Tiap hari dia mengunjungiku kapan saja dia mau. Kadang sekali, kadang bisa sampai tiga kali. Kadang di kamar mandi saat aku mandi pagi, kadang tengah malam saat dia pulang dalam keadaan mabuk dan kadang pagi-pagi buta di saat aku belum benar-benar sadar seperti yang terjadi sekarang.
1404Please respect copyright.PENANAfaw0LKyktx
Aku terbangun karena mendadak ada yang menekan dan menerobos mem*kku dengan paksa. Aku berteriak kaget tapi teriakanku tertahan karena dia memagut bibirku dengan lapar. Ditindih dan dipeluknya tubuhku dengan erat hingga aku tak bisa bernapas lega.
1404Please respect copyright.PENANA4MGFuO2w47
“Hek… hek… hek…”
1404Please respect copyright.PENANAwbNSk3zgY7
Hanya desah tertahan yang keluar dari mulutku seiring genjotannya yang makin cepat. Aku menggeliat mencoba melepaskan diri. Kedua tanganku mendorong tubuhnya menjauh, mencakar wajahnya, tapi kukuku sudah dipotong rapi entah kapan – mungkin saat aku tertidur.
1404Please respect copyright.PENANArzfI1V73FT
Kujambak rambutnya, kutonjok wajahnya, tapi dia bergeming dan malah menggerayangi serta meremas tubuhku yang telanjang dengan gemas sembari menjilati wajah dan menggigiti daun telingaku.
1404Please respect copyright.PENANAERIR3XUaVU
Duk! Duk! Saking serunya menggenjot, tubuhku bergeser sampai-sampai kepalaku menumbuk headboard ranjang, tapi dia tak menghentikan genjotannya. Percuma aku meneriakkan kata ‘Stop! Sudah! Aduh!” karena hal itu akan membuatnya makin bernafsu menggeluti tubuhku. Jadi terpaksa aku menelengkan kepalaku hingga leherku sakit.
1404Please respect copyright.PENANAJJcmYqak2K
Selangkanganku perih karena aku tidak pernah menerima rangsangan yang membuat cairan vaginaku keluar. Dia juga tak pernah melumasi kondomnya. Aku belum pernah merasakan nikmatnya orgasme. Yang kurasakan hanyalah sakit yang makin membuat dendamku membara sekaligus membuatku frustasi. Bagaimana caranya aku bisa membunuh jahanam ini?
1404Please respect copyright.PENANA0gf5AXYfSK
Aku sudah pernah menyerangnya dengan garpu, mencoba mengepruk kepalanya dengan gelas melamin dan menusuk penisnya dengan tusuk gigi, tapi semuanya gagal. Reaksinya yang cekatan membuat berbagai seranganku tumpul dan berbalik menjadi senjata makan tuan.
1404Please respect copyright.PENANA0lIw7Ebi7c
Dia membalas semua seranganku dengan menyetubuhiku dengan paksa. Bila aku meludahinya, dia membalasnya dengan menyemburkan air maninya ke wajahku. Tapi tak sekalipun dia memukul atau menamparku.
1404Please respect copyright.PENANApdPdAg5r1C
Dia hanya suka memiting, menggencet atau menjambak rambutku, itu pun dilakukannya dengan setengah tenaganya. Dia senang mempermainkanku. Bila aku marah dan berontak, nafsu seksnya akan berlipat ganda.
1404Please respect copyright.PENANAAy5r9EtC09
Yang paling kubenci adalah kondom yang dipakainya. Ada yang bersungut, ada yang berbentuk ulir dan ada yang bervibrasi sehingga membuatku terlonjak-lonjak liar sambil meringis menahan geli tiap kali ujung kont*lnya yang bergetar kuat menekan mulut rahimku.
1404Please respect copyright.PENANAqqRkDtJlch
Yang sekarang dipakainya berbentuk mirip jamur, ujungnya membulat besar seperti hidung palsu badut yang merah sehingga membuat liang vaginaku mengembang. Tapi saat dia menarik kont*lnya, daging liang vaginaku seperti ikut tertarik keluar. Sakit sekali.
1404Please respect copyright.PENANAmD8heFSrEa
Untuk mengurangi rasa sakit tanganku mencengkeram seprai hingga robek. Lalu aku mencari-cari benda lain untuk kucengkeram. Yang kudapat lengan dan punggungnya.
1404Please respect copyright.PENANAyEi1jIHdoX
“Hhhg! Ssshh! Hhhgh!”
1404Please respect copyright.PENANAEaGNIwtyGM
BL mengerang dan mendesis saat kukuku yang pendek menembus kulit lengan dan punggungnya. Aku keliru. Perbuatanku memicu nafsunya makin menggila. Digenjotnya kont*lnya lebih kuat dengan kecepatan penuh. Mem*kku seperti ingin sobek rasanya.
1404Please respect copyright.PENANAJVp4Op5hV6
“Aaargh! Aaaaah! Sakit! Sudah! Sudah!” teriakku sambil memukuli badannya.
1404Please respect copyright.PENANAdv8XTjtmvK
BL berhenti dan mencabut kont*lnya di saat aku tak tahan lagi dengan siksaannya, tapi dia melakukan hal itu hanya untuk merubah posisi dari missionary position ke deep penetration.
1404Please respect copyright.PENANAqKWWCc3B5v
Kedua kakiku disampirkan ke pundaknya sementara kon*lnya bersiap menyodok anusku. Agak susah menembus anusku karena ujung kepala jamur itu terlalu besar. Di samping itu aku terus meronta dengan panik dan menendang-nendang.
1404Please respect copyright.PENANAAbJYaQHkyN
Ajaib. Kali ini perlawananku berhasil. Dia terpelanting jatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Rupanya tendanganku mengenai mukanya dengan telak. Aku buru-buru menymbat mulutnya dan mengikatnya pada kaki ranjang dengan robekan kaus singletku. Ironis karena dia yang merobek kaus singlet itu.
1404Please respect copyright.PENANAFFOZgyPJCi
Kemudian aku memakai kaus dan celana pendeknya yang agak kebesaran. Kubuka pintu kamar dengan pelan. Di luar gelap, tapi bunyi dengkuran keras nyaris membuatku memiawik kaget.
1404Please respect copyright.PENANAAC6tHmGWcf
Aku menutup mulutku saat menyadari ada kursi di samping pintuku. Di sana duduk Aheng. Kepalanya terdongak, mulut lebarnya ternganga dan kakinya menyelonjor. Sejenak aku terdiam, mencoba berpikir dengan jantung berdebar keras dan kepala berdenyut kencang.
1404Please respect copyright.PENANATiDh43ijf8
Aku tidak tahu tempat seperti apa ini dan di mana letaknya. Aku tidak punya uang dan tak tahu harus ke mana. Ke tempat kosku dulu? Atau kembali ke Sanctuary? Bayangan wajah babi tua mesum itu membuatku ingin muntah. Berarti aku terpaksa meminta bantuan keluarga besarku yang pengecut itu.
1404Please respect copyright.PENANAAmcFqygTJy
Setelah memantapkan diri aku menyelinap keluar dan berjalan berjingkat-jingkat. Baru lima langkah, aku baru sadar kalau aku belum menuntaskan misiku. Aku belum membunuh BL. Di saat aku ragu, terdengar bunyi gaduh dari dalam kamar disusul teriakan BL. Celaka, BL sudah sadarkan diri!
1404Please respect copyright.PENANAACwiFX447u
Aku langsung berlari mencari-cari jalan keluar dalam kegelapan. Ada begitu banyak pintu, aku membuka salah satu di antaranya dan segera menguncinya. Dari luar terdengar langkah-langkah kaki. Mereka mengejarku! Aku harus lari ke mana?
1404Please respect copyright.PENANAguXciC5bkB
Mendadak aku merinding. Ada yang bernapas di belakangku. Dengusan napasnya yang dingin berhembus ke kudukku, menembus rambutku yang tergerai. Tubuhku gemetar. Astaga, apa ada setan di sini?
1404Please respect copyright.PENANAXPZqqpN5sr
1404Please respect copyright.PENANAu5LqQ6NPMj
“Apa kau setan?”
1404Please respect copyright.PENANA6QgcehEv1v
Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, tapi malah aku yang ditanya. Nada suaranya kekanak-kanakan, penuh rasa ingin tahu. Aku menoleh perlahan dan rasanya jantungku berhenti berdetak. Persis di hadapanku berdiri Bandi. Cengiran lebar mendominasi wajahnya.
1404Please respect copyright.PENANAB7NxCrjrs3
“Mukamu pucat, tapi kau bukan setan,” ujarnya sambil tertawa mengikik. Tawanya yang tak wajar membuatku takut. Aku beringsut mundur, tapi punggungku membentur pintu.
1404Please respect copyright.PENANAbSj9n1L1jX
“Tadi aku mimpi apa ya sampai didatangi tamu penting sepagi ini. Apa BL lupa kalau hari ini bukan hari ulang-tahunku? Kau tahu, selama ini dia pelit sekali. Dia nggak pernah mau meminjamkan mainannya padaku apalagi memberikannya dengan gratis.
1404Please respect copyright.PENANAQK7wiR2riV
Padahal aku mau berbagi dengannya, tapi dia selalu bilang aku ini perusak. Apa kau pernah melihat museum Lego-nya? Dia mengoleksi mainan Lego dari umur empat tahun. Semuanya masih dibungkus rapi, seperti toko saja.
1404Please respect copyright.PENANAPvjOQmeDxE
Bodoh sekali dia. Ngapain mainan cuma dipandangi saja. Nggak seru kan? Eh, kenapa kau diam saja?” Aku diam karena tidak tahu harus menyahut apa dan memilih berpikir bagaimana cara meloloskan diri dari si klemer psycho ini.
1404Please respect copyright.PENANAWi7kxOlY6f
Bandi mulai membelai rambut dan wajahku. Belaiannya halus, seakan aku ini porselen yang mudah pecah. Begitu beda dengan sentuhan BL yang seakan ingin meremukkan tubuhku. Tapi sentuhan Bandi membuatku merinding dan menggigil.
1404Please respect copyright.PENANAthxfM6QpQC
“Mungkin dia sudah bosan padamu. Aku sih nggak keberatan dikasih barang bekas. Toh kau masih lumayan bagus.”
1404Please respect copyright.PENANAA8nj8pKktB
“Maaf, sudah mengganggu tidurmu. Tadi aku salah masuk kamar,” ujarku sesopan mungkin sambil membuka pintu.
1404Please respect copyright.PENANAYVfWmLMGwG
“Nggak. Kau nggak salah kok,” bantah Bandi sambil menggenggam tanganku dengan mesra. Aku mencoba menarik tanganku, tapi tak bisa. Dia malah merangkul sambil mengelus-elus punggungku.
1404Please respect copyright.PENANAyP4FKxtTny
“Aku memang sedang butuh orang baru karena dia payah sekali,” keluhnya sambil melambaikan tangannya dengan santai.
1404Please respect copyright.PENANAwXBUBEG963
Aku melirik ke arah tangannya melambai. Aku terkesiap. Dalam keremangan aku bisa melihat seorang gadis yang kedua tangan dan kakinya terikat pada keempat ujung ranjang. Tubuhnya yang telanjang penuh bercak mengkilat. Dari selangkangannya mencuat dua dildo.
1404Please respect copyright.PENANAd1u7NXTaBP
Satu dari lubang vagina dan yang satunya dari lubang anus. Kedua dildo itu masih menyala hingga mengeluarkan suara mendesum. Sedangkan gadis malang itu sepertinya tak sadarkan diri atau jangan-jangan sudah mati.
1404Please respect copyright.PENANAGXN6v6riKj
“BL pasti sudah mencariku,” ujarku gemetar.
1404Please respect copyright.PENANAUff7J3QOeL
Aku mulai berpikir untuk berteriak minta tolong, tapi aku takut Bandi mendadak berbuat nekat. Bandi tertawa.
1404Please respect copyright.PENANAWpKx1mIbn3
“Dia bisa mencari mainan baru. Orang macam dia bisa pesan apa saja lewat telepon. Dia bisa pesan lima cewek yang lebih cantik darimu dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Jadi kau nggak usah mikirin dia lagi. Sekarang kau milikku.”
1404Please respect copyright.PENANAFFxMUoSWqx
“Tapi aku harus kemba…”
1404Please respect copyright.PENANA3CEExEa46V
Kata-kataku terhenti karena Bandi tiba-tiba mencekikku. Mataku terbelalak dan aku meronta sekuat tenaga. Kutendang selangkangannya, tapi dia berkelit. Kucakar wajahnya, tapi dia mengelak. Dia terus menatapku sambil tersenyum manis dan sedetik sebelum aku tak sadarkan diri, dia mencium bibirku dengan lembut.
1404Please respect copyright.PENANA5yBdLwq3ed
Aku tak tahu berapa lama aku pingsan. Tapi begitu sadar, mimpi buruk sudah menyongsongku. Aku berada dalam ruangan aneh, bukan kamar Bandi. Ruangan ini lebih mirip laboratorium daripada kamar tidur. Ada banyak rak berisi benda-benda aneh.
1404Please respect copyright.PENANACTcku9NjBb
Aku berusaha bangun, tapi tak bisa. Tubuhku terikat pada ranjang. Kedua tanganku terikat jadi satu di atas kepalaku sedang kakiku terikat pada alat aneh. Aku tahu, ranjang ini adalah ranjang khusus untuk melahirkan di mana ada alat untuk menyangga betis pasien di ujung kiri-kanan ranjang bagian kaki.
1404Please respect copyright.PENANAnN4zimfYju
Secara otomatis selangkanganku terbuka dan ya aku kembali telanjang bulat. Aku berteriak minta tolong, tapi lidahku terganjal dan mulutku tersumbat. Bukan kain, bukan kondom atau plakban. Kurasakan dengan lidah, sepertinya mirip bola golf, tapi berlubang-lubang sehingga udara bisa keluar-masuk dengan leluasa.
1404Please respect copyright.PENANASUSEUuJDPv
“Ah, akhirnya sadar juga,” sapa Bandi dengan ramah.
1404Please respect copyright.PENANA4nfOqSAu7i
Tangannya membelai wajahku dengan lembut lalu turun ke payudaraku, perutku yang rata dan terakhir selangkanganku. Tubuhku tersentak-sentak, tiap kali dia menyentuh benjolan kecil di dekat lubang kencingku.
1404Please respect copyright.PENANAyROcdfsd2y
“Enak kan? Buktinya kau makin basah,” bisiknya sambil terus membuat lingkaran-lingkaran kecil di sana.
1404Please respect copyright.PENANAMnxd88Vnfr
Aku belum pernah bermasturbasi jadi tidak tahu kalau klitorisku bisa dirangsang seperti ini. Lenguhan kenikmatan mulai keluar dari mulutku yang tersumbat. Vaginaku mulai terasa basah. Tanpa sadar aku memejamkan mataku untuk menikmati rangsangan ini. Rasanya aku sedang terbang ke langit ketujuh.
1404Please respect copyright.PENANAfwzhtjEXW0
“Mmmh! Mmmph!”
1404Please respect copyright.PENANAo9qsEcqyND
Aku membuka mata dan berteriak kaget saat kurasakan benda keras dan dingin memaksa masuk mem*kku yang basah. Bandi tersenyum ramah dan mengeluarkan alat itu dari mem*kku dan menunjukkannya. Mirip gunting, tapi melengkung dan bercorong.
1404Please respect copyright.PENANAA06IodYchQ
“Kau belum pernah melihat alat ini?”
1404Please respect copyright.PENANAE7bENg1T8E
Aku menggeleng ketakutan. Sepertinya alat itu mengerikan.
1404Please respect copyright.PENANAHAQjDtcdjA
“Kalau begitu kau pasti belum pernah pap smear. Alat ini untuk membantu dokter membuka liang vagina sehingga bisa mengambil cairan dengan gampang.”
1404Please respect copyright.PENANACdBhyhEWWa
Aku makin ciut melihatnya memeragakan gunting aneh itu hingga membuka lebar. Astaga! Apa yang akan dilakukannya pada vaginaku? Aku berontak, mencoba beringsut saat Bandi kembali mencokokkan alat mengerikan itu ke lubang mem*kku.
1404Please respect copyright.PENANA6TAxqEbVRe
“Mmmh! Mmmph! Mmmmmhhh!”
1404Please respect copyright.PENANAavXhQ0ERzX
Aku berteriak sejadi-jadinya saat alat itu menyodok masuk hingga ke ujung dan membenggangkan lubang vaginaku lebar-lebar. Sakit dan linu sekali. Bandi menyeringai dan memasukkan empat jarinya sekaligus untuk mengobok-ngobok vaginaku hingga basah kuyup.
1404Please respect copyright.PENANASSWkGntXdi
“Sepertinya deodoran ini muat kalau dimasukkan ke dalam situ.”
1404Please respect copyright.PENANA3v7HmJ2i8p
Aku menggeleng dan berteriak-teriak. Tapi percuma. Daguku malah berlumuran liurku sendiri yang mengalir keluar lewat lubang sumbatanku. Dan Bandi seperti anak kecil yang kegirangan menemukan mainan baru. Setelah puas dengan memasukkan dan mengeluarkan deodoran, dia beralih pada barang-barang yang lebih besar.
1404Please respect copyright.PENANAdxZj9jN2cw
Botol minyak angin, thermometer digital lalu berganti botol aftershave dan yang terakhir senter yang berisi dua batere AA. Separuh batang senter plastik hijau masih menancap di vaginaku saat dia mengeluarkan speculum lain.
1404Please respect copyright.PENANA6iKMu9SRFf
Rasanya aku ingin mati saja daripada anusku ikut dibenggangkan. Sekujur tubuhku bermandikan keringat dingin. Benar-benar mengerikan. Aku tahu aku sudah berjumpa dengan setan yang sesungguhnya.
1404Please respect copyright.PENANA7D9KdizkYS
BRAK! Mendadak pintu ruangan terbuka dan Aheng menerobos masuk ke dalam. Belum pernah aku merasa begitu gembira melihat Aheng. Apalagi gorila itu langsung melucuti benda-benda penyiksa yang tertancap di tubuhku.
1404Please respect copyright.PENANAlIIwG4LG8S
“Eh, kau mau apa? Siapa yang mengijinkanmu mask kemari?” sembur Bandi murka sambil menyerang Aheng.
1404Please respect copyright.PENANA6tzEd839sU
Dengan sekali tepak, Bandi tersungkur di lantai. Diambilnya pisau dan dihunjamkannya ke punggung Aheng.
1404Please respect copyright.PENANAu8r5cgBo3w
“Awas!”
1404Please respect copyright.PENANAWgv26bfJi3
Aku ingin berteriak memperingatkan Aheng, tapi mulutku tersumbat.
1404Please respect copyright.PENANAkYuX1YiTpE
“Bandi!!”
1404Please respect copyright.PENANAjsxMKr58yp
Bandi langsung mematung mendengar bentakan BL. Aku juga. Sedangkan Aheng terus berkutat membuka ikatan tanganku.
1404Please respect copyright.PENANAP4LMhaygOy
“Apa-apaan kau ini. Kau kan tahu kalau dia milikku!” sergah BL.
1404Please respect copyright.PENANA3E7a4IgYp8
“Aku tidak pernah mengundangnya kemari. Dia sendiri yang datang,” bantah Bandi. “Lagipula kau juga sudah bosan dengannya.”
1404Please respect copyright.PENANAyg7dBtBoA8
“Apa aku pernah merebut ayammu yang kabur ke tempatku?”
1404Please respect copyright.PENANAcLbh1fRN9w
Kedua saudara itu bertengkar memperebutkanku. Tidak sampai baku hantam, tapi ribut sekali. Namun aku sama sekali tidak bangga diperebutkan dua orang sakit jiwa. Adu mulut akhirnya selesai dan dimenangkan BL. Bandi tampak kesal, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
1404Please respect copyright.PENANAtFvtHCJDaU
Aku memalingkan wajah dengan jijik saat melihatnya menjilati speculum yang berlumuran cairan vaginaku dengan haus. Saking lemasnya aku tak bisa berjalan sehingga Aheng harus membopongku. Sedangkan BL berjalan di depan kami. Tiba-tiba aku menangis. Awalnya terisak lalu tersedu.
1404Please respect copyright.PENANAjV8gDfzTIW
Ini tangisku yang pertama sejak tiba di Sanctuary hingga sekarang. Kejadian horor tadi membuatku begitu terpukul. Aku mulai menyesali kenekatanku membalas dendam yang membuat hidupku hancur berantakan. Kata seandainya terus terulang di kepalaku, tapi percuma, aku tidak bisa memutar balik waktu dan merubah keadaan.
1404Please respect copyright.PENANAWnZgloHlFs
Aheng menurunkanku di ranjang, tapi aku terus memeluk lehernya erat-erat. Bagiku dia adalah pahlawanku. Kalau tidak ada dia, mungkin anusku sudah sobek dan aku mati kehabisan darah.
1404Please respect copyright.PENANAbhbJwU87uE
Bodohnya aku, berusaha menutupi kenyataan kalau BL-lah yang berjasa menyelamatkan nyawaku. Kalau tidak disuruh BL, mana mau Aheng bertindak. Tapi aku tak sudi berterimakasih pada BL. Gara-gara dia, aku jadi sial begini.
1404Please respect copyright.PENANAQJBs5aQUfk
Aheng dengan perlahan namun pasti melepaskan pelukanku dan menyelimutiku. Setelahnya dia pergi meninggalkanku berdua dengan majikannya. BL langsung menyingkap selimut dan kembali menindihku.
1404Please respect copyright.PENANAIX5SClyXYd
Dia memakai kondom kepala jamur baru. Rupanya dia belum puas menggagahiku dengan kondom itu. Kali ini aku tak memberikan perlawanan apa-apa. Aku masih terlalu sibuk sesenggukan, tapi aku terkesiap saat BL meraba mem*kku.
1404Please respect copyright.PENANAaEzfFXruc4
“Becek banget. Jadi kau terangsang juga rupanya.”
1404Please respect copyright.PENANAADsRWbQ9NG
Hatiku terluka mendengar hinaannya. Tapi makian tak mampu kuteriakkan lagi karena mulutku malah meneriakkan lenguhan penuh nikmat saat kepala jamur menggesek liang vaginaku yang basah. Belum pernah aku merasa senikmat ini digauli BL.
1404Please respect copyright.PENANA9JekNJxfNM
Aku tetap pasrah saat BL mengangkat kedua kakiku dan menyampirkannya pada pundaknya. Untung saja dia tidak jadi menyodomiku. Hentakan demi hentakan membuat tubuhku menggeletar. Ditambah lagi remasan pada pantatku dan lumatan pada payudaraku.
1404Please respect copyright.PENANA06sszayTLR
Desahan dan lenguhan kami saling bersahut. BL menekan pantatnya kuat-kuat dan pada saat yang sama aku merasa melayang. Jauh lebih tinggi dari saat Bandi mengelusku tadi.
1404Please respect copyright.PENANAPU6Z8WeNEl
Oh no! Ingatan pada Bandi membuat gairahku yang memuncak terjun bebas, tapi genjotan BL membuatku menggelinjang dan sesuatu seakan ingin membobol keluar dari dalam diriku.
1404Please respect copyright.PENANARZ06V6T65K
“Ooooh! Ooooh! Oooaaah! Aaaah! Aaaaaaaaah!”
1404Please respect copyright.PENANAra7fNlDKbp
Aku berteriak panjang sambil terus menggelinjang sampai-sampai tidak menyadari BL melepaskanku. Aku baru tersadar setelah tersedak spermanya yang dipompakan ke dalam mulutku. Aku terkulai lemas tak berdaya sementara dia terus mengocok kont*lnya yang sepertinya tak henti-henti memuncratkan cairan.
1404Please respect copyright.PENANA3FvDYuYz7h
Aneh, mengapa kami berdua begitu terangsang setelah campur tangan Bandi tadi? Bagaimana bisa aku mengalami orgasme setelah nyaris mati konyol? Apa aku juga mulai ketularan sakit jiwa?
1404Please respect copyright.PENANASkDL7tUt24
BL berpakaian sambil memandangiku dengan dingin.
1404Please respect copyright.PENANABWlCHdrL8K
“Kau milikku,” begitu yang dikatakannya sebelum keluar dari kamar.
1404Please respect copyright.PENANAdRSootR4zx
Meski papaku buaya darat paten alias kucing garong tulen, sejak kecil dia mencekokiku dengan segala aturan dan norma kesusilaan. Aku selalu dijaga dengan ketat dan dilarang bergaul dengan sembarang laki-laki. Bahkan aku tidak boleh pacaran sebelum umur dua puluh.
1404Please respect copyright.PENANAJ8SwJDF2lQ
Dan ternyata hingga sekarang aku malah belum pernah punya pacar. Mungkin karena dulu tubuhku yang mirip karung beras dan wajahku yang biasa-biasa saja maka tidak ada yang tertarik padaku.
1404Please respect copyright.PENANAqTp2MmkLNw
Memang ironis bila mengingat bagaimana papa mengkhotbahiku agar menjaga keperawanan baik-baik selama aku bersekolah dan kuliah di Ohio. Papa adalah lelaki yang brengsek, tapi dia papa yang baik.
1404Please respect copyright.PENANAkhDzeInGk5
Dia tak ingin putri satu-satunya akan bernasib sama dengan gadis-gadis yang sudah diperdayanya. Aku tak tahu apa karma itu benar-benar ada. Yang jelas aku penasaran, apa yang dipikirkan papa bila dia dapat melihat kondisiku kini.
1404Please respect copyright.PENANAjVv0phKl8x
Nasibku lebih parah dari ayam-ayam yang biasa dilahap papa. Gadis-gadis yang pernah dicicipi papa tak pernah merasakan penyiksaan yang aku alami karena sadomasokis bukanlah aliran seks yang dianut papaku.
1404Please respect copyright.PENANAy2xSUVI25b
Mereka lebih beruntung karena menerima bayaran yang tidak sedikit bahkan kalau Papa sedang murah hati, bonus berupa anting atau gelang berlian bisa didapat. Sedangkan aku, sudah tubuhku babak belur, uang sepeser pun tak punya.
1404Please respect copyright.PENANAs5czrxwy4p
Pakaian yang menempel di tubuhku saja hanya singlet kedodoran. Ditambah lagi aku seperti tidak punya tujuan hidup dan masa depan lagi. Rencana balas dendamku terancam gagal total. Niatku untuk menyudahi nyawa BL mulai tergerus oleh hasrat seksku yang sedang tumbuh.
1404Please respect copyright.PENANA7FQJJN3sJW
Aku begitu terbuai dengan orgasme pertamaku sehingga yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaimana bisa menikmatinya lagi dan lagi dan lagi. Aku bahkan sudah tak ingin melarikan diri lagi. Trauma yang seharusnya singgah setelah disiksa Bandi pun tidak kurasakan.
1404Please respect copyright.PENANA6kyRX2zxd4
Sialnya, BL malah tak kunjung mengunjungiku. Sudah hampir dua minggu aku tidak melihat batang hidungnya yang mencuat angkuh itu. Aku tahu, konglomerat sekaliber dia memiliki jadwal superpadat. Semasa masih hidup, dalam seminggu papaku hanya berada di rumah dua-tiga hari saja.
1404Please respect copyright.PENANAUrLfdrEBHQ
Makanya aku heran melihat BL sempat meluangkan waktu untuk menyiksaku. Kurasa orang sakit jiwa itu sedang sibuk mencaplok perusahaan milik orang lain atau menyiksa mangsa baru. Lalu bagaimana dengan nasibku?
1404Please respect copyright.PENANAX9AGvHEy5X
“Ngh…. Ooooh…. Aaaaah…”
1404Please respect copyright.PENANA2viaLu4S6Y
Aku mengerang seiring gelinjang tubuhku lalu terkulai lemas dengan kaki mengkangkang lebar. Tubuhku bermandi keringat, selangkanganku basah kuyup dan dadaku naik-turun. Kupejamkan mata sembari mengatur napasku yang memburu.
1404Please respect copyright.PENANAxdXdC0dDqs
Bila sebelumnya aku menghabiskan waktu dengan melamun atau tidur-tiduran, kini kegiatan utamaku adalah bermasturbasi. Di ranjang maupun di kamar mandi. Dalam posisi berbaring, duduk hingga menungging. Tiap kali usai orgasme, aku merasa lega dan lelah sekaligus mengantuk.
1404Please respect copyright.PENANAQKckW3S27r
Aku pun tertidur pulas. Tapi begitu bangun, hal pertama yang kurasakan adalah ingin menikmati orgasme. Akibatnya klitorisku merah membengkak karena terus digosok. Perutku sampai kram dan kakiku pegal-pegal karena terus-terusan mengejang.
1404Please respect copyright.PENANA6ZVh3pxTBj
“Hmm? Ada apa sih?” gumamku kesal.
1404Please respect copyright.PENANAeGfcjUOOtZ
Guncangan keras di pundak, membangunkanku. Aku menggeliat sembari membuka mata dengan enggan. Ada seseorang berdiri di samping ranjang, berujar datar.
1404Please respect copyright.PENANApsbTNU74mK
“Bangun dulu, Non. Sudah waktunya makan siang.”
1404Please respect copyright.PENANAfTbHxdn7cj
Aku menggeleng. Tiba-tiba aku tersadar. Itu bukan suara Mbok Ti, pembantu yang biasa membangunkanku. Suara Mbok Ti medok, tidak serak begini. Tunggu dulu, aku kan sudah tidak punya rumah lagi. Aku kan tinggal di kamar kos sempit.
1404Please respect copyright.PENANA87hlqLSG7w
Tapi itu juga bukan suara Gina, teman sekamarku. Suara Gina mendesah manja, tidak serak menggeram begini. Ini suara laki-laki. Badannya saja besar. Ya ampun, itu kan Aheng. Kok tumben-tumbennya dia membangunkanku?
1404Please respect copyright.PENANAptIEGKg24t
“Jangan ganggu aku. Aku masih ngantuk,” ujarku serak sambil memunggunginya.
1404Please respect copyright.PENANA4HHdVzmAEW
“Sekarang sudah jam sembilan. Non harus sarapan. Lagipula seprainya harus diganti,” balasnya sambil menepuk punggungku.
1404Please respect copyright.PENANAjBro1FH9Ac
Eh, kulit telapak tangannya yang kasar kok terasa? Apa punggungku telanjang? Aku menjerit kaget setelah menyadari tubuhku tidak ditutupi selembar benang pun. Aku lupa kalau tadi aku melepas seragamku dulu sebelum bermasturbasi. Aku ingin merangsang diriku sendiri semaksimal mungkin tanpa diganggu sehelai kaus singlet.
1404Please respect copyright.PENANAIiwoPr5dWY
“Pergi! Pergi kau! Jangan sentuh aku!” usirku panik sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku, tapi Aheng malah membuang selimutku dan mencengkeram lenganku.
1404Please respect copyright.PENANAKUwQYkCVfo
Aku yang ketakutan langsung berontak. Kupukuli dan kutendangi gorila bermuka bopeng itu. Namun dengan sekali sentak, Aheng menyeretku turun dari ranjang. Astaga! Apa dia lebih suka main di lantai? Aku langsung ciut membayangkan sakitnya ditindih dan digenjot orang sebesar Aheng.
1404Please respect copyright.PENANAjGlSMqxjj6
Ukuran kont*l BL yg kurus saja sebesar itu apalagi gorila ini? Belum lagi kalau dia main kasar. Di luar dugaanku, Aheng melepaskanku dan menyibukkan diri melepas seprai. Ngapain sih, kayak pembantu saja. Ya ampun! Aku ternganga melihat bercak merah besar di tengah seprai putih.
1404Please respect copyright.PENANAxXzGCOVIoT
Seperti bendera Jepang saja. Aku menunduk dan melihat di lantai juga ada tetesan darah. Sumbernya dari selangkanganku! Aku mens!!
1404Please respect copyright.PENANAhPECRTohaT
Aku langsung kabur terbirit-birit ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sialan! Aku lupa mengambil tampon dari lemari! Aduh, bagaimana ini? Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan Aheng masuk menyodorkan sekotak tampon padaku. Aku hanya bisa duduk terlongong di atas kloset melihatnya mengeluyur keluar begitu saja.
1404Please respect copyright.PENANAVyDwB5PKNS
Aku lebih melongo lagi setelah melihat ukuran tampon di tanganku. Tamponnya besar sekali, seukuran kont*l BL! Akhirnya aku memutuskan untuk tetap duduk di tempat daripada memerkosa diriku sendiri dengan tampon yang mungkin khusus untuk para ibu yang sudah melahirkan lebih dari lima kali.
1404Please respect copyright.PENANAmiW6vj97fs
Lagipula aku belum pernah memakai tampon karena dilarang keras oleh papa. Papa tidak mau aku diperawani oleh tampon. Dan sepertinya cara memakainya tidak mudah. Jadi aku duduk sambil memandangi darah menetes deras ke lubang kloset.
1404Please respect copyright.PENANAIL9G6J4TX8
Setengah jam berlalu, pantatku sudah mati rasa dan perutku bernyanyi sumbang. Aku mulai berpikir untuk menyerah pada tampon raksasa agar bisa kembali ke kamar tidur untuk menyantap makan siang saat Aheng kembali masuk. Dia tertegun sejenak melihatku masih memegangi tampon lalu tertawa geli.
1404Please respect copyright.PENANArOQ076XxwQ
“Nggak bisa atau nggak berani pakai?” tanyanya kurang ajar.
1404Please respect copyright.PENANABqsj0eIVqB
Kutimpuk kepalanya yang gundul dengan tampon sialan itu eh benda itu malah ditangkapnya.
1404Please respect copyright.PENANAsUnCZl1l4I
“Kau mau apa?” tanyaku sambil menutupi dadaku ketika dia mendekatiku.
1404Please respect copyright.PENANAz8byU3nIkJ
Tanpa ba-bi-bu dia jongkok di hadapanku lalu membenggangkan kakiku lebar-lebar.
1404Please respect copyright.PENANAbi20sCdS7u
“Eh, gila! Kau mau apa?” seruku marah sambil berusaha menendangnya.
1404Please respect copyright.PENANA94mYckTVeC
Dengan santai ditangkapnya kakiku yang sedang melayang dan disampirkannya di pundaknya. Tangannya yang satu menahan pahaku yang lain. Aku terus memaki sambil menggeliat untuk melepaskan diri sampai pantatku bergeser maju ke mukanya.
1404Please respect copyright.PENANAcFI446mCzc
Aku sudah tidak punya malu lagi. Rasa takutku pun hilang. Aku berharap dia jijik melihat mem*kku yang berdarah, tapi harapanku sia-sia. Aheng seperti tuli. Dia merobek bungkus tampon dengan giginya lalu mengeluarkan tampon beserta longsongannya.
1404Please respect copyright.PENANATmG68HvT5C
“Awas kalau kau berani!! Akan kubunuh kau!! Pergi! Jangan sentuh aku!” ancamku.
1404Please respect copyright.PENANAmb1SNmq8ey
Ancamanku lama-lama berubah menjadi jeritan ketakutan.
1404Please respect copyright.PENANAUlBVZTymeo
“Tidaaak!! Jangaaaan!! Aaaaah!! Uggghhhh!!”
1404Please respect copyright.PENANADqdHXyIkiF
Aku berteriak kesakitan saat Aheng menyodok longsongan tampon ke mem*kku. Kupukuli lengan dan pundaknya dengan keras.
1404Please respect copyright.PENANAhc1RXWUYLo
“Hhhgggh!!”
1404Please respect copyright.PENANAnCIrGkd6A2
Aku mengejan saat tampon gede itu didorong masuk dengan paksa. Tanpa ragu dan belas kasihan, Aheng terus menekan tampon itu sambil memutarnya agar bisa masuk lebih dalam. Air mataku mengembeng seiring rasa linu dan perih yang timbul. Duk.
1404Please respect copyright.PENANAhAPFwYB9ue
Ujung tampon menyodok bibir rahimku dengan mantap. Aku hanya bisa meringis kesakitan saat Aheng menarik keluar longsongan tampon. Akhirnya Aheng memerkosaku juga walau dengan tampon. Lalu seperti biasa, dia meninggalkanku tanpa berkata apa-apa.
1404Please respect copyright.PENANAC1Azs2u8rn
Aku termangu memandangi selangkanganku. Ada tali tampon menjuntai keluar di sana. Mem*kku terasa sesak dan mengembang. Aku mencoba berdiri dan berjalan. Tampon itu membuatku tidak bisa berjalan dengan kaki rapat. Tapi lama-lama terasa nyaman juga karena daya resapnya luar biasa apalagi bila mem*kku berkontraksi, rasanya seperti sedang disetubuhi tanpa henti.
1404Please respect copyright.PENANA9UcC6Sv1FN
Sore harinya Aheng kembali masuk kamar. Dia tidak juga mau pergi saat kuusir dengan sambitan bantal, guling dan selimut. Dia malah menyeretku ke dalam kamar mandi. Perlawanan yang kulakukan dengan cara menggigit tangannya dan menendang tulang keringnya sia-sia.
1404Please respect copyright.PENANA8VQYybh46v
Gorila ini seperti terbuat dari batu. Nyaliku mulai ciut dan bentakanku melemah. Jangan-jangan kali ini dia benar-benar ingin mencicipi tubuhku.
1404Please respect copyright.PENANAJQvcnHANHI
“Ayo, cepat mandi. Sebentar lagi bos pulang,” ujar Aheng seakan aku ini anak kecil saja.
1404Please respect copyright.PENANA3wFuaINPrU
“Mana bisa aku mandi kalau kau ada di sini. Memangnya aku tontonan?”
1404Please respect copyright.PENANAFSzQVar2H6
“Bos biasa begitu.”
1404Please respect copyright.PENANAG0MQ2ETIwK
Ah, pantas saja. Kalau memerkosa di depan umum saja tidak malu apalagi mandi ditonton bodyguard-nya. Kurasa BL itu benar-benar gila. Mungkin dia sejenis penganut sadomasokis eksibisionis.
1404Please respect copyright.PENANA26JfBGCPfe
“Apa bosmu yang menyuruhmu menungguiku mandi?” tanyaku jengkel.
1404Please respect copyright.PENANASsoZ0ks6HG
“Bos bilang, aku harus memasangkan tampon lagi.”
1404Please respect copyright.PENANAsTR7sgBM8l
“Kalau aku nggak mau?”
1404Please respect copyright.PENANAgDKEmzLeRv
“Kau harus mau,” ujar Aheng sambil menyalakan shower.
1404Please respect copyright.PENANASQTchDfLcO
“Aaaargh! Pelan-pelan dong!” seruku sewot saat dia mencabut tamponku dengan kasar.
1404Please respect copyright.PENANAs5nFryrNco
Aheng tak menyahut dan malah mulai memandikanku. Boleh dibilang dia ikut mandi karena aku tidak bisa diam. Aku terus memaki sambil meronta, tapi juga tertawa karena sentuhan tangannya saat menggosok ketiakku membuatku kegelian. Tapi tubuhku langsung mematung saat jari-jarinya menyentuh klitorisku.
1404Please respect copyright.PENANASzlbvs01aO
“Sudah. Jangan,” cegahku sambil menepis tangannya. “Jang…an. Oooh…”
1404Please respect copyright.PENANAKLIW1Pc3zp
Tanpa sadar aku mengerang. Aku menikmati gosokan jari dan telapak tangannya. Aku mendesah kecewa saat tangan Aheng hanya lewat sekejap dan terus turun ke kakiku. Aku menggigit bibir agar jangan sampai meminta gorila itu kembali menyentuh daerah terlarangku.
1404Please respect copyright.PENANANk9z4rcjTT
Aku bahkan tidak peduli lagi kalau aku sedang mens. Toh, Aheng sendiri tidak merasa jijik. Aku tak bisa lagi menahan hasratku saat Aheng membilas tubuhku.
1404Please respect copyright.PENANAxQI1UfBbgd
“Mmm… Ada yang belum bersih,” gumamku.
1404Please respect copyright.PENANA5ctC5I8wdQ
“Mana?” tanya Aheng heran.
1404Please respect copyright.PENANAACqqnvRX6D
Aku menunduk malu.
1404Please respect copyright.PENANAG7uJOUMmsi
“Di situ,” ujarku pelan sambil menunjuk ke bawah pusarku.
1404Please respect copyright.PENANACioXj0xNP1
Aheng menyemprotkan shower ke pangkal pahaku yang dibasahi aliran darah segar.
1404Please respect copyright.PENANAVPGcX9EAU9
“Bukan, masih ada sisa sabun di atasnya,” ujarku nekat.
1404Please respect copyright.PENANAa5ktaOgdRK
“Dia cuma bercanda, Heng. Sudah bersih kok.”
1404Please respect copyright.PENANA9IGd9h384r
Oh my God!!! Mukaku terasa panas hingga ke kuping. Aku mendongak dan melihat BL berdiri bersandar di pintu kamar mandi yang terbuka. Dia masih memakai kemeja kerja yang kedua lengannya digulung. Kedua tangannya bersedekap dan senyum mengejek meronai wajahnya.
1404Please respect copyright.PENANAmUY0wxSWKX
“Pasangkan tamponnya,” perintah BL sambil melepas dasi.
1404Please respect copyright.PENANAazM7m8sMm8
“Kenapa harus tam… Aduh!”
1404Please respect copyright.PENANAtgllzVqcno
Aheng meregangkan kakiku hingga aku terhuyung. Tak dipedulikannya darah yang menetes ke lantai dan dengan sekali sodok dia memasukkan tampon raksasa itu.
1404Please respect copyright.PENANAjtk9CzfIHx
“Aaaaooh! Sakit! Gila!” teriakku. Kujitak kepala Aheng dengan kesal, untung dia tidak melawan. “Apa kau nggak bisa pelan-pelan?”
1404Please respect copyright.PENANAyEbbBVtACo
“Jangan pura-pura nggak suka,” tukas BL datar sembari membuka kancing kemejanya.
1404Please respect copyright.PENANAfvixyajJIe
“Kau sengaja memberiku tampon ukuran gajah untuk menyiksaku kan?”
1404Please respect copyright.PENANAI5RCU86dV3
“Tapi kau merasa terangsang kan? Perempuan memang selalu begitu. Bilang nggak, tapi maksudnya iya. Bilang sakit, tapi sebenarnya enak. Apa tadi kau mau menggoda Aheng? Pengen mencoba kont*lnya?”
1404Please respect copyright.PENANAp5jOHpU7iT
Aku mendelik dengan wajah merah. Belum sempat aku membela diri, dia sudah bicara pada ajudannya.
1404Please respect copyright.PENANAVaqfGB3JIy
“Heng, buka celanamu.”
1404Please respect copyright.PENANAok2Fh9JvQh
Aku berjaga-jaga saat Aheng yang berdiri di depanku membuka celananya. Aku terkesiap melihat kont*l gorila itu yang … nyaris tidak ada. Hanya ada gundukan daging lembek sepanjang dua sentimeter. Astaga, apa yang sudah dilakukan BL padanya?
1404Please respect copyright.PENANAh19D9G577A
“Ke… kenapa begini?”
1404Please respect copyright.PENANADMtKKUfo4D
Aheng diam saja dengan wajah membeku.
1404Please respect copyright.PENANA2Vk68k2Pyd
Aku berpaling pada BL dan berseru geram, “Kau bukan manusia! Dasar binatang ke…”
1404Please respect copyright.PENANAVKlv5i6Caj
“Jangan bilang begitu pada bos!” bantah Aheng dengan suara menggelegar sehingga aku melompat mundur terkaget-kaget.
1404Please respect copyright.PENANAKHFrT5hl35
“Sudah. Sekarang kau berdiri di sana,” perintah BL berikutnya pada Aheng.
1404Please respect copyright.PENANA13Zsouc89r
Mulut Aheng terkatup dan dengan patuh dia berdiri di dekat bathtub tanpa menaikkan celananya. Aku menatapnya dengan iba, tapi sama sekali tak tampak ekspresi malu atau menderita di wajahnya.
1404Please respect copyright.PENANAoiWGUuu8EC
“Dia paling benci dikasihani,” tukas BL sembari mendekatiku.
1404Please respect copyright.PENANAWK959PPTEK
Aku berlari keluar, tapi dengan gesit gorila itu menghalangi langkahku. BL memelukku dari belakang. Aku meronta, mencoba melepaskan diri, tapi libatan lengannya makin erat. Lidahnya menyapu kuduk dan telingaku. Giginya meninggalkan bekas di leher dan pundakku yang masih basah. Jari-jarinya meremas payudaraku dan memilin putingku dengan keras.
1404Please respect copyright.PENANAIKTjI7wzlc
“Ugh… Hhhh…,” desisku sembari meringis menahan sakit.
1404Please respect copyright.PENANAK1qpe1qfAg
Gilanya aku mulai terangsang. Tanpa menerima perintah, otot-otot liang vaginaku sudah meremas tampon besar di dalam dengan getol. Aku kembali terhuyung mengikuti tubuh BL yang terus mundur dan jatuh terduduk di atas pangkuannya.
1404Please respect copyright.PENANAsgWXPYPg94
Ternyata dia duduk di atas kloset. Aku masih terus berusaha kabur meski jari-jarinya sudah mengusap bagian dalam pahaku. Kucoba mengatupkan pahaku, tapi ditahannya dengan kuat. Perlawananku melemah saat klitorisku disentuhnya.
1404Please respect copyright.PENANAAHzFCs3zbr
“Kau menikmatinya kan? Buktinya kau makin basah. Begini nih cara masturbasi yang benar. Ayo, lihat. Nggak usah malu-malu. Mumpung ada yang mau ngajarin.” Ngocoks.com
1404Please respect copyright.PENANAzLSylhqBxa
BL melepaskan payudaraku dan menundukkan kepalaku sehingga aku terpaksa melihat apa yang sedang dilakukannya. Dia sedang membuat putaran-putaran kecil di klentitku, kadang sesekali mencongkel benjolan kecil yang mulai mengeras itu.
1404Please respect copyright.PENANAZfZeQV2hQZ
Tubuhku menggeletar menahan gelinjang dan bibirku kugigit keras untuk menahan ledakan erangan erotis yang ingin keluar. Napasku mulai memburu lagi setelah kuku jari BL menelusuri lekukan klent*tku sambil sedikit menekannya. Aku baru bisa bernapas lega setelah dia menarik jarinya.
1404Please respect copyright.PENANAG1JGUS0qZR
“Ini darah bukan, Heng?” tanya BL sembari melambaikan jari tengah kanannya yang mengkilap.
1404Please respect copyright.PENANACmvzVBVHYx
“Bukan bos, bening.”
1404Please respect copyright.PENANAkhc1epoh7o
BL tertawa mengejek.
1404Please respect copyright.PENANAMFLROecfB2
Di dalam pasti super becek sampai luber keluar tampon. Horny berat begini kok masih jual mahal. Kau masih harus belajar banyak. Teknik masturbasimu masih payah.”
1404Please respect copyright.PENANASgH3qPkYtU
Melihatku tercenung, BL tertawa lagi.
1404Please respect copyright.PENANAqVBO5uiFyv
“Kau pikir aku nggak tahu kalau kau suka sekali masturbasi. Delapan kali sehari rekormu. Seperti olah raga saja ya mandi keringat.”
1404Please respect copyright.PENANAO7M2ttp7pO
“Ka… kau… mengintipku?” tanyaku terbata.
1404Please respect copyright.PENANAUzjFZl9d5j
“Ada tiga kamera di sini dan empat di sana,” ujar BL seraya mengedikkan kepalanya ke arah kamar tidur.
1404Please respect copyright.PENANA8dSmFlAOwt