Anwar seakan tidak sadar, tubuh siapa yang sedang ia pegang. Nafsu di kepalanya seolah membutakan matanya. Ia seperti lupa siapa yang ada di depannya.12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4CEDgYs4w
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUW3c7btnxr
Dalam pikiran Anwar, di depannya adalah wanita untuk pelampiasan nafsunya. Pikirannya benar-benar gelap, menutupi akal sehatnya. Ia seperti benar-benar lupa, bahwa di depannya adalah ibunya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CaZwQL5pQ
Ia tak bisa menahan gejolak nafsu. Telinganya juga seakan tiba-tiba tuli, tak mendengar suara ibunya dari tadi meminta untuk menghentikan aksinya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTnlhN32Vxr
“Anwar, lepaskan nak,” ucap Hamidah seperti merengek.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKD0pXkXbk
Anwar tak peduli, vagina dan payudara wanita yang ia jamah langsung dengan tangannya itu adalah yang melahirkannya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpPhQpqxF9
Sementara Hamidah sudah benar-benar tersadar dari tidurnya. Meski menjanda, di usianya saat ini, seks kini bukanlah prioritasnya. Jika pun terbesit tentang berhubungan badan, ia tak kepikiran dengan anak sendiri.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwr82VXZ3xn
Ia benar-benar menolak, namun tangannya tak kuat menyingkirkan tangan Anwar. Untuk berteriak, Hamidah juga takut. Takut anak pertama dan ketiganya terbangun hingga tahu kejadian ini. Karena ini bisa menjadi aib yang besar. Ia tak mau, kedua anaknya membenci Anwar atau malah membenci dirinya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlo18kGhthc
Tangan Anwar masih memegang vagina dan payudara ibunya. Tangan kirinya memilin puting ibunya dan jari tengah tangan kanannya berusaha menembus lubang vagina ibunya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs1mqGopqV3
Sementara penis Anwar sudah mengeras sejak nonton film porno di kamarnya. Penis itu mengacung di balik sarung tanpa celana dalam. Seperti siap digunakan menuju ke lubang vagina ibunya. Lubang tempatnya lahir.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphRLEdAM0M
Tapi Anwar masih kesusahan memasukkan jari ke vagina ibunya yang kering. Hamidah sadar, tak ada nafsu pada anaknya. Meski sudah dijamah, ia tak merasakan sedikit pun getaran pada tubuhnya yang bisa membuat vaginanya basah.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwOjh3VOeyP
Anwar tak kepikiran untuk menjilat vagina ibunya agar basah. Tak kepikiran juga untuk menjilati payudara ibunya. Apalagi untuk berciuman dengan ibunya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGGzvyIPnr
Ia kini hanya ingin nafsunya terlampiaskan secepatnya. Ia juga tak mau berlama-lama di kamar ibunya. Takut saudaranya ada yang tahu.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVU0XUipu5Z
Anwar juga tak kepikiran untuk menyodorkan penisnya ke mulut Hamidah dan memaksanya untuk mengulum penis yang lumayan besar itu. Lumayan besar untuk ukuran standar penis orang Indonesia tersebut.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSsanzpJuA9
Tangan Hamidah masih memegangi tangan anaknya yang terus berusaha menjamah bagian penting dan sensitif dari tubuhnya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFHfK2YSeM
Tahu ibunya terus menolak, Anwar pun tiba-tiba menindih tubuh ibunya agar tidak bergerak. Yang dilakukan Anwar itu membuat ranjang kayu itu berbunyi cukup keras.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡibRt4JR5rn
“Kriek…,” suara itu tak dipedulikan Anwar.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfirVS4NYXY
Kini justru berganti, Anwar dengan cepat memegang keras kedua tangan ibunya. Ia mengarahkan tangan ibunya di kanan-kiri kepala Hamidah.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2rsSTxXENj
“Bentar aja ya bu, Anwar tidak tahan,” bisik Anwar di telinga Hamidah, seperti sadar kembali bahwa orang yang sedang ia tindih adalah ibunya. Namun tidak dengan nafsunya, ia tak peduli, masih tetap ingin lampiaskan pada tubuh ibunya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tjsxiQEpq
Ibunya hanya geleng-geleng kepala. Isyarat menolak. Tak bersuara. Karena keberatan dengan tubuh Anwar yang menindihnya dengan keras.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHqbrT8h382
“Ibu jangan bergerak lagi, biar segera selesai,” ucap Anwar.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCCtOrqW6Ck
Hamidah kembali hanya geleng-gelang. Tubuh anaknya yang menindihnya membuatnya mulai susah bernafas.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDpIWTNgdj
“Nanti kalau berisik, kakak dan adik bangun malah malu kita,” kata Anwar.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIiDICxBZiU
Hamidah diam. Bingung. Juga seperti terhipnotis dengan perkataan Anwar. Ia tak mengiyakan, juga tak menolak. Air matanya seperti akan keluar. Kejadian malam itu tak pernah terpikirkan olehnya. Tak pernah kepikiran dalam hidupnya, anaknya sendiri akan menidurinya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzvs0PiJ1V
Melihat Hamidah terlihat mulai pasrah di atas kasur, Anwar melepas tangan ibunya pelan-pelan. Ketika ibunya seperti tak memberontak, ia beranjak dari tubuh ibunya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN4iiI0HeEp
Anwar berada di samping kanan ibunya dan melepas sarungnya kemudian melempar ke lantai. Hamidah masih terdiam, tubuhnya tak bergerak. Matanya melihat ke langit-langit. Ia seperti pasrah dengan apa yang terjadi berikutnya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMqtjopdYO
Anwar kemudian menuju bawah kaki ibunya. Di sinilah Hamidah mulai tersadar anaknya sudah setengah telanjang dengan penis yang tegang. Sementara kaos oblong warna hitam masih menempel di tubuh Anwar.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wDMkIUB5k
Ini baru pertama kali Hamidah melihat penis anaknya sejak beranjak remaja hingga dewasa. Terakhir kali Hamidah melihat penis anaknya adalah setelah Anwar sunat kelas 4 SD. Setelah jahitan sunat di kelamin Anwar sembuh, ia tak pernah melihat lagi Anwar telanjang. Saat itu, Anwar juga mulai malu terlihat telanjang di hadapan keluarganya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwYlzCpiii1
Melihat Anwar dewasa telanjang dengan penis tegang di hadapannya, perasaan Hamidah masih hambar. Ia biasa saja. Libidonya tak muncul. Gairah seksualnya seperti sudah mati.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpVeW7ehuT
Hamidah tetap pasrah dengan apa yang dilakukan anaknya. Ia berharap kejadian malam itu segera berakhir. Ia juga takut anak-anaknya bangun dan melihat kejadian ini. Karena kadang anak ketiganya, tiba-tiba ke kamarnya untuk tidur bersama.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkI3YVK9uZ9
Hamidah melihat Anwar jongkok di atas kakinya. Daster bagian yang setengah tersingkap, dinaikkan oleh Anwar sampai ke perut Hamidah. Kini vagina yang masih terbungkus celana dalam terpampang bebas di hadapan anaknya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpTQemMlMHm
Anwar lalu berusaha melepas celana dalam ibunya. Hamidah masih belum ada respon. Ia benar-benar pasrah. Anwar seakan bisa melancarkan aksinya dengan baik. Ia menarik celana dalam itu hingga lepas dari kaki ibunya dan melemparnya ke lantai.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYLIUaUMmL
Vagina tempatnya lahir itu kini ada dihadapannya. Terlihat begitu jelas di depan Anwar. Karena Hamidah tak pernah mematikan lampu kamar saat tidur.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubep7JkIed
Sementara penis Anwar tak sedikitpun melemah. Terus berdiri dengan keras. Lalu ia melebarkan kaki ibunya sambil melihat wajah ibunya. Secara bersamaan, Hamidah juga melirik ke anaknya saat kakinya dipegang dan dibuka oleh Anwar. Kontak mata pun terjadi di antara keduanya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnao7ZJfp4l
Tatapan Hamidah seakan tak percaya ini terjadi. Di dalam hati, ia kembali berharap ini segera berakhir. Juga berharap Anwar mengurungkan niatnya.
12521Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoo1xcmc9Ep
Anwar masih terus menatap ibunya. Namun tak ada niat mengurungkan aksinya. Ia menatap ke Hamidah hanya untuk memastikan ibunya tak melawan.
ns216.73.216.247da2
