Sudah hampir setengah jam ibu dan anak anak kandung ini bergumul di atas ranjang. Keduanya dengan diselimuti perasaan berbeda. Anwar penuh dengan nafsu, sementara Hamidah benar-benar kacau hatinya. Pikirannya juga berantakan.10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ90sArncgLQ
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbcfmwsORz
Hamidah sudah tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya menatap langit-langit dan sesekali melihat wajah anaknya yang seperti tak peduli siapa yang sedang ia cumbu.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7CQQo7pDIu
Anwar sendiri lebih fokus melihat penisnya memompa vagina ibunya. Kadang-kadang mendongak, melihat wajah ibunya, hanya untuk meyakinkan jika tak ada perlawanan dari ibunya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqosLSoT6Dc
Cairan spermanya seperti sudah sampai di ujung kepala penis. Beberapa kali gesekan lagi, sudah pasti akan muncrat.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ukdxrnUhL
“Ahhhhh,” Anwar sedikit mengerang lebih keras. Diimbangi dengan gerakan penisnya yang lebih cepat. Hentakan yang begitu keras. Ibunya pun terkaget dan memindahkan pandangannya ke arah Anwar.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloiFNAujY1
“Aduhhh,” suara Hamidah akhirnya keluar, ia kesakitan. Anwar tak peduli. Seperti tidak mendengar. Anwar terus lanjut memompa vagina ibunya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYL0DqBO6e
Beberapa detik kemudian, Anwar tiba-tiba mencabut penisnya dari vagina ibunya. Lalu kemudian lompat ke lantai. Hamidah pun kembali kaget.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkRtycG4Od8
“Aduhhh,” ringik Hamidah.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzbpXA9Y6u
Anwar sudah ejakulasi dan menyemburkan spermanya ke lantai pojok kamar ibunya. Cukup banyak deras sperma yang ia keluarkan.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqX7N0hkTGd
Entah kenapa Anwar memilih mengeluarkan spermanya di luar, bukan di rahim ibunya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZ4y3m4OvJ
Anwar yang sudah tersalurkan hasratnya, langsung mengambil sarungnya lalu keluar dan menutup kamar ibunya. Anwar begitu saja meninggalkan ibunya. Tanpa melihat keadaan ibunya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKe8pHsCW0F
Ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan penisnya. Setelah selesai pergi kamarnya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9f7vavsFk7
Sementara Hamidah berusaha untuk duduk di ranjangnya. Pikirannya masih kacau. Ia melihat jam dinding, menunjukkan pukul 11.35 malam. Pelan-pelan Hamidah beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi. Ia tak memakai celana dalamnya, ia tak tahu ke mana Anwar tadi melemparnya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejMPGkMMfx
Sepanjang perjalanan ke kamar mandi pikirannya seperti kebingungan. Ia lalu kencing dan membersihkan vaginanya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnysmsM0gut
Saat hendak kembali ke kamarnya, ia menuju kamar anak ketiganya dan ternyata masih begitu terlelap. Sementara kamar anak pertamanya selalu dikunci saat tertidur.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKboRvJpxLU
Hamidah menuju ke dapur untuk meminum segelas air putih sebelum menuju ke kamarnya kembali.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡck5WfjcfRU
Di pojok kamar, ceceran sperma Anwar, dengan cepat ia bersihkan dengan kain kotor, takut anak pertama dan ketiganya tahu kejadian malam itu.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn6sPI2xmFw
Setelah beres, Hamidah menemukan celana dalamnya yang dilepas Anwar dan memakainya kembali. Lalu ia beranjak ke atas ranjang.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8t9XFJT30e
Selimut ia tarik dan menutup tubuhnya. Kembali ia melihat langit-langit. Seakan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcBoq5asCd
Ia sedikit mengingat-ngingat sekilas apa yang terjadi dari awal, apa yang dilakukan Anwar padanya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPttNk7rd65
Semakin mengingat momen yang terjadi barusan, tubuh Hamidah semakin lemas. Kemudian ia membaringkan tubuhnya dan berusaha untuk tidur.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkIK3vI0nh
***
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqRYK1nmnm
Jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Hamidah masih terlelap tidur, tidak seperti biasanya. Kali ini Hamidah sedikit bangun terlambat. Biasanya ia yang pertama kali bangun pagi di rumah itu.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfffguEJkEC
“Jangan,” teriak Hamidah. Ia kaget ketika anak ketiganya membangunkannya. Ia tiba-tiba trauma dengan kejadian selama. Melihat yang di depannya adalah bukan Anwar.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDUqPpUckth
“Kenapa bu,” tanya anak perempuannya. “Maaf nak, barusan mimpi,” Hamidah berkilah.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNWlZoRYN0
“Sudah pukul 5 pagi bu,” kata anaknya. “Ha, ibu kesiangan,” jawab Hamidah sambil memastikanke jam dinding.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDToiPn8bc
Hamidah langsung beranjak dari kamarnya untuk melakukan rutinitasnya. Meski ia merasakan badannya yang tidak enak. Sedikit pegal-pegal dan mulai meriang.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjptetTDWwx
“Ibu seperti tidak enak badan, mangkanya kesiangan bangunnua,” kata Hamidah pada anaknya sambil berlalu.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡofam7qz9Cm
Sementara anak pertamanya sudah bangun dan membantu melakukan pekerjaan rumah. Lalu siap-siap untuk berangkat kerja. Sedangkan Anwar masih tertidur pulas.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjd2Yj2zCEp
Kali ini Hamidah lebih siang berangkat ke pasar. Ia tetap memaksakan ke pasar meski tubuhnya tidak enak.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9R895z4N8G
“Ibu tidak apa-apa?” tanya anak ketiganya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEORVpkm1e
Pukul 06.30, Hamidah pun segera pergi ke pasar. “Jangan lupa kakakmu (Anwar) dibangunin, sebelum kamu berangkat (sekolah),” ucap Hamidah lalu keluar rumah.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKl6vNjeH6M
Anak ketiga Hamidah berangkat sekolah bersama teman-temannya naik sepeda. Cukup ditempuh waktu 15 menit, tidak jauh.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZGN7riORT
“Kak, bangun,” teriaknya membangunkan Anwar sambil menggedor-gedor pintu kamar Anwar. Ia lakukan berulang-ulang, biasa ia lakukan sampai bangun.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHoAv27rMe
“Iya, cil,” begitu biasa Anwar memanggil adiknya. Tak pernah Anwar memanggil adiknya dengan nama asli.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqHs2II3Yj
Diketahui, nama anak ketiga Hamidah adalah Fadian dan anak pertamanya Ratna.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0oSoLHeOqg
“Kak Anwar, Kak Ratna, aku berangkat dulu,” pamit Fadian pada kedua kakaknya.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrKs5yfyry
“Iya,” sahut Ratna yang sedang menyisir rambut di kamarnya. Sementara Nawar tak menjawab.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0URwBQolB
Ratna masuk kerja pukul 07.30, sedangkan Anwar masuk pukul 08.00.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe9gIMSpFIR
Anwar bangun dari tidurnya dan duduk di samping ranjangnya. Pikirannya tiba-tiba ingat kejadian semalam bersama ibunya dan sontak penisnya menegang.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtDZKe7g3D
Ia sebenarnya ke kamar mandi, tapi takut ketahuan kakaknya jika penisnya masih tegang. Anwar masih bertahan di kamarnya sambil memegang penisnya di balik sarung.
10864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSFO3uapGW
Jam menunjukkan pukul 07.00 pas, sebentar lagi kakaknya akan berangkat kerja.
ns216.73.216.247da2
