Rasanya aku ingin menghilang selamanya dari dunia saat ini juga. Ditertawakan BL memang memalukan dan menjengkelkan, tapi bila Aheng juga ikut menertawakanku mau dikemanakan harga diriku? Oh, papa, kenapa nasibku menyedihkan begini?
1131Please respect copyright.PENANApDPziKh73H
“Orgasme itu enak kan?”
1131Please respect copyright.PENANAJIfMGY8c6f
Aku menggeleng pelan. Tentu saja enak, tapi aku malu mengakuinya.
1131Please respect copyright.PENANA6nnfG57jy0
“Dasar cewek. Munafik. Ayo, turun.”
1131Please respect copyright.PENANALbr2Dk5osW
Aku yang tidak mau bergerak didorongnya dengan kasar hingga nyaris nyungsep ke lantai. Untung saja Aheng berbaik hati menahan pundakku. Namun gorila itu lalu memaksaku berlutut menghadap majikannya yang tengik. Kont*l BL yang setengah tegang mengacung di depan hidungku.
1131Please respect copyright.PENANAxtUg6hP8Ri
“Jangan berlagak jijik. Apa kau lupa, ini yang membuatmu ketagihan masturbasi?”
1131Please respect copyright.PENANAzwWGzLeLYd
Aku ragu. Aku benci kont*l ini, tapi juga rindu padanya. BL yang tak sabar melihatku diam saja, menyuruh Aheng untuk membantuku.
1131Please respect copyright.PENANADLmIKkHmTP
“Oooh… Hhhh…”
1131Please respect copyright.PENANAdxKfsNkNGb
Aku mendesah nikmat saat tangan Aheng menyelonong di sela-sela kakiku dari belakang untuk menggosok klentitku. Tangan satunya mengarahkan kepalaku hingga mulutku yang terbuka mencaplok kont*l BL.
1131Please respect copyright.PENANAxD4iOWjb1H
“Mmmm…”
1131Please respect copyright.PENANAkAJhwbLtT3
“Bagus. Jilati bagian kepalanya. Auch! Jangan pakai gigi dong! Heng!”
1131Please respect copyright.PENANAhAvJaUiuzB
“Mmmph!”
1131Please respect copyright.PENANADYTPdrY561
Tubuhku terlonjak maju karena Aheng mendadak memencet klentitku kuat-kuat seperti sedang memites kutu saja. Aku megap-megap nyaris tersedak karena kont*l BL melesak masuk menonjok anak tekakku dengan telak.
1131Please respect copyright.PENANAH6kTUzyyHR
BL terus memberi instruksi bagaimana cara mengoral dengan baik dan benar. Tak hanya batang penisnya, kedua buah pelirnya juga harus kujilati. Dia mendesah nikmat saat aku mengemut kepala kont*lnya dengan getol. Bila gigiku tak sengaja menyentuh kont*l atau pelirnya.
1131Please respect copyright.PENANAVGbQBkQQWd
BL langsung berteriak ‘Heng!’ dan Aheng pun menjepit kacangku dengan keras hingga aku mengernyit kesakitan. Setelah kont*lnya mengeras, Bl memakai kondom. Kali ini polos dan tipis sekali. Aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya lagi seperti tadi.
1131Please respect copyright.PENANAUlxllsF4AF
“Aaaaghh!!…. Oooaaaah!!”
1131Please respect copyright.PENANAHp5QkyI8LO
Aku menjerit kaget bercampur sakit saat kont*l keras itu mencoblos anusku. Lubang duburku belum terbiasa juga disodomi meski sudah berulangkali mengalaminya. Namun rasa sakitku perlahan berubah menjadi nikmat karena BL kembali mengelus-elus klentitku lagi.
1131Please respect copyright.PENANAW2J4r8pRsa
“Kau kepingin mencoba kont*l Aheng kan? Ayo, Heng.”
1131Please respect copyright.PENANAo9AuqfEPr6
“Aku ngga…. agh….Agh… mau…”
1131Please respect copyright.PENANAgIVdZs5e1U
“Emut kont*lnya. Ayo, Heng.”
1131Please respect copyright.PENANAa9CEmtIGUq
Aheng meraih kepalaku ke arah kont*lnya dengan mantap hingga hidungku menumbuk hutan jembutnya. Bibirku terasa geli saat menyentuh gumpalan daging lembek yang berbau pesing. Aku nyaris tak bisa bernapas setelah tubuhku terdorong ke depan. Perlahan tapi pasti aku mulai menjilat dan mengulum penis buntung itu sembari menggelinjang.
1131Please respect copyright.PENANA5WYqshrhcf
BL terus merangsangku dengan ganas. Jari-jari kanannya mencubit, menggaruk dan mencongkel klentitku sedang tangan kirinya memerah payudaraku kiriku. Lidahnya menjilati pungungku sembari sesekali menggigitinya. Sementara itu pantatnya terus menghentak ke atas sehingga kont*lnya bagai pasak yang memaku pantatku.
1131Please respect copyright.PENANA9lAF2nIZYg
Aheng sepertinya lupa kalau penisnya sudah tidak utuh. Dengan penuh semangat, dijambaknya rambutku dan dinaik-turunkannya kepalaku. BL mulai membuat cupang di leher dengan getol hingga aku tersedak. Tapi mereka tak juga berhenti sampai tubuhku tergencet. Erangan kami bertiga bersahutan dan menggema di kamar mandi.
1131Please respect copyright.PENANAH6ysqYAoeg
Mendadak BL menarik tubuhku dan menurunkanku hingga berlutut di lantai. Dia melakukannya tanpa mencabut kont*lnya. Aku sudah lupa berontak. Aku menurut saat dia menyuruhku bergeser. Aku mendesah nikmat begitu kedua tangan BL kembali merambah payudara dan klentitku.
1131Please respect copyright.PENANAz0xzbTIDPA
Mataku merem-melek menikmati semua ini meski perlakuan mereka makin kasar. Sodokan kont*l BL makin dalam dan payudaraku sakit. Hidungku terasa makin pesek karena ditekan kuat-kuat oleh Aheng ke bagian bawah perutnya. Air liur berceceran menetes dari mulutku.
1131Please respect copyright.PENANAmPKxguZr3R
1131Please respect copyright.PENANAJfeL67U8X9
Mendadak Aheng menggeram keras dan kurasakan ada cairan asin mengalir dari lubang kecil di tengah penis buntung itu. Aku sendiri mengerang tanpa henti sambil mengempot tampon raksasa dalam tubuhku sekeras mungkin.
1131Please respect copyright.PENANATi5msJUWbN
Melihat Aheng melepaskan kepalaku, BL menjambak rambutku, menarikku bangun. Kedua tanganku yang mendadak tak punya pegangan mencari-cari pegangan baru. Kujambak rambut BL dari depan.
1131Please respect copyright.PENANABLJhBtJ4FX
“Aaargh…”
1131Please respect copyright.PENANADs0nwtobRF
Dengkulku sudah pedas apalagi anusku, tapi sungguh mati, rasanya nikmat sekali. Kami saling jambak sambil mengerang makin keras.
1131Please respect copyright.PENANAPX4TCoxk55
“Eerggh… Ngggh… Oooh… Aaaaaaahhh…”
1131Please respect copyright.PENANAeYgpxNwV7W
Tubuhku bergetar keras dan kurasakan tampon raksasa itu mendadak basah kuyup. Aku terkulai lemas setelah orgasme pertamaku dari sodomi, tapi BL masih terus mengayun tubuhnya.
1131Please respect copyright.PENANAWXB6Iczfcb
Kemudian dia menarik kont*lnya dan membaringkanku di lantai. Aku terhenyak saat dia mendadak menduduki perutku. Setelah melepas kondom, kont*lnya di jepit diantara kedua payudaraku.
1131Please respect copyright.PENANA9z7IhTqZlp
“Kau belum pernah titf*ck kan? Sekarang pegang yang kuat,” perintahnya sambil menaruh kedua tanganku di pinggir sepasang gunung kembarku.
1131Please respect copyright.PENANArr37HQM6Mx
Sepasang buah dadaku memang besar, mungkin karena dulunya aku gemuk. Kont*l BL seperti sosis besar yang terjepit dua buah roti burger. Aku merasa geli saat jembut BL menggosok dadaku. Tapi melihatnya merem-melek penuh kenikmatan, aku jadi terangsang lagi. Aku ikut-ikutan mendesah dan mengerang.
1131Please respect copyright.PENANAKq4ldVTgu9
CROT! CROOT!
1131Please respect copyright.PENANAcGwtBdz7XS
Air mani BL menyembur ke leher dan wajahku. BL tampak puas dan menertawaiku yang terengah-engah. Aku capek sekali sampai tidak punya tenaga lagi untuk memaki atau meludahi BL yang meratakan spermanya ke seluruh wajahku.
1131Please respect copyright.PENANAVfqjWet8UG
“Apa kau mau dimandikan Aheng lagi?”
1131Please respect copyright.PENANA5XqZ2jJ6Xm
BL terus melatih mulut dan anusku selama aku mens. Tampon besar yang mengganjal dalam mem*kku membuatku merasa seperti sedang disandwich bila kont*l BL mengebor anusku. Dia menyodomiku dengan berbagai gaya, berdiri, duduk, nungging, tengkurap sampai berbaring miring.
1131Please respect copyright.PENANAIOA7weD7wI
Meski tak pernah memakai pelumas, lama-lama aku terbiasa juga dan selalu menimati orgasme. Tapi tetap saja aku lebih suka disetubuhi lewat jalan yang benar. Jadi aku sangat senang saat menstruasiku usai dan kont*l BL kembali menyambangi liang vaginaku.
1131Please respect copyright.PENANARYbeynGkG9
Tapi hal ini bukan berarti aku rela digaulinya begitu saja. Aku selalu melawan dengan keras bila dia mendekat. Aku benci sekali melihat gayanya yang mengancam dan sok kuasa seakan aku ini barang miliknya yang bisa dipermainkan begitu saja.
1131Please respect copyright.PENANA63QefdoA1X
Aku tahu, seharusnya aku memakai cara lain selain kekerasan karena perlawananku hanya akan membuat birahi BL semakin melonjak tinggi. Dengan penuh semangat dia memiting dan meringkusku sebelum menyetubuhiku dengan kasar. Bisa dibilang perkelahian kami adalah foreplay.
1131Please respect copyright.PENANAycUtt241K0
Tak cukup dengan mengajariku lewat praktek, BL juga menjejalkan teori bercinta (ralat: yang kami lakukan sama sekali tidak pantas disebut bercinta karena tak ada setitik pun molekul cinta di sana) lewat majalah, buku dan film.
1131Please respect copyright.PENANAsL9bBLJBb3
Kamarku yang tadinya kosong, hanya berisi ranjang besar dan lemari mendadak menjadi penuh setelah dua rak buku memenuhi dua sisi tembok hingga ke langit-langit. Ditambah lagi sebuah televisi plasma berukuran 42 inci.
1131Please respect copyright.PENANAmVcL0dTxOS
Rak itu dipenuhi berbagai buku teori dari kamasutra hingga novel-novel seks dan majalah pornografi dari dalam dan luar negeri. Tapi yang lebih gila, tv besar itu terus menyiarkan film-film porno tanpa henti.
1131Please respect copyright.PENANAL3OG3urFgu
Bahkan saat jam tidur pun televisi itu terus menyala hanya suaranya yang mendadak di-mute. Aku tak bisa menyalakan dan mematikan tv itu sesuka hatiku karena dikontrol dari luar.
1131Please respect copyright.PENANAEvkD8Aopu2
Aku seperti sedang dicuci otak. Yang ada di kepalaku hanya seks melulu. Sepraiku lembab karena selangkanganku terus-terusan becek. Aku tak peduli lagi dengan kamera-kamera pengintai yang ada. Aku ikut menggelinjang dan mengerang seperti bintang porno yang kutonton.
1131Please respect copyright.PENANACJSf0ETlto
BL sendiri juga senang menggumuliku di depan tv. Dia sering memaksaku menceritakan apa yang sedang ditayangkan di layar datar itu dengan detail. Suaraku yang terputus-putus karena ngos-ngosan membuatnya makin gila menggenjotku. Saat orgasme, kami adu teriak dengan bintang porno yang sedang kami tonton.
1131Please respect copyright.PENANAEnB7EpdMoJ
Akhirnya aku capek. Mataku pedas karena terus menonton dan membaca. Tenggorokanku kering karena terus mengerang dan berteriak. Badanku pegal-pegal karena terus menggelinjang dan mengejang. Aku jenuh dan mulai putus asa. Apa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan cara seperti ini?
1131Please respect copyright.PENANAY4fdMiXbK7
Kuputuskan malam ini aku harus keluar dari kamar mesum ini. Satu-satunya tempat mengungsi ya kamar mandi. Baru lima belas menit nongkrong di atas kloset, mendadak lampu kamar mandi mati. Walau sempat menjerit kaget, tapi aku tetap diam di tempat. Aku tidak tahu apa lampu kamar mandi ini benar-benar mati atau dimatikan dari luar karena lampu kamar tidur masih menyala.
1131Please respect copyright.PENANAAlHfgDBksh
Sinar lampu kamar yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas pintu membuat kamar mandi ini tidak gelap gulita. Tapi yang menarik perhatianku ventilasi di dinding atas dekat langit-langit. Kupandangi cahaya bulan yang lembut dengan mata berkaca-kaca.
1131Please respect copyright.PENANAUSfPgTxUaL
Bisa jadi yang kulihat bukan sinar bulan melainkan sinar lampu teras. Aku menghela napas panjang. Belum pernah aku merasa begitu kesepian. Aku juga baru sadar kalau sudah dua bulan lebih aku tidak melihat matahari dan bulan. Yang kulakukan tak ada bedanya dengan misi bunuh diri yang gagal. Aku tercenung, sampai kapan aku dikurung seperti binatang piaraan? Haruskah aku bunuh diri?
1131Please respect copyright.PENANAv07uUZ2Q4m
Kudengar pintu kamar terbuka, tapi aku bergeming. Paling yang datang Aheng atau BL. Nah, betul. Aheng muncul didului sinar senter. Aku menggeleng saat dia menarik lenganku kembali ke kamar.
1131Please respect copyright.PENANAsnY4DNe54f
“Please, Heng. Aku mau di sini saja.”
1131Please respect copyright.PENANAntXbijhUfZ
Sinar senter menerangi wajahku. Kurasa dia heran mendengarku bicara sopan padanya tanpa berontak sedikit pun. Apalagi wajahku lesu dan suaraku serak. Dia melepas cekalan tangannya.
1131Please respect copyright.PENANAJXXmEWmEcs
“Aku mau sendirian.”
1131Please respect copyright.PENANAuHZppolllb
Tapi dia tak juga pergi meninggalkanku meski aku terus memohon dengan suara bergetar.
1131Please respect copyright.PENANANl8SJZEKEC
“Paling nggak, tolong tutup pintu dan matikan senternya,” ujarku menyerah.
1131Please respect copyright.PENANAeHepLwMoqx
Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaanku. Entah berapa lama kami saling diam dalam gelap. Yang jelas aku tersiksa sekali. Sungguh tak enak menangis dalam gelap sambil ditemani orang yang kita benci. Aku sampai harus bernapas lewat mulut agar Aheng tidak mendengar bunyi ingus yang membanjiri hidungku.
1131Please respect copyright.PENANAXFPgnFRecT
“Aku juga pernah menangis sendirian dalam gelap begini,” mendadak dia bicara. “Waktu aku nggak jadi laki-laki lagi.”
1131Please respect copyright.PENANAl4SCIkrfrL
Tangisku sontak berhenti. Hatiku miris mendengar cerita Aheng tentang bagaimana dia kehilangan penisnya. Tujuh tahun yang lalu seorang pengusaha mabuk mengamuk di Sanctuary gara-gara ayam incarannya direbut BL.
1131Please respect copyright.PENANAAzvUOLgP7F
Pengusaha itu nekat menikam perut BL. Tapi Aheng dengan gesit menjadikan dirinya tameng dan karena tubuhnya lebih tinggi dari majikannya maka pisau itu menikam kont*lnya dengan sukses.
1131Please respect copyright.PENANAdqGstBNM0y
“Apa Non tahu, kenapa tidak ada pembantu cewek di rumah ini?”
1131Please respect copyright.PENANAqqNTm1bUNP
Aku terbengong mendengar pertanyaan itu. Mengapa tema pembicaraan meloncat jauh? Apa dia merasa tidak enak sendiri karena sudah menceritakan nasib tragisnya? Tapi benar juga. Aku baru sadar kalau yang bertugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandiku semuanya lelaki.
1131Please respect copyright.PENANAcFB77u6QLm
Setiap dua hari sekali biasanya dua orang dari mereka membersihkan kamar saat aku mandi. Dan saat kamar mandi dibersihkan, Aheng berada dalam kamar untuk menjagaku.
1131Please respect copyright.PENANAfV8hzGO137
“Karena semua pembantu cewek sudah dihabisi Tuan Bandi,” ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.
1131Please respect copyright.PENANAL4VHZtqB9D
“Dihabisi?”
1131Please respect copyright.PENANAnqdhOPBBKE
“Ya.”
1131Please respect copyright.PENANAMCPM2uNJT0
Aku tidak tahu maksud dihabisi itu diperkosa dan disiksa habis-habisan atau dibunuh dan dimakan sampai habis. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut karena bagiku semuanya mengerikan. Aku tidak bergidik lagi, tapi gemetar ketakutan.
1131Please respect copyright.PENANAKY8nvc8S0p
“Empat tahun yang lalu, Ai Ling yang mengasuh Tuan Bandi dan bos sejak kecil juga disikat sampai bos marah sekali. Nggak ada yang bisa mengendalikan dia sejak Tuan dan Nyonya besar meninggal dalam kecelakaan pesawat enam tahun lalu.
1131Please respect copyright.PENANAiGUeOrTDEI
Dia cuma takut sama bos, tapi bos juga nggak bisa mengawasinya terus. Sekarang Non satu-satunya cewek di rumah ini karena dua ayam yang dibawa Tuan Bandi sudah dikembalikan ke club kemarin malam. Yang satu masih pingsan dan yang satunya kayaknya jadi gila.
1131Please respect copyright.PENANApVJq3OGyAo
Jadi Non seharusnya bersyukur karena bukan Tuan Bandi yang membeli Non, tapi bos. Kalau nggak, Non mungkin sudah ‘lewat’.”
1131Please respect copyright.PENANA6lN7UKTAvB
Ya Tuhan! Si klemer itu ternyata nggak kalah mengerikan dari Hannibal Lecter dan semua psikopat di film-film Hollywood lainnya.
1131Please respect copyright.PENANAOGmRXNH4LZ
“Kenapa nggak ada yang lapor ke polisi?”
1131Please respect copyright.PENANA5Wqe9iyFHi
Aheng mendengus sinis.
1131Please respect copyright.PENANA03N7DFAifw
“Memangnya polisi kurang kerjaan sampai mau ngurusin ayam-ayam? Lagipula bos sudah berjanji di depan peti mati papa-mamanya kalau dia akan menjaga Bandi sampai mati. Nggak mungkin bos menyerahkan saudaranya ke polisi.”
1131Please respect copyright.PENANAAyKufDQbg7
Saat itu juga niatku untuk kabur kembali muncul. Aku tak mau tinggal seatap dengan pembunuh berantai.
1131Please respect copyright.PENANAiLGvfluj0Z
“Non nggak usah khawatir,” ujar Aheng seperti bisa membaca pikiranku. “Bos sudah menyuruhku menjaga Non dengan ketat. Pengawal Tuan Bandi nggak ada yang berani cari masalah denganku. Tuan Bandi sendiri juga segan sama aku.”
1131Please respect copyright.PENANAiz9d8i55nD
Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan siluet tubuh kurus membayang di lantai kamar mandi. Aku buru-buru mengelap wajahku yang basah. Aku tidak mau BL melihatku menangis.
1131Please respect copyright.PENANAQsyK66sUj6
“Mesra sekali. Mojok gelap-gelapan begini,” tukas BL sinis.
1131Please respect copyright.PENANAPuBlD1ic84
Lalu dia mendekati Aheng dan menggamparnya dengan keras. Aheng diam saja, sepertinya gamparan tadi hanya sengatan nyamuk di pipinya. Aku malah meraung marah.
1131Please respect copyright.PENANAT1eb8KMUBl
“Apa-apaan kau ini? Dia kan nggak salah!”
1131Please respect copyright.PENANAkv8yrEce0g
“Oh, jadi kau membelanya? Memangnya dia sudah berbuat apa padamu? Mengoralmu? Soalnya dia nggak mungkin mengent*tmu.”
1131Please respect copyright.PENANAFgcKtm8XwQ
PLAK! Kutampar BL sekeras mungkin. Dan seperti biasa dia berusaha meringkusku. Tapi karena kondisi gelap, dia sedikit mengalami kesulitan. Kami bergumul dan saling mendorong. GUBRAK! Botol-botol yang ada di atas wastafel terguling setelah tangan kami berdua tanpa sengaja menyamparnya.
1131Please respect copyright.PENANAcyQAn5l7bt
Aheng tetap diam mematung meski kakinya terinjak dan perutnya tersikut olehku. Telinga gorila itu seakan tuli total, tak mendengar pertengkaran kami berdua soal dirinya.
1131Please respect copyright.PENANAjQdOZvUtCM
“Dasar bajingan nggak tahu diri! Kau berhutang nyawa padanya, tahu!” sergahku sembari menonjok dada BL.
1131Please respect copyright.PENANAiRZImBu6nz
“Sok tahu! Dia yang berhutang nyawa padaku! Aku yang mengeluarkan dia dari penjara dan membiayai operasi ibunya!” balas BL sambil memiting lenganku.
1131Please respect copyright.PENANAyCVnrZeBo6
“Tapi nggak seharusnya kau menghinanya begitu!”
1131Please respect copyright.PENANALSsJAQuVUz
“Dia sendiri diam saja kenapa kau yang ribut? Eh, mukamu basah. Kau habis menangis ya?” tukasnya mengejek.
1131Please respect copyright.PENANA3q9Nj3Hned
Kuludahi wajahnya namun dia malah menciumku dengan paksa hingga aku megap-megap. Aku masih sulit bernapas biarpun dia sudah melepaskan kepalaku. Kedua lengannya yang kurus liat membelit tubuhku dengan kuat bak ular anaconda, seakan ingin meremukkan tulang-tulang rusukku.
1131Please respect copyright.PENANA0sTqejXzBg
“Apa yang kau tangisi hah?”
1131Please respect copyright.PENANA71ux0bbeAd
“Aah… aku… nggak… bi…sa… na…pas…,” sahutku tersengal sambil meronta.
1131Please respect copyright.PENANAjcOybLaAqL
“Apa??” bentaknya sambil mempererat pelukannya.
1131Please respect copyright.PENANAQan4y3hDdD
Kupukuli dada dan punggungnya. Dia membentak lagi. Kali ini persis di depan telingaku.
1131Please respect copyright.PENANAx0a6XG9lYw
“A…a…ku… i…ngin… ke…lu…ar…”
1131Please respect copyright.PENANA219Vl1LfqR
“Hah? Kau ingin orgasme? Kau ini benar-benar nymphomaniac!”
1131Please respect copyright.PENANAUvBWIJviIY
Aku hampir mati mendongkol mendengarnya hinaannya.
1131Please respect copyright.PENANAeKr1pj5S0S
“Bu…kan…i…tu…bo…doh…”
1131Please respect copyright.PENANAuhGKmg80X0
BL tertawa geli mendengarku masih bisa memaki.
1131Please respect copyright.PENANAYsH2ZfoQe9
“Oh, kau ingin keluar dari kamar ini? Bilang begitu saja susah. Ayo, kita keluar.”
1131Please respect copyright.PENANAChwpIxEDRw
Aku langsung menggelosor jatuh begitu dia melepaskan pelukannya. Dengkulku pasti memar lagi. Belum sempat berdiri dengan benar, dia sudah menyeretku keluar. Langkahnya yang panjang membuatku pontang-panting mengikutinya.
1131Please respect copyright.PENANAo3DQEAn4Dn
Kaos singletku berkibar memperlihatkan selangkanganku yang telanjang. Tapi seisi rumah yang kebetulan melihat kami tampak cuek. Sepertinya mereka sudah biasa melihat kegilaan majikan mereka. Aheng terus mengikuti kami seperti bayang-bayang.
1131Please respect copyright.PENANApWiqVxvq7g
BL membawaku keluar bangunan rumah induk yang luas dan bergaya minimalis menuju kolam renang di halaman belakang. Aku mulai ciut. Aku tak bisa berenang. Tapi dia malah menyeretku menaiki tangga menara papan loncat setinggi tiga meter.
1131Please respect copyright.PENANALP1ZeGJbAm
Kakiku berusaha mengerem namun hasilnya pergelangan tanganku sakit karena dia terus menarik paksa dengan kasar. Aheng juga membantu mendorongku maju.
1131Please respect copyright.PENANAAcP5Vzp2Rg
Akhirnya kami sampai juga di puncak menara. Aheng turun meninggalkan kami berdua. BL menatapku sejenak dengan dingin, sedingin angin malam yang membuatku menggigil sebelum mengalihkan pandangannya ke langit. Di langit, bulan purnama sedang berlayar di antara gumpalan-gumpalan awan tipis.
1131Please respect copyright.PENANA227s4VLads
“Aku bisa membunuhmu kalau aku mau.”
1131Please respect copyright.PENANAR9wU7RpwRy
Aku meliriknya. Kalimat itu diucapkannya dengan ringan seperti sedang berkata ‘Aku suka makan es krim.’.
1131Please respect copyright.PENANAXXtlW4LSkZ
“Ya, aku tahu,” sahutku dengan gaya tak acuh.
1131Please respect copyright.PENANAlvtp9haQx1
“Kau nggak takut kalau aku mencekikmu dan melempar mayatmu ke bawah? Aku juga bisa menggantungmu di sini supaya digigiti codot. Atau mengikatmu di sini selama seminggu tanpa diberi makan-minum supaya kau mati dehidrasi.”
1131Please respect copyright.PENANANCMb4ojvRy
Gila. Memang gila dia.
1131Please respect copyright.PENANAxCyt2TsL1q
“Eh, biarpun kau makhluk kebal hukum apa kau nggak takut sama dosa? Bagaimana sih cara orang-tuamu mendidikmu? Kenapa anak-anaknya semuanya gila? Jangan-jangan mereka juga gila.”
1131Please respect copyright.PENANA8hQn378Qgd
Seharusnya aku diam atau memohon agar tidak dibunuh, tapi darah panasku bergolak dan lidahku yang liar susah dikendalikan. Padahal aku takut mati.
1131Please respect copyright.PENANAAaTxiW5ta7
Wajah BL sontak membeku begitu mendengarku menghina orang-tuanya. Aku tahu, kedua orang-tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kanada tujuh tahun yang lalu. Mendadak dia mendorongku dengan kasar.
1131Please respect copyright.PENANAcekFKg7TMQ
Aku terhuyung mundur ke arah ujung papan yang menjulur ke kolam. Dia mendorongku lagi dan aku terjatuh terduduk. Buru-buru aku memegangi papan kuat-kuat begitu melihat air kolam yang jernih kebiruan.
1131Please respect copyright.PENANAtH7xESExO4
“Kelihatannya kau takut ketinggian. Hmm… bukan. Kalau kau takut ketinggian, kau pasti sudah merangkak dari tadi. Kau pasti nggak bisa berenang. Betul kan?”
1131Please respect copyright.PENANA4OJZhrnhQl
Wajahku memucat. Buku-buku jariku memutih saking kuatnya mencengkeram pinggir papan. Bukannya mendorong atau menendangku hingga tercebur ke bawah, BL malah asyik memandangi kakiku yang mengkangkang memamerkan selangkanganku yang telanjang. Aku bisa melihat bagian depan celana pendeknya mulai menggembung. Astaga!
1131Please respect copyright.PENANAUjZSIXONKN
Apa dia ingin main di atas sini Dengan santai BL menelanjangi diri sambil mempermainkanku. Sesekali kakinya menendangku. Kulancarkan tendangan balasan sambil menggigit bibir. Aku tak mau dia tertawa senang mendengar jeritan ketakutanku.
1131Please respect copyright.PENANAhB6qBuDTWt
Karena tidak menerima perlawanan maksimal, dengan mudah dia menindihku. Aku hanya bisa melawan dengan satu tangan, tapi setelah menyadari usahaku hanya membuat tubuhku bergeser makin ke ujung papan, aku menyerah. Setengah kepalaku sudah tergantung bebas, membuat rambutku berkibar menutupi wajahku.
1131Please respect copyright.PENANAmKPF7eaiPm
SRET. Dengan giginya, BL merobek kaos singletku. Dengan buas, gigi, lidah dan jari-jarinya menjelajahi lekuk tubuhku, membuatku mengerang dan terlonjak tertahan.
1131Please respect copyright.PENANAdwf2nhomop
“Aaaah!” erangku keras saat kont*lnya menusuk masuk lubang mem*kku.
1131Please respect copyright.PENANAmEObA0RscU
Aku mengutuki diriku. Bagaimana bisa aku mendesah nikmat di saat kritis seperti ini?
1131Please respect copyright.PENANA2FVYUxSWQZ
BL menggenjotku dengan mantap. Setiap genjotan, membuat tubuhku maju dan akhirnya kepalaku terayun bebas dari pinggir papan. Déjà vu. Mengingatkanku saat dia memerawaniku dengan paksa di hadapan puluhan orang di Sanctuary. Tapi tergantung dari atas meja dan papan loncat setinggi tiga meter sangat berbeda. Kalau dulu saja aku sudah pusing, sekarang aku mual.
1131Please respect copyright.PENANAlIS4g5SCHR
Kubelitkan kakiku pada pinggang BL erat-erat. Kalau aku harus jatuh paling tidak, aku tidak sendirian. Namun akibatnya, lubang vaginaku mekin terbuka lebar dan sodokan kont*l BL menggesek G-spotku dengan telak.
1131Please respect copyright.PENANAd3orEjf13n
“Ooooh…Nghhh… Nghhh… Oaaah….Aaah! Aaaah!! Aaaaaaaaah!!!”
1131Please respect copyright.PENANAGq18nG4XC5
Gila! Teriakan orgasmeku yang super lantang di malam sepi ini pasti terdengar seisi rumah. Mungkin tetangga sebelah juga ikut mendengar. Astaga! Jangan-jangan mereka semua menonton kami.
1131Please respect copyright.PENANAAn1URNSSN2
BL berhenti bergerak. Disibakkannya rambut yang menutupi wajahku. Aku benci sekali melihat sorot matanya yang mengejek. Sudah telanjur aku menjerit, tapi biarlah mungkin saja tadi orgasmeku yang terakhir dalam hidupku.
1131Please respect copyright.PENANAYAKKAcXhyz
“Bagaimana orang-tuamu mendidikmu? Kalau kau bisa delapan kali sehari masturbasi. Apalagi mereka. Jangan-jangan kerja mereka cuma ngent*t tiap hari.”
1131Please respect copyright.PENANAk5xM92B5G9
Aku marah sekali. Kuludahi wajahnya.
1131Please respect copyright.PENANA82ZSOLIHCb
“Ya, aku tahu pasti mereka juga sering meludah. Pasti mereka nggak berpendidikan, kampungan,” ujar BL sambil melepas kedua tanganku dari papan lalu merentangkannya di udara sehingga aku merasa gamang.
1131Please respect copyright.PENANAErkIaQcqTO
Biarpun begitu aku melawan dengan sekuat tenaga, tapi cekalan tangannya di pergelangan tanganku kuat sekali. Apalagi dengan perlahan dia kembali menggoyang pantatnya. Tanpa sadar aku meremas kont*lnya yang kembali menggesek G-spotku. Aku baru sadar, kalau dia belum orgasme.
1131Please respect copyright.PENANAgeWlOenH7W
“Hmmph… empotan mem*kmu benar-benar luar biasa. Sayang…”
1131Please respect copyright.PENANAW5UMpOVbz1
BL tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mendecak sambil menggeleng dengan tampang sok sedih.
1131Please respect copyright.PENANAlxhg8fmcVg
“Seperti apa orang-tuamu? Kalau mereka baik, kenapa kau bisa terdampar di tempat seperti Sanctuary itu? Kau kan bisa memilih pekerjaan di tempat yang lebih baik seperti jadi kasir di swalayan.
1131Please respect copyright.PENANAJPAXbiigNK
Dibyo bilang, kau yatim-piatu, tapi masa kau sama sekali nggak punya keluarga sih? Masa sampai sekarang nggak ada yang melaporkan kehilanganmu ke polisi? Hey, jangan diam saja. Jawab!”
1131Please respect copyright.PENANA6NOTLOgq0j
BL memberondongkan pertanyaan sembari menggenjot cepat lalu berhenti. Terus begitu. Beberapa kali aku sudah nyaris orgasme untuk kedua kalinya, tapi gagal karena dia mendadak berhenti bergerak.
1131Please respect copyright.PENANAelJPOHbxJL
“Kok kau seperti kepingin menangis lagi. Tumben malam ini kau cengeng. Ada apa sih?”
1131Please respect copyright.PENANAkJnOr3Q2hQ
“Please, jangan begini.”
1131Please respect copyright.PENANAg8hHY67ekq
“Begini apa?”
1131Please respect copyright.PENANAtLiqegTxZD
Aku terdiam. Berusaha mengusir keinginan gila dari otakku. Apa jadinya kalau aku minta dia menggenjotku dengan keras agar aku bisa orgasme? Tapi BL terus mempermainkanku dengan genjotan dan kata-kata menyakitkan.
1131Please respect copyright.PENANAWpzKMWS48K
“Please…”
1131Please respect copyright.PENANAWfYbdpHeUa
Aku benci sekali harus memohon pada bajingan jahanam sialan ini, tapi aku lebih benci mendengar sahutannya yang bernada polos.
1131Please respect copyright.PENANAaZGmmIeuKr
“Aku nggak ngerti kau minta apa. Dari tadi bilang please please melulu.”
1131Please respect copyright.PENANAnglJh2YOgx
“Aku mau… keluar…”
1131Please respect copyright.PENANAhaJObqPRMd
“Keluar ke mana lagi? Sekarang kan kita sudah di luar.”
1131Please respect copyright.PENANAjtQ3lkpiAe
Tak sabar dengan jawaban yang menyiksa, aku memilih menggoyang pantatku. Tapi BL menggencet tubuhku sehingga aku tak bisa bergerak.
1131Please respect copyright.PENANAuUxWEMiubp
“Kau ternyata suka main curang. Jawab dulu, seperti apa orang-tuamu. Kalau jawabannya bagus, aku nggak suka. Dan kalau aku nggak suka, akan kutinggalkan kau sendirian di sini bersama Aheng. Kau lebih suka dia daripada aku kan? Tapi aku nggak yakin kont*l buntung itu bisa bikin kau melonjak kegirangan kayak tadi.”
1131Please respect copyright.PENANAIeLbOOYmEP
Kugigit bibirku yang bergetar menahan marah dan tangis.
1131Please respect copyright.PENANAs1U2ZOiQzC
“Papaku orang yang munafik dan mamaku tukang mengeluh!” seruku tanpa pikir panjang.
1131Please respect copyright.PENANAiK9Q73f9Qr
Gelombang penyesalan langsung menerpaku. Anak macam apa aku ini? Lebih mementingkan kepuasan diri daripada harga diri. Aku benar-benar anak durhaka, durjana…
1131Please respect copyright.PENANAxAGXucAWVp
BL nyengir puas lalu memompaku dengan kuat. Tubuhku makin bergeser maju. Aku menjerit-jerit. Aku sendiri tidak bisa membedakan antara jeritan kepuasan dan ketakutan. Semuanya bercampur jadi satu. Mendadak BL mencabut kont*lnya, melepaskan belitan kakiku dan mendorongku ke bawah.
1131Please respect copyright.PENANArjpNMYLgf1
Tubuhku tergantung terbalik. Yang menahan berat badanku hanyalah cengkeraman tangan BL pada kedua pergelangan kakiku. Kepalaku pusing karena darah mengumpul di kepala.
1131Please respect copyright.PENANAsE9rsONkbF
“Apa permohonanmu yang terakhir?”
1131Please respect copyright.PENANAp55rW7jf9A
Aku berusaha menenangkan diri dan berujar segagah mungkin,
1131Please respect copyright.PENANAsUJqF1C0bT
“Terima kasih sudah membebaskanku.”
1131Please respect copyright.PENANAYVaJE188PL
Lalu dia melepas kakiku. Biarpun kepalaku di bawah, rasanya jantungku tenggelam ke dasar perut. Aku tidak menjerit. Bukan karena gengsi, tapi karena seluruh syarafku mati rasa. Aku hanya bisa memandangi bulan yang semakin menjauh.
1131Please respect copyright.PENANAMX244j4Yeh
BYURRR!!
1131Please respect copyright.PENANAuyrfRQexo1
Kolam ini ternyata dalam juga. Kalau dalamnya cuma satu setengah meter, kepalaku pasti sudah pecah terbentur dasar kolam. Aku langsung panik, menggapai-gapai ke sana-kemari. Tubuhku seperti kapal bocor, dimasuki air dari berbagai lubang. Hidung, mulut, kuping dan mungkin juga mem*kku kebanjiran air.
1131Please respect copyright.PENANA8Y0ikAI6Wl
BYURR!!
1131Please respect copyright.PENANAPKvWthFA8B
Ada orang lain yang ikut terjun ke kolam. Untuk menyelamatkanku atau menenggelamkanku? Mungkin BL melihat kalau aku masih hidup dan menyuruh Aheng atau anak buahnya yang lain untuk menahanku agar tetap di sini. Namun ternyata orang ini menarik pinggangku dan menyeret tubuhku ke atas.
1131Please respect copyright.PENANA4i1dqrylHZ
UWAH! Leganya! Akhirnya aku tidak dikelilingi air lagi. Aku megap-megap sekaligus terbatuk-batuk sampai dadaku sakit. Air keluar dari mulut dan hidungku. Aku menurut saja saat dibawa dan disandarkan ke tepi kolam.
1131Please respect copyright.PENANAgREYE1L3oD
Aku tidak tahu berapa lama aku mempertaruhkan nyawaku di dasar kolam, yang jelas aku lelah sekali. Kupejamkan mataku sambil mengatur napas. Ya ampun, aku belum berterima kasih pada penolongku. Siapa…
1131Please respect copyright.PENANAnY4bZfQuvz
HEK! UGH! Ada yang menghujam mem*kku!
1131Please respect copyright.PENANAOZo8vvBx12
Aku langsung membuka mata dan …. Astaga! BL sudah menggenjotku lagi! Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Dia tertawa geli melihatku kaget dan terus menghentak-hentakkan pantatnya.
1131Please respect copyright.PENANAVlXFeWF7zK
“Ti…dak… Aku… ng…nggak… ma…u…,” tolakku sambil mendorongnya menjauh.
1131Please respect copyright.PENANACUsOyqb7PR
Tapi perlawananku sia-sia karena tenagaku sudah terkuras di dasar kolam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dipepet di pinggir kolam sembari disetubuhi dengan paksa. Air kolam beriak di sekitar kami menghasilkan bunyi kecipak.
1131Please respect copyright.PENANA2Zm6g5v7tB
BL melumat bibirku, mengenyot leherku, meremas payudara dan pantatku dengan gemas. Aku mulai mengerang, awalnya pelan makin lama makin keras. Lama-lama kedua lenganku yang tadinya terkulai kini memeluk dan mencakar punggung BL.
1131Please respect copyright.PENANAdmW0sZ8ABL
“Ooooh… Ooooh… Iiiiyaaaaahh…. Aaaaaaaaah!!!”
1131Please respect copyright.PENANAFk7uJgVWWr
Pada saat aku menggelinjang dan menjerit keras, BL menggeram dan menekan pantatnya kuat-kuat. Kont*lnya menumbuk bibir rahimku dan tak seperti biasanya kali ini kurasakan semburan-semburan hangat di dalam.
1131Please respect copyright.PENANA82JDuRVO7X
Aku yang kelelahan langsung terkulai lemas. Yang kulihat hanya gelap. Aku tak peduli lagi apakah setelahnya dia benar-benar akan membunuhku atau tidak. Karena aku sudah merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.
1131Please respect copyright.PENANA9GkHVfoiIc
Putih. Di mana-mana putih. Apa sekarang aku ada di surga? Eh, apa orang serusak diriku pantas masuk surga Kukejap-kejapkan mata dan menoleh ke kiri-kanan. Ternyata aku belum mati karena aku berada dalam kamar yang bernuansa putih minimalis.
1131Please respect copyright.PENANAFEDwDzMZwD
Sinar mentari yang menyusup dari ventilasi membuatku bisa melihat kamar ini. Ukurannya hampir tiga kali lipat lebih luas dari kamar tempat aku biasa dikurung. Perabotnya juga lengkap, selain ranjang besar dan seperangkat audio-video ada satu set sofa.
1131Please respect copyright.PENANAYLVmbQ754q
Ada dua pintu di sisi kiri dan satu kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu pasti mengarah ke kamar mandi. Yang satunya mungkin untuk lemari pakaian dan yang lainnya bisa jadi pintu penghubung ke kamar sebelah. Ah, sok tahu sekali aku ini, tapi layout kamar ini mengingatkanku pada kamarku dulu.
1131Please respect copyright.PENANAMlAcSKLRBq
Hmm… kasur yang kutiduri ini lembut sekali, rasanya seperti berbaring di atas awan. Selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangku juga lembut dan memberiku kehangatan sehingga membuatku ingin terus bergelung dibaliknya.
1131Please respect copyright.PENANAa6h2gNt8zy
Kenapa aku bisa telanjang bulat begini? Ah, paling si gila itu menyuruh Aheng membawaku ke kamar ini setelah aku pingsan di kolam renang. Tapi tubuh dan rambutku tidak berbau kaporit, malah wangi lavender. Apa gorila itu memandikanku dulu? Lalu mengapa aku ada di kamar ini? Kamar siapa ini?
1131Please respect copyright.PENANApn6HbPug59
Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalaku, tapi tak semuanya bisa kujawab sendiri dengan memuaskan. Tak ada seorang pun yang bisa kutanyai karena aku hanya sendirian di kamar ini. Eh, jam berapa sekarang? Perutku sudah mulai meraung. Ceritasex.site
1131Please respect copyright.PENANA5RdRJV7P9S
Aku duduk dan menggeliat. Aduh, tubuhku pegal-pegal. Anehnya selangkanganku sedikit basah. Apa karena semalam aku mimpi digumuli BL hingga aku mengerang, menggelinjang sementara dia terus berbisik ‘Kau milikku’? Apa perempuan juga bisa mimpi basah?
1131Please respect copyright.PENANAWAlau8DOBH
Rasanya luar biasa, seperti nyata, tapi sepertinya tak mungkin aku tidak terbangun bila dia menindih dan menyetubuhiku seseru itu.
1131Please respect copyright.PENANAkUzpRfXmkY
Setengah terhuyung, aku turun dan berjalan mendekati jendela. Kusibak gorden dan mengintip keluar. Aku hampir tak percaya bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang tempat aku nyaris meregang nyawa… Segalanya begitu indah dan membuatku haru.
1131Please respect copyright.PENANA1GxX691tvH
Mengapa jahanam itu mendadak berbaik hati memindahkanku kemari? Apa dia menyesal karena sudah kelewatan mengerjaiku tadi malam?
1131Please respect copyright.PENANAsgDqYT6i0W
Dengusan hangat di leher bagian belakangku membuatku terlonjak kaget. Jangan-jangan aku terjebak dalam kamar psikopat klemer itu lagi. Namun dengusan napas Bandi dingin lagipula aku mengenali wangi parfum Bvlgari biasa menempel di tubuh BL. Aku langsung berontak. Tapi tak mudah bergerak dalam belitan tangannya apalagi melepaskan diri.
1131Please respect copyright.PENANAQQWJaCQRAn
“Apa kau nggak mau bilang terima kasih?” tukas BL sambil menggigit daun telinga kananku.
1131Please respect copyright.PENANAnB0ErdGtci
Kedua tangannya mulai memelintir putingku membuat mem*kku makin basah saja. Aku menggigit bibir untuk menahan desahan nikmat yang sudah hampir terlontar keluar.
1131Please respect copyright.PENANAgwxqFyRmU2
“Apa kau nggak pernah diajari berterima kasih?”
1131Please respect copyright.PENANA87EgvUJw95