22229Please respect copyright.PENANA7AX8uRmibt
Punggung Amirah yang membulat dibaluti kain batik itu bergegaran apabila tubuhnya terhenjut-henjut ketika dia membasuh mukanya dengan air di dalam bilik air. Hujung t-shirt putih yang dipakai oleh emaknya longgar ketika dia berkeadaan begitu, menampakkan perutnya yang hitam manis. Tali bra yang berwarna hitam jelas kelihatan di belakang emaknya di sebalik t-shirt hitam itu. Pinggang seluar dalam yang berwarna hitam itu menjadi perhatian Padil. Ketika Amirah membongkok itu dia terasa badannya dihempap dari belakang. Dapat dirasainya nafas hangat dilehernya ketika tubuhnya dipeluk dari belakang. Terasa juga olehnya bibir lembab yang mencium tengkoknya dan mengucup lama di bawah telinganya. Suatu benda yang keras menekan rapat dialur punggungnya. Apabila dia menggerak-gerak punggungnya, batang itu makin keras menempel di punggungnya.22229Please respect copyright.PENANA26plL3d2So
22229Please respect copyright.PENANAMzNlPPf16z
“Padilll…….” Mata Amirah bersinar lebar ketika dia menoleh ke belakang, terkejut melihat Padil, dibelakangnya.22229Please respect copyright.PENANAKvw3a6bOxs
22229Please respect copyright.PENANACV7DbxpF5l
“Mak, Padil tak tahan le mak” Mimpi hangat rakusnya bersama Hartini membuatkan Padil benar-benar ditenggelami nafsu. Ingatan ketika emaknya menghisap batangnya di dalam bilik pengantin juga membuatkan batangnya keras dan kebas.22229Please respect copyright.PENANAWBsMHbWBXe
22229Please respect copyright.PENANAoAHhR5vpYH
“Maksu dan paksu kau kat dalam bilik tu!”22229Please respect copyright.PENANA7ozkvT6pkH
22229Please respect copyright.PENANA3CQkQ6Mw8y
“Mereka tidur.”22229Please respect copyright.PENANALCP1I4wtqb
22229Please respect copyright.PENANAn1R1EESYvk
“Kalau mereka tersedar?”22229Please respect copyright.PENANAy26St1YFlG
22229Please respect copyright.PENANApn6dB8STXa
Padil tidak berbicara lagi, peluang ini harus diambilnya, segera! Padil menekan tubuh emaknya dengan lebih kuat, perlahan-lahan mengisar-ngisar batangnya di punggung pejal emaknya. Sebelah tangannya memeluk pinggang emaknya dan sebelah lagi menyelak kain batik emaknya dari belakang ke atas pinggang. Terdedahlah punggung sederhana besar yang dibaluti oleh seluar dalam berwarna hitam. Dada Padil berombak keghairahan.22229Please respect copyright.PENANAefTXdAJHEc
22229Please respect copyright.PENANAxamhzRaURO
“Jangan Padil……tak baik.” Amirah cuba merayu sambil memejamkan matanya dan mengetap bibir. 22229Please respect copyright.PENANA85CzIrmJyn
22229Please respect copyright.PENANAtfx7q13IlI
Dia sendiri mulai dikocak nafsu. Keinginan untuk merasai sesuatu yang hanya dirasainya semula dua tiga hari kebelakangan ini bersama anaknya Padil timbul semula, keinginan seorang perempuan dari seorang lelaki.22229Please respect copyright.PENANAnsisaDCBvh
22229Please respect copyright.PENANAhawRjkWQKn
Tangan Padil mengusap cipap emaknya di kelangkangnya. Dari tepi seluar dalam tangannya menjalar masuk ke dalam seluar dalam dan menggosok-gosok cipap emaknya itu yang basah kerana baru dibasuh setelah membuang air. Sebelah tangan yang lain menekan tubuh emaknya supaya membongkok lebih rendah. Emaknya terpaksa menahan dari rebah dengan menekan kuat tebing kolah mandi.22229Please respect copyright.PENANAExpJhxTLuM
22229Please respect copyright.PENANAjCIUdGPhfB
Tekanan Padil itu membuatkan punggung emaknya meninggi dan rapat ke celah kelangkang Padil yang terus mengisar-ngisar batangnya di punggung yang pejal berbalut seluar dalam hitam. Amirah cuba menolak tubuh Padil dari atas belakangnya tetapi anaknya menekan belakangnya dengan lebih kuat. Jari-jemari 22229Please respect copyright.PENANAdHAYgY7CgW
22229Please respect copyright.PENANA3ngILO5zNJ
Padil yang berada di dalam seluar dalamnya mula menguak-nguak bibir cipapnya yang telah melembab. Jari-jemari itu menggaru-garu di sepanjang alur cipapnya dan menyentuh kelintiknya membuatkan Amirah mendesah antara terpaksa dan ghairah. Lendir ghairah menjadi pelicin di antara cipapnya dan tapak tangan anaknya, Padil. Amirah mengasak punggung comelnya ke belakang, cuba menolak anaknya. Tangan Padil memegang tengkuknya menekannya ke bawah untuk seketika dan kemudian, dia memegang rambut emaknya dan merenggutnya sehingga kepala Amirah terdongak.22229Please respect copyright.PENANAAFWI6WfJgb
22229Please respect copyright.PENANAIDbdXTGj5E
“Padil….Padil……sakit tau!”22229Please respect copyright.PENANAHACK0b5MX4
22229Please respect copyright.PENANAIcKiuWdeQx
Padil tidak memperdulikannya, dia telah ditenggelami oleh nafsu serakah yang memerlukan pelampiasan. Dia menolak kepala emaknya supaya memandang ke depan, betul-betul di atas kolah mandi. Emaknya memalingkan mukanya, memandangnya tajam dan geram. Sekali lagi dia menolak muka emaknya semula supaya menunduk. Buah dada Amirah terayun-ayun. Sebelah tangan Padil menjangkau buah dada emaknya dan meramas-ramas buah dada itu dari atas t-shirt yang dipakainya. Tangan Padil memegang pinggang seluar dalam emaknya dan menariknya turun.22229Please respect copyright.PENANAZYw16sVmWe
22229Please respect copyright.PENANA7MGGHJX3AK
Punggung pejal sederhana besar emaknya yang hitam manis itu terdedah sehingga membuatkan Padil menelan liur dan tubuhnya kesejukan keghairahan. Bibir cipap emaknya kelihatan terkepit di antara kedua pehanya di dalam keadaannya yang menonggeng itu. Cipap itu basah dan mengembang. Padil menurunkan seluar pendeknya, batangnya terpacak di belakang punggung emaknya. Dia merapatkan dirinya ke punggung emaknya. Batangnya menujah-nujah dan kemudiannya melintang keras di alur punggung emaknya, sehingga dia mendesah kenikmatan.22229Please respect copyright.PENANAkK3qjxXPpe
22229Please respect copyright.PENANA8TtMyWlRXZ
“Aaaahhhh sedapnya mak!”22229Please respect copyright.PENANAfTgAl64Mto
22229Please respect copyright.PENANAr8A4UjG4mZ
“Tak baik Padil….buat mak cam ni.”22229Please respect copyright.PENANAhArbFaDKtJ
22229Please respect copyright.PENANABx4Wgs8dMA
Padil mulai mencium-cium emaknya. Tangannya mengusap-usap cipap emaknya yang telah kembang dan berlendir itu. Emaknya pula menggeliat-geliat, antara sedar dengan tidak menggeser-geser punggungnya dengan batang anaknya. Amirah juga telah dilanda badai nafsu, mukanya ditoleh ke belakang dan peluang ini diambil oleh Padil untuk mengucup mulutnya, dia mendesah apabila lidah anaknya menjalar masuk ke dalam bibirnya.22229Please respect copyright.PENANAk1P6n057f2
22229Please respect copyright.PENANA8nEWbPIzfC
Jari Padil mulai menjolok lubang cipapnya yang berlendir, sehingga dia tidak dapat berdiri dengan betul kerana kenikmatan dan kegelian. Dia sedikit terhoyong-hayang. Sebelah tangannya ke belakang, cuba menolak perut anaknya untuk mengimbangkan badannya yang sedang tertonggeng itu, tangannya itu terpegang batang anaknya yang keras bagaikan besi itu. Padil tahu yang emaknya tidak akan melarangnya lagi, emaknya mendesah dan menggoyang-goyangkan badannya ketika jarinya keluar masuk ke dalam cipapnya yang lencun berlendir itu. Punggung emaknya tergesel-gesel dengan batangnya yang keras membuatkan dia sendiri makin tidak tertahan gelora. Padil membetulkan diriannya dan menekan batangnya masuk ke dalam cipap emaknya dari belakang.22229Please respect copyright.PENANAl714L0AnpV
22229Please respect copyright.PENANAtdqNpkE18m
“Aaaahhhhhh…….aarrk….”Amirah mendesah apabila terasa batang keras anaknya mencerobohi lubang lendir cipapnya. Kepalanya terdongak dengan mata yang terpejam, bibirnya diketap-ketap. Tangannya menekan kuat tebing kolah mandi.22229Please respect copyright.PENANAWyj9DVsNBA
22229Please respect copyright.PENANAMjySyjjliX
Padil menghenjut kasar lima, enam kali. Buah zakarnya berlaga-laga dengan punggung emaknya yang sederhana, comel dan pejal. Emaknya mendesah-desah dan terpekik perlahan, menahan nikmat. Kini Padil menghenjut cipap emaknya perlahan-lahan dan menekan batangnya dalam-dalam ke dalam cipap emaknya yang sempit, licin dan berdenyut-denyut itu. Tangan Padil memegang pinggang emaknya. Betapa ghairahnya di memerhatikan emaknya menonggeng sambil ke dua-dua tangannya menekan kolah mandi. Kain batik emaknya di atas pinggang. Dia memerhatikan batangnya yang sudah berlendir dengan air cipap itu keluar masuk cipap emaknya dari belakang.22229Please respect copyright.PENANAKc2Hbys3iv
22229Please respect copyright.PENANAYUgXq6CauO
Punggung emaknya bergegar-gegar ketika dia menghenjut, buah zakarnya berlaga-laga nikmat dengan punggung emaknya. Padil mendakap emaknya dari belakang, membiarkan batangnya terendam dalam cipap hangat emaknya. Kedua-dua tangannya melepaskan pinggang emaknya dan menusuk masuk ke bawah t-shirt emaknya. Dia mengepal-ngepal buah dada emaknya yang berbungkus bra itu. Telapak tangannya kemudian masuk ke bawah bra dan meramas-ramas gunung pejal sederhana besar milik emak kandungnya itu.22229Please respect copyright.PENANAhCzpWDAW37
22229Please respect copyright.PENANAethCMMJF1K
“Padillllll………”Amirah mendesah kesayuan dalam keghairahan. Buah dada emaknya di ramas geram, punggung Padil terus bergerak kasar ke depan dan belakang menghentak cipap emaknya dari belakang. Dia terdengar emaknya mendesah kasar dan badan emaknya seakan-akan menggeletar, punggung emaknya melawan gerakan keluar masuk batangnya.22229Please respect copyright.PENANAZK3QDsNgHZ
22229Please respect copyright.PENANA8UQQxvdGag
Padil terus menghentak-hentak batangnya dengan kuat. Satu desahan yang panjang disertai dengan nafas yang kasar keluar dari mulut emaknya. Kaki emaknya kejang dan kemudiannya lemah. Padil sendiri tidak dapat lagi menahan diri, dengan satu hentakan sepenuh tenaga, dia mencabut batangnya. Air maninya terpancut laju ke atas belakang emaknya, di atas t-shirt dan kain batik. Pancutan yang seterusnya mercik ke permukaan punggung emaknya yang telah lembab dengan peluh.22229Please respect copyright.PENANAx8S5qV6JW6
22229Please respect copyright.PENANAX3TobKHwsQ
Untuk seketika waktu kedua-dua menahan nafas dengan dada yang berombak-ombak. Kedua-duanya kelelahan. Padil melihat emaknya longlai lemah dengan perlahan terduduk dan bertenggong di tepi kolah mandi. Muka emaknya berpeluh. Kedengaran bunyi suara tangisan budak dari bilik Syafiza, tempat Maksu Suzana dan Paksu Jalil tumpang bermalam.22229Please respect copyright.PENANAe3b2GttXno
22229Please respect copyright.PENANA7HTqaPeJpC
“Padil keluar dulu mak!” Padil melangkah keluar dari bilik air setelah cepat-cepat menaikkan seluar. Menapak perlahan melintasi pintu bilik Syafiza dan kemudiannya masuk ke dalam biliknya. Di dalam bilik air, Padil terdengar curahan air, emaknya sedang membersihkan diri. Sebentar kemudian terdengar pintu bilik Syafiza dibuka.22229Please respect copyright.PENANAybjkQigj5O
22229Please respect copyright.PENANAzNKvR6UtZm
“Belum tido lagi Kak Irah?”Suara Maksu Suzana menegur emaknya.22229Please respect copyright.PENANAPviA5HynEN
22229Please respect copyright.PENANAiKOAlhdWJ6
“Kakak ke bilik air, siapa yang menangis?”Suara emaknya pula kedengaran.22229Please respect copyright.PENANAON092KO9nn
22229Please respect copyright.PENANAEqGoh5Zkzb
“Asyraf, nak susu.” Paksu Jalil berbual-bual dengan Padil di atas pelantar di bawah pokok di luar rumah sementara menantikan isteri dan anak-anaknya bersiap-siap untuk pulang ke Ipoh pada pagi itu. Sebahagian dari barang-barang telah dimasukkan ke dalam kereta.22229Please respect copyright.PENANALYEphhv9ev
22229Please respect copyright.PENANAPfdPZytO6l
“Bagaimana dengan permohonan untuk melanjutkan pelajaran tu Padil, dah dapat tawaran ke belum?”22229Please respect copyright.PENANAPF30fM3l3g
22229Please respect copyright.PENANAuzY39vkdFf
“Setakat ni belum lagi, tapi ada antara kawan-kawan Padil yang dah dapat tawaran.”22229Please respect copyright.PENANAXklpsMj8db
22229Please respect copyright.PENANAavYlmz7GAt
“Keputusan SPM Padil pun bagus. Paksu rasa tak lama lagi tentulah dapat tawaran tu.” Paksu Jalil ingin menduga perasaan Padil tentang cadangannya dan isterinya untuk menjodohkan Amirah dengan Abang Salim, jiran mereka di Ipoh.22229Please respect copyright.PENANAShSmmkcYFg
22229Please respect copyright.PENANA0wy8zi4vMe
“Kalau Padil dah ke universiti nanti tentulah mak Padil akan kesorangan kat kampung, tak begitu Padil?”22229Please respect copyright.PENANA6WqzTVzllO
22229Please respect copyright.PENANADEMbdHi3HS
Padil mengangguk-anggukkan kepalanya. Di dalam hatinya, dia telah dapat meneka ke arah mana perbualan mereka ini ingin dibawa oleh Paksu Jalil. Apa yang dibualkan oleh Maksu Suzana dan emaknya semalam masih diingatinya dan juga apa yang berlaku di antara dia dengan emaknya di dalam bilik air juga kembali menerpa ke ingatannya dan membuatkan batangnya keras.22229Please respect copyright.PENANAt0VPOneiz8
22229Please respect copyright.PENANAortLiwpx0O
“Paksu rasa Padil tentu tak de halangan kalaulah mak Padil berkahwin semula kan!”22229Please respect copyright.PENANAy5pu9mlw5A
22229Please respect copyright.PENANAonQRQDtppo
Malam itu lagu “Babe” berkemundang perlahan di dalam bilik Amirah, dia duduk kegelisahan di pinggir katil. Memakai baju kelawar berwarna kelabu. Duduk diam tunduk merenung lantai, sambil telinganya menghayati senikata lagu itu. Perasan tak muram air muka? Eh…mungkin tidak kerana ku dah kau lupa Jauh di mata….apatah lagi hati Riuh tetap sunyi bila kau bersendiri Oh patutlah lagu dah tak semerdu Puputan bayu dah tak senyaman dulu Kupasti kerana tiada pelengkapnya Ketiadaanmu dirasa Amirah sedang memikirkan tentang perbincangannya dengan Suzana, sesekali dia teringatkan kemesraan semalam di dalam bilik air di antaranya dan Padil.22229Please respect copyright.PENANAxYoKh29rje
22229Please respect copyright.PENANAY2mPxTqlt8
Lagu itu terus menemaninya di dalam bilik. Oh babe, ku masih menyinta Oh babe, ku masih setia Pilu…lara…hiba dijiwa Kelabu di kalbuku Oh babe, ku makin tersiksa Oh babe, ku makin terasa haru Bisakan disembuh andainya kau disisiku Oh babe ku masih perlukanmu Malam itu Amirah keresahan. Setelah keluarga Jalil pulang ke Ipoh, Padil sedikit murung dan tidak banyak bercakap. Amirah tahu, perubahan Padil itu tentu ada kaitannya tentang dirinya yang ingin dijodohkan dengan Salim, usahawan yang menjadi jiran kepada keluarga Jalil di Ipoh. Amirah sendiri telah memikirkan perkara ini sejak semalam, selepas dia dan anaknya mengulangi perbuatan mereka di dalam bilik air. Selepas itu dia tidak dapat tidur. Dia mengakui pada dirinya yang dia amat menikmati apa yang dilakukannya bersama Padil selama ini. Dia tidaklah begitu tua, keinginan dan nafsunya adalah normal bagi wanita-wanita yang sebaya dengannya. Persoalannya, sampai bilakah hubungan gelapnya dengan Padil, anak kandungnya sendiri akan berterusan? Sampai bilakah?22229Please respect copyright.PENANAJsdgqiUifc
22229Please respect copyright.PENANAAEMHuucjcZ
Padil masih belum tidur. Di dalam biliknya dia berbogel di kain selimut. Padil melancap perlahan-lahan di bawah kain selimut itu, mengingatkan kembali saat-saat ghairah dia bersama emaknya. Sehinggalah dia mendengar tapak kaki emaknya, masih belum tidur. Pintu biliknya yang tidak berkunci itu ditolak perlahan.22229Please respect copyright.PENANA7tngMGytsh
22229Please respect copyright.PENANAcTqw3SmzXr
Amirah menguatkan semangatnya, dia masuk ke bilik Padil. Dia melihat Padil berbaring berselimut tidak berbaju. Dia tidak menyedari yang Padil bertelanjang bulat di bawah kain selimut itu. Perasaannya bercampur-campur, namun dia perlu bercakap dengan Padil tentang perkara itu, oleh kerana Padil menjauhkan diri darinya sejak pagi tadi dan menyendiri di dalam bilik sepanjang hari. Amirah duduk di pinggir katil Padil. Dia tersenyum memandang Padil yang bersinar matanya memandang dirinya. Memegang tangan anaknya dan meramas-ramasnya mesra, ramasan seorang emak kepada anaknya.22229Please respect copyright.PENANAI1f8wdRGn0
22229Please respect copyright.PENANANzSVr7cfmx
“Padil, mak tahu Padil tahu tentang apa yang dicakapkan oleh Maksu Suzana kepada emak.”22229Please respect copyright.PENANAgQHQncALaB
22229Please respect copyright.PENANAk4cYfqOKdW
Padil hanya mendiamkan diri, ramasan dan genggaman tangan emaknya itu membuatkan batangnya yang sedia keras kini menjadi-jadi tegangnya di bawah selimut.22229Please respect copyright.PENANAaXpZeVfdWt
22229Please respect copyright.PENANA30H8mh87Xr
“Mak rasalah sudah sampai masanya Padil punya seorang ayah.”22229Please respect copyright.PENANAFNZBUoF9a5
22229Please respect copyright.PENANAgSpDN4f86n
Padil tidak berkata apa-apa, dia tidak berminat untuk berbincang tentang perkara itu pada ketika itu. Dia menarik perlahan tangan emaknya ke bawah selimut dan meletakkannya di atas batangnya yang keras. Emaknya tidak menarik tangannya, tidak berkata apa-apa atau membuat apa-apa.22229Please respect copyright.PENANAwIaglDJVLV
22229Please respect copyright.PENANAYAg3zSotoY
“Hisap mak.” Padil mendesah perlahan.22229Please respect copyright.PENANAD21jrueCJc
22229Please respect copyright.PENANAihnmdgpcpH
“Kita tak boleh lagi buat macam ni Padil.” Kata Amirah, namun suaranya kini serak dengan perasaan ghairah di dalam dirinya sendiri.22229Please respect copyright.PENANA5aVAyJBRk3
22229Please respect copyright.PENANA1pQhFpsqAK
Amirah mulai mengurut dan meramas batang Padil perlahan. Menggenggam-genggam batang itu dan melancapnya lemah. Padil menggeliat kenikmatan diperlakukan demikian sehingga dia tidak dapat lagi menahan diri, menolak kepala emaknya turun tetapi emaknya mengeraskan leher tidak mahu mengikuti kemahuannya.22229Please respect copyright.PENANAgo7an1yyEy
22229Please respect copyright.PENANAZ6TF08q9f5
“Jangan buat cam tu kat mak, tak baik,” Amirah berkata lembut, suaranya gementar. Di dalam debaran yang kencang di dadanya, 22229Please respect copyright.PENANAUiiiPa3z6r
22229Please respect copyright.PENANAKK8En7j8vB
Padil tahu emaknya akan melakukannya juga. Oleh kerana itu dia mendiam dirinya, mendesah dan menggeliat perlahan, cuba menahan diri supaya tidak memancutkan air maninya.22229Please respect copyright.PENANAiHlEhNWE6D
22229Please respect copyright.PENANA1QkbdLFWNk
“Tidak baik kita selalu buat begini kan Padil?” Kata emaknya, kegugupan.22229Please respect copyright.PENANA7elc5kHDEN
22229Please respect copyright.PENANACETHU1Yvwe
“Padil tahu mak.” Amirah terus cuba menasihatkan Padil tentang betapa buruknya apa yang telah mereka lakukan.22229Please respect copyright.PENANAv5CFcMK3nf
22229Please respect copyright.PENANA2MpDOvzEgI
Cuba membetulkan hubungan mereka semula di landasan yang sihat dan berharap apa yang telah terjadi biarlah berlalu, tidak berulang semula. Namun bagi Padil, nasihat emaknya itu tidak meyakinkannya, tambahan pula ketika tangan emaknya masih menggenggam dan melancapkan batangnya perlahan-lahan di bawah selimut. Setelah seketika melancapkan batang anaknya, Amirah menarik nafas dan memasukkan kepalanya di bawah selimut, Padil mendesah kegelian apabila terasa nafas panas emaknya di batangnya. Terasa lidah lembut emaknya mulai menjilat-jilat perlahan di atas kepala zakarnya dan kemudiannya mengulum batangnya. Padil menekan turun belakang kepala emaknya dan mulai menghenjut batangnya keluar masuk ke dalam mulut Amirah.22229Please respect copyright.PENANAqLdsi1MEmS
22229Please respect copyright.PENANAUwERXq0GyT
Amirah mengeluh kasar kerana dia juga mulai merasakan cipapnya berlendir. Padil menggeliat, cuba membayangkan yang batangnya sedang dihisap oleh Hartini seperti di dalam mimpinya tetapi ternyata emaknya yang sedang melakukannya. Di dalam dirinya timbul perasaan ini semua tidak sepatutnya terjadi di antara dia dan emaknya tetapi perasaan bersalah itu hanya membuatkan batangnya bertambah tegang dan keras di dalam mulut lembab emaknya. Tangannya meraba kepala emaknya di bawah selimut, kepala itu di atas perutnya. Dia mengusap kepala itu sedang emaknya menghisap batangnya. Kain selimut yang menutupi kepalanya emaknya turun naik mengikut gerakan kepala Amirah menghisap batang anaknya. Amirah mendesah perlahan apabila rambutnya diusap Padil. Mulutnya menghisap batang anaknya perlahan-lahan ke atas dan ke bawah ketika tangan anaknya mengusap-usap kepalanya yang berambut paras leher itu. Lidah emaknya menjilat-jilat kepala zakar Padil yang berada di dalam mulutnya.22229Please respect copyright.PENANA1qigMqBvna
22229Please respect copyright.PENANALN0aV0mEZ7
Padil dapat merasakan kepala zakarnya menyentuh kerongkong emaknya ketika batangnya dikulum dalam-dalam. Kepala zakarnya kemudian menongkat lelangit mulut emaknya. Keluhan kenikmatan terkeluar dari bibir Padil ketika dia menutup matanya, cuba menahan kegelian dan kenikmatan sambil tangannya terus mengusap kepala emaknya. Nafas kasarnya bertalu-talu terpacul dari ruang bibirnya ketika emaknya terus mengulum-ngulum batangnya. Padil menggeliat keghairahan, tangannya menekan kepala emaknya ke atas dan ke bawah menghisap batangnya. Emaknya hanya membiarkan perlakuannya itu dengan merenggangkan mulutnya. Padil sudah hampir memancutkan air maninya. Amirah mengangakan mulutnya ketika anaknya menekan kepalanya turun naik berkali-kali pada batangnya. Perlakuan itu semakin kasar, Amirah terangguk-angguk semakin laju di batang anaknya. Padil tidak dapat menahan diri lagi.22229Please respect copyright.PENANAWcA4z4b7w2
22229Please respect copyright.PENANAc3INoxGvgc
“Aaaahhhhh…….makkkkkk…..!!!!” Dia menggelepar sambil memancutkan bertalu-talu air mani yang panas ke dalam mulut emaknya. 22229Please respect copyright.PENANABGgIS5YYef
22229Please respect copyright.PENANAVVRhr34nF5
Tangannya lesu melepaskan kepala emaknya di bawah kain selimut. Amirah mengeluarkan kepalanya dari kain selimut. Tersipu-sipu menutup mulutnya yang penuh dengan air mani anaknya. Dia berdiri dan melangkah cepat keluar bilik dan terus ke dapur. Di dalam kelesuan, Padil mendengar emaknya meludah air maninya ke dalam sinki dan berkumur mulut. Di dalam bilik Amirah menggelisah seorang diri, cipapnya masih basah. Kegatalan dan ketidakselesaan kerana gelora di dalam dirinya yang belum mencapai kepuasan. Dia meramas buah dadanya sendiri dari atas baju kelawar yang dipakainya, suara desahan perlahannya kedengaran di dalam biliknya itu. 22229Please respect copyright.PENANAzCWMzvt1NP
22229Please respect copyright.PENANAyunPholAWm
Apa yang berlaku di antara dirinya dan anaknya Padil semalam di dalam bilik air dan sebentar tadi dibayangkannya semula. Sebelah tangannya dimasukkan ke dalam seluar dalamnya. Dia mengusap-usap cipapnya dan memainkan kelintitnya. Punggungnya terangkat-angkat seiring dengan gerakan jarinya sendiri. Buah dadanya terus diramas-ramasnya. Dia mendesah tertahan-tahan, kakinya kejang.22229Please respect copyright.PENANAlz9Lze1NYA
22229Please respect copyright.PENANAOmAQPjf6tN
“AAAAAaaarrrkkkk……aaahhhhhhHHHHHHHHHh.” Amirah mencapai puncak sendiri. Dia terkulai di atas katil di dalam biliknya. Matanya terpejam sambil mulutnya tercungap-cungap. Tangannya terus mengusap-usap lemah cipapnya yang tebal berlendir.22229Please respect copyright.PENANARE4CgH0ve9
22229Please respect copyright.PENANAULM5xYeRkS
Radio di dalam bilik Amirah berkumandang perlahan. Dia kelelahan setelah melayani nafsunya. Berat bebanku..meninggalkanmu Separuh nafas jiwaku…. sirna Bukan salahmu…..apa dayaku Mungkin cinta sejati tak berpihak.. pada kita Mata Amirah terkebil-kebil menatap siling rumah. Dia kesal dengan apa yang telah berlaku di antaranya dan Padil. Dia bertekad untuk menghentikan semuanya ini. Dia juga tahu ianya bukannya mudah. Cadangan Suzana untuk menjodohkannya dengan Salim akan ditimbangkannya sehalus-halusnya. Hanya dengan berkahwin semula, dia akan mempunyai seorang suami, seorang lelaki yang akan memenuhi kekosongan hidupnya, zahir dan batin. Padil pula akan mempunyai seorang ayah.22229Please respect copyright.PENANA8fGnnIfh8F
22229Please respect copyright.PENANADjZ5VUWBAv
Dengan ini kehidupan mereka akan kembali normal, fikirnya. Sekurang-kurangnya dia perlu berbuat sesuatu untuk mengelakkan perhubungan terlarang di antaranya dan Padil berpanjangan. Dia harus berkahwin semula. Itu tekadnya! Lagu nyanyian Glenn Fredly terus menemani Amirah yang masih terkebil-kebil melayan perasaan. Kasihku..sampai disini kisah kita Jangan tangisi keadaannya Bukan karena kita berbeda Dengarkan dengarkan lagu… lagu ini Melodi rintihan hati ini Kisah kita berakhir di Januari Selamat tinggal kisah sejatiku Oh….. pergilah……….22229Please respect copyright.PENANAHBuqYcOcpI
22229Please respect copyright.PENANAO7GC46Crlc
Tamat. 22229Please respect copyright.PENANAqh4tnUggIk
22229Please respect copyright.PENANAu9NuhBE48i