Terkadang dalam kesunyian, pikiranku menjadi liar tanpa kendali.
Banyak pikiran yang aneh dan sungguh sangat liar.
Tapi justru dalam kesunyian itulah, aku merasa paling jujur menjadi manusia.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YhvcpDpmG
Mengapa wahyu selalu datang dari tanah yang sama?
Mengapa Timur Tengah menjadi pusat segala kebenaran agama?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSglTFjfh3L
Pertanyaan ini bukan untuk membantah Tuhan.
Tapi untuk berdamai dengan rasa ingin tahu yang tumbuh di dalam batinku.
Rasa yang sejak kecil disuruh diam, dilarang tumbuh, ditakuti oleh dogma.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTHVE2lATTb
Aku lahir di tanah yang jauh dari Mekkah, jauh dari Yerusalem, jauh dari Mesir, Kanaan, Palestina - Israel.
Aku lahir di tanah yang subur, gemah ripah loh jinawi, di tanah Nusantara.
Sejak kecil sudah di ajarkan untuk berbuat baik antar sesama, bahkan menyayangi makhluk lain pun kami di ajarkan.
Tanpa perlu di iming-imingi sungai yang mengalir atau tumbuhan hijau yang menghampar. Karena semua itu kami melihat hampir setiap kali membuka mata.
Dan kami tetap ramah, tetap hormat orang tua, tetap cinta kasih sesama.
Kami tak perlu di ceritakan kesaktian untuk membelah lautan, hidup setelah kematian, terbang untuk mencapai kota tujuan.
Karena nenek moyang kami pun banyak yang sanggup melakukan nya.
Tetapi, setelah kedatangan para sorban putih, kedatangan kolonial, kedatangan para raja dan misionaris.
Semua berubah...
Kami mulai diajari untuk mencintai mereka tanpa syarat. Bahkan kadang, tanpa sempat mencintai negeriku sendiri.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0zoD62ovW0
Aku mencium debu gurun yang tak pernah kujejaki.
Aku menangisi kota suci yang tak pernah kulihat.
Sementara sungai dan gunung di sekitarku kulewati tanpa rasa.
Apakah itu cinta? Atau sekadar penghapalan warisan?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ZQ5QpiYsH
Adakah yang salah jika aku bertanya:
Apakah Tuhan hanya menyapa satu etnis, satu bahasa, satu budaya?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12e10VJfq1
Jika agama adalah cahaya, mestinya ia menyinari seluruh langit.
Jika kebenaran itu milik semua, mengapa tafsirnya menciptakan batas-batas yang baru?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT23jeJsdE3
Aku mulai sadar bahwa dalam sejarah agama, ada yang sering lebih kuat dari wahyu itu sendiri:
**TAFSIR**
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQ4hZ9ZA3J
Dan tafsir, pada kenyataannya, sering tunduk pada kekuasaan, pada kebanggaan etnis, pada aroma kejayaan masa lalu.
Arab, Yahudi, Romawi, Persia, Mesir — semua pernah mengklaim takhta kebenaran, dengan lidah dan bahasa mereka sendiri.
Mereka menulis sejarah, mereka menulis hukum, mereka menetapkan batas “mana yang suci, mana yang tidak.”
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zfFfnAO56
Lalu bagaimana dengan kita?
Kita yang lahir dari tanah yang tak disebut-sebut dalam kitab?
Kita yang berdoa dengan aksen asing di telinga mereka?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYEG5sY0qLm
Apakah kita hanya penonton dalam drama besar wahyu,
atau sesungguhnya kita juga dipanggil Tuhan —
dengan cara yang tak selalu sesuai dengan catatan sejarah mereka?
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRs2vk7Qsf
Aku tidak ingin memprotes mereka.
Aku tidak ingin merebut panggung atau menggugat warisan.
Aku hanya ingin berdiri sejajar.
Bahwa manusia yang lahir dari ibu yang berbeda pun, dari tanah yang asing pun,
tetap bisa mencintai Tuhan dengan cara yang tak kalah suci.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡewuCfaqXhY
Dan barangkali,
justru dari tanah yang tak dianggap suci inilah,
akan lahir kesucian yang lebih murni:
bukan karena dilahirkan untuk bangga,
tapi karena tumbuh dari kehausan yang benar-benar dalam.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwN3X8UMvc
Kesucian yang tidak diwariskan, tapi ditemukan.
Tidak dibentuk oleh legenda, tapi dibasuh air mata pencarian.
Tidak datang dari garis keturunan, tapi dari getar hati yang memanggil Tuhan.
Meski dengan lidah yang berbeda.
Untuk bersama menuju Tuhan Yang Maha Esa.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQe1j7Y2GK
Aku tahu, tidak semua akan nyaman dengan kata-kataku.
Mungkin terdengar seperti kritik. Bahkan mungkin seperti gugatan.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt4NimgpgMB
Tapi sungguh, aku tidak sedang membenci.
Aku hanya ingin mengerti.
Dan barangkali, keinginan untuk mengerti adalah bentuk cinta yang paling jujur, bahkan lebih jujur dari kepatuhan yang dibangun karena takut.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVJsjK5tS3
Aku tidak sedang ingin membakar jembatan.
Aku ingin membangun jalan , agar mereka yang lahir dari tanah asing pun,
bisa berjalan menuju Tuhan tanpa merasa seperti tamu yang tak diundang.
43Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZ5VUwGgFy
Karena pada akhirnya,
yang kudamba bukan kemenangan argumen,
melainkan kedamaian hati dalam pelukan cahaya-Nya.
ns216.73.217.11da2
