
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2802Please respect copyright.PENANA6QvuoAzIF5
2802Please respect copyright.PENANAbwTfaHIHF0
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2802Please respect copyright.PENANAdkfMxd7F6O
2802Please respect copyright.PENANAF4zhNOhBH5
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2802Please respect copyright.PENANAbnyrTzL72r
2802Please respect copyright.PENANA6h3JsTJgA7
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2802Please respect copyright.PENANAkIbU54klKp
2802Please respect copyright.PENANA53Dk6yz7Mi
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2802Please respect copyright.PENANAMh2UvhxUMb
2802Please respect copyright.PENANAv4iWD1VYFO
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2802Please respect copyright.PENANAGZ1QVRkHBI
2802Please respect copyright.PENANAK4nQ0dqLlj
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2802Please respect copyright.PENANAkvZqAwjRnU
2802Please respect copyright.PENANAzL5gb30Jkh
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2802Please respect copyright.PENANAd6wOTi7fbw
2802Please respect copyright.PENANAHLofl4btNv
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2802Please respect copyright.PENANAIYHrLxVAbs
2802Please respect copyright.PENANAkZYmSfMTN2
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2802Please respect copyright.PENANAgR4eCKVDWJ
2802Please respect copyright.PENANAugyhiB7JKj
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2802Please respect copyright.PENANAqWqadjbzMB
2802Please respect copyright.PENANAD2dtVSTI6r
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2802Please respect copyright.PENANA1uS08Foo76
2802Please respect copyright.PENANAZDkF5ez1C1
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2802Please respect copyright.PENANAPY6IA7NRzj
2802Please respect copyright.PENANA0ZWWsAdBFL
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2802Please respect copyright.PENANA5rUTDokDxU
2802Please respect copyright.PENANAM3ZqJ8ImKM
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2802Please respect copyright.PENANAgXhn0ZXHeE
2802Please respect copyright.PENANAmxENZJHK9W
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2802Please respect copyright.PENANAKCB0WEWYAF
2802Please respect copyright.PENANA7QjOcNFwiY
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2802Please respect copyright.PENANAQ5BxVkqpF9
2802Please respect copyright.PENANAO2ebwwPHJz
***2802Please respect copyright.PENANABK8VNNh0qe
2802Please respect copyright.PENANAle7ly4tJUq
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2802Please respect copyright.PENANAlYbaOIqxVH
2802Please respect copyright.PENANAbU0xzOVjiK
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2802Please respect copyright.PENANAmGVhQjFWf7
2802Please respect copyright.PENANAaE0ugPnHAS
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2802Please respect copyright.PENANAL20uqNuEUR
2802Please respect copyright.PENANAsU6Scc20dN
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2802Please respect copyright.PENANAHNkqhKZD2N
2802Please respect copyright.PENANAzKlcFyEDV3
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2802Please respect copyright.PENANAMKjEwSmb33
2802Please respect copyright.PENANAkpvxmFCmib
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2802Please respect copyright.PENANARYqcJnZtIQ
2802Please respect copyright.PENANAgBODXGSJll
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2802Please respect copyright.PENANAWWx5fS3MM2
2802Please respect copyright.PENANAtCSlXJcIm9
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2802Please respect copyright.PENANAuO3L7qY5sI
2802Please respect copyright.PENANAtYQ3Ls9eXJ
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2802Please respect copyright.PENANAA6BHFIJsBj
2802Please respect copyright.PENANAFQjJVdIjhv
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2802Please respect copyright.PENANAUc6UOYeM3a
2802Please respect copyright.PENANAWgSO3J8z4b
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2802Please respect copyright.PENANAVFigszyoyN
2802Please respect copyright.PENANAbIZdVaVZho
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2802Please respect copyright.PENANAD8v0X6T5RV
2802Please respect copyright.PENANAdmcveZTVJB
***2802Please respect copyright.PENANAuf1bTKLSyl
2802Please respect copyright.PENANAmU4SM9tROk
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2802Please respect copyright.PENANAZrdVO21XGv
2802Please respect copyright.PENANAQbnRhm37p4
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2802Please respect copyright.PENANAQ0xh1GCDF0
2802Please respect copyright.PENANA5nQG9FP3RR
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2802Please respect copyright.PENANANthfc15xd1
2802Please respect copyright.PENANAN0E84nihHk
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2802Please respect copyright.PENANAAxdCPCYRhw
2802Please respect copyright.PENANAr3OrrDDisX
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2802Please respect copyright.PENANAlVjpM1TdPH
2802Please respect copyright.PENANAFexlwAwWf0
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2802Please respect copyright.PENANACWqFWKxxPr
2802Please respect copyright.PENANAL9GntguCkS
“Teras aja, Jar.”2802Please respect copyright.PENANASJRlRBojGQ
2802Please respect copyright.PENANAp3VJSR0foB
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2802Please respect copyright.PENANAs0T6u3t0JE
2802Please respect copyright.PENANAygvD2XGtt3
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2802Please respect copyright.PENANA5A9zIdkVas
2802Please respect copyright.PENANAffIsf63sUw
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2802Please respect copyright.PENANAn1IGAXunH7
2802Please respect copyright.PENANAmglGoEDiEm
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2802Please respect copyright.PENANAErnQVH49i3
2802Please respect copyright.PENANAqj7RHhMTGv
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2802Please respect copyright.PENANAOgGlsh9qka
2802Please respect copyright.PENANAWGfn8m5eVy
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2802Please respect copyright.PENANAd7Q09D7eFz
2802Please respect copyright.PENANA5UmmSbJa3V
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2802Please respect copyright.PENANAfjR6FPKMb9
2802Please respect copyright.PENANANrogNvPedY
“Bi, mana Adit,” kataku.2802Please respect copyright.PENANAy8CtRXAsLI
2802Please respect copyright.PENANALfo90UNMNx
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2802Please respect copyright.PENANA7FzUxMNwWg
2802Please respect copyright.PENANAZQgmqlgnoj
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2802Please respect copyright.PENANAefQstlEdKY
2802Please respect copyright.PENANADe1om41fyB
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2802Please respect copyright.PENANASay7OKR4Pc
2802Please respect copyright.PENANA6LiOv4pkCI
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2802Please respect copyright.PENANAmcxhFbmV58
2802Please respect copyright.PENANAID4FpJsO0D
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2802Please respect copyright.PENANAGxf1f1VYeq
2802Please respect copyright.PENANArHu0h2kwfO
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2802Please respect copyright.PENANASYBOSPcuUc
2802Please respect copyright.PENANAatmJg4r9q3
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2802Please respect copyright.PENANAJ7Xl4iNFrh
2802Please respect copyright.PENANAXCDGF88NHm
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2802Please respect copyright.PENANAVi2PI5WqFr
2802Please respect copyright.PENANARR21650BcK
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2802Please respect copyright.PENANAodC8VSduU1
2802Please respect copyright.PENANARgQB1ZbGjN
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2802Please respect copyright.PENANARIQBVBw76a
2802Please respect copyright.PENANAwdVeq0yLly
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2802Please respect copyright.PENANAhRzmKZj89O
2802Please respect copyright.PENANAQunQePyvud
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2802Please respect copyright.PENANANPKMWFUN3M
2802Please respect copyright.PENANAUlnH4yiFMY
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2802Please respect copyright.PENANAychyVSy5H5
2802Please respect copyright.PENANAP1EayilWKX
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2802Please respect copyright.PENANA5yfmfSoJuq
2802Please respect copyright.PENANApyIA6tlqHF
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2802Please respect copyright.PENANAxcKPCPkkZb
2802Please respect copyright.PENANAXYoSMnXUWn
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2802Please respect copyright.PENANApXSjhIyW2P
2802Please respect copyright.PENANAYSyGG6RXkk
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2802Please respect copyright.PENANAkiUFyswciR
2802Please respect copyright.PENANAcZLn6PPzb2
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2802Please respect copyright.PENANAovkaU1vnzo
2802Please respect copyright.PENANAMfaoPSXfPg
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2802Please respect copyright.PENANA7PQQCp0l86
2802Please respect copyright.PENANAKXsx90dxMZ
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2802Please respect copyright.PENANACD2E44v4xN
2802Please respect copyright.PENANAfy0oCPND2o
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2802Please respect copyright.PENANAeWkDx7TWJr
2802Please respect copyright.PENANAnRlo0Q9qfE
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2802Please respect copyright.PENANAI4A65oWMc0
2802Please respect copyright.PENANAsUvMmeOhn5
“Boleh,” kataku agak tersipu.2802Please respect copyright.PENANApXA7IkE8p8
2802Please respect copyright.PENANA3otE1ALnXW
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2802Please respect copyright.PENANAPwWJuCOThr
2802Please respect copyright.PENANAoEUH7B6SfV
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2802Please respect copyright.PENANA42To3nOCrC
2802Please respect copyright.PENANAowgtmlFSyJ
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2802Please respect copyright.PENANAgCDslS92UN
2802Please respect copyright.PENANA5ETQKQOVqN
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2802Please respect copyright.PENANAmH3emIbIuY
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2802Please respect copyright.PENANAltOnmH54uH
2802Please respect copyright.PENANAv8kefbLvSm
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2802Please respect copyright.PENANAb1NwCsHnIq
2802Please respect copyright.PENANANiEbadptIi
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2802Please respect copyright.PENANAQGw7K42TFE
2802Please respect copyright.PENANAryQsShRLFY
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2802Please respect copyright.PENANAdPkBYS7cKq
2802Please respect copyright.PENANA1djGkCjGYt
“Fajar cinta sama tante.”2802Please respect copyright.PENANALrclWrYTu3
2802Please respect copyright.PENANAkXCPPxlTU7
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2802Please respect copyright.PENANAofp9xMcHx2
2802Please respect copyright.PENANAqfpRiTcmN4
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2802Please respect copyright.PENANAsLRH0ZXJAd
2802Please respect copyright.PENANAEvcErF7kcq
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2802Please respect copyright.PENANAULc1ER3YDj
2802Please respect copyright.PENANAGaZRanfNfF
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2802Please respect copyright.PENANAhLaNU00hMb
2802Please respect copyright.PENANAvob8hw5rlm
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2802Please respect copyright.PENANAvaiorTsz1c
2802Please respect copyright.PENANA9SnAb5qAgF
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2802Please respect copyright.PENANAMRPi2n5Pm0
2802Please respect copyright.PENANAIaQPLJMrAV
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2802Please respect copyright.PENANAfRsuQ1HYOO
2802Please respect copyright.PENANABPP3p0eE7G
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2802Please respect copyright.PENANAAUVcfDRZ04
2802Please respect copyright.PENANA2YM8yHnTFn
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2802Please respect copyright.PENANAChhjSqIIis
2802Please respect copyright.PENANAxtnd6A5G6P
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2802Please respect copyright.PENANAELPa7pvohE
2802Please respect copyright.PENANAYtHAbEzO4u
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2802Please respect copyright.PENANAb9wUeNtCjM
2802Please respect copyright.PENANApiZuPRS50g
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2802Please respect copyright.PENANAHf27m4LJEq
2802Please respect copyright.PENANAcQzBgBJ11G
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2802Please respect copyright.PENANApcKwaG4qit
2802Please respect copyright.PENANAcupEZ0aRcC
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2802Please respect copyright.PENANAV71JfQsBOe
2802Please respect copyright.PENANA60ltl9XBxF
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2802Please respect copyright.PENANAG1V428twq3
2802Please respect copyright.PENANA5IjnWJzFOt
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2802Please respect copyright.PENANAv8W67l5VjJ
2802Please respect copyright.PENANAaDI9kZhcD1
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2802Please respect copyright.PENANAqp7wXF5njU
2802Please respect copyright.PENANAlgOiTEPSlD
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2802Please respect copyright.PENANAPPOM3HYfFg
2802Please respect copyright.PENANATF9dTuDnvD
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2802Please respect copyright.PENANAFJVoSNMaq5
2802Please respect copyright.PENANAB73F3eA25J
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2802Please respect copyright.PENANA7HuM02ELKN
2802Please respect copyright.PENANAi1ODSBM6oA
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2802Please respect copyright.PENANADGeTQQSdwc
2802Please respect copyright.PENANAefJ6HEeC83
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2802Please respect copyright.PENANAWbowNpGdGY
2802Please respect copyright.PENANAjZNeyLaEVH
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2802Please respect copyright.PENANA9EORAQeQ7g
2802Please respect copyright.PENANAKRI4sV2Z22
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2802Please respect copyright.PENANASx3ok3aib6
2802Please respect copyright.PENANAjy5f79cCLo
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2802Please respect copyright.PENANAlFyJvC2qYG
2802Please respect copyright.PENANAWRmjsxJIVb
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2802Please respect copyright.PENANANWEy9Jd5u6
2802Please respect copyright.PENANARwdtClVjSM
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2802Please respect copyright.PENANAPfwfEdsVj4
2802Please respect copyright.PENANAXuNW71hQRH
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2802Please respect copyright.PENANAHzE5ercH8p
2802Please respect copyright.PENANA1VbEow0r45
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2802Please respect copyright.PENANAhnIJcqOV2G
2802Please respect copyright.PENANA2h9lvwGh8c
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2802Please respect copyright.PENANATanbWIJiiA
2802Please respect copyright.PENANALdlOI3OCZp
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2802Please respect copyright.PENANALwSb5Erowq
2802Please respect copyright.PENANA591SmVJhKp
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2802Please respect copyright.PENANAQcw80i1dNT
2802Please respect copyright.PENANAMk4AHCtVdX
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2802Please respect copyright.PENANAUaOie9m21x
2802Please respect copyright.PENANAs9RjAGzqQA
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2802Please respect copyright.PENANA6rIOLAZYml
2802Please respect copyright.PENANA6exJvvuio9
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2802Please respect copyright.PENANAAd9K25knc5
2802Please respect copyright.PENANAC5LgvkHh3Q
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2802Please respect copyright.PENANAGiyFo8a18z
2802Please respect copyright.PENANAxGLIdmDc2U
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2802Please respect copyright.PENANAQcYFwWQ7Me
2802Please respect copyright.PENANAF34fuSszO0
Aku menggangguk.2802Please respect copyright.PENANAMxve1ybJe1
2802Please respect copyright.PENANAHVRWARMnjx
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2802Please respect copyright.PENANAxl43LorJaN
2802Please respect copyright.PENANAi2jkT0onf9
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2802Please respect copyright.PENANA4eoLIPuQcy
2802Please respect copyright.PENANAp4V8g8c0ex
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2802Please respect copyright.PENANAtNgVORPhaE
2802Please respect copyright.PENANAP0Zem705xE
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2802Please respect copyright.PENANAN4pDEYRa5g
2802Please respect copyright.PENANAc2un0AQjwT
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2802Please respect copyright.PENANAI2ajMCBLvN
2802Please respect copyright.PENANAoRWBFw9ZJY
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2802Please respect copyright.PENANARgkcvHPkvM
2802Please respect copyright.PENANAFxoKv8M4XV
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2802Please respect copyright.PENANAm0PHukZv0l
2802Please respect copyright.PENANADKtBsTIjdh
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2802Please respect copyright.PENANApJupENl82v
2802Please respect copyright.PENANAB6vKYhh8TR
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2802Please respect copyright.PENANAe0MAhveSJc
2802Please respect copyright.PENANAwcGQkITs00
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2802Please respect copyright.PENANAS8WX1d3DQJ
2802Please respect copyright.PENANAbVj2CTjjjZ
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2802Please respect copyright.PENANARKGQ62KeAH
2802Please respect copyright.PENANAH1fyDhukiQ
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2802Please respect copyright.PENANA8KNhdT8ERl
2802Please respect copyright.PENANAZ6ETzO5QAA
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2802Please respect copyright.PENANAYXE4v93lMa
2802Please respect copyright.PENANALHu9edB8dl
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2802Please respect copyright.PENANAUfLEwouxGN
2802Please respect copyright.PENANA2smnKX00TU
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2802Please respect copyright.PENANAUzzeXWFY0B
2802Please respect copyright.PENANAkybWtPFTIx
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2802Please respect copyright.PENANA5CcQwgSE2r
2802Please respect copyright.PENANAoZgDzxGzsO
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2802Please respect copyright.PENANAAAz3f1zZr7
2802Please respect copyright.PENANA7FxK05Iqbe
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2802Please respect copyright.PENANAbSegLRZ7FY
2802Please respect copyright.PENANAIPVV8UBawo
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2802Please respect copyright.PENANAco5pwopduX
2802Please respect copyright.PENANAtRwwOz0RyI
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2802Please respect copyright.PENANAevGgj3072F
2802Please respect copyright.PENANAVpxJRF8gdq
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2802Please respect copyright.PENANAHLiSO4zcAB
2802Please respect copyright.PENANAt3jS9Em9Aq
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2802Please respect copyright.PENANATKklTM3hZu
2802Please respect copyright.PENANAM61tnYSgk0
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2802Please respect copyright.PENANA0hzoxAQxZz
2802Please respect copyright.PENANAv1PY63qaDS
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2802Please respect copyright.PENANAzm99GNdN1S
2802Please respect copyright.PENANAsh9oizdRJA
“Bentar lagi, tan.”2802Please respect copyright.PENANA6KE4n5tZdn
2802Please respect copyright.PENANArPDLuLU7Rf
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2802Please respect copyright.PENANAfvFmwAlfzu
2802Please respect copyright.PENANA7sFjZ1oPIk
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2802Please respect copyright.PENANAgnDVylQSfO
2802Please respect copyright.PENANAyG7lqQE3Ah
“Jangan,” kataku.2802Please respect copyright.PENANAN5P3nnuHWU
2802Please respect copyright.PENANAdWs3ePJc7D
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2802Please respect copyright.PENANArW6qZZSsif
2802Please respect copyright.PENANALhofrjUnut
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2802Please respect copyright.PENANAo24sFRLAhR
2802Please respect copyright.PENANAX8IO4RkSwE
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2802Please respect copyright.PENANAV2A9MdLWkf
2802Please respect copyright.PENANAmWRNYYc2b8
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2802Please respect copyright.PENANAPRoblGwaNk
2802Please respect copyright.PENANAfl2THFo0DS
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2802Please respect copyright.PENANAhozOAjeknY
2802Please respect copyright.PENANAhRuQN4UV2V
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2802Please respect copyright.PENANAkFVptGpiK9
2802Please respect copyright.PENANAnTj78XQ6Du
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2802Please respect copyright.PENANAjB6XIaxQMa
2802Please respect copyright.PENANA5sMb0gDnOV
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2802Please respect copyright.PENANAkuWZgOcLbn
2802Please respect copyright.PENANAlORnmV3PYc
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2802Please respect copyright.PENANA1Mk0iAc1D8
2802Please respect copyright.PENANAK7zHgXuNw9
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2802Please respect copyright.PENANA46l8quQg7C
2802Please respect copyright.PENANAIARctibOHx
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2802Please respect copyright.PENANA6tAIwAFHCw
2802Please respect copyright.PENANANw1dTPddqg
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2802Please respect copyright.PENANAU1bwEMEhtF
2802Please respect copyright.PENANAi0Naq5ttrz
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2802Please respect copyright.PENANAp020J5EUOI
2802Please respect copyright.PENANA70nXO3OAsW
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2802Please respect copyright.PENANAm8LzKEwErw
2802Please respect copyright.PENANANtZ1ZQISqV
***2802Please respect copyright.PENANATQdEp22fjS
2802Please respect copyright.PENANAKdctDcX0yz
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2802Please respect copyright.PENANA63bDkishB4
2802Please respect copyright.PENANAC68y53q7dg
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2802Please respect copyright.PENANAyzCY3Ad6Ce
2802Please respect copyright.PENANArbgc0WAxP1
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2802Please respect copyright.PENANABEaRPH4MdY
2802Please respect copyright.PENANA9Qkil3OJKT
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2802Please respect copyright.PENANAsbNxwPVtOY
2802Please respect copyright.PENANAPR2bts7tMq
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2802Please respect copyright.PENANAtY5XMWMrXA
2802Please respect copyright.PENANAu4neKt2K03
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2802Please respect copyright.PENANA69kIKSMoJQ
2802Please respect copyright.PENANA8m2m4ZK84W
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2802Please respect copyright.PENANAwu4Nq8yIlY
2802Please respect copyright.PENANA6ouTMSiCJk
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2802Please respect copyright.PENANAuu9m7M8vyA
2802Please respect copyright.PENANAL9im59HtLn
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2802Please respect copyright.PENANAIq1Oh2qCzV
2802Please respect copyright.PENANAOSVeACOF6z
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2802Please respect copyright.PENANAlTaRsnHzkb
2802Please respect copyright.PENANA6TEyxnVxlw
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2802Please respect copyright.PENANA3DwVGzNjmU
2802Please respect copyright.PENANAR4QVYpDZ7P
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2802Please respect copyright.PENANAQAZr1iv9vd
2802Please respect copyright.PENANA87rv4TDG7G
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2802Please respect copyright.PENANAP1SK2IfTzm
2802Please respect copyright.PENANAsTuKmykYO3
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2802Please respect copyright.PENANAt7vznHrltk
2802Please respect copyright.PENANAoqBSoLEGuc
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2802Please respect copyright.PENANAPOXNw4TlTV
2802Please respect copyright.PENANAxHDkm4b9KA
“Engga boleh!”2802Please respect copyright.PENANAg50IsnvDOB
2802Please respect copyright.PENANA7RF5icsbq8
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2802Please respect copyright.PENANAfh3DxNFxga
2802Please respect copyright.PENANAiH2htX753N
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2802Please respect copyright.PENANAGfP3ut1lZP
2802Please respect copyright.PENANAt3mW1V84cm
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2802Please respect copyright.PENANA9nV13CNB84
2802Please respect copyright.PENANAudIRkC8Mho
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2802Please respect copyright.PENANA94zWUnCPqF
2802Please respect copyright.PENANAg4BICMWjAj
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2802Please respect copyright.PENANAL7id33t8CD
2802Please respect copyright.PENANAJqdoYFDhV7
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2802Please respect copyright.PENANA0Plp6Hvn9r
2802Please respect copyright.PENANAs1SGd1IxaT
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2802Please respect copyright.PENANAkZdhnri6sW
2802Please respect copyright.PENANAreY8rsXdwU
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2802Please respect copyright.PENANAHiuYla9MHe
2802Please respect copyright.PENANA4c1hNwVATj
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2802Please respect copyright.PENANAIPB0jihFVj
2802Please respect copyright.PENANApabaSpUely
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2802Please respect copyright.PENANANgTuEo5PoG
2802Please respect copyright.PENANA4FRXe15MG3
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2802Please respect copyright.PENANAbB8t5p2nAB
2802Please respect copyright.PENANAoiD5XyClfq
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2802Please respect copyright.PENANAMmbrrmnhQH
2802Please respect copyright.PENANAAuyZosN2Ao
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2802Please respect copyright.PENANAleL21tBjTa
2802Please respect copyright.PENANAoOdofwr4ej
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2802Please respect copyright.PENANAXTG2Rs2yOp
2802Please respect copyright.PENANAMOsMRkx4Bi
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2802Please respect copyright.PENANAxwak3osYsC
2802Please respect copyright.PENANAzoeJR8QVcz
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2802Please respect copyright.PENANAF26eW1Ae06
2802Please respect copyright.PENANA28NwUnwmRz
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2802Please respect copyright.PENANA9jj50bAbUa
2802Please respect copyright.PENANAWZaDXC8W8W
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2802Please respect copyright.PENANAdp59tRPcEB
2802Please respect copyright.PENANAGyr4UDoUam
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2802Please respect copyright.PENANAZgRuiVqAR7
2802Please respect copyright.PENANALiPdmSuUDZ
Terdengar suara Adzan berkumandang.2802Please respect copyright.PENANAXj8rltME2v
2802Please respect copyright.PENANA5OmMVvySSe
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2802Please respect copyright.PENANAZGvFXAy7Zt