
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang1371Please respect copyright.PENANAkO3jeAaYNB
1371Please respect copyright.PENANAf6FHMSMEXW
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”1371Please respect copyright.PENANApNpHTrFAKC
1371Please respect copyright.PENANAlvRAy0ydll
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”1371Please respect copyright.PENANAzKLkU3wDXy
1371Please respect copyright.PENANA8FJquJP4TD
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”1371Please respect copyright.PENANAObGoYpttSt
1371Please respect copyright.PENANASMcJgcS9nK
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.1371Please respect copyright.PENANADqIyj2WmCd
1371Please respect copyright.PENANAXzex5XVrcP
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.1371Please respect copyright.PENANAFEoOVg5pyX
1371Please respect copyright.PENANAqLRXvtA8fC
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.1371Please respect copyright.PENANARhZ6je2PCO
1371Please respect copyright.PENANAPDUFHLOMPj
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.1371Please respect copyright.PENANAr6NKOfiH9U
1371Please respect copyright.PENANAU9lc8yDGBJ
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.1371Please respect copyright.PENANAoHXlUpKty1
1371Please respect copyright.PENANALzJ4Bly3g1
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.1371Please respect copyright.PENANAh3L7Dxu6gE
1371Please respect copyright.PENANAY9QlSKvixL
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.1371Please respect copyright.PENANAxjvmHis2qY
1371Please respect copyright.PENANAwzOi20MFTG
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.1371Please respect copyright.PENANAbjh6WefJNN
1371Please respect copyright.PENANAv3VZaLx932
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.1371Please respect copyright.PENANAPcJQ2R1uVm
1371Please respect copyright.PENANAUmtbIlPZW8
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.1371Please respect copyright.PENANAc37i5RcfAx
1371Please respect copyright.PENANA7Q5VRigTE0
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.1371Please respect copyright.PENANAR0YkYkixv5
1371Please respect copyright.PENANAG1MCR96nvZ
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.1371Please respect copyright.PENANAkuRgWqwEXU
1371Please respect copyright.PENANApRYA3QEacL
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.1371Please respect copyright.PENANA5zJx2TLuLl
1371Please respect copyright.PENANAWhqu952Lm6
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.1371Please respect copyright.PENANAy34YBTrnAQ
1371Please respect copyright.PENANAPunDPmZvyZ
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.1371Please respect copyright.PENANAX2UIi2P803
1371Please respect copyright.PENANAOxgBQTZKA5
“Empshh…,” aku melenguh pelan.1371Please respect copyright.PENANA5Sasm5NPpG
1371Please respect copyright.PENANACoSV5HCfp7
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.1371Please respect copyright.PENANAdGFohZRxAx
1371Please respect copyright.PENANAuNsT1KvBij
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.1371Please respect copyright.PENANArV4zn1zap8
1371Please respect copyright.PENANAMUsTZ3kMaB
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.1371Please respect copyright.PENANAzIocMGi3SV
1371Please respect copyright.PENANAIdALyMEV5M
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.1371Please respect copyright.PENANA8NYgZhMo3O
1371Please respect copyright.PENANAgUdFBVb9Xo
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”1371Please respect copyright.PENANAaFK8ZDjC0F
1371Please respect copyright.PENANAUOfeFg8Aq7
Aku tidak menjawab.1371Please respect copyright.PENANA4nD538obTq
1371Please respect copyright.PENANAKoU3Fif39v
“Enak, tan?” cercanya.1371Please respect copyright.PENANA1PWK6XLmXu
1371Please respect copyright.PENANA4K39M3vka0
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.1371Please respect copyright.PENANAIRra5qpHoZ
1371Please respect copyright.PENANA09yWCyoic2
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.1371Please respect copyright.PENANAWspDXHMycB
1371Please respect copyright.PENANAbEAX25tkaQ
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.1371Please respect copyright.PENANA4e35RgF1OR
1371Please respect copyright.PENANALrO9axeSxA
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.1371Please respect copyright.PENANA5xCM0QdL8V
1371Please respect copyright.PENANAI74QLOvybA
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.1371Please respect copyright.PENANASflUIRpNSK
1371Please respect copyright.PENANAbFi06tuee3
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.1371Please respect copyright.PENANAvxxiWnq0cW
1371Please respect copyright.PENANAriJJrrDMzi
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.1371Please respect copyright.PENANAktsy7cJJVl
1371Please respect copyright.PENANAijIB7w8RlZ
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.1371Please respect copyright.PENANAuZSFygAgv6
1371Please respect copyright.PENANAf9RqfoKs4Q
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.1371Please respect copyright.PENANAQcdbjPz7vZ
1371Please respect copyright.PENANAlGpckjdpVY
“Selamanya?”1371Please respect copyright.PENANAi3ALb9ZwpS
1371Please respect copyright.PENANARpfHVdFvzU
“Selamanya.”1371Please respect copyright.PENANAHIrWFpWp96
1371Please respect copyright.PENANAqo8ZcDAc8x
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”1371Please respect copyright.PENANAWDdu2URfcy
1371Please respect copyright.PENANAbm5knotu4I
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.1371Please respect copyright.PENANAZ02ksnUNel
1371Please respect copyright.PENANAjkBphHrUy4
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.1371Please respect copyright.PENANA8O6WGy6CFI
1371Please respect copyright.PENANACkSmmCLU04
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?1371Please respect copyright.PENANAg6BHWrjrpY
1371Please respect copyright.PENANAa0LxocNhS9
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.1371Please respect copyright.PENANAyUTd7zEqio
1371Please respect copyright.PENANAz7clrWFyNn
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.1371Please respect copyright.PENANAVhLzQSiZmN
1371Please respect copyright.PENANAF9HFukPxH6
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”1371Please respect copyright.PENANAktvG81zwX8
1371Please respect copyright.PENANAIhuvt1UO9h
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.1371Please respect copyright.PENANAVAB0spDEmE
1371Please respect copyright.PENANATx40A0MgA2
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”1371Please respect copyright.PENANApclBGrmedr
1371Please respect copyright.PENANAifSOpOQIbi
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”1371Please respect copyright.PENANAtZ5d1Fsa8C
1371Please respect copyright.PENANA3wiVQtTHGR
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”1371Please respect copyright.PENANAO3OTS5wAWE
1371Please respect copyright.PENANANmqLCPmMtV
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.1371Please respect copyright.PENANAjX1BsXQT3Y
1371Please respect copyright.PENANANOvRgnTqFL
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.1371Please respect copyright.PENANAIU6vBRWU1c
1371Please respect copyright.PENANA7o8vEVqBD7
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.1371Please respect copyright.PENANAl2GihXWoQw
1371Please respect copyright.PENANAHqShXYsm97
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”1371Please respect copyright.PENANAwwccm30aNu
1371Please respect copyright.PENANAC0jS5415wG
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”1371Please respect copyright.PENANA1zAjnCpM3l
1371Please respect copyright.PENANATrtyJZbqgM
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.1371Please respect copyright.PENANA02517bWben
1371Please respect copyright.PENANAStm4yCr9M5
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.1371Please respect copyright.PENANAgxiJNcALVw
1371Please respect copyright.PENANAUMrDn7df92
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.1371Please respect copyright.PENANAGa2zjcH9la
1371Please respect copyright.PENANA1d7yMbQxNg
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.1371Please respect copyright.PENANAIjAEo8CEEk
1371Please respect copyright.PENANAmAS1uwOgDK
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.1371Please respect copyright.PENANAPWtmIrdJf3
1371Please respect copyright.PENANA3SsubLFveG
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.1371Please respect copyright.PENANAIgtNd9BYnw
1371Please respect copyright.PENANAlnirzL5Dbl
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.1371Please respect copyright.PENANAV6Eq9ZEEa0
1371Please respect copyright.PENANAkyqbkn56pL
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”1371Please respect copyright.PENANAueh0JdCB5k
1371Please respect copyright.PENANANImlyi4Ahz
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”1371Please respect copyright.PENANAb8XJZn5mH1
1371Please respect copyright.PENANASqgVOLyM8x
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.1371Please respect copyright.PENANAuIPs0vd13J
1371Please respect copyright.PENANAkFevYu8MnD
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.1371Please respect copyright.PENANAW6pJpYI15W
1371Please respect copyright.PENANAZFeF4ccnwo
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”1371Please respect copyright.PENANAvowXcR6EFR
1371Please respect copyright.PENANAL4PhvSxUVv
“Engga!”1371Please respect copyright.PENANAD3g7h0uBH7
1371Please respect copyright.PENANAvRvHE1lq2q
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.1371Please respect copyright.PENANAgYnvu95w51
1371Please respect copyright.PENANA9Yo7zFfWfq
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.1371Please respect copyright.PENANArUM31iAAyx
1371Please respect copyright.PENANAVDWMzGqduL
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.1371Please respect copyright.PENANAxm8WyAfdi8
1371Please respect copyright.PENANAHslXThCgrF
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”1371Please respect copyright.PENANAEfPPpYU5GZ
1371Please respect copyright.PENANASIR0eCPaNl
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.1371Please respect copyright.PENANAUDPmuRTJ7Y
1371Please respect copyright.PENANAMIuujkMvUx
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.1371Please respect copyright.PENANAlyIJr8iteD
1371Please respect copyright.PENANAWuYLgXWTIo
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.1371Please respect copyright.PENANADeYFvKgOcQ
1371Please respect copyright.PENANACEZ3SOX6js
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.1371Please respect copyright.PENANAnAtmdzoUmL
1371Please respect copyright.PENANA1KOvSb8hli
***1371Please respect copyright.PENANAzhwiC9RgUJ
1371Please respect copyright.PENANAa40jEjNnei
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.1371Please respect copyright.PENANAyOem5CJEoG
1371Please respect copyright.PENANAjwY0qvWwML
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.1371Please respect copyright.PENANAnMNx6f1TFO
1371Please respect copyright.PENANAQ9gXEOTidW
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.1371Please respect copyright.PENANANzIxI5GB2m
1371Please respect copyright.PENANA1MvxhibuMp
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.1371Please respect copyright.PENANANETEcyrUCq
1371Please respect copyright.PENANAhAsmFyjkMr
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.1371Please respect copyright.PENANATrWu9m0OQW
1371Please respect copyright.PENANASygUjEM2AV
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”1371Please respect copyright.PENANAyODzKZF3Rc
1371Please respect copyright.PENANAqYyeycnHE6
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.1371Please respect copyright.PENANAFHoAmN5XEK
1371Please respect copyright.PENANAZW7EYDWNBT
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”1371Please respect copyright.PENANAv4g0Hi7YEq
1371Please respect copyright.PENANAuDbYkUIV6v
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.1371Please respect copyright.PENANAz2gy0zyT0m
1371Please respect copyright.PENANAxXjl946Hua
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.1371Please respect copyright.PENANAYMvyEP1vr3
1371Please respect copyright.PENANAh3ovqSN5ID
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.1371Please respect copyright.PENANA1lGS1xj8PJ
1371Please respect copyright.PENANAYxh2yilkBL
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.1371Please respect copyright.PENANAyBpsItebZA
1371Please respect copyright.PENANAx4rYh7PRXF
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.1371Please respect copyright.PENANA7VajuNJdp0
1371Please respect copyright.PENANAbZSvQ4uHIG
“Jangan di tutupin, tan.”1371Please respect copyright.PENANA9ukVu3dz0I
1371Please respect copyright.PENANABAjeQeyej3
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.1371Please respect copyright.PENANA7xHLbgampV
1371Please respect copyright.PENANAJyF3eVD9Kz
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.1371Please respect copyright.PENANAZsBgBVGBHb
1371Please respect copyright.PENANA41rEzNtPu1
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.1371Please respect copyright.PENANA5pIFJfUetM
1371Please respect copyright.PENANAan7OEZvicX
Aku tidak menjawab.1371Please respect copyright.PENANAXaqgyaZ3se
1371Please respect copyright.PENANAy0rFVBaNjg
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.1371Please respect copyright.PENANAQc1aW0BvTE
1371Please respect copyright.PENANAgMAJhfGGQ3
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.1371Please respect copyright.PENANASpoA4BYze8
1371Please respect copyright.PENANAS0R32EJkFU
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.1371Please respect copyright.PENANA861ncgRVMw
1371Please respect copyright.PENANAVdqRrlrUK6
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.1371Please respect copyright.PENANA0QNyVj3XZd
1371Please respect copyright.PENANAAAvtjZW9PC
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.1371Please respect copyright.PENANAm8ARpY7MNy
1371Please respect copyright.PENANAk9PO2jJjRg
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.1371Please respect copyright.PENANA1H5NFoJYbS
1371Please respect copyright.PENANAzvFQUDjpLl
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.1371Please respect copyright.PENANAbA7Hu3BYoL
1371Please respect copyright.PENANA9Cp1he4i1P
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.1371Please respect copyright.PENANAW6hqduEBj6
1371Please respect copyright.PENANAMIrBd3JinV
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.1371Please respect copyright.PENANAjxEy1ep69X
1371Please respect copyright.PENANAnpx4tslepS
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.1371Please respect copyright.PENANA5XhFIl0yMI
1371Please respect copyright.PENANANZ0VcRckJT
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.1371Please respect copyright.PENANAxNG1s6voIi
1371Please respect copyright.PENANAjWXkXcIdu0
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.1371Please respect copyright.PENANAsr8MtLVVpf
1371Please respect copyright.PENANAIa19CDlxCK
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.1371Please respect copyright.PENANA5FouW08e1A
1371Please respect copyright.PENANAj7wulIP7gr
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.1371Please respect copyright.PENANAJ4qxV7nZoT
1371Please respect copyright.PENANA8MtVpRybH5
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.1371Please respect copyright.PENANAHhZ1qwbjvZ
1371Please respect copyright.PENANAOSTIaS5RWb
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”1371Please respect copyright.PENANAxUfaJy2LcR
1371Please respect copyright.PENANAujJl4qvEjy
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.1371Please respect copyright.PENANAHN2eSJDAUI
1371Please respect copyright.PENANAcbJr9hHkSL
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.1371Please respect copyright.PENANA19sFdyBoCA
1371Please respect copyright.PENANAnszGE2q65w
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.1371Please respect copyright.PENANAWO8Yx8hooG
1371Please respect copyright.PENANAFoAjDIP5tC
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.1371Please respect copyright.PENANAfx0CLtxWgU
1371Please respect copyright.PENANA42LExDQ3IF
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.1371Please respect copyright.PENANAzIUjBk3la0
1371Please respect copyright.PENANAr2h67eFT3y
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.1371Please respect copyright.PENANAE5Qd87Ag7N
1371Please respect copyright.PENANAlJAoNd1VEW
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.1371Please respect copyright.PENANAtwpQ6jpf4b
1371Please respect copyright.PENANALoXOs7IgSq
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.1371Please respect copyright.PENANAhkrq400VBB
1371Please respect copyright.PENANA5i28cIDycx
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.1371Please respect copyright.PENANA7YZYi6Qzec
1371Please respect copyright.PENANABxvQL4jeKJ
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.1371Please respect copyright.PENANATUDiBeUm4z
1371Please respect copyright.PENANAhbVYqO8K8q
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.1371Please respect copyright.PENANAiGbkQZqNn8
1371Please respect copyright.PENANAAAvzyofhJy
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.1371Please respect copyright.PENANAnBZnNhW4Zn
1371Please respect copyright.PENANAwNHd8wwAfY
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.1371Please respect copyright.PENANAPencdyBKrj
1371Please respect copyright.PENANAxuYwf28y2i
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.1371Please respect copyright.PENANAfAi4QzEO1L
1371Please respect copyright.PENANAx4Oe40R73j
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.1371Please respect copyright.PENANAkVsoA7C51E
1371Please respect copyright.PENANAp1oVaFGiXk
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.1371Please respect copyright.PENANAmAzLH1V0Mf
1371Please respect copyright.PENANAzJI3l5M2Jp
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”1371Please respect copyright.PENANAdYlrARJdyo
1371Please respect copyright.PENANAqw2cfDbOcD
“engga, Jorok!”1371Please respect copyright.PENANAkg2WIoLV6j
1371Please respect copyright.PENANAejYYu7UpqQ
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.1371Please respect copyright.PENANAYeEpJXaaby
1371Please respect copyright.PENANA5yMnv3JP2k
“Kunci pintunya.” Kataku.1371Please respect copyright.PENANASsB4ma5Td5
1371Please respect copyright.PENANAZq9rCBtZsC
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.1371Please respect copyright.PENANAmCRtp6sxdt
1371Please respect copyright.PENANAMGXuCf53Wc
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.1371Please respect copyright.PENANAD5w2oFPBaV
1371Please respect copyright.PENANAXcfY1IwBEm
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.1371Please respect copyright.PENANAC5qAZJLHUX
1371Please respect copyright.PENANA0zlfaorlWf
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.1371Please respect copyright.PENANAvJrHQuVxtH
1371Please respect copyright.PENANAbquqDNXHXB
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.1371Please respect copyright.PENANAdMy2UoABFi
1371Please respect copyright.PENANAGNaIHJlc7h
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.1371Please respect copyright.PENANAK18UyTMCk6
1371Please respect copyright.PENANAJd72i8IBgH
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.1371Please respect copyright.PENANAH5EnPo5wbb
1371Please respect copyright.PENANA3VKeXUHxTs
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.1371Please respect copyright.PENANAySJJx2WmHP
1371Please respect copyright.PENANAS0wjZqc0eo
“Masih lama gak?” tanyaku.1371Please respect copyright.PENANAg5MFP1tIdW
1371Please respect copyright.PENANAOmssRasCZL
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.1371Please respect copyright.PENANAkj8CWHRZpU
1371Please respect copyright.PENANAPdwZgX0Gmb
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”1371Please respect copyright.PENANAwfMC1wBMAz
1371Please respect copyright.PENANA0NHSMn6XqO
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.1371Please respect copyright.PENANA6NIKD63L2a
1371Please respect copyright.PENANAN8rVGcnEDy
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”1371Please respect copyright.PENANA5dVzICe5NM
1371Please respect copyright.PENANAu0ZktOgsnm
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”1371Please respect copyright.PENANAKi0x2IY8Yu
1371Please respect copyright.PENANA2jl8W0nBGU
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.1371Please respect copyright.PENANAcIdURHJWVv
1371Please respect copyright.PENANASyZDP4NfSO
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.1371Please respect copyright.PENANAusRRfIBpbi
1371Please respect copyright.PENANAVNAG4IIzJn
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.1371Please respect copyright.PENANAjbGIXX3nsh
1371Please respect copyright.PENANAu5I9eeOtVK
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”1371Please respect copyright.PENANAneg1ceAi7l
1371Please respect copyright.PENANAhqF7V0sbGQ
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”1371Please respect copyright.PENANAgpTGmnWrbs
1371Please respect copyright.PENANAPb1ZzWpK6T
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.1371Please respect copyright.PENANAhjuJ8vmHWB
1371Please respect copyright.PENANARv1Eg7k1j9
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.1371Please respect copyright.PENANABrVuoK7LXZ
1371Please respect copyright.PENANAb2Jw53dzjb
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”1371Please respect copyright.PENANAvAIZ6bGo9y
1371Please respect copyright.PENANArx96hvFNM5
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.1371Please respect copyright.PENANAOXu6yndiB3
1371Please respect copyright.PENANALrsHLYrNCj
“Gak!” jawabku ketus.1371Please respect copyright.PENANAnjDgQoOkZh
1371Please respect copyright.PENANAjFJuqjkfUv
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.1371Please respect copyright.PENANA1nR6EEBliT
1371Please respect copyright.PENANAvvF22ncyRs
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”1371Please respect copyright.PENANAETTVFDwnJF
1371Please respect copyright.PENANAZbm8Q2DS4K
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.1371Please respect copyright.PENANAvRpvxkcST8
1371Please respect copyright.PENANAC7oxavMtdY
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.1371Please respect copyright.PENANAFmaYzeYUxd
1371Please respect copyright.PENANATtkp2piI3h
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.1371Please respect copyright.PENANAHovSvWF0Po
1371Please respect copyright.PENANAqO6tiuvfru
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.1371Please respect copyright.PENANAxjdlioYR7P
1371Please respect copyright.PENANAbvkRQZgDSz
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.1371Please respect copyright.PENANAAVjTAXBEN5
1371Please respect copyright.PENANAD0zOAPgjaX
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.1371Please respect copyright.PENANAVoZTAAZLEl
1371Please respect copyright.PENANA6gCecqjgim
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”1371Please respect copyright.PENANA2yFrN1NWXg
1371Please respect copyright.PENANAg5qqK4C0GF
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.1371Please respect copyright.PENANAyRTYOfARHR
1371Please respect copyright.PENANAD8SYGOLyYv
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.1371Please respect copyright.PENANASdslZHbi8k
1371Please respect copyright.PENANAHuseg0s4tq
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.1371Please respect copyright.PENANAmqGq5f79TN
1371Please respect copyright.PENANASfcRWFOfKt
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.1371Please respect copyright.PENANAL2MzK9voIe
1371Please respect copyright.PENANAte3x6y1fOb
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.1371Please respect copyright.PENANAOLO8TdTMD6
1371Please respect copyright.PENANA2MwddRMKhZ
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.1371Please respect copyright.PENANAQ1cfBAfYj1
1371Please respect copyright.PENANAWP9Hafn6ds
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.1371Please respect copyright.PENANANQYqf1Fas9
1371Please respect copyright.PENANAzrTTRXCAux
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.1371Please respect copyright.PENANAFC3dYWpqwr
1371Please respect copyright.PENANAhpadV9w9WS
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.1371Please respect copyright.PENANAjPf6qhNrEY
1371Please respect copyright.PENANAOnEyToYy99
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.1371Please respect copyright.PENANAyJXFC8EwGT
1371Please respect copyright.PENANAa5R7tShlwc
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
1371Please respect copyright.PENANAbqdmZy7FNs
Bersambung
1371Please respect copyright.PENANARghwWtvBeR
1371Please respect copyright.PENANA3H83F1o6c2
1371Please respect copyright.PENANAqzqzJavfCx