Iwao masih berdiri di samping makam Om Yosh, beberapa anak buahnya terlihat berada di sekitar makam, menjaga bos besarnya itu dari berbagai macam ancaman. Satu hari yang lalu Iwao beserta beberapa anak buahnya dan Yakuza pilihannya menginjakkan kaki di Indonesia. Setelah mendapat informasi akurat dari sumber di Indonesia tentang keberadaan makam Om Yosh di Bandung, segera Iwao dan rombongan meluncur ke tempat yang dimaksud.
Kematian Om Yosh menyisakan duka yang mendalam bagi Iwao, apalagi kematiaannya terkait langsung dengan tugas yang diberikan oleh Iwao pada Om Yosh. Iwao merasa sangat bersalah, apalagi pembunuh OmYosh adalah orang kepercayaan Iwao, Sato.
"Maafkan Aku Yoshi..." Kata Iwao sambil membungkukan badannya tepat di atas makam Om Yosh, melihat hal itu anak buah Om Yosh juga melakukan hal yang sama.
"Aku tidak akan membuat kematianmu menjadi sia-sia." Ucap Iwao kembali. Seorang anak buah Iwao terlihat mendekati Iwao dengan tergesa-gesa.
"Bos, Kami sudah berhasil menemukan keberadaan Haruka dan Rama." Kata anak buah Iwao tersebut, raut wajahnya terlihat begitu khawatir.
"Bagus, dimana mereka berdua?" Tanya Iwao.
"Mereka sekarang berada di Yogyakarta, di rumah Ibu Ariyani."
"Hmmmmm....Bagus."
"Tapi Bos...Ada berita buruk yang harus Anda ketahui." Ucap anak buah Iwao.
"Berita buruk? Apa maksudmu?" Tanya Iwao bingung.
"Kami mendapat berita jika Ibu Ariyani terbunuh...."
Iwao terperanjat kaget, lututnya bergetar hebat, kabar tadi seperti sambaran petir di siang bolong. Mantan istrinya telah tiada.
"Apa??!! Siapa yang melakukannya?!! Sato???!" Tanya Iwao geram.
"Bukan Tuan, tapi Hithomi yang melakukannya." Jawab sang anak buah.
"Apa???!!!!" Iwao terlihat sangat terkejut, tubuh rentanya tiba-tiba terhuyung kemudian jatuh ke tanah.
"Bos!!!" Teriak beberapa anak buah Iwao, mereka berusaha menolong Iwao.
"Ya Tuhan!!! Apa yang telah Aku lakukan??!!!" Teriak Iwao kencang, air matanya meleleh membasahi pipi keriputnya.
"Dimana sekarang Hithomi berada?" Tanya Iwao, suaranya masih terdengar bergetar.
"Saya mendapat informasi jika Hithomi sudah berada di Yogyakarta, besar kemungkinan jika dia sekarang juga memburu Nona Haruka. Saya khawatir jika dia sudah lebih dulu menemukan Nona Haruka...dan.." Sang anak buah tidak berani melanjutkan kalimatnya.
"Kita berangkat ke Yogyakarta sekarang, kita harus mencegah Hithomi melakukan sesuatu yang buruk pada Haruka!!" Perintah Iwao.
"Baik Bos!!!" Jawab anak buah Iwao serempak.
Iwao merasa hancur saat ini, sebuah tragedi besar sudah terjadi akibat kerakusanya terhadap kekuasaan, dan besar kemungkinan tragedi yang lebih besar akan terjadi jika dia tidak segera mencegahnya.
***
55Please respect copyright.PENANATuBcH3z9hY
"Kau semakin cantik Haruka." Ucap Hithomi setelah menenggak segelas sake.
Haruka duduk di sebuah kursi kayu, kaki dan tangannya terikat oleh seutas tali sementara mulutnya disumpal oleh sebuah kain lusuh. Kedua mata gadis Jepang ini berlinang air mata, terlebih mayat Kakek Dasuki terlihat jelas di hadapannya, tergeletak dengan bersimbah darah tepat di bawah kursi yang dia duduki.
Sementara kekasihnya Rama sudah jatuh tertelungkup tak jauh dari tubuh Kakek Dasuki, pria tampan itu pingsan setelah dihajar habis-habisan oleh anak buah Hithomi yang berjumlah tak kurang dari dua puluh orang.
"Kau tau Haruka jika Ibumu baru saja meninggal?" Tanya Hithomi dengan ekspresi dingin.
Sontak Haruka sangat terkejut setelah mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Hithomi. Baru beberapa saat yang lalu dia mendapat kabar baik bahwa Ibunya belum meninggal, tapi sekarang Hithomi menggantinya dengan sebuah kabar buruk. Haruka mencoba untuk tidak mempercayai apa yang dibicarakan oleh Hithomi, dia tau betul wanita macam apa yang tengah menyanderanya itu.
"Hmmmm, jika saja kau tau apa yang telah Ibumu lakukan Haruka. Hahahahahahahah!" Kata Hithomi sambil terbahak-bahak.
"Wanita murahan itu telah tidur dengan calon suamimu ! Iya, Sato ! Dua orang yang sama-sama punya nafsu bejat !" Hithomi berdiri dari tempat duduknya, perlahan dia menghampiri tubuh Haruka.
"Tapi tenang saja Haruka, keduannya telah lenyap dari muka bumi ini!" Kata Hithomi sebelum melepaskan kain lusuh yang menyumbat mulut Haruka.
"Kau bohong!!!" Teriak Haruka sambil mencoba melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya.
"Hahahahahahah! Terserah apa katamu Haruka, tapi ini akan cukup membuktikan ucapanku!"
Hithomi menunjukkan layar gadgetnya pada Haruka, terlihat Sato sedang menindih tubuh Ibu Haruka, dari ekspresi yang terlihat sangat jelas jika foto itu diambil saat keduanya sedang bersetubuh.
"Aku tidak percaya!!" Teriak Haruka sekali lagi, mencoba menyangkal apa yang baru saja dia lihat.
"Terserah Kau saja Haruka, tapi yang pasti keduanya sudah mati dan mungkin saja kalian akan bertemu setelah ini. Hahahahahah!" Hithomi kembali tertawa lebar, seolah dirinya begitu bahagia hari ini.
"Lepaskan aku!" Kata Haruka sambil kembali mencoba memberontak dari tempat duduknya, mencoba melepaskan lilitan tali dari tubuhnya, tapi usaha itu sia-sia.
"Tenang Haruka, semua ini akan berlangsung sangat cepat, Kau hanya perlu menikmati pertunjukan yang sebentar lagi terjadi." Ucap Hithomi.
"Apa maksudmu?" Tanya Haruka bingung.
"Kau pasti juga belum tau jika kekasihmu itu adalah seorang pekerja seks? Iya benar, dia adalah seorang gigolo."
Haruka seperti disambar petir disiang bolong, setelah menghantam dengan cerita kematian Ariyani, kini Hithomi kembali mengejutkan Haruka dengan cerita tentang pekerjaan Rama sebagai gigolo. Haruka memang pernah melihat Rama berhubungan sex dengan wanita lain, tapi dia sama sekali tidak akan pernah menyangka jika Rama adalah seorang gigolo.
"Aku sama sekali tidak mempercayai semua yang Kau ucapkan!" Kata Haruka penuh emosi.
"Hahahahaha!! Terserah, Aku juga tidak minta untuk Kau percaya anak pelacur!!"
PLAK!!!
PLAAAK!!!
Dua tamparan keras Hithomi mendarat telak di pipi Haruka, gadis Jepang itu seketika meringis kesakitan, darah segar mengalir di sela-sela bibirnya.
"Sekali lagi berani berkata keras kepadaku maka akan kubunuh Kau!!" Hardik Hithomi murka.
"Bos, Iwao menelepon." Kata salah seorang anak buah Hithomi sambil menyodorkan telpon genggam pada Hothomi.
"Kau lihat anak pelacur?? Ayahmu sebentar lagi pasti akan merengek, memohon kepadaku agar tidak membunuhmu!" Ucap Hithomi penuh kesombongan.
55Please respect copyright.PENANAdfrKeKfk2F
***
55Please respect copyright.PENANAEHCO5LIxRC
"Kenapa Kau tidak berterus terang pada Hithomi?" Kata Kubo dengan sedikit meradang.
"Aku harus mengatakan semuanya pada Hithomi saat kami bertemu." Jawab Iwao, wajah rentanya memancarkan keraguan.
"Ini akan sangat berbahaya Iwao." Ucap Kubo sambil membuang pandangannya keluar jendela pesawat.
"Aku tidak menyangka jika Hithomi akan senekat ini, harusnya dulu Aku tidak menyerahkannya pada Endo. Ini semua adalah kesalahanku!!!" Kata Iwao mengutuk dirinya sendiri.
"Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri, Endo yang merubah Hithomi menjadi monster seperti sekarang." Kubo mencoba menenangkan perasaan Iwao yang tak menentu.
"Jika saja dulu Aku tidak membunuh Endo, semua ini pasti tidak akan terjadi." Iwao menyesalkan tragedi 10 tahun yang lalu saat dengan tangannya sendiri dia membunuh Endo.
"Jika Kau tidak membunuhnya, maka Kau yang akan dihabisi oleh Endo! Aku tau betul bagaimana watak Endo, Kau juga tau jika dia tidak hanya mengincar kekuasaan klan kita tapi juga kedua putrimu!!!"
"Semua ini salahku Kubo, Aku membiarkan putriku membunuh ibu kandungnya sendiri!"
"Cukup Iwao!! Kita akan menghentikan ini semua, berhenti untuk terus menyalahkan diri sendiri! Kau harus tenang untuk bisa menyelesaikan masalah ini." Kubo kembali mencoba menenangkan Iwao.
ns216.73.216.116da2