Hai readers sebelum lanjut ke chapter 2 yuk intip sedikit chapter 1.2
Enjoy....
878Please respect copyright.PENANA8OlUEPYBby
878Please respect copyright.PENANAOzNtsxGiCq
878Please respect copyright.PENANAL5lrSZVN8m
878Please respect copyright.PENANA2RoNViEBPa
878Please respect copyright.PENANAzgrHxY9ogk
PREVIEW 1
Melihat istrinya yg sudah tidak sanggup menahan birahi, ustad Hamdan pun lalu menuruti permintaan istrinya, bagian bawah dari baju gamis warna coklat yg digunakan ustazah Aisyah otomatis tersingkap karena kaki kirinya yg sudah terangkat dengan tingi sehingga membuat ustad Hamdan jadi tidak kesulitan untuk membuka pakaian istrinya itu. Hanya dengan menggesernya sedikit kini kedua kelamin Ustad Hamdan dan Ustazah Aisyah sudah saling berhadapan tanpa penghalang apapun lagi. 878Please respect copyright.PENANAdzs3Hy4iYn
Ustad Hamdan: "karena Umi sudah totalitas sampe berpose menantang kayak gini, kalau begitu Abi juga nggak akan menahan diri yah, Umi siap-siap... Bissmillahirohmanirohim..."878Please respect copyright.PENANA56vyfWdoEx
"Bless... PLAK..." suara dari hantaman pertama ustad Hamdan kepada istrinya terasa begitu nyaring.
Ustz Aisyah: "ouuuhhh ya Allah..."
Pekik ustazah Aisyah pelan dan tertahan. Setelah sempat diam beberapa detik untuk memberikan kesempatan istrinya mengambil nafas seketika ustad Hamdan menggerakan pinggulnya dengan kecepatan tinggi.
Ustad Hamdan: "Abi mulai yah..."
"PlakPlakPlakPlakPlakPlakPlak..."
Layaknya jarum yg terpasang pada mesin jahit gerakan pinggul ustad Hamdan begitu cepat dan akurat tanpa pernah meleset sekalipun, selalu menghujam dengan tepat keluar masuk vagina milik ustazah Aisyah yg membuat gesekan di lubang vaginanya terasa begitu hangat. Sambil menggerakan pingul dengan kecepatan tinggi dan juga posisi tangan yg tetap "istirahat di tempat" ustad Hamdan tersenyum dan berkata
Ustad Hamdan: "Gimana rasanya sayang?"
878Please respect copyright.PENANAdQ6fz4Qbf2
878Please respect copyright.PENANAxLgXmZ67PD
878Please respect copyright.PENANAqF0NEKyt4c
878Please respect copyright.PENANALXIxnCh4xx
878Please respect copyright.PENANA6EI8dafXwk
878Please respect copyright.PENANAmhNcbsLzQE
878Please respect copyright.PENANArlygLMrmBZ
PREVIEW 2:
Karena mengetahui bahwa Aji rupanya tadi hendak mencoba untuk mengintip akhirnya Rania memutuskan untuk membuat Aji pingsan sementara waktu lalu kembali ke dalam raganya dan melaporkan kejadian itu pada Ayahnya.878Please respect copyright.PENANAhlXjVuxL2n
Rania: "gimana ini Bi? Si Aji udah mulai nakal tuh udah nyoba-nyoba ngintip, akhirnya ku sirep aja deh biar pingsan."878Please respect copyright.PENANALfFqkyapS1
Ujar Rania yg kini sudah duduk di samping Ayahnya.
Ustad Hamdan: "kira-kira bisa nggak kamu hapus sedikit ingatannya? sisakan saja memori terkahirnya waktu kita bakar-bakaran sate bareng Ardi dan Ira tadi..."
Tanya ustad Hamdan.
Rania: "aduh maaf Bi, energi ku rasanya habis deh, mungkin karena sambil ngelakuin Murratul Jima, energi yang keluar jadi 2x lipat, untuk bisa bikin "mata ketiga" ngewujud dan punya fisik yg padat dan bisa ngetok pintu kamar mandi tadi aja aku udah setengah mati, belom lagi tadi Aji aku bikin pingsan pake mani dari memek aku, aku udah nggak punya tenaga ini Bi..."878Please respect copyright.PENANAlHnKs99gU3
Ustazah Aisyah: "Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah, vagina mbak sayang, ingat jaga lisanmu Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah..."
Potong ustazah Aisyah yg sedari tadi masih terus menghujam penis ustad Hamdan tanpa henti dengan vaginanya sambil terus memejamkan mata dan berdzikir.
Ustad Hamdan: "ya sudah nggak papa Ran kalau kamu memang nggak bisa, ini kalau kamu sudah kecapean dan nggak bisa nerusin Murratul Jimanya juga nggak papa, kamu istirahat saja situ di kasur." Ucap ustad Hamdan.
Rania: "iya Abi." Jawab Rania singkat.
Ustad Hamdan: "kalau gitu Abi lanjut lagi sama Umimu ya." Ucap ustad Hamdan mengakhiri percakapan.
ns216.73.216.208da2