
Seiring waktu, aku mulai berdamai dengan diri aku. Aku belajar memahami bahwa manusia tidak selalu hitam-putih. Hasrat, cinta, dan kepemilikan bisa berjalan berdampingan dengan rasa berbagi yang tidak kasat mata. Aku tidak ingin menjadikan istri aku objek. Justru aku ingin dunia tahu betapa luar biasanya dia tanpa harus menyentuhnya.
54Please respect copyright.PENANAn7eITOyZtV
Sampai sekarang, aku belum pernah menceritakan hal ini padanya. Mungkin suatu saat nanti. Mungkin ketika aku sudah benar-benar bisa menerima sisi ini sebagai bagian dari diri aku yang tak perlu disembunyikan atau ditakuti.
54Please respect copyright.PENANAEg4AV9FOlj
Dan jika kalian bertanya apakah aku menyimpang, aku hanya bisa tersenyum dan berkata: aku tidak tahu. Aku hanya manusia, yang mencintai istrinya dengan cara yang aneh. Tapi sejauh ini, cinta itu masih utuh. Bahkan, lebih kuat dari sebelumnya.
54Please respect copyright.PENANAjIBBKVeh4U
Di Antara Pandangan dan Perasaan
54Please respect copyright.PENANANdaMQR6H4w
Dari semua pria asing yang pernah aku ajak bicara lewat akun yang aku buat atas nama istri, ada satu yang berbeda. Namanya Bryan. Seorang pria dari Inggris yang, menurut aku, cukup menarik berwajah tegas, kalem, dan yang terpenting, sopan. Tidak seperti kebanyakan pria lain yang terburu-buru mengarah ke obrolan cabul, Bryan cenderung santai dan bahkan sempat membahas soal buku dan film Asia. Dia tampak menghargai siapa pun yang diajaknya bicara, bukan sekadar berburu sensasi.
54Please respect copyright.PENANAUkoF75tSla
Sabtu sore itu, aku dan istri sedang bersantai di rumah. Anak kami sedang tidur siang, rumah sunyi kecuali suara kipas angin dan lagu instrumental dari YouTube yang mengalun pelan. Aku duduk di meja kerja dengan laptop, sementara istri bersandar santai di sofa, memangku tablet sambil sesekali scrolling Instagram atau balas pesan kerja.
54Please respect copyright.PENANAu7E57DtpJR
Kami sering saling kirim meme atau voice note lucu meskipun berada di ruangan yang sama sebuah kebiasaan kecil yang entah sejak kapan mulai terjadi. Mungkin sebagai bentuk spontanitas zaman digital, atau mungkin karena kami sudah terbiasa punya ruang digital pribadi, meskipun berada secara fisik dalam satu rumah.
54Please respect copyright.PENANAjHJUMqdqRD
Aku membuka akun anonim yang aku buat atas nama istri, seperti biasa. Bryan sedang online. Setelah berbasa-basi sebentar, aku pun iseng mengajak dia video call, lalu menoleh ke istri.
54Please respect copyright.PENANAxj52JIDbv1
“Mah, tadi aku cerita ke kamu tentang cowok Inggris itu kan? Yang sopan dan suka budaya Asia?”
54Please respect copyright.PENANAKdpk7amokV
“Hm?”
54Please respect copyright.PENANACVFqSXKrEE
Istri aku melirik dari tablet. “Iya, kenapa?”
54Please respect copyright.PENANADE2GdKxHnw
“Dia penasaran pengen kenal langsung. Tapi aku bilang kamu malu bahasa Inggris. Mau kenalan gak? Aku bantu ngomongnya.”
54Please respect copyright.PENANAzmzSrbQaKN
Dia tertawa kecil. “Yah… bahasa Inggrisku kan berantakan, pah.”
54Please respect copyright.PENANAZCN032IHLg
“Nggak apa-apa, kan aku bisa bantu. Cuma ngobrol ringan. Lagian dia keliatannya bukan orang aneh.”
54Please respect copyright.PENANAzCgWXZ3bMf
Aku tunjukkan profil dan wajah Bryan dari kamera. Istri aku memperhatikan sekilas, mengangkat alis, lalu tersenyum simpul.
54Please respect copyright.PENANAAmc6CWSe3f
“Lumayan juga,”
katanya pelan.
“Gimana caranya?”
54Please respect copyright.PENANAeETrKCyMYI
Aku sign out dari aplikasi dan menyerahkan laptop. “Pake akun ini aja, toh udah pakai nama kamu. Aku duduk di sini, kamu tinggal ngobrol aja. Aku bantu kalau bingung.”
54Please respect copyright.PENANAMB8ExFCBkb
Awalnya memang canggung. Istri aku bukan tipe yang suka basa-basi dengan orang asing. Aku bisa melihat dari bahasa tubuhnya siku menempel erat ke tubuh, tangan kiri mengelus-elus rambut, dan pandangannya sering mencari-cari aku, seolah memastikan ini bukan jebakan.
54Please respect copyright.PENANAKltf4nEMmx
Tapi 20 menit kemudian, suasananya mulai mencair. Aku dengar dia tertawa kecil beberapa kali. Aku sendiri sedang asyik browsing di ponsel, tapi telinga aku sesekali menangkap kata-kata bahasa Inggris sederhana yang dia ucapkan. Aku lihat wajahnya dari samping ada rona cerah di pipinya, senyum kecil yang jarang aku lihat saat dia lelah bekerja.
54Please respect copyright.PENANAYfBm4ayjO0
Aku tidak cemburu. Justru ada perasaan lega yang aneh. Aku suka melihatnya begitu hidup. Seperti dia sedang memainkan peran dalam panggung, dan aku penonton paling setia.
54Please respect copyright.PENANAtdV6232yc2
Tak lama, dia menoleh ke arah aku.
54Please respect copyright.PENANAef5ZzJviQD
“Pah… boleh aku nyalain kamera? Bryan pengen lihat aku katanya. Dia udah nyalain kameranya juga.”
54Please respect copyright.PENANAYeyiggXuWP
Aku mengangguk santai. “Ya, pake aja. Kan cuma ngobrol.”
54Please respect copyright.PENANAMkEbZI9v4k
Aku tahu Bryan tidak tahu aku sedang duduk hanya tiga meter dari istri. Dia mengira sedang berbicara dengan perempuan single, karena sejak awal akun itu aku buat dengan status ‘single’. Tapi aku tidak merasa bersalah. Kami hanya sedang bereksperimen menguji batas antara rasa percaya dan rasa penasaran.
54Please respect copyright.PENANAkbBC1QCqXJ
Istri aku menyalakan kamera, memperbaiki letak rambutnya sekilas, lalu duduk lebih tegak sambil menyandarkan bahu ke sofa. Dia tampak rileks. Bahkan aku sempat berpikir, dia terlihat lebih cantik di depan layar daripada biasanya. Entah karena cahaya alami dari jendela, atau karena senyumnya yang benar-benar tulus.
54Please respect copyright.PENANAQdJsRQu8RF
Aku mencoba tetap fokus pada ponsel, tapi perhatian aku terus tertarik pada interaksi mereka. Aku pun berdiri, mendekat ke arah sofa, pura-pura mengambil air minum di meja kecil dekat situ.
54Please respect copyright.PENANAY0QppdxoII
Istri aku melirik dan tersenyum kecil. Aku bertanya pelan,
“Ngobrolin apa sih, sampai senyum-senyum sendiri?”
54Please respect copyright.PENANA25F0eL1K13
“Hmm… biasa aja. Dia lucu. Nggak kayak yang lain-lain itu,”
katanya sambil menutup sedikit bagian layar.
54Please respect copyright.PENANA4ZkTdMKNoO
Aku tertawa kecil. “Dibawa santai aja, mah.”
54Please respect copyright.PENANA8KABcjErzW
Aku sempat menengok ke layar notebook-nya, dan membaca sebagian percakapan mereka:
54Please respect copyright.PENANA6WYGbhrCJv
Bryan: I love Asian women. Especially their skin… so smooth and soft.
54Please respect copyright.PENANA0R1yJpNRfX
My wife: Oh really?
54Please respect copyright.PENANAhBPIiWB6Ih
Bryan: Yes. How about you? Do you have soft skin too?
54Please respect copyright.PENANAmfTbcNytD0
My wife: I don’t know. You tell me?
54Please respect copyright.PENANA4KNhIS2yGa
Bryan: I’d love to. Can I see? Maybe just a little bit?
54Please respect copyright.PENANAKkGPObjFQZ
My wife: See what? Noooooo…
54Please respect copyright.PENANAnAKkQZyjh6
Bryan: Just your shoulder, maybe. Or your smile again. I love it.
54Please respect copyright.PENANAtMCz0iDZ36
Aku lihat istri aku menutup mulutnya dengan tangan, menahan tawa.
54Please respect copyright.PENANAhGByvhlA9U
“Dia mulai genit, ya?” aku bertanya setengah bercanda.
54Please respect copyright.PENANAOpRxiqRgwC
Istri aku mengangguk pelan, masih tersenyum malu. “Tapi nggak frontal sih… lebih kayak ngajak main-main aja.”
54Please respect copyright.PENANAllzTugXaN2
Aku tidak menjawab, hanya menatap layar sebentar sebelum kembali ke kursi aku. Tapi dalam hati, ada semacam getaran aneh. Bukan cemburu. Tapi seperti... rasa ingin tahu. Ingin tahu sampai sejauh mana percakapan ini akan berjalan. Ingin tahu sejauh mana istri aku akan bermain. Dan yang paling aneh, aku ingin dia melanjutkannya.
54Please respect copyright.PENANAPpMOZgG5P7
Entah kenapa, dalam permainan ini, aku merasa lebih dekat dengannya. Mungkin karena aku tahu sisi dirinya yang biasanya tersembunyi dari aku. Atau mungkin karena, dalam dunia digital yang serba tidak nyata, aku bisa melihat dengan jelas siapa dia saat tidak hanya menjadi istri aku tapi perempuan yang sedang digoda, dinikmati, dan tetap memilih untuk tersenyum kepada aku.
54Please respect copyright.PENANAugNY5IIxca
Dan sejauh ini… aku masih menikmati menjadi penonton di tepi layar itu.
54Please respect copyright.PENANAzNEX2WI5Jp
54Please respect copyright.PENANAgEpNzgyweZ
Jangan Lupa Follow dan Bookmark ya.
https://victie.com/novels/mengembalikan_gairah_rumah_tangga
ns216.73.216.154da2