
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”1539Please respect copyright.PENANAK4PuveOsRU
1539Please respect copyright.PENANAetLySPXwkp
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.1539Please respect copyright.PENANA58bRSdZemB
1539Please respect copyright.PENANAWKshQHesx4
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.1539Please respect copyright.PENANATiPGDXjsLS
1539Please respect copyright.PENANAOfHGmbp6pF
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.1539Please respect copyright.PENANAlUkrYc03j3
1539Please respect copyright.PENANAeMl4BB0LPW
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.1539Please respect copyright.PENANA7LdvTiTMiO
1539Please respect copyright.PENANAHMmQVTQ86t
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.1539Please respect copyright.PENANAp7ZSg9mKNy
1539Please respect copyright.PENANAqr95312mod
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.1539Please respect copyright.PENANA2n61Vf11C0
1539Please respect copyright.PENANA2b1o5CjJxe
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.1539Please respect copyright.PENANA18nMXpPkIM
1539Please respect copyright.PENANA3Ckv49f1v6
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.1539Please respect copyright.PENANA4wygKkYuBM
1539Please respect copyright.PENANAaIrAPQUM4p
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”1539Please respect copyright.PENANAYhgoQ3OB5z
1539Please respect copyright.PENANAAYqfKbaqNl
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.1539Please respect copyright.PENANArDgM4069u1
1539Please respect copyright.PENANAbSKEZFOcGy
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.1539Please respect copyright.PENANAs1SD1XXLHx
1539Please respect copyright.PENANAzBH72bmCyY
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.1539Please respect copyright.PENANAvkUi1BYoRp
1539Please respect copyright.PENANAwFawiXAuLm
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.1539Please respect copyright.PENANAvfWaUnDSap
1539Please respect copyright.PENANAwNYt8EaF0x
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.1539Please respect copyright.PENANAlOYJrZgNB4
1539Please respect copyright.PENANAv4XeB1yp4p
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 1539Please respect copyright.PENANAZg8A3RCX2l
1539Please respect copyright.PENANAX5Rmr9BKof
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.1539Please respect copyright.PENANAaD5U8zLwjR
1539Please respect copyright.PENANA5bCyqW4h7n
***1539Please respect copyright.PENANAgNXGnbySw9
1539Please respect copyright.PENANAymxvbNRxpR
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.1539Please respect copyright.PENANAfVEtjT9km7
1539Please respect copyright.PENANAKqNrS53wx2
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.1539Please respect copyright.PENANAfjVNJ01p3i
1539Please respect copyright.PENANA0uflxaCPpO
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.1539Please respect copyright.PENANASZO7AK33QZ
1539Please respect copyright.PENANAuHyQ9OClM1
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.1539Please respect copyright.PENANA4FDAGeSmCk
1539Please respect copyright.PENANA0khS4r44Lg
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.1539Please respect copyright.PENANAsrZamSqEkq
1539Please respect copyright.PENANAuOnT1VYup8
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.1539Please respect copyright.PENANAtBYUz7inGi
1539Please respect copyright.PENANAZYg1tvitFW
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.1539Please respect copyright.PENANAHA7n2t744Q
1539Please respect copyright.PENANAJZAImElyIi
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”1539Please respect copyright.PENANAZGu1Cfz0tP
1539Please respect copyright.PENANAamMbZTvvd6
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.1539Please respect copyright.PENANANXk4rLl2Wz
1539Please respect copyright.PENANAaufCEIixP5
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.1539Please respect copyright.PENANAoiAgKkbTD6
1539Please respect copyright.PENANAClddraz2xC
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.1539Please respect copyright.PENANASX0qELuPEp
1539Please respect copyright.PENANAKcBHbJPIYA
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.1539Please respect copyright.PENANAM0xFPBxfbO
1539Please respect copyright.PENANAvynXdurIhi
***1539Please respect copyright.PENANAFltEelmxlS
1539Please respect copyright.PENANAxPKgzvBm1e
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”1539Please respect copyright.PENANAc6vJ0HBflk
1539Please respect copyright.PENANAk4ZQ3dEK5A
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.1539Please respect copyright.PENANAqPoK0A55ie
1539Please respect copyright.PENANAhc5YxpMHLq
“Tante mau ke toko buku,” kataku.1539Please respect copyright.PENANA6QcYnQEgm4
1539Please respect copyright.PENANA7Vg2gJ9P6t
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.1539Please respect copyright.PENANAEoObNgck4J
1539Please respect copyright.PENANAL7Tv6ORw2G
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.1539Please respect copyright.PENANAzz17hXZoqS
1539Please respect copyright.PENANAIFO5Nefp6c
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.1539Please respect copyright.PENANAYtRxghiWnq
1539Please respect copyright.PENANAXF19rrKqWv
“Teras aja, Jar.”1539Please respect copyright.PENANATifATC1iF1
1539Please respect copyright.PENANAAZaJYuwhS5
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.1539Please respect copyright.PENANAfa6qImAd9a
1539Please respect copyright.PENANAUCfw8xN1YJ
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”1539Please respect copyright.PENANAIHWsi7IuqH
1539Please respect copyright.PENANArJWHgYsnRC
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.1539Please respect copyright.PENANAk4lPgoIhFl
1539Please respect copyright.PENANAwkLFYiNFT6
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.1539Please respect copyright.PENANABiVWz0I3wi
1539Please respect copyright.PENANAIzFd643pxh
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.1539Please respect copyright.PENANAhhhBlSBp67
1539Please respect copyright.PENANAGPExf2sG1C
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.1539Please respect copyright.PENANAggvhtkGruV
1539Please respect copyright.PENANAH6XgcFkjeC
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.1539Please respect copyright.PENANAXkJSJcUIFU
1539Please respect copyright.PENANAK2gzM4fPAv
“Bi, mana Adit,” kataku.1539Please respect copyright.PENANAtvIDrFjhP2
1539Please respect copyright.PENANAIBvrUJfVD1
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”1539Please respect copyright.PENANAuPEitMgoQr
1539Please respect copyright.PENANAPRUUZi0P10
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”1539Please respect copyright.PENANAxPiy00cLcg
1539Please respect copyright.PENANACTGtpbOb5W
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”1539Please respect copyright.PENANAQFmdAT2p8z
1539Please respect copyright.PENANABn7tRXgHCR
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”1539Please respect copyright.PENANAVpFGy5VDYy
1539Please respect copyright.PENANAIqfDypMHd7
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.1539Please respect copyright.PENANADBgfykGE7b
1539Please respect copyright.PENANA7CfJhRj9v9
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.1539Please respect copyright.PENANALqnfWejeKo
1539Please respect copyright.PENANAgyXaMKeY75
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.1539Please respect copyright.PENANA1jAYN4b45P
1539Please respect copyright.PENANAc2OhEHT9FC
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.1539Please respect copyright.PENANArP9h6m3Zxu
1539Please respect copyright.PENANAFxztyxEF7p
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.1539Please respect copyright.PENANA9OhBp3ptdq
1539Please respect copyright.PENANAzf2QaCIbKd
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.1539Please respect copyright.PENANAfcAW29Kmuf
1539Please respect copyright.PENANA6HVMOc287g
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”1539Please respect copyright.PENANAHkTcaLUj6l
1539Please respect copyright.PENANAKmBFySqjFY
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”1539Please respect copyright.PENANAw78HTXSIwE
1539Please respect copyright.PENANAhfZEGBdvzE
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”1539Please respect copyright.PENANAbpj80UA3bL
1539Please respect copyright.PENANAqFGNibkMUs
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”1539Please respect copyright.PENANAWKaoKwvsqS
1539Please respect copyright.PENANAj2GiAHJvqh
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”1539Please respect copyright.PENANAcPYDJ8NKcu
1539Please respect copyright.PENANAdVDN0ryS0k
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”1539Please respect copyright.PENANAwpOMN71TD2
1539Please respect copyright.PENANAnszZ3D3yms
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”1539Please respect copyright.PENANAFHeji5fYKD
1539Please respect copyright.PENANAEnLaNMqMk1
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”1539Please respect copyright.PENANATAdoTQVicu
1539Please respect copyright.PENANArZmGVBDYGh
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.1539Please respect copyright.PENANAjzXp3oIcJY
1539Please respect copyright.PENANASPnveBYmYF
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.1539Please respect copyright.PENANAyIi7acSjFO
1539Please respect copyright.PENANAgITc77A2K9
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.1539Please respect copyright.PENANAGCEZoY4j8I
1539Please respect copyright.PENANA4rVdMTbQQl
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.1539Please respect copyright.PENANAn2AZp4x0Mo
1539Please respect copyright.PENANAnCpFMXFBon
“Boleh,” kataku agak tersipu.1539Please respect copyright.PENANAMrxMXPrJLw
1539Please respect copyright.PENANA3nVaj9fV5q
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.1539Please respect copyright.PENANA5RfYJ6ZHLx
1539Please respect copyright.PENANAFwj6xAl0rc
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.1539Please respect copyright.PENANAzH2VVSzjfx
1539Please respect copyright.PENANA6tafbMsqKH
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.1539Please respect copyright.PENANAeNov1vPvUe
1539Please respect copyright.PENANAs7KoN555W3
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu1539Please respect copyright.PENANAlMsQZiX7K7
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.1539Please respect copyright.PENANAjX7SvgUaZa
1539Please respect copyright.PENANAVeCkBREy2S
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.1539Please respect copyright.PENANAnJauD09Kx8
1539Please respect copyright.PENANA4UGWmMWa6P
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.1539Please respect copyright.PENANAnzoPC1ASJL
1539Please respect copyright.PENANAascZZowG7c
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.1539Please respect copyright.PENANAYeIEQDIrpW
1539Please respect copyright.PENANA71Y7S8oKdw
“Fajar cinta sama tante.”1539Please respect copyright.PENANA5KJdDtr4Ye
1539Please respect copyright.PENANAeK1TfdoiwG
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”1539Please respect copyright.PENANAGZOB3Ay799
1539Please respect copyright.PENANAMsl9o6YC7j
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.1539Please respect copyright.PENANAIW1e6KbjCH
1539Please respect copyright.PENANATws60zWvIc
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”1539Please respect copyright.PENANAzUHTi8BpeQ
1539Please respect copyright.PENANAsOjT6qifdh
“Tante udah punya keluarga, fajar!”1539Please respect copyright.PENANAA2xJ1ray5D
1539Please respect copyright.PENANAj4U3CwnSkj
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.1539Please respect copyright.PENANAmpt11H5B4R
1539Please respect copyright.PENANAbyXwDm8p7k
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.1539Please respect copyright.PENANA0l4gxOudj7
1539Please respect copyright.PENANAuQNkwoHuv3
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.1539Please respect copyright.PENANAWUNp6A9mWy
1539Please respect copyright.PENANABa96YjRxUB
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.1539Please respect copyright.PENANA1uYrUKPIx9
1539Please respect copyright.PENANAcc32ttnyxo
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”1539Please respect copyright.PENANAcwIwzrQgwF
1539Please respect copyright.PENANADrdhPtYlpQ
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.1539Please respect copyright.PENANATNoAdLQzro
1539Please respect copyright.PENANAfFYUF6GuT9
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”1539Please respect copyright.PENANAR89HYfGmVu
1539Please respect copyright.PENANAO8Xhdt7fww
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.1539Please respect copyright.PENANAx8PP3J42YN
1539Please respect copyright.PENANAFcQuX7eBa1
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.1539Please respect copyright.PENANAepBo3b1T1j
1539Please respect copyright.PENANACuW7Uf1NXU
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.1539Please respect copyright.PENANAGs5RAX9W1c
1539Please respect copyright.PENANABVDtiPqsIP
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.1539Please respect copyright.PENANAvzI5exY2ZC
1539Please respect copyright.PENANAxso8BAcpwZ
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”1539Please respect copyright.PENANAuD6RKbBOVU
1539Please respect copyright.PENANA5f5t7ioi3C
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”1539Please respect copyright.PENANAcDmeWZXSPo
1539Please respect copyright.PENANANnRMeV3svw
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.1539Please respect copyright.PENANAkPEgHmB2oL
1539Please respect copyright.PENANA50Euq5X5dG
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.1539Please respect copyright.PENANAZXwe4Xpukk
1539Please respect copyright.PENANA0qmntvL1Ye
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”1539Please respect copyright.PENANAy7F1UNpk5Q
1539Please respect copyright.PENANAJWgvPpwtSB
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.1539Please respect copyright.PENANAkhAy5XPIIw
1539Please respect copyright.PENANA2KmwWFsmKK
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”1539Please respect copyright.PENANAbAbjGnCRxq
1539Please respect copyright.PENANAU8pkRbTmFH
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”1539Please respect copyright.PENANAOtazLASRa3
1539Please respect copyright.PENANAxq7uLozq6O
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”1539Please respect copyright.PENANARu0SFydy2J
1539Please respect copyright.PENANAwyctgxkADV
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”1539Please respect copyright.PENANAxJTIhhwM8t
1539Please respect copyright.PENANAQL4iZxaOUk
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.1539Please respect copyright.PENANAERA0wtZuYV
1539Please respect copyright.PENANAEUkxcfVuVY
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”1539Please respect copyright.PENANAixrcTLOSv5
1539Please respect copyright.PENANASJLBl7OMZO
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.1539Please respect copyright.PENANApOY7faaI8e
1539Please respect copyright.PENANAYAXpADNBim
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.1539Please respect copyright.PENANAyvgFGg4XZA
1539Please respect copyright.PENANAUPo346dVHk
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.1539Please respect copyright.PENANA8nRu2eSgTV
1539Please respect copyright.PENANATdL5OiFKr1
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.1539Please respect copyright.PENANAEhAa5qQvSj
1539Please respect copyright.PENANAOQfSmsHAJ2
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.1539Please respect copyright.PENANA5LWFX3Ui20
1539Please respect copyright.PENANAdejBeajMAT
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.1539Please respect copyright.PENANAkQOwnxOQp8
1539Please respect copyright.PENANAjSWGZ1QQGJ
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.1539Please respect copyright.PENANATmm6Ox6F77
1539Please respect copyright.PENANASg5lOUWUEq
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.1539Please respect copyright.PENANAK7Vo6FzFhx
1539Please respect copyright.PENANAyUtqjfySbe
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.1539Please respect copyright.PENANAJzS34DHCbK
1539Please respect copyright.PENANA2uLdZ53gzr
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”1539Please respect copyright.PENANA1CrXuSHnjG
1539Please respect copyright.PENANAVWgtiwku8R
Aku menggangguk.1539Please respect copyright.PENANAA8AnVIdj1R
1539Please respect copyright.PENANACeDoWJC2K8
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.1539Please respect copyright.PENANA0xK3OOqR0p
1539Please respect copyright.PENANA10RmTIZgXY
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.1539Please respect copyright.PENANA4wmpsEyWFl
1539Please respect copyright.PENANApIsq5bIwqA
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.1539Please respect copyright.PENANAH4KQgEXtKD
1539Please respect copyright.PENANABxGdQrJN2e
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.1539Please respect copyright.PENANATnHbB4uooo
1539Please respect copyright.PENANAomCXUbFNUc
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.1539Please respect copyright.PENANAzgBED4E541
1539Please respect copyright.PENANAzyUVoSvZln
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.1539Please respect copyright.PENANAklCvGngiCr
1539Please respect copyright.PENANAuMxiaZGIec
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”1539Please respect copyright.PENANAhk6n7kbTdg
1539Please respect copyright.PENANAODDpxrSUJv
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.1539Please respect copyright.PENANADU76lpWl0U
1539Please respect copyright.PENANA4zQ4pbKYAd
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.1539Please respect copyright.PENANA7LSIeX0V6I
1539Please respect copyright.PENANAS2QQyp5GBU
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”1539Please respect copyright.PENANAJ60DfvVIZo
1539Please respect copyright.PENANATVSoC7oIx8
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”1539Please respect copyright.PENANAQEFxGRfgTV
1539Please respect copyright.PENANAhKD8oZsDWv
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”1539Please respect copyright.PENANAg5XFV1u29x
1539Please respect copyright.PENANAGkrSQ4eL4q
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”1539Please respect copyright.PENANAENAgIiCe5d
1539Please respect copyright.PENANAaiYngLgnKW
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”1539Please respect copyright.PENANA6K8uaUwmp2
1539Please respect copyright.PENANAnaVhNzCyDb
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”1539Please respect copyright.PENANAOWJOHRYTY3
1539Please respect copyright.PENANA2JyIDPuDh4
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”1539Please respect copyright.PENANAZkorrIvZnR
1539Please respect copyright.PENANAPS9ZrD8ahL
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.1539Please respect copyright.PENANAkhfhShgipT
1539Please respect copyright.PENANA5nBTV6SGOc
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.1539Please respect copyright.PENANA3WiQcNsfTU
1539Please respect copyright.PENANAgrecLPOVGH
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.1539Please respect copyright.PENANAeHHbMzWfpZ
1539Please respect copyright.PENANAkdTbkFggLI
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.1539Please respect copyright.PENANAuX2yJNzdH7
1539Please respect copyright.PENANAtSxE3P43lD
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.1539Please respect copyright.PENANAjUMUzREgST
1539Please respect copyright.PENANAAztbyAQOUX
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.1539Please respect copyright.PENANAkf2YIw40sp
1539Please respect copyright.PENANA2uTg88k8IG
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,1539Please respect copyright.PENANAqyP4eQjaX8
1539Please respect copyright.PENANAKtE580BPdB
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.1539Please respect copyright.PENANA6WZBmDCdOI
1539Please respect copyright.PENANAtqZQjx2hPV
“Bentar lagi, tan.”1539Please respect copyright.PENANA0cnhxWgv4g
1539Please respect copyright.PENANAL1IERPbPCC
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.1539Please respect copyright.PENANAnrXAbcDgMA
1539Please respect copyright.PENANA3nFYRggGTI
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.1539Please respect copyright.PENANAfRf2wvyqNd
1539Please respect copyright.PENANAbjqww0bUzi
“Jangan,” kataku.1539Please respect copyright.PENANA0Cfgm2QjWT
1539Please respect copyright.PENANA0KHN7QxvWy
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.1539Please respect copyright.PENANAN7pw0IrPjF
1539Please respect copyright.PENANAM6iBhfSuWd
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit1539Please respect copyright.PENANA1FinDjSI5f
1539Please respect copyright.PENANAL6MyJ8i2Hk
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.1539Please respect copyright.PENANA86qlOd9IRe
1539Please respect copyright.PENANAcLeImU34ne
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.1539Please respect copyright.PENANA3EFszPE2FX
1539Please respect copyright.PENANAnBOepz1Pvs
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”1539Please respect copyright.PENANAFZHR568BaP
1539Please respect copyright.PENANAEGLTONELDV
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.1539Please respect copyright.PENANAffnlI9h2fP
1539Please respect copyright.PENANACpxGxuHR96
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.1539Please respect copyright.PENANALLZsEoDeFA
1539Please respect copyright.PENANAtPXbyd6Duz
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”1539Please respect copyright.PENANAgy6eV7mpj2
1539Please respect copyright.PENANA0XnKuYG68k
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.1539Please respect copyright.PENANAKXDfFZLetV
1539Please respect copyright.PENANAf4l24di2Jr
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”1539Please respect copyright.PENANAThsQJpVy77
1539Please respect copyright.PENANAkvOvc7WbjJ
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.1539Please respect copyright.PENANA2u5UgcL4w8
1539Please respect copyright.PENANATwKQH44LQx
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.1539Please respect copyright.PENANAL6i4NGdDa1
1539Please respect copyright.PENANAS12avimYwg
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.1539Please respect copyright.PENANAapYvg3Qa7L
1539Please respect copyright.PENANA5OfBJ4GEE6
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.1539Please respect copyright.PENANAMSlWlSORpV
1539Please respect copyright.PENANApADfMPikfA
***1539Please respect copyright.PENANAo4Frb84jrz
1539Please respect copyright.PENANAXzBQl5rEdv
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.1539Please respect copyright.PENANA1JtAdfwI8W
1539Please respect copyright.PENANAiuoomShVa4
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.1539Please respect copyright.PENANAsAeReVs4Ss
1539Please respect copyright.PENANAq1xqCEDAcU
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.1539Please respect copyright.PENANAQVNedJqrLL
1539Please respect copyright.PENANAVjAa24bp7s
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.1539Please respect copyright.PENANAm2KiOLD0jU
1539Please respect copyright.PENANAqPOQQAEw5i
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.1539Please respect copyright.PENANAworjpeiRWp
1539Please respect copyright.PENANACURidCQZ5a
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.1539Please respect copyright.PENANAL9TktgaQiD
1539Please respect copyright.PENANAZBoq5St5SQ
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?1539Please respect copyright.PENANA26ojAfTBzz
1539Please respect copyright.PENANA8O4Urp6Ufm
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.1539Please respect copyright.PENANAZE0nz9nvy4
1539Please respect copyright.PENANAGCyTkyCthU
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.1539Please respect copyright.PENANANWg2U1iyT9
1539Please respect copyright.PENANAeEWW2sr0iK
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.1539Please respect copyright.PENANALFchMwQJIb
1539Please respect copyright.PENANAEEfTVRbe3w
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.1539Please respect copyright.PENANAo4uPBahTxJ
1539Please respect copyright.PENANAc9cpmwf0Dh
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”1539Please respect copyright.PENANA8ygI8h9ezK
1539Please respect copyright.PENANAY31gHLJWEh
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”1539Please respect copyright.PENANAQVlTAJph2s
1539Please respect copyright.PENANAGZenMurBlh
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.1539Please respect copyright.PENANADqiLuoJlgm
1539Please respect copyright.PENANA8VAyscZt4C
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.1539Please respect copyright.PENANAERDAMdKxnZ
1539Please respect copyright.PENANAxkJS0Xksa8
“Engga boleh!”1539Please respect copyright.PENANAr5NOdL1vaO
1539Please respect copyright.PENANARnGqlGffec
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”1539Please respect copyright.PENANASXLLsmrjj0
1539Please respect copyright.PENANAJjaCrdV0lp
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”1539Please respect copyright.PENANAgBPTkfuLgt
1539Please respect copyright.PENANArUgvyLljDr
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.1539Please respect copyright.PENANAOBPlQ6nXMg
1539Please respect copyright.PENANABVesVTsNHf
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.1539Please respect copyright.PENANAt58P9tnapy
1539Please respect copyright.PENANAdQ6lY4wPwo
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.1539Please respect copyright.PENANAZqI2rt9Snw
1539Please respect copyright.PENANARzJ16ezapd
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.1539Please respect copyright.PENANAdjfcJsV2w4
1539Please respect copyright.PENANAFFq2jciO9S
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.1539Please respect copyright.PENANAVVnisXYBaj
1539Please respect copyright.PENANAZxKLiM3gDj
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.1539Please respect copyright.PENANAYzg2jNVoN5
1539Please respect copyright.PENANABHPdqsntfE
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.1539Please respect copyright.PENANALb8vIlL49X
1539Please respect copyright.PENANALSqTML0dJp
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.1539Please respect copyright.PENANAXjDs677HBX
1539Please respect copyright.PENANAfwipiMN8Ef
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.1539Please respect copyright.PENANALdrJ7nSXIk
1539Please respect copyright.PENANAQtBxoRnZI7
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.1539Please respect copyright.PENANACHU8Y1Mllw
1539Please respect copyright.PENANACr8K6NLwgA
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.1539Please respect copyright.PENANA8iAq6Vo07o
1539Please respect copyright.PENANA5HkqNFh8LO
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.1539Please respect copyright.PENANA0XzlHirMPN
1539Please respect copyright.PENANAhsTvDfIYGm
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.1539Please respect copyright.PENANAA8OBlchdew
1539Please respect copyright.PENANAP3e7c7uASh
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.1539Please respect copyright.PENANAjYv0bzHj6D
1539Please respect copyright.PENANAQTLhqkdE5K
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”1539Please respect copyright.PENANASkdvIFV4Jm
1539Please respect copyright.PENANAUMkZ3vb1fA
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.1539Please respect copyright.PENANA7bJA7LlmS6
1539Please respect copyright.PENANAMoMEVpgIl3
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.1539Please respect copyright.PENANApIh7hjOVsd
1539Please respect copyright.PENANAbnCv7Ynu83
Terdengar suara Adzan berkumandang.1539Please respect copyright.PENANABTfCB5pzKS
1539Please respect copyright.PENANAHV0gG5vmd4
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
1539Please respect copyright.PENANAoy3jfobfoz