaring itu. Ketika berhasil menemukan ponsel Aji, Rania langsung mematikan nada alarm itu, lalu sambil melihat ke arah adiknya yg masih tertidur Rania bergumam di dalam hatinya.
Rania: "hummm kasian juga yah kamu Ji, sampai tidurnya kayak orang pingsan begini, mbak jadi agak ngerasa bersalah sama kamu..." gumamnya dalam hati, lalu sesaat kemudian Rania mengingat perintah yg diberikan oleh ustad Hamdan untuk menghapus sebagian ingatan Aji agar kerahasiaan "ibadah" yg mereka lakukan semalam tetap terjaga.
Rania: "oiya Abi kan semalam ada nyuruh aku buat ngehapus sebagian ingatannya dia? Duh mana aku keburu tepar duluan lagi, apa jangan-jangan udah Abi hapus sendiri lagi? Apa Umi yg hapus ya? Ah biar kutanya sendiri aja deh sama Umi."
Ucap Rania sambil kemudian keluar dari dalam kamar Aji lalu mencari keberadaan ibu angkatnya tersebut. Lalu Rania berjalan menuju kamar ustazah Aisyah tapi dirinya tidak mendapati siapapun disana. Kemudian Rania berjalan menuju ke arah dapur dan masih tetap tidak bertemu dengan siapapun di sana. Tapi sesaat kemudian terdengar suara orang yg sedang bersenandung dari halaman belakang rumah, lalu Rania bergegas untuk menuju ke halaman belakang rumah. Ternyata suara senandung itu dilantunkan oleh ustazah Aisyah yg saat itu sedang menjemur pakaian yg baru saja dicucinya.
Penampilan ustazah Aisyah yg saat itu sedang dalam mode "offline" alias tidak menggunakan jilbab, berpadu dengan t-shirt crew neck ketat lengan panjang berwarna navy dan rok panjang semata kaki model plisket berwarna broken white, terlihat sangat cantik ditambah gaya rambut model half ponytail yg semakin membuatnya terlihat awet muda. Rania yg kemudian menyaksikan ibu angkatnya yg sedang bekerja itu tersenyum, lalu dari tempat cuci baju diambilnya kursi plastik pendek yg biasa digunakan asisten rumah tangganya dulu untuk duduk sambil mencuci baju secara manual. Rania kemudian menaruh kursi jongkok itu tepat di belakang ustazah Aisyah yg tengah sibuk memeras dan menjemur pakaiannya sambil bersenandung lalu duduk sambil tersenyum memandangi ibu angkatnya sendiri. Sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang, ustazah Aisyah lalu membalikan badannya dan mendapati putri angkatnya yg sedang duduk menyangga dagunya sambil tersenyum.
Ustazah Aisyah: "heh mbak, lagi ngapain? Bengong sambil senyum-senyum sendiri gitu, ati-ati ke sambet lo ntar..."
Rania: "sedang menikmati pemandangan indah hasil ciptaan Allah Umi, MasyaAllaaaah cakep amat emak gua yak... hahaha" Gurau Rania.
Ustazah Aisyah: "husss ah mbak ni kebiasaan guyonan cowoknya keluar kan..." sergah ustz Aisyah.
Rania: "jujur-jujuran aja nih Umi ya, mau cowok mau cewek kalau mereka ngeliat "skin" Umi yg ini sih pasti semua juga pada klepek-klepek, yakin deh aku..."
Ustz Aisyah: "ah mbak ni godain Umi mulu ah bukannya bantuin, ayo dong bantuin Umi sini, cuciannya masih banyak nih, belom lagi nanti masak, kerjaan Umi masih banyak banget sayang, sini bantuin dooong..." Rengek ustz Aisyah.
Rania: "ok siap ibunda ratu, sementara Umi lanjutin ngejemur kalau gitu aku yg masak ya?" Tanya Rania dengan semangat.
Ustazah Aisyah: "aduh sayang, maaf banget nih sebelumnya, bukannya Umi ngga percaya sama kemampuan masaknya mbak, tapi waktu tempo hari mbak bikinin teh buat Abi sama Umi aja keasinan sayang, apalagi kalau masak? Udah nih mbak aja yg lanjutin jemur-jemurnya yah biar Umi yg masak..."
Rania: "hiiiiiih Umi nih curang itu kan cuma sekali kejadiannya, masa diungkit-ungkit terus ah..." ucap Rania dengan nada kesal.
Ustz Aisyah: "Hahaha Umi bercanda sayaaang, kan sekarang kedudukan jadi imbang deh seri satu sama, makannya Uminya jangan digodain mulu hihihi..."
Rania: "ih cantik-cantik kok dendaman, ya udah deh sini aku yg jemurin, Umi yg masak..." ucap Rania dengan nada sedikit kesal.
Ustz Aisyah: "naaaah gitu dong, makasih ya cinta, nanti sebagai ucapan terimakasihnya Umi buatin OmuRice favorit mbak deh..." ucap Ustz Aisyah menghibur Rania.
Rania: "seriusan? Yoooosssh kalau gitu sini aku selesein semua jemurannya, Umiku memang terbaik..." kata Rania sambil mengacungkan ibu jari.
Kemudian Ustazah Aisyah pun masuk ke dalam untuk bersiap-siap masak tapi ternyata di dapur ada Aji yg baru saja keluar dari kamar mandi.
Ustazah Aisyah: "loooh anak Umi yg satu lagi udah bangun? Baru mau Umi buatin makan ini mas..."
Aji: "makasih Umi tapi kayaknya aku belum mau makan deh, kepalaku pusing banget nih, ada punya aspirin nggak sih Umi?" Tanya Aji sambil mengisi tumblernya lalu meminumnya.
Ustz Aisyah: "wah mas sakit yah? Coba sini Umi Cek, hemm tapi nggak panas kok badannya." Kata ustz Aisyah sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Aji. Aji yg belum sempat menelan air yg diminumnya sontak menyemburkan air dalam mulutnya karena terjekut melihat ibunya yg tidak mengenakan hijab.
"bhhuuuurrrrrfff..."
Ustz Aisyah: "aaaaaahhh, ih mas nih apa-apaan sih kenapa tiba-tiba Umi disembur gitu?"
Baju ustazah Aisyah yg tanpa sengaja terkena air yg disemburkan Aji jadi basah dan membuat payudara dan Bra yg digunakannya jadi tercetak jelas dari luar kaos yg dipakainya.
Sementara Rania yg mendengar suara ibunya berteriak langsung berlari dan meninggalkan pakaian basah yg sedang dijemurnya lalu langsung masuk ke dalam dapur.
Rania: "ada apa Umi? kenapa teriak?"
Aji yg rupanya masih menyisakan air di dalam mulutnya menyembur lagi karena kali ini terkejut melihat kakaknya yg juga tidak mengenakan hijab.
"bhhuuuurrrrrfff..."
Rania: "aaaaaaahhh, ngapain sih kamu heh? kenapa mba disembur-sembur gini? emang mbak pasiennya mbah dukun apa?"
Aji: "ka... kalian yg pada kenapa? kok pada nggak pake kerudung gthu?"
Tanya Aji yg kaget bercampur heran.
Ustz Aisyah: "haduh maaaas mas ini udah yg keberapa kali Umi sama mbakmu lepas hijab di dalem rumah, kenapa masih kaget aja sih... Kita kan udah ngga ada ART mas, jadi Umi sama mbak harus kerjain sendiri kerjaan rumah, kalau beberes sambil pake hijab kan pasti gerah, makannya Umi sama mbak ngga pake hijab, lagian mas nih udah berapa kali ngeliat Umi sama mbak kayak begini tapi masih kaget aja..."
Aji: "iii... iya Umi maaf, habisnya aku masih belum terbiasa ngeliat Umi sama mba begini, hehehe maaf ya Umi..."
Rania: "ah bikin nambah kerjaan aja kamu ni, belum juga ngapa-ngapain udah harus ganti baju lagi aja kan..."
Ustz Aisyah: "sudah-sudah nggak usah diperpanjang, mba cepat ganti baju sana terus lanjutin ngejemurnya, mas juga kalau memang ngga enak badan istirahat aja nanti Umi antar kekamar obatnya, Umi mau ganti baju dulu..." Lerai Ustazah Aisyah.
Lalu Rania dan ustazah Aisyah masuk ke dalam kamarnya masing-masing untuk mengganti pakaiannya, sementara Aji yg terbayang-bayang baju basah ibunya karena tak sengaja terkena semburannya tadi memilih untuk pergi ke ruang tengah. Sambil duduk dan memegangi kepalanya Aji bergumam sendiri.
Aji: "duh kenapa banyak banget kejadian aneh sih belakangan ini, terus ini kepala kenapa ngonde begini, berat banget rasanya..."
Aji yg tengah duduk termenung di sofa ruang tengah tiba-tiba teringat akan sesuatu.
Aji: "hah? Aneh? Tunggu-tunggu, kayaknya semalam juga aku ngalamin kejadian aneh deh, tapi apa ya? kok sekarang tau-tau lupa?"
Lalu tiba-tiba muncul potongan-potongan ingatan dalam kepala Aji tentang kejadian semalam, tentang dirinya yang mengintip aktifitas ibadah yg diakukan orang tua dan kakaknya, serta tindakan kakaknya yg membuatnya pingsan.
Aji: "apa itu barusan, kenapa dalem kepala ku tiba-tiba muncul penglihatan kayak tadi? itu mimpi atau apa?" Gumam Aji.
Ketika Aji ingin bertanya pada ibunya dia meilhat bahwa pintu kamar orang tuanya terbuka, karena itu iya bermaksud untuk langsung masuk menanyakan potongan ingatan yg tiba-tiba muncul di kepalanya itu, tapi baru saja Aji sampai di depan pintu kamar ustazah Aisyah, iya terkejut melihat pantulan di cermin meja rias yg menunjukan tubuh ustazah Aisyah sedang telanjang hanya menggunakan bra dan celana dalam saja. Aji mematung sejenak melihat keindahan tubuh ibunya yang tidak tertutupi busana muslimah yg selama ini biasa dikenakan oleh ibunya itu. Tubuh yg padat berisi berkulit putih mulus dengan sepasang gunung kembar yg tertutupi bra berwarna hitam serta bongkahan pantat yg menjulang tertutup panties (celana dalam wanita) dengan warna senada seperti bra yg dipakainya. Disuguhi pemandangan yg begitu indah tanpa sadar membuat Aji menelan ludahnya sendiri.
Aji: "Astaghfirullahaladziiiiiim, makin buyar aja rasanya ini kepala, anjir lah..."
Aji yg tersadar dari lamunannya lalu secara reflek pergi menuju kamar kakaknya, tapi malah mengulangi kesalahan yg sama. Rania yg sibuk memilih baju di lemari pakaiannya, terlihat telanjang juga dan sama-sama hanya menggunakan bra dan panties seperti ustazah Aisyah barusan yg membuat tubuh bagian belakangnya jadi terekspos dengan jelas. Punggung yg berkulit mulus seputih porselen dan pantat yg berukuran tidak lebih besar dari milik ustazah namun tetap kencang menantang membuat Aji kembali terdiam sejenak lalu mendongakan kepalanya sambil menepuk dahi.
Aji:: "Ya Allah ya rabbiiiiiiiii, emang udah paling bener ngga usah keluar kamar sih aku tadi..." Gumam Aji dalam hati, yg kemudian kembali menuju kamar tidurnya sendiri dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
Tak berselang lama ustazah Aisyah yg sudah berganti pakaian menggunakan gamis lengan panjang press body berwarna toska model full kancing depan dari bawah leher hingga bawah lutut dengan 2 kancing paling atas yg dibuka membuat belahan payudaranya jadi terlihat jelas ketika meletakkan obat yg diminta oleh Aji.
Ustz Aisyah: "loh mas, kok posisi tidurnya tengkurep gitu sih? Nanti sesek nafas dong kalau mukanya malah ketutup bantal gitu, ayo yg bener tidurnya..." ucap ustazah Aisyah.
Lalu dengan malas Aji merubah posisi tidurnya jadi duduk di ujung kasur. Sambil membungkuk untuk menaruh obat dan juga susu yg dibawanya ustazah Aisyah berkata
Ustz Aisyah: "ini obatny Umi taro sini ya sayang, sama sekalian nih Umi bawain susu biar badan mas jadi lebih seger, tapi kalau mas mau minum obat susunya jangan langsung diminum dulu yah, tunggu satu sampe satu setengah jam dulu biar obatnya reaksi, kalau udah baru boleh di minum susunya..."
Aji yg melihat belahan dada ibunya karena membungkukkan badan ketika menaruh obat reflek berkata
Aji: "hah? Susu?"
Ustz Aisyah: "hah, napa mas?"
Aji: "hah? Apa?
Ustz Aisyah: "hah?"
Aji: "hah?"
Ustz Aisyah: "Apaan sih mas ah! Hahehoh hahehoh mulu orang lagi diajak ngobrol juga, nggak ada fokus-fokusnya deh, heran..." ujar ustazah Aisyah dengan nada sedikit meninggi.190Please respect copyright.PENANAjC5jefsLSH
Aji yg tersadar dari lamunannya lalu mengusap-usap wajah dengan kedua tangannya.
Aji: "eeehhh iya Umi maaf, makasih ya Umi, duh kayaknya aku emang butuh istirshat total deh hari ini..." ucap Aji tergagap.
Ustz Aisyah: "Mas nggak mau nyoba periksa ke dokter aja? Dari tadi sering nggak fokus gitu? Umi takut mas sakitnya serius nih..."
Aji: "nggak kok nggak papa Umi, aku cuma butuh istirahat aja kayaknya nih, paling nanti abis minum obat juga agak mendingan..."
Ustz Aisyah: "seriusan mas? Kalau gitu Umi masakin bubur ayam sama sup jagung mau yah, nanti kalau udah mateng Umi bawa ke sini makanannya..."
Aji: "nggak Umi nggak usah repot-repot nggak papa, nanti aku ambil sendiri ke dapur kalau aku udah laper..."190Please respect copyright.PENANA5lbQMMn7GF
Ustz Aisyah: "ya udah kalau gitu Umi tinggal masak dulu ya sayang, mas kalau butuh sesuatu nanti panggil Umi atau mbak aja, ok?"
Aji: "iya makasi banyak Umi..."
Rania yg juga sudah berganti baju menggunakan jersey tim sepak bola Intermilan dengan bawahan celana pendek di atas lutut warna abu-abu, kemudian menghampiri ustazah Aisyah yg masih berada di kamar Aji.190Please respect copyright.PENANASf43h1n9ZT
Rania: "Umi aku mau cuci baju ku yg tadi basah kena Aji, kalau Umi ada baju kotor yg belum dicuci ngga? Sini biar ku cuciin juga nanti njemurnya sekalian sama sisa jemuran yg belum ku selesein tadi Mi..." tawar Rania.190Please respect copyright.PENANAlXS7HJM64Q
Ustz Aisyah: "oiya ada, tapi cuma dikit sih, itu ada di laundry bag dalem kamar Umi, sama yg digantung juga ngga papa cuci aja deh mba..."
Rania: "ok Mi..."
Ustz Aisyah: "makasih ya sayang..."
Sikap ustazah Aisyah yg lembut selalu membuat kedua anak dan suaminya merasa nyaman dan membuat ustazah Aisyah diperlakukan bak permaisuri di dalam keluarganya, sikap keibuan yg selalu mengeutamakan kepentingan keluarga di atas kepentingannya sendiri membuatnya menjadi Ratu dalam kehidupan rumah tangga yg dijalaninya bersama ustad Hamdan. Rasa kasih sayangnya yg begitu besar membuatnya dicintai dan disayangi oleh Ustad Hamdan dan Aji, terlebih lagi Rania yg sebenernya merupakan "orang luar", tetapi ustazah Aisyah tidak pernah sekalipun dan sedikitpun membedakan perlakuannya pada Rania maupun Aji. Hal itu membuat Rania menjadi merasa sangat bahagia karena bisa masuk ke dalam keluarga ustad Hamdan dan sangat-sangat menghormati kedua orang tua angkatnya tersebut.
Rania yg hendak menolong mencucikan pakaian ustazah Aisyah berjalan menuju kamar orang tuanya itu, sementara ustazah Aisyah beranjak menuju dapur setelah keluar dari kamar Aji. Sesampainya di kamar ustazah Aisyah Rania membuka laundry bag yg berisi pakaian kotor ibu angkatnya tersebut sambil menghitung jumlah baju yg hendak dicucinya.
Rania: "saaaatu, duuuua, tiiiii oh iya beneran dikit cuma 4 potong, eh yg digantung juga yah kata Umi tadi? Owh dikit juga cuma ada 2 potong..." Rania lalu mengambil seluruh pakaian kotor yg hendak dicucinya itu, namun sebelum berjalan ke tempat cuci, pandangan Rania teralihkan dan tertuju pada sebuah manekin yg tertutup loundry cover warna putih yg tergantung secara terpisah pada sebuah tiang almunium sebagai stand atau penyangga dari manekin tersebut yg terletak tepat disebelah meja rias ustazah Aisyah.
Rania: "hummm kira-kira yg ini dicuci juga nggak ya? Tapi kenapa digantungnya misah gini? Pakean apa sih ini sampe dipakein laundry cover segala?" Gumam Rania.
Rania yg penasaran, kemudian membuka loundry cover tersebut. Rania pun terkejut karena loundry cover itu berisi manekin yg dipakaikan sebuah pakaian yg terlihat tidak biasa. Sesetel pakaian yg sangat megah berisi fishnet body suit berwarna putih transparan, lalu pada bagian tangan manekin itu menggunakan handshock panjang dari lengan sampai ujung tangan yg menutupi bagian punggung tangan dengan ujung tali kain yg dikaitkan ke jari tengah, lengkap dengan manik-manik cantik di area penutup punggung tanggannya, kemudian ada kerudung segi empat berwarna putih bermotif renda dengan hiasan dahi berupa ciput dengan batu permata saphire berwarna biru terang tepat dibagian penutup dahinya, beberapa gelang tangan, gelang lengan, dan gelang kaki berwarna kuning keemasan, serta jubah panjang berwarna putih. Saat Rania terkagum melihat pakaian mewah itu lalu fokusnya teralihkan pada fishnet body suit yg pertama dilihatnya tadi yg ternyata memiliki bagian yg terbuka lebar tepat dibagian dada dan juga kemaluan dari fishnet body suit yg dipakaikan ke manekin tersebut. Fishnet Body Suit itu ternyata bermodel crotchless sekaligus breastless atau disebut juga sebagai model invert, karena tepat pada bagian sensitif yg seharusnya tertutup seperti pada bagian dada dan bagian kemaluan malah justru terbuka lebar, seolah-olah pembuatnya memang sengaja menyuruh si pemakai kostum untuk memperlihatkan bagian-bagian sensitif pada tubuhnya.190Please respect copyright.PENANAb9yccsmHOJ
Rania: "gila bener, baju apaan nih? Bisa-bisanya Syar'i dan sexy dimix jadi satu kayak gini? Fix ini udah pasti kostum Jima'nya Umi kalau mau Sallatun Jimatil Janah sama Abi..." 190Please respect copyright.PENANAVSfJoyeRBX
Rania begitu takjub dengan pakaian yg dilihatnya saat itu sambil kemudian menelan ludahnya karena membayangkan sosok ibunya yg menggunakan pakaian itu sedang disetubuhi oleh Ayahnya dengan berbagai gaya dan posisi yg menantang seperti waktu ditoilet semalam. Rania yg betul-betul kagum melihat kostum ibadah ibunya itu lalu perlahan menyentuh sambil lalu mengusap lembut fishnet body suit itu dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya yg tanpa sadar menggosok-gosok pangkal selangkangannya sendiri, sambil menggigit bibir bawahnya Rania membayangkan betapa nikmatnya bila dirinya bisa melihat secara langsung persetubuhan ibunya yg menggunakan kostum itu. Tak butuh waktu lama sampai panties dan celana pendek yg digunakan Rania menjadi basah karena cairan lubricant alami yg dikeluarkan oleh vaginanya sendiri, Rania yg semakin cepat menggosok-gosok bagian kemaluannya sendiri dari luar celana merasa bahwa syahwatnya semakin tak terbendung lagi, tangan kanannya meraba-raba tubuh manekin yg dipakaikan fishnet body suit itu. Terdapat 2 lubang yg cukup lebar dibagian dada manekin itu yg mana sudah pasti itu menjadi bagian untuk memperlihatkan bagian payudara dari si pemakainya nanti, sementara dibagian bawahnya terdapat lubang yg sama namun sedikit lebih kecil di area kemaluan dari manekin itu dan sudah pasti "ventilasi" ini digunakan untuk mempertontonkan bagian paling vital dari si pemakainya kelak.
Rania: "sssshhhh aaahhh, ya Allah baru ngebayanginnya aja aku udah terangsang kayak gini, gimana kalau aku beneran ngeliat langsung, ooouuuhhh, Umi pasti sexy banget pake kostum ini, aaaoouuuhhh, Umi..."
Ketika Rania sedang asik membayangkan tubuh ibunya sambil bermasturbasi, batu permata saphire yg ada dibagian penutup dahi pada kostum itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya terang untuk sekejap dan membuat Rania terkejut.
Rania: "hah apa itu barusan?"
Sesaat kemudian Rania mendengar seperti suara orang yg sedang menggeram dari arah belakang tempatnya berdiri. Dan betapa terkejut ia ketika membalikan badan dan tiba-tiba melihat ada sesosok makhluk bertubuh tinggi besar. Makhluk itu terlihat seperti memakai pakaian yg sama dengan pakaian yg sedang dikagumi oleh Rania tadi hanya saja tanpa ada hiasan berupa manik-manik, beserta aneka gelang-gelangan yg menjadi ornamen pada pakaian yg digunakan oleh manekin tadi. Maklhuk itu bertubuh tinggi besar dengan ditumbuhi bulu-bulu yg lebat berwarna putih salju disekujur tubuhnya, tapi tidak dengan bagian depan dari tubuh makhluk itu. Bulu yg mirip seperti bulu kucing itu tidak tumbuh di area sekitar perutnya yg terlihat kekar dan sixpack, juga 2 bongkahan payudara sebesar buah semangka dengan dua puting sebesar bibir botol minuman bersoda. Yg lebih mengejutkan lagi tubuh bagian bawah makhluk itu yg sama sama tidak ditumbuhi dengan bulu melainkan ditumbuhi oleh penis yg sudah tegang mengeras dengan urat berkedut-kedut sebesar botol sirup ukuran 1 liter, lengkap dengan 2 buah biji zakar seukuran bola tenis. Namun hal yg paling membuat Rania shock adalah bagian atas dari makhluk itu. Makhluk itu memiliki kepala seorang wanita berkerungung segi tiga lebar dengan wajah yg sangat persis seperti ustazah Aisyah hanya saja sepasang matanya yg besar terlihat sedang melotot tanpa ada pupil pada bagian bola matanya membuat bola matanya hanya berwarna putih polos tanpa bagian hitam ditengahnya sementara bibirnya yg tebal berwarna merah menyala semerah darah.
Raniah: "Siapa kamu? Hah? Umi? Ngga! Pasti kamu bukan Umi, cepat jawab siapa kamu hei!"
Tapi makhluk itu tidak bergeming sedikitpun, wajahnya hanya datar dan tidak menunjukan ekspresi apapun, dan tiba-tiba makhluk itu bergerak mendekati Rania dan memutar badan Rania berbalik menghadap cermin rias di kamar itu dengan paksa. Rania yg berusaha memberontak tidak mampu menyentuh tubuh makhluk itu, Rania merasa dirinya seperti menyentuh kepulan asap tebal. Hanya dengan menggunakan tangan kanan saja, makhluk itu mencengkeram kedua tangan Rania kuat-kuat sambil mengangkatnya ke atas sampai membuat tubuh Rania menjadi tergantung dengan posisi kedua tangannya yg terangkat ke atas dan kedua pergelangan tangan yg saling menempel seperti sedang diborgol. Sementara tangan kiri makhluk itu menurunkan pakaian bagian bawah Rania, baik itu celana pendek maupun celana dalamnya yg membuat tubuh bagian bawah Rania jadi bugil tanpa sehelai benangpun. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun makhluk itu lalu mengangkat kaki kiri Rania sambil mengarahkannya ke batang kemaluan raksasanya, setelah posisi vagina Rania tepat berada di atas penisnya, makhluk itu langsung menancapkannya ke dalam vagina Rania, melesakkannya tembus sampai ke dalam pintu rahim Rania dan bahkan mungkin sedikit menyentuh lambungnya.
Rania: "haaakkkkkk, kkk kamu, makhluk apa kamu sebenarnya? Lepaaaasin, aaakkkhh sakiiiit, ya Allah perutkuuuu..."
Setelah penis raksasa makhluk itu berhasil menancap dengan dalam ke vagina Rania, tangan maklhuk itu kemudian melepaskan cengkeramannya pada tangan dan kaki Rania, lalu hanya terdiam di samping kanan dan kiri dari tubuh maklhuk itu, sementara tubuh Rania yg tergantung dengan vaginanya yg menjadi tumpuan karena menancap pada penis raksasa si makhluk ghaib yg berwajah mirip ustazah Aisyah itu. Rania yg merasakan sakit pada bagian bawah perutnya mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan diri tapi apa daya, bagi Rania makhluk itu seperti hologram yg hanya dapat dilihat secara nyata namun tidak bisa disentuh, sebaliknya makhluk itu dapat menyentuh tubuh Rania bahkan makhluk itu membalikan tubuh Rania yg membuatnya kini jadi berhadapan dengan Rania. Dengan posisi free hand standing sex (author membuat sendiri istilah ini) makhluk itu menggoyangkan pinggulnya dengan cepat seperti yg dilakukan oleh ustad Hamdan pada istrinya sewaktu mereka bercinta di toilet tadi malam. Rania yg saat itu merasa begitu tersiksa, berusaha tetap menjaga kesadarannya sambil mencoba sedikit memberikan perlawanan. Rania membaca doa pembangkit mata ketiga, dan mencoba menghilangkan kesadaran "musuh" yg sedang menyetubuhi dirinya itu dengan menggunakan mata ketiga secara langsung tanpa menggunakan media cairan vagina miliknya seperti yg dilakukannya pada Aji, namun naas hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada makhluk tersebut, sementara dengan ekspresi datar sang makhluk ghaib terus menghantam vagina Rania dengan kecepatan tinggi yg stabil. Rania yg rupanya sudah tidak mampu menahan gempuran dari makhluk tersebut akhirnya pingsan dengan keadaan tubuhnya yg masih tergantung menancap pada penis si makhluk. Tangan dan kakinya terkulai lemas menggantung dengan kepala yg mendongak disertai kedua pupil bola matanya yg mendelik ke atas juga mulut yg menganga.
Ustazah Aisyah yg segera masuk ke dalam kamarnya karena merasakan firasat buruk sesaat ketika berada di dapur tadi terkejut melihat kondisi Rania yg sudah tidak berdaya dengan tubuh menggantung sambil disetubuhi oleh sang makhluk ghaib.
Ustz Aisyah: "araya, madha tafealina?"
190Please respect copyright.PENANAYDfjYjlh2e
(araya apa yang kamu lakukan?)
190Please respect copyright.PENANA7WF51IfXkO
Araya: "hawalat sariqat hajar almiradi, walihadha 'ueaqibuha..."
190Please respect copyright.PENANAPQpu2Pm8pC
(dia mencoba untuk mencuri Batu Mira'ad, karena itu aku menghukumnya...)
190Please respect copyright.PENANAqGt5yGlN6Z
Ustz Aisyah: "mustahil 'an tafeal dhalika. 'iinaha abnati. daeiha tadhhab bisureati..."
190Please respect copyright.PENANAvddIbucj4d
(tidak mungkin dia ingin melakukan itu, dia itu putriku, cepat lepaskan dia...)
190Please respect copyright.PENANAzhm7CORovZ
Araya: "iidhan daeini 'ukml eiqabi laha awlan..."
190Please respect copyright.PENANAt5XTLApn27
(kalau begitu biar ku tuntaskan dulu hukumanku untuknya...)
Kemudian Araya menggenggam kedua lengan Rania dengan kedua tangannya lalu sedikit mengangkat tubuh Rania, dan sesaat kemudian...
"Blesss..."
"Krucuuuukk shhhrrrrr crrrt crrrt crrrt..."
Araya menancapkan tubuh Rania ke penis raksasanya membuat penisnya menancap dengan sangat dalam ke vagina Rania yg disertai keluarnya cairan ghoib milik Araya yg sudah bercampur dengan cairan vagina milik Rania. Kemudian sesaat sebelum dirinya menghilang Araya berkata
Araya: "qadibi la yumyz bayn 'ahada. lidha, 'ayi shakhs yuhawil lams hajar almirad ghayruk ya hamdan wajalalat almalik aji sakha, sa'ueaqibuhum jmyean bila rahmatin. tadhkuri dhalik ya eayshatu..."
190Please respect copyright.PENANAlJCHOzGkcl
(penisku ini tidak pernah tebang pilih, jadi siapapun yang mencoba menyentuh Batu Mira'ad selain dirimu atau Hamdan dan juga Baginda Aji Sakha serta Baginda Hannah akan ku hukum mereka semua tanpa ampun, camkan itu Aisyah...)
Kemudian tubuh Araya memudar dan berubah menjadi kepulan asap, lalu asap itu kembali masuk ke dalam Batu Saphire yg ada dipenutup dahi pada kerudung yg ada pada kostum yg dilihat Rania tadi.
Sambil menangis ustazah Aisyah menghampiri tubuh Rania yg sudah tergeletak lemah di lantai. Ustazah Aisyah kemudian memeluknya dengan kuat sambil berkata
Ustz Aisyah: "ya Allah mbaaak kenapa jadi begini gustiiii... Astahhfirullaaaaaah, maafin Umi ya sayaaaaang, maaaaaf maaaaf banget, ini semua Umi yg salah sayang maaaaaaf..." ujar Ustazah Aisyah sambil menangis sejadi-jadinya.
Aji yg mendengar suara tangisan ibunya kemudian berlari menuju kamar ustazah Aisyah lalu mendapati ibunya yg sedang memeluk tubuh kakaknya yg tidak sadarkan diri sambil menangis.
Aji: "Astaghfirullah Umi, ada apa? Ini mbak kenapa? Kok bisa pingsan?" Tanya Aji sambil terkejut.
Ustz Aisyah: "ceritanya nanti aja mas, tolong sekarang mas cepat telfonin Abi suruh pulang dan bilang di rumah ada keadaan darurat, cepet mas!" Perintah ustazah Aisyah.
Aji: "iiii... iya Umi, siap!" Jawab Aji dengan panik lalu segera berlari menuju kamarnya untuk mengambil ponsel, sementara ustazah Aisyah mengangkat tubuh Rania dan memindahkannya ke atas Kasur.
"Tuuuuuut tuuuuut tuuuuuut cklik..."
"Plak... Plak... Plak..."
Ustad Hamdan: "Halo, kenapa Ji?"
Aji: "Halo Bi, bisa balik sekarang nggak? Mbak pingsan Bi, itu Umi udah nangis kejer, cepet buruan balik sekarang Bi..." pinta Aji.
"Plak... Plak... Plak..."
Ustad Hamdan: "hah? Lah kok bisa sih? Ya udah Abi pulang sekarang..."
"Cklik..."
Ustad Hamdan pun menutup telfonnya lalu berbicara pada asistennya.
"Plak... Plak... Plak..."
Ustad Hamdan: "Zar saya harus pulang, di rumah ada keadaan urgent kata Aji, saya azl sekarang ya, kamu siap-siap..." ucap ustad Hamdan.
Zarrina: "Subhnlah, Subhnlah, Subhnlah oh iya baik ustad, Subhnlah, Subhnlah, Subhnlah" jawab asisten ustad Hamdan.
Ustad Hamdan lalu menaruh ponsel genggamnya di atas meja kemudian kedua tangannya memegang pinggang asistennya itu dan menahan posisinya agar stabil, sementara Zarrina yg sedari tadi menaikturunkan badannya dengan posisi kedua kakinya yg berjongkok dan terbentang lebar di sebelah pinggang ustad hamdan persis seperti gaya berdiri pegulat sumo. Kedua tangannya hanya diletakan di atas lututnya sendiri dengan kondisi vagina yg menancap pada penis ustad Hamdan sambil berdzikir dengan mata terpejam. Kemudian ustad Hamdan yg sedang dalam posisi berbaring telentang di atas sofa bed berwarna merahnya menaik turunkan pinggangnya dengan cepat sambil memejamkan mata dan berdzikir, lalubsesaat kemudian...
Ustad Hamdan: "Allahu Akbarrr uuhhh..."
"Blesss, PLAK, shhhrrrrr crrrrt crrrt crrrt"
Seperti biasa suara hentakan terakhir dari ustad Hamdan terdengar begitu nyaring dan kemudian keluarlah sedikit lelehan sperma dan cairan orgasme yg mengalir keluar dari penisnya yg menancap di vagina milik Zarrina.
Ustad Hamdan: "Itu tissuenya tolong Zarr." Pinta ustad Hamdan.
Setelah meraih tissue yg diminta oleh atasannya, Zarrina kemudian mengelap vaginanya dan segera mencabutnya perlahan dari penis ustad Hamdan.
Zarrina: "Afwham ustad, punya ustad biar saya saja yg bersihkan..."
Zarina, yg merupakan asisten ustad Hamdan di klinik yg dimilikinya ternyata sedari tadi sedang bersenggama dengan pemilik klinik tempatnya bekerja itu, dia yg saat itu menggunakan kerudung instan berwarna pastel dengan t-shirt basic warna hitam lengan panjang yg terlihat ketat sehingga menonjolkan lekuk payudaranya yg padat dan proporsional, serta rok gombrang berwana coklat muda. Zarrina yg melakukan persetubuhan dengan bosnya itu bertujuan untuk menetralisir energi negatif yg menempel pada ustad Hamdan yg tadi telah melakukan "pembersihan" pada pasien yg diobatinya. Lalu Zarrina yg sudah berdiri di sebelah sofa bed tempat ustad Hamdan terbaring kemudian kembali berjongkok dan langsung melahap penis ustad Hamdan.
"Ooochfk ooochfk sllluurrrrp slllluuurrrp GLEK GLEK..."
Zarrina menelan habis sisa luapan sperma ustad Hamdan, setelah ustazah Aisya, Zarrina adalah orang kedua yg mampu melakukan deepthroat secara sempurna pada ustad Hamdan.
Ustad Hamdan: "Aaaah Alhamdulillah, terimakasih sudah bantuin saya netralisir ya Zarr kalau gitu saya pulang dulu, nanti kamu tolong handel sisa kerjaan yg masih belum selesai..."
Zarrina: "Baik ustad, hati-hati di jalan..." jawab Zarrina sambil mengelap mulutnya dengan tissue yg tadi digunakan untuk mengelap kemaluannya sendiri.
Ustad Hamdan: "Ok Zarr, Assalamualaikum..." ucap ustad Hamdan sambil berjalan keluar dari ruangan pribadi di dalam klinik miliknya itu.
Zarrina: "Walaikumsallam ustad..." jawab Zarina singkat.
Ustad Hamdan hamdan lalu berjalan menuju parkiran dan segera masuk ke dalam mobil Hyundai Stargazer warna putihnya. Setelah menyalakan mesin ustad Hamdan memacu kendaraannya untuk kembali ke rumah, meski pikirannya terasa panik namun ustad Hamdan tetap berusaha tenang sambil berharap bahwa keadaan darurat yg terjadi di rumahnya bukan lah kondisi terburuk yg selama ini ditakutkan oleh dirinya sendiri dan ustadzah Aisyah istrinya.
190Please respect copyright.PENANAPqtgnubdMC
190Please respect copyright.PENANAT1fvw1hEcv
Bersambung ke Chapter 3
ns216.73.217.11da2