Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, kegiatan rutin harianku hanya pergi ke sekolah. Berangkat pagi, pulang sore, malam begadang, menjelang pagi tidur. Tak ada yang istimewa dalam hal kegiatan. Pacar pun sudah jadi mantan. Yang buat spesial di masa mudaku ini cuma ibu. Ibu yang memberi pengalaman... Disini aku masih belum bisa menilai pasti entah itu pengalaman yang enak atau justru sebaliknya. Disisi lain diriku marah, tapi di sisi yang lainnya lagi seperti merasa puas.
1116Please respect copyright.PENANAr2kZi835n2
Untuk pertama kalinya, semalam aku melihat ibu bermasturbasi seperti itu membuatku selalu terbayang dikepala tentang seperti apa ibu. Ibarat sekarang ibu mempunyai dua sisi dunia. Sisi cerah dan sisi gelap. Karna itupun juga, aku mulai memikirkan bagaimana aku bisa ikut masuk ke sisi gelap ibuku sendiri dengan cara menyelidiki dan memantau setiap aktivitas ibuku. Mungkin bagi orang lain, “buat apa?”. Ya, ya kalau itu berjalan secara normal, disini... Dihidup ibu terdapat sebuah penyimpangan masalah dan alasan itu yang membuatku berpikir untuk bisa masuk juga ke dalamnya.
1116Please respect copyright.PENANAkIZWfRsZXW
“Bagaimana caraku untuk mengikuti bayangan ibu?”, ya sampai sekarang, di rooftop sekolahpun aku masih memikirkannya. Ditambah pula dengan pikiranku yang penuh juga oleh Anis. Gadis paling cantik di sekolah ini dan gadis yang menjadi idamanku banget. Sampai sekarang aku pun belum bisa menangkap bayangan Anis.
1116Please respect copyright.PENANAiSh6gaFTuD
“hhaaahhhh... Hidup memang selalu rumit”, gerutuku sambil menghembuskan asap rokok. Kapan aku menjadi anak nakal seperti ini? Merokok di sekolah. Itu bukan karena siapa tapi karna diri sendiri yang sadar tak sadar karena ibu.
1116Please respect copyright.PENANAoYc11HXfsd
Jam tangan ditanganku menunjukkan pukul 12.30 yang berarti di bawah jam pelajaran sedang berlangsung. Aku bolos kelas.
1116Please respect copyright.PENANAgZPU1UwMvn
“kriiieetttt!!”, pikiranku buyar dan mematikkan rokokku setelah mendengar suara pintu besi rooftop ini terbuka. Saat ku lihat ke belakang seseorang telah menatapku dengan tatapan marah bercampur kecewa.
1116Please respect copyright.PENANAXdbqzCeDLe
“Kapan kamu jadi anak bandel seperti ini, nak?!”, ya... Itu ibuku. Bukan, dia guru BK sekolahku. Ini sekolah, bukan rumah jadi perempuan itu kuanggap guruku.
1116Please respect copyright.PENANAM7sW7huNM5
“anuuu.... Maaf, bu... Tadi lagi nyari angin”. Ucapku bangkit sambil membersihkan debu di celana dan bajuku. Ibuku berjalan kearahku.
1116Please respect copyright.PENANANzYF2ndubH
“PLAK!!!”, sebuah tamparan mengenai pipiku. Itu tamparan pertama dalam seumur hidupku yang pernah aku dapatkan oleh ibuku sendiri. Aku kaget bukan main. Aku berdiri mematung tak bisa berbicara. Sungguh ini rasanya sakit, jauh lebih sakit pas pertama kali merasakan yang namanya patah hati.
1116Please respect copyright.PENANAXAVQCHXz6P
“Sejak kapan kamu merokok dan suka bolos gini?!”, cerca ibu lagi. Aku berniat berbicara walau susah, tapi belum keluar suara A dan B malah di timpal lagi oleh ibu. “Ibu besarin kamu pake kasih sayang supaya kamu jadi anak baik-baik, gas. Bukan jadi anak yang suka bolos pas sekolah sama jadi anak yang suka merokok”. Aku sama sekali tak diberi kesempatan oleh ibu untuk berbicara. Jujur, disini aku malah mulai merasa emosi juga, tapi aku mencoba untuk menahannya karna dia ibuku.
1116Please respect copyright.PENANAq70MIMGJ6R
Ibu terus berbicara ini dan itu dan aku hanya mendengar dalam kesal. Selama kegiatanku mendengarkan omongan ibu yang entah kenapa tak bisa kuterima, aku tak sadar beberapa kali mengumpat di hatiku soal ibu. “Ibu besarin Bagas pake kasih sayang? Itu memang benar, bu. Tapi di belakang Bagas ibu selalu besarin Bagas pake kekerasan mental”.
1116Please respect copyright.PENANAqvGhG4bx8d
“ibu bilang Bagas bandel gara-gara merokok di sekolah dan bolos jam kelas dan karna masalah itu ibu marah, kecewa sama bagas dan sampai-sampai Bagas ibu tampar?”
“terus Bagas harus gimana pas liat ibu dipakai sana, dipakai sini tanpa pernah melawan dengan serius , malah menikmati dan bahkan kemarin siang dengan kepala mata Bagas sendiri ibu sedang bersetubuh dengan pak Tino, Bagas pun tetap diam tanpa marahi ibu dan sikap ibu pun biasa saja tak merasa bersalah”. “sebenarnya disinilah yang bermasalah itu ibu, bukan bagas!”. Aku terus mengumpat dalam hati.
1116Please respect copyright.PENANA8eHaJ5hozO
Aku berjalan mulai meninggalkan posisiku. “bagas! Mau ke mana kamu?! Ibu belum selesai ngomong sama kamu”. Tapi aku tetap melanjutkan langkahku, “ah ngentot!”. Pikiranku benar-benar sedang dikuasai oleh emosi, maka dari itu aku lebih memilih untuk pergi daripada aku berbuat yang tak diinginkan secara tak sadar.
1116Please respect copyright.PENANAyiZhbmr5uE
Sejak kejadian siang tadi di rooftop sekolah, aku tak pulang ke rumah. Aku sekarang berada di rumah Dion, tepatnya berniat untuk bermalam disini sembari menenangkan pikiran. Ya, aku juga sadar betul bahwa disini aku juga salah karna merokok dan bolos sekolah tapi.... Aaaahhhhh!!!!
1116Please respect copyright.PENANAi1NowMHvvJ
Berkali-kali juga hp ku berdering tapi selalu kubiarkan. Bahkan beberapa kali pun tertera nama ayah yang ikut daftar panggilan tak terjawab. Hingga aku mulai berpikir kalo aku terus seperti ini, aku tak ada bedanya dengan anak kecil dan aku coba untuk mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh ibu di telepon.
1116Please respect copyright.PENANA9YggUzx7Uc
Saat ku angkat panggilan ibu, yang aku dengar pertama kali... Hening. “Bukannya ibu mau ngomong?”, pikirku. Kutunggu hingga mungkin empat atau lima detik kemudian suara ibu terdengar setelah sebelumnya terdengar suara orang seperti berbisik.
1116Please respect copyright.PENANAf991yULpft
“Kamu dimana, nak?”, tanya ibu lembut. Saat itu juga aku tak langsung menjawab pertanyaan ibu. “ada dirumah teman”. Aku yang masih ada rasa emosi hanya menjawab singkat. Hening. “ibu minta maaf soal tadi siang, nak. Maaf in ibu”.
1116Please respect copyright.PENANAi8PnOeABEn
“Ayo terus berbicara”, terdengar suara lain ditelepon ibu. Itu seperti suara ayah dan aku yakin suara ayah, suaranya mirip.
1116Please respect copyright.PENANAisXqfD5eim
“Aku ingin berbicara dengan ayah, bu”, aku saat itu mencoba untuk mengalihkan topik karna jujur memang aku masih agak malas berbicara dengan ibuku. Dati ibu kembali hening beberapa detik dan sekarang sedikit lama dari sebelumnya.
“Ayahmu baru saja masuk kamar mandi, nak. Baru pulang kerja soalnya. Disini ibu yang mau berbicara sama kamu, nak. Tolong maaf in ibu”. Aku menghela nafas, “maaf, bu. Malam ini aku menginap dirumah temanku dan malam ini aku tak pulang”. Setelah kuucapkan itu, langsung kumatikan panggilan secara sepihak. Setelah itu sampai tiga puluh menit berlalu ibu tak menelepon ku lagi. Kulirik ke arah kasur ternyata Dion sudah tertidur dengan pulas. Kunyalakan ho ku dan ternyata sudah jam sebelas malam.
1116Please respect copyright.PENANADUUxpEQLU0
Saat aku bangkit dari lantai ingin tidur hp ku berdering kembali. “Ayah memanggil”, tulisan tertera di layar touch screenku.
1116Please respect copyright.PENANAFHuVBWQNEa
“ada apa, yah? Aku malam ini menginap dirumah teman”, ucapku pertama kali.
“oh iya-ya gapapa. Udah bilang sama ibu?”. What? Apalagi ini?
1116Please respect copyright.PENANA61UtW2ZVSO
“Ayah hari ini ada lemburan, nak. Tadi niatnya bapak mau minta tolong buat anterin berkas ke tempat teman ayah tapi kamu bilang lagi menginap di rumah teman. Yaudah gapapa, ayah pakai pengiriman ojek Online saja”. Aku yang mendengar ucapan ayahku hanya bisa diam. “hey, nak! Ayah lagi bicara malah dicuekin”. Aku kembali tersadar dari lamunanku. Oh iya untuk pekerjaan jelas ayahku itu Security tapi juga rangkap sebagai Bodyguard salah satu keluarga terkaya dikotaku ini.
1116Please respect copyright.PENANAne4beTAyeT
“eh, ii. Iya, yah maaf”, aku berpikir soal ibu. “yaudah kalo gitu ayah tutup teleponnya dulu ya, nak”.
1116Please respect copyright.PENANArbIlzICRam
Bingung dan rasa adrenalinku tiba-tiba muncul kembali. Ayah barusan bilang belum pulang dan harus lembur. Sedangkan tadi pas ibu telepon ada suara ayah dirumah. Ini ada yang ga beres lagi pastinya.
1116Please respect copyright.PENANAh4HCmmW6l8
Aku mengambil jaket milik Dion dan kunci motorku dengan berhati-hati supaya Dion tak bangun akibat kegaduhan yang aku buat. Syukurlah orang tua Dion sudah tidur.
1116Please respect copyright.PENANArs3I7y9eCm
Aku membuka gerbang rumah Dion dengan sangat pelan, mencoba melakukannya tanpa menimbulkan bunyi yang terlalu keras. Aku pun menyalakan motorku agak jauh dari rumah Dion. Setelah motorku menyala, aku langsung memacu kuda besiku ke rumahku sendiri untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di rumah.
1116Please respect copyright.PENANAzJwUFPaXt2
Rumahku sudah sangat dekat dan aku putuskan untuk menitipkannya motorku di warkop depan gerbang kompleksku yang kebetulan memang warkop ini tutup sampai jam 4 pagi. “bang, izin naruh motor ya. Udah malam soalnya, kalo ketahuan pulang jam segini bisa kena kena semprot gw”, ucapku berdalih. “santai, kaya sama siapa aja lu”.
1116Please respect copyright.PENANAXMsTKBJCZY
Aku berjalan dari depan kompleks sampai rumahku. Saat aku mengintip dari gerbang rumahku, ternyata di dalam terparkir sebuah motor bebek yang aku tak tau siapa pemiliknya. Aku mencoba memanjat pagar besi rumah untuk menyelinap masuk. Aku coba cek sebentar siapa tau aku tau motor tersebut, tapi ternyata aku memang tak tau itu motor siapa.
1116Please respect copyright.PENANA85jwnouMuZ
Baru berjalan beberapa langkah, tepatnya didepan pintu. Aku melihat tas jinjing yang ibu pakai untuk mengajar disekolah tergeletak. Ruangan depanku gelap. Kucoba putar handle pintu yang ternyata sama sekali tak dikunci. “ini ibu lagi ngapain sih?!” gerutuku.
1116Please respect copyright.PENANADk0R2Fi4cS
Kututup pintu dengan sangat perlahan karna bunyi sedikit pun dirumah ini pasti bakal terdengar. Aku melangkah dirumah sendiri layaknya seorang pencuri. Aku cek seluruh lantai bawah ternyata nihil. Bahkan, aku cek di kamar ibu pun tak ada orang. Yang tersisa kini hanyalah tinggal lantai atas, yaitu kamarku dan kamar tamu.
1116Please respect copyright.PENANAr0rPTcQdFr
Baru setengah jalan di anak tangga, aku bisa melihat dengan jelas bahwa lampu kamarku menyala dan saat aku cek ternyata memang pintu kamarku sedikit terbuka.
1116Please respect copyright.PENANA6LmlFrsD94
Sesampainya di lantai kedua aku mendengar samar-samar ada dua suara yang lain bersahutan. “kalau aku liat lewat pintu bisa ketahuan nih, mending lewat luar”. Aku berjalan menuju tempat jemuran dan lewat samping untuk mengintip lewat jendela kamarku. Dan disini aku kembali terpaksa dibuat untuk menahan nafas.
1116Please respect copyright.PENANAiFsrUUzkXK
Dikamarku, ibu sedang telanjang bulat di atas kasur tidurku dengan posisi menungging bersama seorang pria yang sama-sama telanjang juga tengah memaju mundurkan pantatnya ke pantat ibu. Pria gondrong terlihat urakan tengah menikmati tubuh ibuku. Siapa dia?
1116Please respect copyright.PENANAB9R6hmVrdb
“Oohhhh.... Memekmu enak sekali, bu. Beruntung banget saya tadi sore bisa dapat pelanggan ojek model ibu gini. Ssshhh.... Oowwhhh....”. “pelanggan lain bayar pake duit, ibu bayar pake memek. Aahhhhhh.... Sedapnya...”, ucapnya sambil memegangi pinggang ibuku dan pantatnya terus memaju mundurkan penisnya di vagina ibuku.
1116Please respect copyright.PENANAjTmM2u87F1
“ibu sudah sering ngentot sama selain suami, ibu?”, tanyanya sambil terus menggenjot. “iii...yyaaahhhh... Pakk...”
1116Please respect copyright.PENANA8jl9cI6jac
next part II
ns216.73.216.100da2