
Hari-hari Arum setelah itu bagaikan kanvas yang baru dicat, penuh dengan warna-warna cerah yang sebelumnya tak pernah ia rasakan.
212Please respect copyright.PENANAXorXGkgF8w
Bukan hanya karena Arya adalah Fwb yang memuaskan secara fisik, tapi juga karena dia adalah pendengar yang tulus, teman bicara yang cerdas, dan sosok yang mampu memberikan rasa aman yang Arum dambakan. Hubungan mereka, meskipun tanpa label pacaran, terasa jauh lebih substansial daripada hubungan Arum sebelumnya. Tidak ada drama, tidak ada tuntutan berlebihan, hanya saling pengertian dan hasrat yang selaras.
212Please respect copyright.PENANA3NxEXV7qov
Setiap pagi, Arya akan mengirimkan pesan singkat, bukan godaan, melainkan sekadar ucapan selamat pagi yang tulus atau lelucon ringan yang berhasil memancing senyum di bibir Arum. Sesekali, dia akan menelepon di tengah hari, hanya untuk bertanya bagaimana pekerjaan Arum atau apa yang sedang ia pikirkan. Percakapan mereka bisa meluas ke mana saja, dari politik, buku, film, hingga filosofi hidup yang rumit. Arum merasa otaknya diasah, jiwanya terisi.
Arya bukan hanya memuaskan tubuhnya, tapi juga pikirannya.
212Please respect copyright.PENANAYzE0xxHKqU
"Kamu tahu, Arum, kamu itu kayak puzzle yang menarik," kata Arya suatu sore, saat mereka duduk di kafe langganan, menyeruput kopi dingin. "Semakin aku kenal, semakin banyak potongan yang terbuka, dan semuanya indah."
Arum hanya tertawa. "Aku kira aku cuma buku usang yang udah dibaca beberapa orang."
"Buku usang yang punya banyak kisah tersembunyi," balas Arya, menatap matanya dalam. "Dan aku suka membaca setiap babnya."
212Please respect copyright.PENANApPbsCR33iq
Sentuhan Arya di luar ranjang pun terasa berbeda. Dia tidak pernah meraba atau memegang tangannya secara agresif. Tapi sentuhan kecilnya seperti saat tangannya tak sengaja menyentuh punggung tangan Arum ketika mengambil cangkir kopi, atau saat dia menepuk bahu Arum sebagai bentuk dukungan. Selalu berhasil mengirimkan gelombang hangat ke seluruh tubuh Arum, itu adalah sentuhan yang penuh hormat, yang membuat Arum merasa dihargai sebagai manusia, bukan hanya objek seks.
Malam-malam di hotel menjadi ritual pelepasan. Arum tidak perlu lagi minum alkohol untuk menumpulkan perasaannya. Ia hanya perlu Arya. Setiap kali mereka bertemu, Arum akan mengungkapkan kebutuhannya dengan jujur.
212Please respect copyright.PENANAvNIlj2bJRW
"Aku butuh kamu, Arya. Aku butuh dipake." Dan Arya akan memenuhinya, dengan penuh perhatian, dengan desahan yang membalas setiap erangan Arum.
212Please respect copyright.PENANAwuzIYEiJ9T
Arya tahu bagaimana Arum suka diperlakukan, dengan sedikit dominasi, dengan kata-kata nakal yang memicu sisi terliar Arum, tapi selalu dibalut dengan rasa aman dan penerimaan.
"Kamu memang yang paling gila di antara semua wanita yang pernah aku temui, Arum," bisik Arya suatu malam, saat Arum merangkak di atasnya, mengendalikan tempo. "Aku suka kamu yang nggak tahu malu kayak gini."
"Aku memang nggak tahu malu sama kamu, Arya," jawab Arum, mendesah keras. "Kamu bikin aku nyaman jadi binal."
212Please respect copyright.PENANA3LnUo61RxU
Orgasme demi orgasme datang silih berganti. Arum tidak pernah merasa sepuas ini, sehidup ini. Tubuhnya terasa ringan, pikirannya jernih. Dia bisa kembali bekerja dengan semangat, menghadapi apapun dengan senyum, dan tidak lagi merasa kosong. Arya adalah jawaban untuk kebutuhannya, bukan pelarian, melainkan sebuah realita yang ia pilih dengan sadar.
212Please respect copyright.PENANAwLz1HZQyKS
Mereka bahkan memiliki sebuah perjanjian kecil yang mereka patuhi dengan ketat:
212Please respect copyright.PENANA5LUCY8iJSj
“Tidak ada yang boleh hilang kabar lebih dari 24 jam.”
212Please respect copyright.PENANAFUUKSweELx
Ini adalah dasar kepercayaan mereka dalam hubungan tanpa label ini. Jika salah satu akan sibuk atau tidak bisa membalas chat, mereka akan saling memberitahu sebelumnya. Ini membuat Arum merasa tenang, sebuah jaminan bahwa ia tidak akan ditinggalkan tanpa kejelasan seperti yang sudah-sudah.
212Please respect copyright.PENANAWYabb5brNd
"Pokoknya, kalau ada apa-apa, sekadar kirim titik atau emoticon aja, ya," kata Arya suatu malam. "Biar aku tahu kamu aman, Arum. Jangan bikin aku khawatir."
"Iya, Arya. Kamu juga ya. Jangan tiba-tiba ngilang," jawab Arum, mencium keningnya.
212Please respect copyright.PENANAkSeCgJwK5z
212Please respect copyright.PENANArvQ2IR9VrD
212Please respect copyright.PENANAjYefizBKTj
***
Baca kisah lengkapnya dari profile penulis
ns216.73.216.100da2