
Irama Egianus mengentot dan mengenthu Atik semakin intens, RPM-nya terus meningkat, sementara napas Atik tersengal-sengal saat dia merasakan otot-ototnya menegang di sekeliling selangkangannya, menandakan pelepasan orgasmenyanya yang akan segera terjadi lagi. Egianus menggenjot lebih dalam, lebih keras, lebih kasar, lebih brutal, membuat Atik semakin dekat dengan klimaks yang berikutnya; tetapi Egianus masih jauh dari klimaksnya sendiri. Saat orgasme Atik menguasai tubuhnya hingga bergetar-getar dan kelojotan tak karuan, Atik tidak dapat menahan desahan dan teriakannya. Seluruh tubuhnya kejang-kejang, vaginanya semakin menjepit penis hitam Papua Egi seakan seperti hendak memerahnya seperti memerah susu sapi.
SLEP SLEP SLEP SLEP PLAK PLAK SLEP SLEP PLOK PLOK PLOK SLEP SLEP PLOK!!!
“AH Ah Ah Ah Ah AAAAAAAAAAAHHHHHH” Atik terus mendesah dan menjerit.
Stamina Egianus seolah tak terbatas, seperti tidak kenal lelah. Genjotannya terhadap memek Atik tidak melambat, tidak memberinya kesempatan untuk mengatur napas. Dia tenggelam dalam nafsu yang telah mendidih selama berminggu-minggu untuk menghajar memek wanita muslimah Jawa berhijab itu. Dia telah melihat cara Atik memandang para pria Papua, bagaimana mata Atik terpaku pada penis mereka saat dia pikir tidak ada yang melihat. Egianus tahu kalau Atik berhasrat dengan pria Papua dan menginginkan diperkosa seperti ini, dan dia akan memberikan fantasi Atik padanya dengan cara yang tidak akan pernah dia lupakan.
”Aaaaahhhh……. oohhhh…. aahhkkhhhh… ooohhhhh…..”, desah dr. Atik.
Selama dua jam berikutnya, Egianus mengentot Atik dengan stamina seperti banteng dan gorila. Penisnya seperti piston, terus menerus menusuk vagina Atik, tak pernah memberinya jeda sedikit pun. Tubuh Atik dipenuhi kenikmatan dan seperti tersengat listrik saat ia mencapai klimaks lagi dan lagi, setiap puncak lebih tinggi dari sebelumnya. Atik belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya, bahkan dengan suaminya sendiri selama beberapa tahun menikah. Atik pernah mendengar kalau stamina pria Papua kuat, dan kini ia mengalaminya sendiri. Kontol hitam Papua Egianus juga tiga kali lebih panjang dari kontol Jawa suaminya.
"Eeeeeeeeeeeeeehhhhhhhhh oooohhhh ooooohhhhhhhh ooooohhhhhhhh Ohhhhhhhh... aaaaaaaahhhhhhhhhhhh... aaaaaaaahhhhhhhhhhhhh!" desah Atik.
Ciuman Egianus kasar dan liar, giginya sesekali menggigit bibir Atik dan bagian tubuhnya yang lain. Berkali-kali Egianus meludah ke dalam mulut Atik dan memaksa wanita Jawa itu menelannya. Kehangatan asin bercampur dengan ludah Atik sendiri saat ia tersedak dan menelan. Lidah Egianus menggali dalam untuk mengklaim setiap inci mulut dan bibir Atik. Tangannya menjelajahi seluruh tubuh Atik, meremas-remas payudaranya dengan ganas yang membuatnya memar dan sensitif, memilin-milin dan memelintir putingnya hingga yang menambah sensasi kenikmatan yang mengalir hingga memeknya.
“"Uhhhh aaaghhhh aaaahhh uuughh ahhhh!!! "
CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT CROOOOOOOTTTT!!!! 💦💦💦💦” Cairan cinta semakin membanjir keluar dari memek Atik.
Pria muda Papua itu tampaknya tahu setiap titik yang bisa membuat Atik mendesah dan menjerit, setiap tombol yang bisa membuatnya terjerumus ke orgasme demi orgasme berikutnya. Dengan setiap genjotan, penis kontol hitam besar Papua Egianus masuk lebih dalam ke dalam vagina Atik, bahkan menggedor mulut rahimnya, menjebol keperawanan kedua Atik, memberinya rasa sakit yang berubah menjadi kenikmatan aneh yang membuat ketagihan. Atik merasakan seluruh tubuhnya kembali menegang, memek dan rahimnya terus berupaya mengatur ulang dirinya sendiri untuk mengakomodasi ketebalan dan panjang kontol Egianus.
"Hmmmmpffffff... mmphhhfff... uhhhhhhh... mmphhhffhhhhh... mmphhhfff... uhhhhhhh"
Genjotan pria Papua itu brutal luar biasa, membuat Atik mencapai klimaks setiap tiga menit, tubuhnya bergetar tak terkendali saat kontol hitam besar Papua itu menghantamnya dengan irama yang tak henti-hentinya meningkat. Ciuman dan jilatan Egianus ke bibir, mulut, susu, dan sekujur tubuh Atik semakin intens; ludahnya bercampur dengan keringat dan cairan tubuh Atik saat ia menguasai mulutnya. Ia tidak hanya menciumnya, ia menguasainya, lidahnya menggali dalam, air liurnya menetes ke dagu Atik saat ia meludah ke dalam mulutnya berkali-kali, rasa genjotan dan permainan Egianus yang brutal dan erotis membuat Atik semakin gila. Tubuh Atik merespons, pinggulnya terangkat untuk menyambut setiap hantaman Egianus, vaginanya menjepit di sekeliling penisnya seolah berusaha menahannya di tempat. Atik pun orgasme lagi untuk kesekian kalinya yang sudah tidak terhitung lagi.
“PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK PLOKKK!!!”
Bersambung
ns216.73.216.166da2