
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2805Please respect copyright.PENANAVLef7SMQCh
2805Please respect copyright.PENANAMJF5Ov68nu
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2805Please respect copyright.PENANA47V0RdRs8R
2805Please respect copyright.PENANAor0FYGavqe
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2805Please respect copyright.PENANAIsCA8De8jx
2805Please respect copyright.PENANAbAw7k5DWpv
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2805Please respect copyright.PENANA5UeDJPp1Io
2805Please respect copyright.PENANA7a38Q9ACkh
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2805Please respect copyright.PENANAktEyFpKr2W
2805Please respect copyright.PENANANVxCbqlWMt
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2805Please respect copyright.PENANAoyi38ringE
2805Please respect copyright.PENANANRSSa1JV8D
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2805Please respect copyright.PENANAH6okvwPbhl
2805Please respect copyright.PENANA88lKFk8M3Z
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2805Please respect copyright.PENANAxeBWmF5oXJ
2805Please respect copyright.PENANAHizwpqTyZJ
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2805Please respect copyright.PENANAteY5PSPKyU
2805Please respect copyright.PENANAZukG6Mu77S
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2805Please respect copyright.PENANAvsgrbrb14F
2805Please respect copyright.PENANAoyqESAhKx0
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2805Please respect copyright.PENANAoi2Enw64nm
2805Please respect copyright.PENANAbcxrClOdcu
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2805Please respect copyright.PENANAdtMIOFmZSv
2805Please respect copyright.PENANAJnv3XYnNCT
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2805Please respect copyright.PENANA6BVvIOKfND
2805Please respect copyright.PENANA56kjikv62u
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2805Please respect copyright.PENANAKiaA1vQWJu
2805Please respect copyright.PENANA60Yf2sw9Lu
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2805Please respect copyright.PENANA7C4SHqunJv
2805Please respect copyright.PENANA3O3AQo6e1h
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2805Please respect copyright.PENANAihPPUwMLgB
2805Please respect copyright.PENANAw78Qxg60db
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2805Please respect copyright.PENANAHusFUWQ3Zk
2805Please respect copyright.PENANAtqPNq6LaNK
***2805Please respect copyright.PENANA1Yz3yKZsh8
2805Please respect copyright.PENANAXywsGnilNd
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2805Please respect copyright.PENANAy61VPxDBoR
2805Please respect copyright.PENANAyiloh5H5zH
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2805Please respect copyright.PENANAo9J7kY4Hh9
2805Please respect copyright.PENANAkEfo3tYVbq
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2805Please respect copyright.PENANAEYkqyn1Orp
2805Please respect copyright.PENANApos77HayqJ
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2805Please respect copyright.PENANAFbKEv5DCwr
2805Please respect copyright.PENANAymTNPm5Lva
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2805Please respect copyright.PENANAi3rzX5VxQC
2805Please respect copyright.PENANAyx6I3Fi0cY
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2805Please respect copyright.PENANA6qpPWSrSrU
2805Please respect copyright.PENANAlXruBo4bte
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2805Please respect copyright.PENANAcqkTCadYst
2805Please respect copyright.PENANAfDj2xgsI8q
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2805Please respect copyright.PENANATdmvZg34rN
2805Please respect copyright.PENANAoiaj4JwrrC
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2805Please respect copyright.PENANAfMJcSn8qRy
2805Please respect copyright.PENANAZMxIUJ7z4z
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2805Please respect copyright.PENANA7NJJpOHdRu
2805Please respect copyright.PENANAzBQZAu1gOs
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2805Please respect copyright.PENANALTc4bg5rHA
2805Please respect copyright.PENANAK2NWzVmKtn
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2805Please respect copyright.PENANANkiO6DAzEO
2805Please respect copyright.PENANAnkL4hGIauI
***2805Please respect copyright.PENANANRo4FAAitV
2805Please respect copyright.PENANACboX4sDD4X
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2805Please respect copyright.PENANArkbgZdcfBX
2805Please respect copyright.PENANAtlp6CirmGr
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2805Please respect copyright.PENANASowT9hM6Gy
2805Please respect copyright.PENANAnFNSybPF0O
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2805Please respect copyright.PENANA05vMOQuhgp
2805Please respect copyright.PENANAih12sLgijY
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2805Please respect copyright.PENANAdLVUAG5r1U
2805Please respect copyright.PENANA0eHGISQBR1
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2805Please respect copyright.PENANA5VpyVK279A
2805Please respect copyright.PENANAvZ01Lea82Y
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2805Please respect copyright.PENANAC1TOzrlKSW
2805Please respect copyright.PENANAodIiOKgPNx
“Teras aja, Jar.”2805Please respect copyright.PENANA3kLR2cetjk
2805Please respect copyright.PENANA3hozfF1kDR
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2805Please respect copyright.PENANA6SfJSnPYMG
2805Please respect copyright.PENANAXxGM109gE3
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2805Please respect copyright.PENANAUzOzPcGlei
2805Please respect copyright.PENANAWuT2Ftf4XY
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2805Please respect copyright.PENANAuO3887z5zu
2805Please respect copyright.PENANAie9CLmVZt9
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2805Please respect copyright.PENANAAbDM1S39y5
2805Please respect copyright.PENANA9ZmD7Qxncg
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2805Please respect copyright.PENANAwUM4ErFJsH
2805Please respect copyright.PENANApn4poANGcw
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2805Please respect copyright.PENANAF8sWQA7yfN
2805Please respect copyright.PENANAnLoQ0OQluH
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2805Please respect copyright.PENANA3KnnGBnCv0
2805Please respect copyright.PENANAMnjQbRyI7Z
“Bi, mana Adit,” kataku.2805Please respect copyright.PENANA0tvUErYpUD
2805Please respect copyright.PENANAnW3UAhr3PN
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2805Please respect copyright.PENANAlQpSC95jny
2805Please respect copyright.PENANAg5dv0qaNBt
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2805Please respect copyright.PENANAiKfOOsPaNK
2805Please respect copyright.PENANAfWiuBseGpF
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2805Please respect copyright.PENANAsOEuxR4vbs
2805Please respect copyright.PENANACFlgD6KAlb
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2805Please respect copyright.PENANAL6lCdnYYyG
2805Please respect copyright.PENANA8Y1PkBGRKD
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2805Please respect copyright.PENANA3L9bEHvks9
2805Please respect copyright.PENANAt4QCuX2OBI
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2805Please respect copyright.PENANAAz5wAeasF9
2805Please respect copyright.PENANAGevonxXJU2
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2805Please respect copyright.PENANAGZBZ5AP33f
2805Please respect copyright.PENANAcNXmx9lfZU
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2805Please respect copyright.PENANATm8Ekn2qlx
2805Please respect copyright.PENANAeQ9FNCGsTo
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2805Please respect copyright.PENANA99yB2qSioh
2805Please respect copyright.PENANAIBPXdVWI0E
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2805Please respect copyright.PENANALx840mODR1
2805Please respect copyright.PENANAtPsXLSfkxA
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2805Please respect copyright.PENANAeaXtvONCkb
2805Please respect copyright.PENANAX8aUtshkVr
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2805Please respect copyright.PENANADH5Za8mAvg
2805Please respect copyright.PENANAlESLLZrvOI
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2805Please respect copyright.PENANAcifBx6m6aR
2805Please respect copyright.PENANAeLn2ng3iLK
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2805Please respect copyright.PENANAmVqAjFkGAF
2805Please respect copyright.PENANAnfQQqGTHQb
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2805Please respect copyright.PENANAqYD2ZRnwRU
2805Please respect copyright.PENANAxHVAs5DUN6
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2805Please respect copyright.PENANAQjHekLivpR
2805Please respect copyright.PENANAYn73DYLDbN
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2805Please respect copyright.PENANAMquhR8hvND
2805Please respect copyright.PENANA88ZvpK0hOK
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2805Please respect copyright.PENANAnYIehDsNSe
2805Please respect copyright.PENANAJHFTcE4FP2
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2805Please respect copyright.PENANAfySF6LEI68
2805Please respect copyright.PENANANApNhuYbKm
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2805Please respect copyright.PENANAtDhDKQnOOc
2805Please respect copyright.PENANAyXF7S6BAO6
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2805Please respect copyright.PENANAGRQvYPQEfr
2805Please respect copyright.PENANAzH5nnU4eHV
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2805Please respect copyright.PENANAOUopR5gohR
2805Please respect copyright.PENANA6ymkdCa0xC
“Boleh,” kataku agak tersipu.2805Please respect copyright.PENANAznGTkh0GVD
2805Please respect copyright.PENANA0zKSq3TuBu
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2805Please respect copyright.PENANA2uRgwR5ZrL
2805Please respect copyright.PENANABlKQUNVYez
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2805Please respect copyright.PENANAL2vHGHB5wB
2805Please respect copyright.PENANAPuAoqwDKhe
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2805Please respect copyright.PENANAsLi8zDQsvM
2805Please respect copyright.PENANAyZLnOqGT6S
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2805Please respect copyright.PENANAfwGH47hYFP
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2805Please respect copyright.PENANACkMzS4UmiH
2805Please respect copyright.PENANAnrKKt4A6Xp
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2805Please respect copyright.PENANA5tCE0pJDNo
2805Please respect copyright.PENANAlsK1XufuHu
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2805Please respect copyright.PENANAhhZnCSWtQ1
2805Please respect copyright.PENANADJzEXWSxlM
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2805Please respect copyright.PENANA16AzooAXlM
2805Please respect copyright.PENANAqlklexa6qW
“Fajar cinta sama tante.”2805Please respect copyright.PENANAyTzP2kTqcs
2805Please respect copyright.PENANAW1wMOl2S1m
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2805Please respect copyright.PENANAuBXaVUvIzq
2805Please respect copyright.PENANAgwT4dBGeFv
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2805Please respect copyright.PENANACp2GAtts3Q
2805Please respect copyright.PENANAztbpQRd1Kx
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2805Please respect copyright.PENANA6IqjVPKPON
2805Please respect copyright.PENANAk0xvOzkfuL
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2805Please respect copyright.PENANAIFsysZS9gi
2805Please respect copyright.PENANAFVzxAJTa7j
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2805Please respect copyright.PENANAfo1NVczaJz
2805Please respect copyright.PENANAIC1zSw45Vg
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2805Please respect copyright.PENANAU0e21bJgWo
2805Please respect copyright.PENANA5qLspUAOE9
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2805Please respect copyright.PENANA9CXuGAoNSj
2805Please respect copyright.PENANA3dVWA9jpe6
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2805Please respect copyright.PENANAUbk0DUD9te
2805Please respect copyright.PENANAe3u9Agqe91
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2805Please respect copyright.PENANAqCSFRh2xzR
2805Please respect copyright.PENANA75RPqd2cng
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2805Please respect copyright.PENANAoVuwWB4RdU
2805Please respect copyright.PENANAOk3cIIhqGt
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2805Please respect copyright.PENANA5zA5Ceywvo
2805Please respect copyright.PENANAKHk70DAvqo
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2805Please respect copyright.PENANA2GZ2efiCFD
2805Please respect copyright.PENANAGt2bdlUnBE
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2805Please respect copyright.PENANAXI8mJVDoTK
2805Please respect copyright.PENANA6dr7NLWEnf
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2805Please respect copyright.PENANA7oeYA6gn5D
2805Please respect copyright.PENANAzloIXJScAD
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2805Please respect copyright.PENANA6TMGzRtNKb
2805Please respect copyright.PENANAsCK51kT8jM
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2805Please respect copyright.PENANA2edeUZUWFu
2805Please respect copyright.PENANAXrIgqtZpvI
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2805Please respect copyright.PENANAa9n38JypOR
2805Please respect copyright.PENANArI3ZoLyW2d
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2805Please respect copyright.PENANAchmE4iCODT
2805Please respect copyright.PENANAwckT8nN21t
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2805Please respect copyright.PENANARj2BvszAKB
2805Please respect copyright.PENANAZKEoGpFPRs
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2805Please respect copyright.PENANAPwAu1dbLoO
2805Please respect copyright.PENANA0Eu4pK0WZm
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2805Please respect copyright.PENANAxZv0CkCWXY
2805Please respect copyright.PENANAf28FfT7nvo
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2805Please respect copyright.PENANAWXeAKedqhg
2805Please respect copyright.PENANADiiapON3WJ
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2805Please respect copyright.PENANANtLM2EsSL9
2805Please respect copyright.PENANAngSJBxSgsG
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2805Please respect copyright.PENANAH3c0JUTQ36
2805Please respect copyright.PENANAogOXz2MrsY
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2805Please respect copyright.PENANAYpMDvRq00b
2805Please respect copyright.PENANAcmziDLFnUK
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2805Please respect copyright.PENANAfrvHnljZJV
2805Please respect copyright.PENANAJFceJ6jM9B
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2805Please respect copyright.PENANA4ncL7Snll5
2805Please respect copyright.PENANApRCYkaSxts
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2805Please respect copyright.PENANA9djS9lyBbO
2805Please respect copyright.PENANAj2wrzb9vvq
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2805Please respect copyright.PENANATsW2emu2C8
2805Please respect copyright.PENANA0IkMjNmrUF
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2805Please respect copyright.PENANA3ZoK0aph51
2805Please respect copyright.PENANAtLmR5UR5WH
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2805Please respect copyright.PENANAlOLyDdn3t3
2805Please respect copyright.PENANAiHGvYiHkxr
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2805Please respect copyright.PENANAu8AZIiYPSH
2805Please respect copyright.PENANAqCJwWbrzMr
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2805Please respect copyright.PENANAhBhfQEIZBg
2805Please respect copyright.PENANAI4c4tHJUHi
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2805Please respect copyright.PENANAyE5Ak1MKTN
2805Please respect copyright.PENANAwWn1Proxml
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2805Please respect copyright.PENANAB5ro74ixfa
2805Please respect copyright.PENANAHO0nBadhhf
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2805Please respect copyright.PENANAd3ZmiL3Ow4
2805Please respect copyright.PENANAHP2LRnyvnp
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2805Please respect copyright.PENANAyStq7Yayom
2805Please respect copyright.PENANAHqGqdwA640
Aku menggangguk.2805Please respect copyright.PENANAspXHl4yJ5W
2805Please respect copyright.PENANAUGWXAwfR5d
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2805Please respect copyright.PENANAVxuxV93nE8
2805Please respect copyright.PENANAhGuv1nOJnm
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2805Please respect copyright.PENANAUfu7K0H11Z
2805Please respect copyright.PENANAZAVEAtouRn
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2805Please respect copyright.PENANAP3RwX33CQa
2805Please respect copyright.PENANAVyKT5nrA4Q
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2805Please respect copyright.PENANA4aVJIC9z3M
2805Please respect copyright.PENANALpC7ZmC4Vp
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2805Please respect copyright.PENANAYhXSaPy33T
2805Please respect copyright.PENANAJP4Wv5qSMl
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2805Please respect copyright.PENANATyfwq3GYKY
2805Please respect copyright.PENANAs7BQfCf2iH
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2805Please respect copyright.PENANAaexqHuVsOC
2805Please respect copyright.PENANAj8vxByhHtH
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2805Please respect copyright.PENANATXouU689YA
2805Please respect copyright.PENANAUsEJaNHBf5
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2805Please respect copyright.PENANA5ESCXdM8QG
2805Please respect copyright.PENANALY3dtPKhYP
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2805Please respect copyright.PENANAHThWwMjgrQ
2805Please respect copyright.PENANAMAY3qGda9n
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2805Please respect copyright.PENANALdTcIEnPui
2805Please respect copyright.PENANAUGR9vDyTqT
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2805Please respect copyright.PENANAIgK4cr2KSx
2805Please respect copyright.PENANAQEt5AjWUHz
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2805Please respect copyright.PENANAyshr7VU210
2805Please respect copyright.PENANAUHrnkArNGf
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2805Please respect copyright.PENANAj9Melytgdw
2805Please respect copyright.PENANASwDA61uPX7
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2805Please respect copyright.PENANAxwV7pZBw1E
2805Please respect copyright.PENANAhEWKChQGwZ
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2805Please respect copyright.PENANA4sj6srqGY1
2805Please respect copyright.PENANAmK1JezY0xn
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2805Please respect copyright.PENANAxLT7nTSvba
2805Please respect copyright.PENANAUnMoZTk1gq
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2805Please respect copyright.PENANA2uaj9hQYcY
2805Please respect copyright.PENANA1SVjFOeGlb
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2805Please respect copyright.PENANAUV1B3ulyve
2805Please respect copyright.PENANA5mE34KlbMy
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2805Please respect copyright.PENANAUauufFVS0R
2805Please respect copyright.PENANAfSLPP2iPjZ
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2805Please respect copyright.PENANAZcGjE6T9Py
2805Please respect copyright.PENANAqhU5aJiItd
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2805Please respect copyright.PENANAWAjW7JWJpE
2805Please respect copyright.PENANA42mwELkhKk
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2805Please respect copyright.PENANAillMH8H7WE
2805Please respect copyright.PENANAG4TyABKYa5
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2805Please respect copyright.PENANALWcb1Dt1Np
2805Please respect copyright.PENANAqex0icQVRV
“Bentar lagi, tan.”2805Please respect copyright.PENANAvCWSuEBqFB
2805Please respect copyright.PENANATslN0z1qCo
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2805Please respect copyright.PENANAk0wpJM9CkZ
2805Please respect copyright.PENANAlDCRv9ieXe
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2805Please respect copyright.PENANAHQ8XgNdPjk
2805Please respect copyright.PENANAn85sp1YyVP
“Jangan,” kataku.2805Please respect copyright.PENANANFvuXdSLVZ
2805Please respect copyright.PENANAHeYMfaVZhc
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2805Please respect copyright.PENANAcDRkoLym6T
2805Please respect copyright.PENANAfZp4xg8RUT
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2805Please respect copyright.PENANAl1xJj9ZsG9
2805Please respect copyright.PENANA7AJ7pYh1z4
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2805Please respect copyright.PENANAtZD8GcZJ0j
2805Please respect copyright.PENANA9iRO1ZQIrs
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2805Please respect copyright.PENANAM55O564geE
2805Please respect copyright.PENANAOUdrkXruGQ
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2805Please respect copyright.PENANAhKftObWS9V
2805Please respect copyright.PENANA12pQU6f32u
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2805Please respect copyright.PENANA039em7xFEQ
2805Please respect copyright.PENANA17Uhp9koyy
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2805Please respect copyright.PENANA581HBpjjIW
2805Please respect copyright.PENANAq8dZSOh6L5
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2805Please respect copyright.PENANAXWdHXG6KKX
2805Please respect copyright.PENANA8xbJpyEdix
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2805Please respect copyright.PENANAvj8UoBtvzu
2805Please respect copyright.PENANA0M9W9uymnp
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2805Please respect copyright.PENANAQtlc5dVMYq
2805Please respect copyright.PENANAKXvpNlAdjD
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2805Please respect copyright.PENANA4KfI15XGPs
2805Please respect copyright.PENANAhhmJJj83Av
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2805Please respect copyright.PENANAo3Hr2ONT06
2805Please respect copyright.PENANAV7W8sucQYF
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2805Please respect copyright.PENANANxQ9zhXIyq
2805Please respect copyright.PENANApDFvwNDCct
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2805Please respect copyright.PENANA53ZamA0Fy0
2805Please respect copyright.PENANACJi39fgJxp
***2805Please respect copyright.PENANAR01nY69lRq
2805Please respect copyright.PENANAMfntokdtZw
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2805Please respect copyright.PENANAgN4Z37cUtq
2805Please respect copyright.PENANAnO8QeUcoSk
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2805Please respect copyright.PENANAEj8yJdFdKT
2805Please respect copyright.PENANAZdKq1bGSpb
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2805Please respect copyright.PENANA3GPAiQpDA4
2805Please respect copyright.PENANAZTPmAjaXdj
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2805Please respect copyright.PENANAWn0fFI2Nnl
2805Please respect copyright.PENANA0Oe84xFT78
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2805Please respect copyright.PENANAqTs4hDAXEi
2805Please respect copyright.PENANAXL2eWEgKyJ
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2805Please respect copyright.PENANAAtnwjcwxa8
2805Please respect copyright.PENANAbkmAS7w42z
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2805Please respect copyright.PENANA1Qgl916orQ
2805Please respect copyright.PENANARHOxTXfYv1
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2805Please respect copyright.PENANAuD1HmmN7sl
2805Please respect copyright.PENANArJVGoWMD3e
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2805Please respect copyright.PENANA4E1vwIP1xJ
2805Please respect copyright.PENANAZoBLTBy0xc
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2805Please respect copyright.PENANAvYJ8Pap3wT
2805Please respect copyright.PENANAOHCv2u7Wz2
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2805Please respect copyright.PENANA4fRMhs7aju
2805Please respect copyright.PENANAFoZsgNwg6p
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2805Please respect copyright.PENANA7kNrB3gWxU
2805Please respect copyright.PENANAegJUuI7pOW
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2805Please respect copyright.PENANANVoRJ41DcI
2805Please respect copyright.PENANA4mrX84NXZm
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2805Please respect copyright.PENANAkd4eyWR025
2805Please respect copyright.PENANA9GH7VbYVdd
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2805Please respect copyright.PENANAfiVap2bf8L
2805Please respect copyright.PENANAchjtyLJo1P
“Engga boleh!”2805Please respect copyright.PENANAe8eoJUN0yw
2805Please respect copyright.PENANAtnETV41ZVj
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2805Please respect copyright.PENANA6JMPlyZVgK
2805Please respect copyright.PENANA3dfuv09BwY
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2805Please respect copyright.PENANAPF38ynRJwX
2805Please respect copyright.PENANAdWD3L2efdo
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2805Please respect copyright.PENANAIiWCn3orxt
2805Please respect copyright.PENANALBnjjshuVB
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2805Please respect copyright.PENANAorlLMzMzO0
2805Please respect copyright.PENANANGsWFWsw3F
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2805Please respect copyright.PENANAHN0NXwIR6p
2805Please respect copyright.PENANAMCCox9G5Nv
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2805Please respect copyright.PENANAQXjLQRdQ1d
2805Please respect copyright.PENANATfcNo0wN1T
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2805Please respect copyright.PENANA2XjG6gdrk8
2805Please respect copyright.PENANA33kGES9S5z
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2805Please respect copyright.PENANAC7rR4AETTB
2805Please respect copyright.PENANAk1rUklLcGQ
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2805Please respect copyright.PENANAQVRoMMAFmj
2805Please respect copyright.PENANAZB1QpJbTDq
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2805Please respect copyright.PENANA7COb4FAhTh
2805Please respect copyright.PENANAlPnmAHky08
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2805Please respect copyright.PENANAZjiNWytNA6
2805Please respect copyright.PENANAG4srmNiJT1
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2805Please respect copyright.PENANAQa9PNMvA9t
2805Please respect copyright.PENANA20QImRN3ig
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2805Please respect copyright.PENANAvWGai1vZMk
2805Please respect copyright.PENANA8tpFTz7p6P
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2805Please respect copyright.PENANARbcrY58pa5
2805Please respect copyright.PENANAbjlvNul1c5
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2805Please respect copyright.PENANApgLp62vlmT
2805Please respect copyright.PENANAqJizYElJGr
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2805Please respect copyright.PENANAEAkcwboWGw
2805Please respect copyright.PENANA9bCb6l4Czp
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2805Please respect copyright.PENANAVGUOvYGEMy
2805Please respect copyright.PENANAZnfCtM9QQg
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2805Please respect copyright.PENANAFVfV18zPUb
2805Please respect copyright.PENANAQD0s4sHnuC
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2805Please respect copyright.PENANAPxlxPEUxz7
2805Please respect copyright.PENANAvfpYTTa9fP
Terdengar suara Adzan berkumandang.2805Please respect copyright.PENANA5Kjkeg6BXg
2805Please respect copyright.PENANAYwTURzBo8s
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2805Please respect copyright.PENANAjSI3V7rY6n