Saat bel pulang sekolah berbunyi.
Aisyah masih memandang ponselnya dengan gemetar pesan dari Arjun terpampang jelas:
[Arjun]. "Aku tunggu di depan sekolah. Aku mau ajak kamu muter-muter… atau makan malam. Jangan bilang tidak 😉"
1982Please respect copyright.PENANAIe9xNJCLZO
Jarinya mengetik balasan, menghapus, mengetik lagi.
1982Please respect copyright.PENANA60l8L1DJAx
[Aisyah]. "Aduh, gimana ya…"(Tapi tidak menolak)
[Aisyah]. "Kita cuma jalan-jalan ya?" (Bukan permintaan, tapi pembenaran untuk dirinya sendiri).
[Arjun]. "Iyaa, nanti tunggu aku didepan".
[Aisyah]. "Tapi tunggu sekolah sepi ya".
[Arjun]. "Oke..".
1982Please respect copyright.PENANAepe7u9Xdpj
SIngkat cerita sekolah pun sudah sepi dan sudah mulai sangat sore.
Arjun datang setelah mendapatkan kabar dari Aisyah
Kedatangan Arjun langsung disambut Aisyah, dengan langsung naik ke jok motor Arjun.
Arjun dengan santai membawa motornya melintasi jalan-jalan sepi, jauh dari keramaian.
Aisyah tahu ini berbahaya, tapi detak jantungnya justru semakin kencang.
"Kamu masih penasaran, kan?" Arjun tiba-tiba bertanya, suaranya serak.
"Masukkan tanganmu ke kantong jaketku."
1982Please respect copyright.PENANAxW1QBkJdax
Aisyah nurut saja lalu tersentak, pipinya memerah.
"A-Apa? Tidak! Kamu gila ya?".
(Tapi tangannya tidak menarik diri dari kantong jaket Arjun).
1982Please respect copyright.PENANAZonsJ1z6W4
Arjun tersenyum, lalu dengan sengaja mengarahkan motornya ke jalan yang lebih sepi. "Aku tahu kamu mau… Kantong jaketku ada lubangnya. Bagaimana?."
1982Please respect copyright.PENANAm1s2KyvfMx
Eksplorasi Nakal di Atas Motor
Dengan napas tergesa, Aisyah pelan-pelan memasukkan tangannya ke kantong jaket Arjun.
Dan langsung merasakan panas.
Lembut.
Besar.
Panjang.
Berkulit.
1982Please respect copyright.PENANAJakk7zMFBj
"Aah apa ini…" desisnya, tapi jari-jarinya sudah mulai mengeksplorasi bentuk itu, merasakan setiap lekukannya yang berbeda dari suaminya.
1982Please respect copyright.PENANASbwfrXzdTA
Arjun menggeram pelan, motor sedikit oleng saat Aisyah tanpa sadar meremas kontol berkulup milik arjun dibalik jaket berlubang itu.
1982Please respect copyright.PENANAQXr7qfYMts
"Senyaman itu, ya?" goda Arjun, sengaja memperlambat laju motor.
1982Please respect copyright.PENANAxadsuRRLau
Aisyah tidak menjawab, tapi tangannya semakin berani.
Memelintir.
Mengusap.
Bahkan menekan saat motor melewati lubang.
1982Please respect copyright.PENANAAmqOjzB4PO
Dia tahu ini salah.
Tapi kenikmatannya dan penasaran terlalu besar untuk dihentikan.
1982Please respect copyright.PENANA1F1ypgNlUp
Sampai di Persimpangan
Ketika motor akhirnya berhenti di tepi jalan, Aisyah baru menyadari betapa jauh mereka sudah melangkah.
1982Please respect copyright.PENANAOzhW6MRYzk
"Jadi… gimana? Sesuai ekspektasi?" tanya Arjun, matanya gelap oleh nafsu yang sama.
1982Please respect copyright.PENANAKk3kAoOTBQ
Aisyah cepat menarik tangannya, tapi senyum kecil di bibirnya menjawab segalanya.
1982Please respect copyright.PENANAxvSuRJZYLe
Motor kembali melaju, tetapi kali ini Aisyah tidak lagi berpura-pura ragu. Tangannya masuk kembali masih bersarang di kantong jaket Arjun, jari-jarinya basah oleh sesuatu yang hangat dan lengket.
1982Please respect copyright.PENANAUPG0CdCmje
"Apa ini…?" Aisyah berbisik gemetar, merasakan cairan asing di ujung jarinya.
1982Please respect copyright.PENANA5xUWRr5HWk
Arjun tersenyum puas, motornya berjalan dengan pelan.
"Cium baunya… lalu rasakan, jilatin sya," bisiknya, suara serak penuh tantangan.
1982Please respect copyright.PENANAn23L4qLDB8
Aisyah menggigit bibir, jantung berdebar kencang.
"Ini gila…"
1982Please respect copyright.PENANANsIH02CdfO
Tapi penasarannya lebih kuat.
1982Please respect copyright.PENANAVoPNMG0sUA
Dengan mata setengah tertutup, ia mengangkat jarinya perlahan takut lelehan itu tersapu kantong Arjun.
Ia mulai mencoba menghirup aroma lendir dari kontol berkulup itu dengan bau busuk yang tajam dan asing…
Lalu, dengan sadar, lidahnya menyentuh ujung jarinya.
1982Please respect copyright.PENANA9ELTpuLF3K
Asin.
Hangat
Membuat perutnya bergetar aneh.
Namun dengan rasa penasaran menghapus rasa jijik itu.
Ia saja tidak mau saat sang suami yang pernah memintanya.
1982Please respect copyright.PENANA6r2qnOJTwo
"Kamu suka, ya?" goda Arjun, matanya menyala seperti predator.
1982Please respect copyright.PENANAo2wcI6ReqN
Aisyah tidak menjawab, tapi tubuhnya bicara lebih jujur.
Payudaranya menekan lebih erat ke punggung Arjun.
Tanpa banyak bicara tangannya kembali menyelip masuk ke kantong jaket.
Bahkan kali ini, jemarinya sengaja mencari sisa-sisa cairan tadi.
Dan lebih intensif dan liar.
Arjun tertawa rendah, lalu tiba-tiba menambah kecepatan.
"Aku lapar… Ayo makan di tempat favoritku."
1982Please respect copyright.PENANAWakircV6Zb
Restoran India
Restoran kecil dengan lampu temaram dan aroma rempah yang mengigit menjadi saksi bisu langkah berikutnya mereka.
1982Please respect copyright.PENANAOJ2lrYHApg
"Ini… terlalu berisiko," batin Aisyah, ia takut ketahuan oleh seseorang yang mengenalnya tapi dia tetap duduk dan memilih di booth terpencil yang Arjun pilih, kaki mereka bersentuhan di bawah meja.
1982Please respect copyright.PENANAp2B2L0xtDq
Arjun memesan makanan pedas dan dua gelas lassi satu dengan campuran khusus yang membuat Aisyah merasa pusing dan… semakin berani.
1982Please respect copyright.PENANA7zacXX7QqW
"Kamu belum jawab tadi," bisik Arjun sambil kakinya bergesekan dengan paha Aisyah.
"Kamu suka rasanya?"
1982Please respect copyright.PENANA3AIThpxitY
Aisyah menunduk, tapi senyum kecilnya menjawab segalanya.
1982Please respect copyright.PENANAJBmNv5GnzM
"Kalau suka yang sedikit…nanti aku kasih yang lebih banyak." Ucap Arjun.
1982Please respect copyright.PENANAUmo91MxuQ7
"Dosa yang paling manis selalu dimulai dengan… 'Aku cuma penasaran'."
1982Please respect copyright.PENANAt5Mh3hiKKE
Ketika sedang makan perut Aisyah mendadak melilit dan Aisyah bergegas menuju toilet tanpa sempat memerhatikan tanda pintu. Begitu dorong pintu—
1982Please respect copyright.PENANAyPeFsmepWW
"Eeh maaf, maaf—!"
1982Please respect copyright.PENANArXRxKYr135
Di hadapannya, tiga pria India sedang berdiri di urinoir, "kontol" mereka masih terpampang di genggaman masing-masing.
1982Please respect copyright.PENANAyQFMz94FKg
Semuanya tidak bersunat.
Besar.
Dengan bentuk yang berbeda, tapi sama-sama ada kulup.
Ya karena itu adalah restoran india. Mayoritas juga yang kesana juga mereka yang berdarah India.
Mereka terbelalak, tapi tidak berusaha menutupi diri justru mata mereka menyapu tubuh Aisyah dari jilbab hingga ujung jari, seperti predator yang menemukan mangsa tak terduga.
1982Please respect copyright.PENANA0pjwnpf5z2
Aisyah sempat terpaku pipinya membara, tapi matanya tidak bisa berpaling.
1982Please respect copyright.PENANAfKv2zgbgD6
Ini aneh...
Tapi kenapa…
Kenapa aku tidak bisa menutup mata?
3 detik.
3 detik yang terasa seperti 3 jam.
1982Please respect copyright.PENANAAzPJDVK2ab
Baru kemudian refleksnya kembali, dan ia berbalik, hampir tersandung rok panjangnya sendiri saat keluar.
1982Please respect copyright.PENANA3hcI3x7ub5
Di Toilet Perempuan.
Fantasi nyayang Meledak
Di balik pintu toilet, Aisyah jongkok di kloset dengan napas tersengal tangan gemetar membersihkan diri.
1982Please respect copyright.PENANAAM8lzMbWPb
Tapi sentuhan tangan di selangkangannya tiba-tiba terasa… berbeda.
Seperti ada bayangan pria-pria tadi mengelilinginya, dengan fantasi kontol-kontol berkulup itu mengarah padanya—
"Tidak—!"
Tapi tangannya sudah bergerak sendiri, menekan klitorisnya melalui kain celana dalam , membayangkan mereka semua menyentuhnya sekaligus.
1982Please respect copyright.PENANAe4nA4OsQYU
"Aaah…" desisannya pendek, tubuhnya melengkung.
Ketika kembali ke meja, pipinya masih merah, tapi matanya berbinar licik.
1982Please respect copyright.PENANAMypfuPKKGK
"Kamu baik-baik saja?" tanya Arjun, senyumnya tahu segalanya.
1982Please respect copyright.PENANA5UCX5ilSQx
Aisyah mengangguk meminum lassinya dalam sekali teguk.
Aisyah tidak menyangkal, tangan kanannya memegang gelas, tangan kiri… perlahan meraba pahanya sendiri di balik meja.
1982Please respect copyright.PENANAJwPAxvz7Il
---
Setelah keluar dari restoran.
Udara malam terasa lebih panas dari seharusnya.
Aisyah duduk di belakang motor Arjun, tangannya kini dengan percaya diri melingkari pinggangnya, dan merapatkan tubuhnya tanpa perlu alasan "jalan rusak" lagi untuk merasakannya.
1982Please respect copyright.PENANA01pxGZUDUf
Arjun tiba-tiba membelokkan motornya ke sebuah jalan kecil yang gelap.
Jauh dari keramaian, dan berhenti di bawah pohon rindang yang nyaris tak tertembus cahaya bulan.
1982Please respect copyright.PENANAMvetvc54V6
"Kenapa berhenti?" tanya Aisyah, suaranya bergetar—tapi bukan karena takut.
1982Please respect copyright.PENANAw6IedMg4Uw
Arjun mematikan mesin motornya, lalu berbalik menghadap Aisyah matanya berkilau dalam kegelapan.
1982Please respect copyright.PENANAlMDQrJKBqw
Aisyah menelan ludah dadanya naik turun cepat.
Aku… tidak seharusnya—"*L
1982Please respect copyright.PENANAIUlOg3Aj3u
"Tapi kamu ingin," Arjun memotong
jari-jarinya tanganya sekarang sudah bergerak dibalik luar baju Aisyah.
Meremas payudaranya yang selalu menekan punggungnya.
1982Please respect copyright.PENANAl5ozgT8Uft
Di Pinggir Jalan yang Sepi
Aisyah tidak mendorongnya pergi.
Sebaliknya, tangannya meraih celana Arjun, meremasnya kontol Arjun dibalik celananya.
1982Please respect copyright.PENANA2oIvfpuAgs
"Kamu jahat…" desisnya, tapi bibirnya sudah terbuka siap menerima ciuman pertama yang akan menghancurkan sisa kesuciannya.
1982Please respect copyright.PENANALqTNdbvNFp
Dan Arjun tidak mengecewakannya.
1982Please respect copyright.PENANA8qT6fZa53a
Bibir mereka bertemu dalam panas.
Lidah Arjun langsung menyerbu seperti dia sudah hafal setiap sudut mulut Aisyah.
Tangannya menyelinap masuk meremas payudara Aisyah di balik jilbab dan beha, merasakan putingnya yang sudah mengeras.
1982Please respect copyright.PENANAoMFZFaCn5D
Aisyah mengeluh pelan tubuhnya melengkung ke depan merasa celana dalamnya semakin basah.
1982Please respect copyright.PENANAobbIbU4e32
"Kamu suka rasanya, kan?" Arjun bergumam di antara ciuman, satu tangan nya sudah menyelusup ke dalam celana dalam Aisyah.
1982Please respect copyright.PENANA5WGo0ZP7N5
"Aku—ah!—ini tidak boleh—"
1982Please respect copyright.PENANAJR4lLlM9sI
"Tapi kamu mau," Arjun mengingatkannya lagi, jari tengahnya tiba-tiba menyelip masuk ke dalam memek Aisyah, membuatnya menjerit kecil.
Di tengah desahan dan raungan kecil mereka, ponsel Aisyah tiba-tiba berdering.
1982Please respect copyright.PENANAaErDueXDXf
Itu Rania.
Seperti ember air yang tumpah ke atas kepala Aisyah mengingatkannya pada realitas.
1982Please respect copyright.PENANAVF2EgQ5J0F
"Tunggu—" Aisyah menarik diri, tangan gemetar menggapai ponsel.
ia melirik jam sudah pukul 8 malam dan ia belum pulang, tentu saja Rania yang satu kos dengannya merasa kehilangan.
1982Please respect copyright.PENANAyKuuV7Bqgt
Tapi Arjun langsung menahan pergelangannya, matanya menyala api birahi.
1982Please respect copyright.PENANAi66FHq2oXR
"Biarkan saja," bisiknya, mulutnya kembali mengejar leher Aisyah.
"Malam ini… kamu milikku."
1982Please respect copyright.PENANAFk2KB2BjqY
---
Dalam kegelapan jalan sepi itu.
Aisyah di suruh berlutut di atas aspal dingin, matanya terpaku pada kemaluan Arjun yang tersembul dibalik celana Arjun.
1982Please respect copyright.PENANAlVLSb6aTBO
Ketika celana itu dibuka.
Kontol Arjun yang sudah mengeras itu menampar hidung dan kening Aisyah.
Kini terpampang di depan wajahnya.
Besar.
Tidak bersunat.
Berdiri dengan angkuh.
Dan jelas saja bau kulup itu mulai masuk ke hidung Aisyah.
Didepannya kini hal yang kemarin ia pertanyakan seakan memberikan gambaran yang sangat jelas.
Kontol berkulup milik Arjun, melintang keatas segaris menempel dengan hidung nya
1982Please respect copyright.PENANAFYQms8tN5I
Arjun membelai jilbab Aisyah dengan lembut, seolah menghormati simbol kesucian yang justru akan dinodainya malam ini.
1982Please respect copyright.PENANAVuTQ6tOvhV
"Buka mulutmu…" bisiknya.
Jari telunjuknya menyentuh bibir Aisyah yang gemetar.
1982Please respect copyright.PENANAOWMnOqd6vL
Aisyah menatapnya sebentar dengan konflik batin yang sudah terlambat.
Lalu, dengan kepasrahan, ia menjulurkan lidahnya—
1982Please respect copyright.PENANAKwMEOtvb50
"Nngh—!" erang Aisyah.
Ketika ujung kulup Arjun yang sudah mengkilat oleh hasrat menyentuh lidahnya, mengoleskan cairan asing yang asin dan anyir.
Beberapa tetes bahkan menempel di pipi dan hidungnya seperti stempel yang tak terhapuskan.
Arjun menampar lembut wajah Aisyah dengan kontol berkulupnya.
1982Please respect copyright.PENANAjuaTpAW4ib
Arjun menggeram puas tangan nya mencengkeram jilbab Aisyah sambil pelan-pelan menggeser tubuhnya maju-mundur menggosokkan kemaluannya ke seluruh wajah Aisyah.
1982Please respect copyright.PENANApZ7nReENd2
"Kamu cantik seperti ini…" desisnya, memandangi wanita berjilbab yang kini bersimpuh di hadapannya wajahnya belepotan lendir lengket.
1982Please respect copyright.PENANAvcZ4UmfaCk
Aisyah tidak melawan.
Tubuhnya gemetar tapi mulutnya tetap terbuka lidahnya sesekali menyentuh kulit kulup yang menggesek wajahnya.
1982Please respect copyright.PENANARm6NLrD69K
**
POV Aisyah: "Antara Jijik dan Keterpesonaan"
1982Please respect copyright.PENANAFrMWothF36
Bau kontol berkulup itu menusuk hidungku sebelum aku sempat mempersiapkan diri.
1982Please respect copyright.PENANAooMj9vd5Kf
Saat Arjun mengarahkan ujung kulupnya yang belum bersunat ke lubang hidungku, bau anyir bercampur keringat dan sesuatu yang busuk, bau kulup yang tidak pernah dicuci dengan benar memenuhi rongga hidungku.
1982Please respect copyright.PENANA5uGxuomNtH
Aku ingin muntah, tapi air liurku justru menetes.
1982Please respect copyright.PENANAFdJqOqD8FU
Mataku fokus pada ujung kulupnya.
Daki-daki putih kecil menempel di sana.
Kotor.
Menjijikkan.
Tapi...
1982Please respect copyright.PENANAIjrwy2YgBg
"Jilat," perintah Arjun, tangannya mencengkeram jilbabku erat-erat.
1982Please respect copyright.PENANA4gsqU2hFJP
Aku menutup mata, tapi lidahku sudah menjulur sendiri—
1982Please respect copyright.PENANALBvjzU9QCF
Rasanya asin, pahit, dengan tekstur lemak yang lengket.
Aku membersihkan daki itu dengan ujung lidah, merasakan setiap lekukan kulit kulupnya yang berkerut.
Perutku mual, tapi di antara rasa jijik itu, ada kepuasan aneh.
1982Please respect copyright.PENANAFat1Ur7rUh
"Aku sedang melakukan sesuatu yang terlarang."
Menghisap kontol berkulupnya dengan mulutku.
"Aku sedang merendahkan diriku."
"Dan... aku menyukainya."
1982Please respect copyright.PENANAgKTk9yZ7HT
Arjun menggeram puas.
"Kamu ternyata suci hanya di luarnya saja."
1982Please respect copyright.PENANAaGFvFkXL4s
Aku tidak membantah.
Karena di dalam gelap ini, dengan bau busuk kemaluannya yang masih menempel di wajahku...
Aku merasa lebih jujur.
1982Please respect copyright.PENANA37re93uGD5
Mulutku terbuka lebar, tapi hanya sepertiga dari kontol Arjun yang bisa masuk terlalu besar, terlalu dalam.
Aku tersedak, air mataku mengalir, tapi Arjun malah mendorong kontolnya ke kepalaku lebih dalam, tangannya mencekik tenggorokanku dari luar, dan kontolnya penuh didalam mulut dan kerongkonganku dengan setiap dorongan pinggulnya.
1982Please respect copyright.PENANAY6doIjpDrS
Lalu, tiba-tiba—
1982Please respect copyright.PENANAx0A1KfHvev
"Agh—!"
1982Please respect copyright.PENANAfCk33R10tf
Dia menarik keluar kontol berkulupnya itu, dan cairan spermanya menyembur deras ke wajahku mengotori pipi, hidung, bahkan jilbab ku yang sekarang bernoda putih kotor.
Aku terkesiap tangan gemetar mengelap wajah dengan jilbabku, tapi bau anyirnya menempel kuat.
1982Please respect copyright.PENANAYq0IN58CUN
Arjun tersenyum puas, matanya memandangiku seperti barang rampasan.
1982Please respect copyright.PENANA2ZnfQdtsEA
"Sekarang kamu benar-benar milikku," bisiknya, ujung kontol berkulupnya mengusap bekas cairan spermanya di daguku.
Bukan semakin kering justru semakin membasahinya.
Di perjalanan pulang, pelukanku semakin erat.
Sambil meraba kontolnya.
Payudaraku yang bulat besar menekan punggungnya dengan sengaja seolah tubuhku sudah berbicara bahasa yang berbeda bahasa pengkhianatan.
1982Please respect copyright.PENANAAePDyv2Vbe
Sampai di depan kost, Arjun tidak langsung pergi.
Tangannya meraih pundakku, menarikku mendekat sekali lagi.
1982Please respect copyright.PENANAFENNmM0BhE
"Besok," bisiknya, "aku mau lebih dalam."
Sambil menjilati pipiku.
1982Please respect copyright.PENANA5x1Xvm8gb9
Aku hanya mengangguk lidahku menyentuh sisa sperma yang masih menempel rasanya di sudut bibir.
1982Please respect copyright.PENANAuRXdUOw3Do
---
"Aku pulang dengan bau pria lain di jilbabku…
Dan bau itu berasal dari Kontol Berkulup.
Untuk pertama kalinya, aku tidak ingin mandi."
-
ns3.14.249.46da2