x
“Gue tau lo mau nyampe, Sha. Keluarin sekarang, sayang,” perintah Hendrik sambil mendorong bagian tubuhnya sedalam mungkin tanpa melepas sorot matanya yang tajam pada cewek SMA bermata indah seperti permata itu.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvO1FvFLVOG
“Uhh, ngg… Nggak! Gue nggak mau!,” jawab Asha di sela-sela desahannya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLh260qFi9B
Tidak mungkin dia akan menyerah pada Hendrik, cowok sok jago yang selalu jadi biang keladi alias provokator semua tawuran yang terjadi di sekolah mereka. Meski mengklaim bahwa seluruh gang anak nakal di SMA Trisaka ada di bawah komandonya, Hendrik selalu kesulitan mengintimidasi Asha. Bahkan saat cewek turunan Indo-Persia itu sedang terengah-engah diombang-ambing badai birahi, di mana kedua tangannya dicengkram dengan kuat oleh satu genggaman Hendrik, dengan kondisi tubuh setengah telanjang, dan liang kemaluannya menjadi sasaran hujaman brutal penis lima belas centimeter sang cowok, Asha masih memberikan perlawanan. Kalau sempat terlepas cengkraman tangan pada kedua pergelangan Asha, Hendrik tahu, cewek ketua OSIS idola SMA itu tak akan pernah berhenti mendorong, memukul-mukul bahkan mencakar Hendrik.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡruEoz1tWOR
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8W1iqvNww
Kemeja seragam Asha yang terbuka lebar dan bra yang sudah tak karuan menawarkan Hendrik pemandangan puting merah muda pada puncak payudara montok Asha yang berguncang-guncang dengan hebat. Rok dan celana dalam Asha sudah telah terlempar entah kemana. Saat Hendrik mengusap geraian rambut Asha agar tak menyembunyikan wajah cantiknya yang bersemu kemerahan, ia mendapati Asha selalu berusaha menoleh ke samping kanan dan kiri supaya tidak perlu menghadapi tatapan angkuh Hendrik.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZ2xK2Q1EO
“Lihat sini dong, cantik. Lihat gue yang lagi menjelajah kehangatan tubuh lo,” Hendrik berkata lembut sembari mengusap gerai rambut Asha agar tidak menghalangi wajah cantik itu.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFq32pXl0wV
“NGGAK!,” jawab Asha terengah-engah saat otot-otot Hendrik mendorong masuk lebih dalam, menghantarkan gelombang kenikmatan dalam peraduan tulang panggul keduanya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFhQLscXgZ
Hendrik memindahkan salah satu tangannya dari pergelangan tangan Asha yang terkunci di atas kepala. Dengan gerakan yang kasar, Hendrik memalingkan wajah Asha, memaksa mata teduh wanita itu bertemu dengan sorot tajamnya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt64quNLEnO
“Itu bukan permintaan, sayang. Gue mau lo tatap mata gue tiap gue ngentot lo. Karena mulai hari ini lo adalah milik gua. Lo adalah cewek gua,” ucapnya dengan tenang sambil perlahan menarik keluar kejantanannya hanya untuk menusukkan kembali bagian itu. Bagai mengamuk, menerobos masuk lebih dalam dari sebelumnya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡntQM1Kmj61
Cowok bertubuh atletis itu terus memompa ke dalam Asha dengan perlahan seolah sedang berdansa dengan ritme yang ia ciptakan. Gerakan memutar dari pinggulnya terasa melambat secara sengaja untuk meresapi setiap impuls saraf yang menyala-nyala dalam tarian sensualitas.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPgIh1VDKux
Asha hanya mampu menatap lemah ke arah Hendrik. Tanpa sadar Asha menggigit bibir bawahnya untuk menahan erangan kenikmatan. Asha tidak bisa membiarkan Hendrik tertawa puas apabila pria sombong ini mengetahui seberapa besar gejolak birahi yang dirasakannya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1kHCMw56GL
“Gede ya Sha, kontol gue? Enak ya?”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxiO3BUT9y
“Enggak! Bangsat! Hh….. hh… lo kira gue bakal takluk? HH… hhh… Lo nggak bisa nakutin gue Hend…. Gue bakal laporin lo! Masuk penjara lo…. Hhh… hhh.. biar elo diperkosa napi-napi! Anjing!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ySnJgBDv6
Senyum Hendrik perlahan mengembang, seolah pertanda bahwa cowok itu justru semakin terhibur oleh caci maki Asha.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4oM1Oq7O26
“Elo makin cantik kalo maki-maki gini, Sha. Gua suka banget. Meskipun lo selalu ngelawan gue di sekolah, meskipun lo terus ngelaporin gue, bikin gue hampir nggak naik kelas, gue nggak pernah marah. Malah.. “ Hendrik mengambil jeda pada kata-katanya untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Asha,” .. bikin gue makin napsu. Kebencian di wajah lo… bikin kontol gue makin keras..”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHXNax5IEB
Jengah, cewek berambut panjang kecoklatan itu berusaha menjauhkan kepalanya dari Hendrik. Dengan sebuah dengus kemarahan Asha menyuarakan kebenciannya.
“Sakit.. hhh… hhh.. lo sakit jiwa! Kasian gue ngeliat lo… hhh.. hh.. lo pasti nggak tau kasih sayang. Lo anak buangan, anak pelacur! Hhh.. bahkan pelacur pun pasti nyesel ngelahirin pecundang kayak lo! CUHHHH!!!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIwAZKljg6b
Ludah Asha mendarat tepat di muka Hendrik, membuat sang cowok mendadak memejamkan mata untuk beberapa detik. Saat membuka mata kembali, sorot mata Asha yang menyiratkan kegeraman yang amat sangat, menyambut Hendrik.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmor6E45q5L
Asha menelan ludah namun sama sekali tak menghindari tatapan dingin Hendrik. Ia siap menerima amukan Hendrik. Kalau Hendrik akan menamparnya, merekamkan jejak merah telapak tangan yang kapalan itu pada pipi mulusnya, Asha tak goyah. Rasa jijik luar biasa kepada cowok yang telah merenggut keperawanannya dengan paksa itu telah mengalahkan rasa gentarnya.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qwIiHmgvQ
Di luar dugaan, Hendrik justru memagut bibir Asha. Kecupan penuh hasrat yang tiba-tiba membuat pertahanan Asha kebobolan. Bibirnya, pipinya, keningnya, kini dihujani oleh ciuman bertubi-tubi Hendrik. Bahkan Asha dapat merasakan jilatan basah dan hangat pada tiap inci wajahnya saat ia memejamkan mata dan mengatupkan bibir rapat-rapat.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcw4SWDrD80
Di bawah sana, terasa dorongan dan pompaan Hendrik pada vaginanya semakin menjadi-jadi. Hendrik tidak berbohong. Semua usaha Asha, semua perlawanan yang keluar dari sisa-sisa energi yang dimilikinya justru menjadi bensin pemacu kobaran gelora birahi Hendrik. Terbukti dari semakin keras dan kasarnya batang kejantanan Hendrik mengobrak-abrik rongga dalam tubuh Asha.
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL252rmvLpS
“Lu bener, Sha! Nyokap gue LONTE! Gue nggak punya bapak! Gue nggak tau kasih sayang! Tapi lo tau Sha??? Gue punya kontol gede yang bikin semua cewek takluk sama gue! Kontol yang udah nyobain memek Bu Tari! Bu Endah! Gak ada yang gak puas sama gue! Gak ada yang nggak jadi budak kontol gue setelah gue entot! Termasuk lo!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6n0mmS443N
“Aaahhhh…. Uhhh, sakit! Sakit, anjiiing!! Sakittt kontol looo, bangsattt!!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU592oy3Ine
“Terus!! Terus bilang lo kesakitan! Terus, Sha! Ngomong yang lebih kasar lagi! Lebih jorok! Terus, Asha sayang!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMFKtIsqG1
“Ahhh… ahhh.. lepasiiin… hhh.. hhh lepasin kontol loooooo!”
2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrp1XZ3klq
“Lepasiin??? Yakin lo??”2801Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo1UBklkznO
