
Sehabis bermain layang - layang disekitar lapangan bersama anak kampung N ditempat kelahiran. Dia segera pulang melewati jalan setapak dipinggir sawah, tubuh penuh peluh dan bau apek sehabis bermain. Tidak lupa bibir mungil tengah bersenandung lagu yang lagi viral ditiktok Mama Muda.
Tapi memang dasarnya Tari itu gadis Ajaib dengan tingkah petakilan seenak udel, dia lebih suka lirik lagu nya dari pada lirik lagu yang sudah dibuat oleh pencipta lagu itu sendiri. Sedangkan lirik lagu yang dia ubah sendiri menjadi Papa Muda.
"Aku lagi cari Papa Papa Muda buat nerima uang sejuta,_ nananana. (Body Papa Muda _, Papa Muda _ enak-enak terus). Aku suka body goyang Papa Muda,_ Papa Muda,_ (terereret ) Body Papa Muda,(terereret) _, Papa Muda, enak - enak terus.." Kepala geleng - geleng, angguk - angguk menikmati musik dj aku lagi cari mama muda.
Warga yang sedang bertani ditanah lahan mereka ketika melihat Tari hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah paham akan tingkah dari Anak dari mantan Almarhum Pak kadesnya itu. Selama masa kepemimpinan Almarhum Pak Akbar semasa hidupnya, Pak Akbar adalah orang yang jujur, sabar, dermawan, pemimpin yang bijak sana dan tidak memilih-milih pihak manapun. Namun, ketika kepemimpinan masih saja ada orang yang tidak menyukainya dan naas. Pak Akbar dibunuh ditempat dan orang yang membunuh mendekam dipenjara. Sedangkan Tari kecil yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menangis melihat Ayahnya sudah terbaring kaku terlelap tidur tersenyum. Syukur alhamdulillah, berkat Bundanya dan kedua anak Bu Halimah, Dika dan Sari. Sekarang Tari sudah ceria dan tidak bersedih lagi. Yang bikin heran tingkah petakilan seenak udel membuat orang yang melihat geleng-geleng kepala.
Jalan besar terlihat. Ponsel dan handset segera ia matikan, memasukan kedalam ransel kecil. Mencari kendaraan yang lewat.
"Sepi amat nih kampung." Ditengok kanan - kiri mencari tukang ojek yang lewat.
Menunggu, setengah jam menunggu. Dari kejauhan ada kendaraan yang lewat ya walau bukan motor tukang ojek, lebih baik dimaanfaatkan yang ada.
Breeem breeem breeeeeem
Suara motor terdengar. Tari tengah melambai - lambai dipinggir jalan meminta supaya motor itu untuk berhenti. Motor itu seketika menghampiri Tari, tapi tidak melepaskan hlem nya.
"Bang - Bang bisa antarin Tari ke jalan jeruk madu sebelah pos ronda dan rumah KPM, nanti Tari bayar. Mau apa gak? Mau ya please.. Soalnya dari tadi Tari nunggu tukang ojek gak lewat - lewat nih. Mana hari sudah mau sore lagi. Abang mau ya?" Rayu Tari dengan lagak wajah yang mau nangis, apa lagi baju dan penampilan terlihat kucel berantakan dimana - mana. Padahal itu semua hanya acting semata. Dan jalan yang disebutkan itu sebenarnya jalan dan rumah dimana kantor polisi lagi bertugas dan sementara tinggal disitu.
Pengendara motor tanpa banyak pikir mengangguk, meng-iyakan tawaran dari gadis didepan yang meminta diantarkan pulang.
Tari segera ancang - ancang naik ke atas jok belakang. Pasalnya jok belakang terlihat lumayan sempit. Soalnya itu motor sport. Setelah Tari sudah menyusaikan duduknya ia berpegangan pada jaket belakang yang dikenakan pengendara itu,
Breeem breeeeeeeeeem
Motor melaju cepat, Tari sedikit takut. Langsung memeluk pengendara didepan tanpa rasa malu. 'Maaf Bang Tari peluk ini demi keselamatan Tari sendiri.' Senyum jahil.
Motor melaju melewati jalan raya dengan pohon - pohon beringin yang kata orang angker banyak penunggunya suka jahil, membuat kecelakaan. Laju membawa harum dari arah depan, bau badan orang yang tengah Tari peluk demi keselamatan. Dari kejauhan terlihat dua tugus bertuliskan selamat datang, motor langsung melaju pelan. Lurus, memasuki jalan jeruk madu. Motor berhenti tepat disamping pos ronda. Di pos ronda ada beberapa polisi yang berjaga yang sedang bertugas.
Tari melihat sudah sampai jalan yang sudah disebutkan tadi segera turun, polisi yang bertugas melihat kearah mereka dan salah satunya menghampiri. Karena dia kenal gadis yang dibonceng itu.
"Selamat siang." Ucap salam petugas.
"Selamat siang, Pak." Jawabnya.
"Mohon maaf, ini ada apa ya?." Melihat keadaan Tari yang badan nya kucel dimana - mana. Takutnya kenapa - kenapa sebab itu dia bertanya. Siapa tahu bisa diusut.
"Oh tidak terjadi apa - apa Pak. Ini saya hanya mengantarkan Adik ini yang katanya minta diantarkan ke jalan jeruk madu ini. Tadi saya nemu dijalan Pak seperti anak hilang, hampir menangis gitu Pak." Jelasnya, menjelaskan yang sebenarnya dan menambah beberapa kata sedikit.
Tari yang mendengar kok gak senang ya? Apa itu anak hilang. Dia kira Tari gak tau apa maksud babang satu ini.
"Gak kok Bang Polisi. Tadi tuh Tari cuman minta antar sama Abang2 ini, Tari kira tukang ojek, kan biasa Abang tukang ojek bajunya lengkap tuh item2. Ya udah Tari ajuin gitu ke jalan jeruk madu, eh sama abang nya dianterin." Sewot Tari segera meraih tas ransel dan mengambil uang tunai 10 ribu. "Nih bang uang ojek nya. 10rbu, biasa juga gitu bang. Makasih ya bang." Tari langsung berlari pergi tanpa rasa bersalah.
Pria berjaket hitam lengkap helm belum dilepas hanya bisa menggeleng - geleng kepala, memikirkan apa yang dipikirkan dengan senyum tersembunyi.
Mana ada tukang ojek cakep terus ngojeknya pakai motor sport balap gitu. Mikir dong Tari. Ya Allah. Elus - elus dada bidang.
"Masya Allah. Tari - tari, gak sopan bener sama orang yang lebih tua." Ucap Pak Polisi, mengelus dada bidang nya. "Maaf ya mas, atas kelakuan Adik keponakan saya itu." Lanjutnya kepada pria berjas hitam.
"Tidak apa-apa Pak polisi. Kalau begitu saya tinggal dulu." Berjabat tangan dengan Pak polisi. Dan bergegas naik motor sport nya, melaju lurus melewati jalan jeruk madu.
Belokan kedua Tari sampai rumah. Perkarangan yang luas tertata rapi bunga - bunga yang Bunda dan Abang nya tanam, tapi sejak Abang nya lanjut Kuliah dia dan Bundanyalah yang merawat.
Tari Syahputri Akbalimah. Yang artinya Tari anak sah dari Akbar dan Halimah. Usia 18 tahun, 3 SMA. Yang sebentar lagi akan lulus. Horeee..1378Please respect copyright.PENANAZ0PtQvF0nY
1378Please respect copyright.PENANAyyjzvZlrUc
Anak ke tiga dari tiga bersaudara. Abang Dika yang pertama dan Mbak Sari yang kedua. Ayah Tari sudah lama meninggal dunia (Innalillahi wa innalillahi rojiun), dibunuh oleh teman Ayahnya sendiri dan di penjara. Bunda (Alhamdulillah) masih sehat walafiat dan masih cantik seperti usia 35 tahun.
Sari yang sedang menyiram bunga melihat Adiknya Tari. "Masya Allah, dek itu kamu habis ngapain? Kok kucel banget, kek gak mandi setahun gitu. Ish ish - ishh_ jorok." Semprot Sari menutup hidung pura - pura bau.
Tari yang melihat tingkah Mbak nya hanya bisa menghela nafas. "Mbak Sar tuh, kebiasaan. Kan udah tau Tari kemana kalau sudah begini?" Katanya membenarkan diri.
Melangkah ingin masuk ke rumah tapi,
"Eitss, siapa suruh masuk lewat depan?" Kata Sari menarik baju Tari.
"Ya ampyuuun mbak Sari, memang kenapa toh mbak? Biasa juga gitu Kan." Katanya menghadap ke arah Sari.
"Iya mbak Sari tau. Tapi coba lihat dulu itu kaki nya. Ayo dicek dulu." Jelasnya. Menunjuk kaki Tari yang kotor oleh debu dan lumpur kering.
Tari segera melihat ke arah kaki nya. Dan benar saja, disitu kaki nya terlihat kotor. "Heeheheheee,," Tari hanya bisa tertawa, senyum.
"Nah, sekarang cuci dulu itu kaki baru masuk ke dalam rumah. Ade nya mbak Sari udah paham?" Mengingatkan Tari.
Tari hanya mengangguk - angguk.
Tari segera mencuci kedua kaki ditempat yang memang sudah disiapkan untuk cuci tangan dan kaki, berada disamping rumah. Setelah bersih Tari segera melangkah masuk kedalam rumah. Tapi ketika Tari masuk kok rumah nya terasa berbeda ya?
"Mbak Sar!" Teriak Tari.
Mendengar teriakan Tari, Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Punya adek kok mulut nya kek toa berjalan ya. "Iya Dek, kenapa?" Jawabnya. Menaruh selang dan menutup keran air. Berjalan menuju rumah.
"Memang dirumah mau ada acara apaan? Kok hawanya beda gini ya, biasa juga gak tuh." Katanya bertanya.
Sari hanya bisa geleng-geleng. "Hawa? Memang nya nih rumah berhantu apa?"
"Ya gak sih. Tapi beda gitu. Memang mo ada acara apa nih? Mana bau masakan harum pula." Hidung nya mengendus-endus bau masakan dari arah dapur.
Melihat tingkah dan sifat adek nya yang membuat Sari merasa gemes sendiri, rasanya mau nyubit. "Makanya toh dek dirumah kalau habis pulang sekolah, jangan kelayapan mulu. Apa lagi main sama anak kecil, udah besar juga. Syukur - syukur main sama anak seusia mu, lah ini mainnya sama bocil mulu gitu terus mainan layang - layang pula." Omel Sari.
Mendengar omelan Mbak nya, Tari segera nutup kedua telinga pakai telapak tangan dimasing-masing telinga. "Iih, mbak Sar jangan ngomel mulu dong. Entar cepet tua." Adu Tari mendumel.
Sari menghela nafas. "Di nasehatin ini kok malah ngeyel.".
"Habis nya kan mbak Sar ngomel mulu."
Sari beristigfar dalam hati. 'Astagfirullah, punya ade kok kek gini. '
Tari melet.
Sari melihat Tari geleng kepala.1378Please respect copyright.PENANAaDFH1jMCP4
1378Please respect copyright.PENANA5QFB5o2ULO
"Lah memang masakan Bunda gak harum dan enak gitu?" Mengalihkan pembicaraan.
"Yee, ya gak gitu dong Mbak. Ini tuh beda." Wajah cemberut.
"Bedanya?" Tanya Sari, penasaran.
Wajah cemberut Tari semakin ditekuk. "Ini mbak Tari mau ngalihin pembicaraan yang tadi ya?" Katanya. Menaruh kedua tangan disisi kanan kiri pinggang.
Sari melihat itu tertawa. "Hahahahha, tau aja nih Adek nya Mbak."
"Tau lah. Kan Tari dah tau mbak Sar itu gimana. Ayo dong mbak jawab, dirumah mau ada apa? Acara apa?." Katanya memegangi lengan tangan kiri Sari, dengan mata poppy eyes nya.
Sari diam. Merapatkan ke sisi kanan bahu Tari, berbisik pelan. "Bunda bilang akan ada yang datang untuk melamar." Menyudahi. Tersenyum.
Tari yang denger syok. "Eh, mbak Sar mau dilamar?" Tari tersenyum. "Selamat ya mbak Sar, ya ampun bentar lagi mbak Sar bakalan nikah dong. Iihh, Tari gak sabar Mbak." Senyum Tari memeluk Sari, dan melepaskan pelukan tersenyum.
"Gak sabar apa dek?" Tanya Sari, penasaran dengan senyum tersembunyi.
"Heehehee_ penasaran sama calon Abang Ipar dong." Tawanya. Muwehehehehe..
"Kok serem ya dek." Melihat Adek nya yang senyum aneh gitu.
Tari langsung berlari kedalam rumah manggil -manggil sang Bunda yang berada didapur.
Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Ya Allah, itu adek ku gemesin banget. Sari melangkah masuk kedalam rumah menyusul Tari yang sudah otw didapur.
***1378Please respect copyright.PENANAaX6fI2zguI
1378Please respect copyright.PENANAAYsE23lpyJ
1378Please respect copyright.PENANAX0nvbLe61x
1378Please respect copyright.PENANAVruIh3VBpy
1378Please respect copyright.PENANAHeJysZkQRp
Sore berganti malam.
Setelah sholat magrib Tari bergegas menuju dapur tapi dihentikan oleh mbak Sari. "Dek."
"Ada apa mbak Sar?" Berhenti tepat disamping Sari yang membawa teh hangat, kopi hangat dan cemilan.
"Ini kamu bawa ke ruang tamu, Ibu suruh Ade yang antar." Menyerahkan nampan kepada Tari.
Tari tanpa tanya langsung mengambil dan membawa nampan ke ruang tamu. Disitu sudah banyak orang, Ibu, abang, pasangan suami istri, anak lelakinya dan anak kecil dalam gendongan pria paru baya. Mungkin mau melamar mbak Sari nih.
Tari segera menaruh nampan diatas meja, ketika Tari akan beranjak kebelakang lagi Abang menyuruh untuk duduk disampingnya.
"Jadi ini yang namanya Nak Tari ya?" Kata Pria paruh baya yang usia nya mungkin lebih dari Ibunya, menurut Tari keturunan Arab.
"Benar Pak. Ini Adik saya yang paling terakhir." Jelas Dika kepada Pria keturunan Arab itu.
"Jadi keputusan Nak Tari bagaimana?" Tanya Pria paruh baya itu.
Tapi cengok, bingung mau tanggapi apa?1378Please respect copyright.PENANAE17tBKcMz0
1378Please respect copyright.PENANAX8hC6Kr7c6
"Maksudnya Bapak apa ya? Kok saya kurang paham. Memang keputusan apa ya Bang?" Kata Tari melihat kearah Abang dan Ibunya.
Mendengar itu seluruh orang yang diruang keluarga diam. Ibu tersenyum ngangguk mengkode Anak pertamanya.
"Jadi, Adek sekarang tengah dilamar sama keluarga Pak Abdullah Hasyim." Terang Dika, menjelaskan maksud tertentu.
Mendengar kata DILAMAR, membuat Tari syok. "Loh, Tari kira yang mau dilamar itu mbak Sari?" Ceplos Tari.
Sari yang mendengar sedikit tertawa. "Yey, yang disuka tuh Ade kok malah mbak." Sahut Sari. Supaya tidak ada salah paham.
"Tapikan."
"Adek denger Bunda ya." Kata Halimah, Bunda ketiga anaknya Dika, Sari dan Tari.1378Please respect copyright.PENANAYLVGkqDOe2
1378Please respect copyright.PENANAMWTFpAefmG
Tari mengangguk. "Mbak Sari sudah ada calon dan bulan 9 sudah mau nikah. Jadi, sekarang giliran Adek yang akan dilamar. Alhamdulillah, Bunda bersyukur kedua anak Bunda mau menikah. Apa lagi perempuan semua." Senyum cerah Bunda.
"Terus Abang?" Tunjuk Tari.
"Kalau itu tenang saja." Kata Dika tersenyum. "Nah, sekarang Gimana Dek?" Tanya Dika kepada Tari.
"Tapi Tarikan gak kenal dia bang." Melihat kearah pria dewasa yang berpakaian kemeja hitam. 'Mana terlihat seperti Om-om lagi. Kalau perkiraan ku sih setidaknya usianya diatas Abangnya sekitar 33 tahun mungkin.'
"Maaf sebelumnya, saya belum memperkenalkan diri kepada Dek Tari. Nama saya Ahmad Syahwal Hasyim panggil saja Abang Ash, anak kedua dari Abi Abdullah Hasyim dan Ummi Fatimah Carlifah Hasyim. Saya kesini bersama kedua orang Tua ingin melamar Dek Tari untuk menjadi Istri saya dan menjadi Bunda untuk anak saya. Dan maaf mungkin ini terdengar tidak biasa. Status saya adalah Duda anak satu." Menengok melihat kearah anak kecil yang digendong dengan arah wajah kepala kebelakang. "Dia anak saya. Namanya Marsel As Hasyim, Bunda nya sudah lama meninggal Dunia sejak Marsel kecil berusia 2 tahun." Ucapnya menjelaskan.
Tari masih terdiam menanti sebuah kata lebih.
"Alhamdulillah, untuk hidup bersama saya jika soal dana tidak usah dipikirkan. Reseki dan semua milik Allah. Jika kita berusaha mendapatkan dijalan yang benar pasti Allah akan melibatkannya. Untuk Dek Tari. Saya bersungguh-sungguh ingin melamar Dek Tari, membawa Dek Tari kedalam ikatan yang suci dan Sah. Menjadikan wanita teristimewa dihati saya dan Bunda buat Anak saya, Marsel. Apakah Dek Tari bersedia menerima lamaran dan pinangan dari saya?" Kata tulus yang terucap dari bibir tegas Ash. Mengokohkan kalimat yang diungkapkan untuk melamar Tari, perempuan disamping Dika. Perempuan yang mampu membuat dia terpikat.
Mendengar kalimat panjang lebar Tari hanya ngamgguk - ngangguk berfikir yang gak - gak.
"Alhamdulillah." Ucap serempak semuanya.
Sari yang mengetahui bahwa sebenarnya Tari masih melamun ngekode si Abang.
"Syuut, Bang." Ucapnya pelan ke arah Dika. Tapi karena Dika tidak dengar, sibuk berucap hamdalah Sari teracuhkan.
"Masya Allah, Dek. Makasih ya, Bunda seneng banget." Peluk Halimah.
Tari yang baru kembali dari pemikiran gak-enggak nya kaget.
"Emang ada apa Bun?" Katanya. Melihat sekeliling. Orang - orang pada tersenyum bahagia ke arahnya.
"Bukan apa - apa dek. Bunda hanya bahagia." Senyum diwajah Halimah, menghipnotis Tari ikut memeluk. "Iya Bund, Tari ikut bahagia."
"Jadi, mau langsung menentukan tanggal pernikahan atau mau perkenalan dulu sebelum pernikahan?" Kata Abdullah Hasyim bertanya kepada Ash.
"Lebih bagus melewati mass," jawab Ash terpotong oleh perkataan Tari.
"Loh Bund, memang siapa yang mau Nikah?" Katanya. Menengahi pembicaraan. Semua orang yang berada diruang keluarga terdiam.
Halimah melihat Tari dengan alis ditekuk. "Ya jelas, kamu lah Nak, terus siapa lagi kalau bukan kamu." Jelas Halimah masih bingung dengan anak terakhirnya.
"Tapikan Tari belum berkata 'Iya'. Kok langsung - langsung iya - Iya aja tanpa kepastian Tari." Jelas nya gak terima. Ya jelas lah, kan dia belum ngejawab.
Seluruh orang diruangan terdiam. Terutama Abang Dika.
"Tapi dek." Kata Dika.
"Apaan Bang." Jawab nya malas. Mengabaikan perkataan Dika. Cuek bebek.
"Bukannya tadi sewaktu Nak Ash menjelaskan maksud dan tujuan, Tari ngangguk. Kalau ngangguk berarti 'IYA' dong." Jelas Halimah.
Tari melihat ke arah Bunda nya. Berfikir sejenak. "Ooh, yang itu. Tari masih mikir Bund. Tari ngangguk -angguk karna Tari masih mikir. Bulan nge-Iyain." Membetulkan perkataan sang Bunda.
Mendengar itu Halimah kecewa, Dika syok mendengar kata Adek nya, Sari biasa saja karena tau sifat ade nya selalu bulet dalam kata - kata tinggal jawab 'IYA' saja apa susahnya. Sedangkan Fatimah mengelus punggung tangan suaminya, Ash terdiam, dan Abdullah menghela nafas.
"Jadi, Nak Tari menolak lamaran anak Bapak?" Katanya tegas.
Tari segera mengalihkan tatapan kearah Pak Abdullah. "Ya bukan gitu Om." Ungkap nya. "Nih kan Tari belum kenal sama Anak Om yang entu." Tunjuk Tari. "Jadi, Tari maunya perkenalan dulu. Eh, apa tuh namanya Ta,? Taauf? Paan Bang namanya?" Tanya Tari ke Dika.
"Ta'aruf dek."
"Nah, itu bener. Gitu Om." Katanya..1378Please respect copyright.PENANApghNcRIT78
1378Please respect copyright.PENANAGMROgA7lVl
Mendengar kejelasan Tari membuat gelak tawa pecah.
"Iih, kok Bunda ikut ketawa sih." Tuduhnya. Cemberut.
"Ya ampun Dek, itu tadi Nak Ash mau menjelaskan loh."
"Memang mau njelasin apa?"
"Tapi sebelum dijawab. Lamaran dari Ash diterima gak nih Dek?" Aju Dika.
"Uhm,"
"Yang pastinya diterima tuh." Sahut Sari.
Semua orang melihat ke arah Tari, meminta jawaban. Tari yang mendapatkan tatapan dari semua hanya bisa ngangguk.
"Alhamdulillah," Ucap semuanya.
"Jadi nih, beneran diterima kan dek?" Kata Dika. "Jangan sampai seperti tadi." Lanjutnya.
"Ya iyalah Bang. Memang Tari harus gimana lagi."
Senyum terbit disetiap wajah. Malam ini seluruh keluarga Abi Abdullah dan Keluarga Almarhum Pak Akbar berbahagia, melepaskan penat menikmati hidangan jamuan yang sudah dimasak dan disediakan oleh Bunda Halimah sebagai juru masak, Sari menyediakan minuman, Dika menyiapkan ruang, dan Tari hanya bisa nyicipin ini itu. Aduh, kebiasaan anak bungsu yang belum bisa apa - apa. Bisanya keluyuran main layang - layang, mancing atau bermain sama Bocil.
Perjalanan yang masih panjang. Masa - masa pengenalan/ Ta'aruf.
Ash dan Tari1378Please respect copyright.PENANA7njVnTI1Nn
1378Please respect copyright.PENANAXUEJO1gN2d
ASTARI1378Please respect copyright.PENANAyhT3C9Fr7X
1378Please respect copyright.PENANAZEhz8RRCQ3
1378Please respect copyright.PENANAPt0H74r2EF
1378Please respect copyright.PENANA5Luyg5IzAa
1378Please respect copyright.PENANAGgSXJkO2jw
***1378Please respect copyright.PENANAlncq9AOCw5
1378Please respect copyright.PENANAh1fqLK4fkE
1378Please respect copyright.PENANAu9YtO3ZuTj
1378Please respect copyright.PENANANXKgt4G1Ha
1378Please respect copyright.PENANAeoxwQNdluh
DIBACA DARI AWAL, SEBELUM TAMAT DAN DI HAPUS.
Perjalanan yang masih panjang buat Abang Ash dan Tari. Perjalanan yang seperti apa nantinya? Jangan bosan - bosan sama ASTARI.
1378Please respect copyright.PENANAqehCzNgUju
1378Please respect copyright.PENANAKKj3tgSA8f
1378Please respect copyright.PENANAluizy5SWAP
1378Please respect copyright.PENANA0tG3MwuIwV
1378Please respect copyright.PENANAG0ju5JPRaf
1378Please respect copyright.PENANAbmr1wtHcJO
1378Please respect copyright.PENANAnmeGi9LLYv
1378Please respect copyright.PENANA1geasOaC8N
1378Please respect copyright.PENANABshVPZkobF
1378Please respect copyright.PENANA3PCgrSQy7a
1378Please respect copyright.PENANAgexGiN0nG9
1378Please respect copyright.PENANA64YII9woaU
1378Please respect copyright.PENANArl1DB0Qr79
1378Please respect copyright.PENANAT0irZwNgnZ
1378Please respect copyright.PENANAYASgv8v5gP
1378Please respect copyright.PENANAf1Zp7gHW9v
1378Please respect copyright.PENANA2gzqWewHN5
1378Please respect copyright.PENANAudIY2BLeH1
1378Please respect copyright.PENANA9xModkMl9Z
1378Please respect copyright.PENANAxbjIdtEdFk
1378Please respect copyright.PENANAjMXkoIm31t
1378Please respect copyright.PENANAcJp5UhxrAM
1378Please respect copyright.PENANAFEw3bLvpLh
1378Please respect copyright.PENANAuyIMSHMyoz
1378Please respect copyright.PENANAtgEF0nlPKg
1378Please respect copyright.PENANAHgNie8KAOb
1378Please respect copyright.PENANAsyBHjJuoCV
1378Please respect copyright.PENANAqXeJUIVqlB
1378Please respect copyright.PENANA0DebMyzeQL
1378Please respect copyright.PENANAiT6stPsXG5
1378Please respect copyright.PENANA1XKdiwtlMd
1378Please respect copyright.PENANAJnKgbDFbOW
1378Please respect copyright.PENANA2jOP2WQkZn
1378Please respect copyright.PENANAHcwhsodq75
1378Please respect copyright.PENANAcWTTpVq9wD
1378Please respect copyright.PENANANKQ183v6io
1378Please respect copyright.PENANAvhWRACQj0g
1378Please respect copyright.PENANAmlOFIoX12n
1378Please respect copyright.PENANAjHYridbwGf
1378Please respect copyright.PENANAUL2fqvOQcN
1378Please respect copyright.PENANAIfYaF745Zi
1378Please respect copyright.PENANAC4mO8FIB2I
1378Please respect copyright.PENANAC1OTiSopTd
1378Please respect copyright.PENANAzgWXxU7fm2
1378Please respect copyright.PENANAPezueStzJE
1378Please respect copyright.PENANALCRo9k7Nvr
1378Please respect copyright.PENANADopgLwqR08
1378Please respect copyright.PENANAmCIGb5PsAU
1378Please respect copyright.PENANANV0PRUuONh
1378Please respect copyright.PENANA8d6Odd2Klf
1378Please respect copyright.PENANAkQEwqhfkRu
1378Please respect copyright.PENANABJxuqWvwQI
1378Please respect copyright.PENANArdFV6b6K8N
1378Please respect copyright.PENANARG6OgX99Zj
1378Please respect copyright.PENANAEJyzBRckvl
1378Please respect copyright.PENANAjKTkATq9g6
1378Please respect copyright.PENANAOxHouVYaqX
1378Please respect copyright.PENANAQBEOCFn7fT
1378Please respect copyright.PENANAZzfoQOnu38
1378Please respect copyright.PENANAzEPuraRqYX
1378Please respect copyright.PENANA2iphmCfCgE
1378Please respect copyright.PENANAjc9sXKTQxV
1378Please respect copyright.PENANABpfXkt5MNV
1378Please respect copyright.PENANAhEAGVkEdX1
1378Please respect copyright.PENANAs3gDmLynAn
1378Please respect copyright.PENANArfRwl7aVSh
1378Please respect copyright.PENANASCmPYcSRqX
1378Please respect copyright.PENANANAI0nvL4Ng
1378Please respect copyright.PENANAGyhyZS9kDa
1378Please respect copyright.PENANAAj51uWCJqO
1378Please respect copyright.PENANAp4VlNn4rpO
1378Please respect copyright.PENANAvJ7D5l4DNE
1378Please respect copyright.PENANAekTJPK8c3T
1378Please respect copyright.PENANA32JmY6VfnG
1378Please respect copyright.PENANADPMSf5Iroi
1378Please respect copyright.PENANAbuD4lLNeON
1378Please respect copyright.PENANAxcRfqaKQrS
1378Please respect copyright.PENANAW7EsUsKF19
1378Please respect copyright.PENANA5l8e9VmU7q
1378Please respect copyright.PENANA4ik5Go4dQw
1378Please respect copyright.PENANAFnl8TVcMek
1378Please respect copyright.PENANAOsvchzzfwC
1378Please respect copyright.PENANAyuVsJ0Wjmm
1378Please respect copyright.PENANA1N1jXo6B2y
1378Please respect copyright.PENANA83SIJ1A1tV
1378Please respect copyright.PENANACdPhyvkh9s
1378Please respect copyright.PENANAWNAcVA9CxM
1378Please respect copyright.PENANAv0u6slvrSU
1378Please respect copyright.PENANAYxCZZI42Vb
1378Please respect copyright.PENANAAs8GcyRbUg
1378Please respect copyright.PENANAPB1PUYCixy
1378Please respect copyright.PENANAaakjGbbpGQ
1378Please respect copyright.PENANA4FaJczwGlb
1378Please respect copyright.PENANAkmQIi22WZi
1378Please respect copyright.PENANAJlSGaSI6iw
1378Please respect copyright.PENANATkmO6HVF1K
1378Please respect copyright.PENANAeDG9WXlb0v
1378Please respect copyright.PENANANQvXPcEiC6
1378Please respect copyright.PENANAT5uHkt7Vji
1378Please respect copyright.PENANAuEyCV1e4HA
1378Please respect copyright.PENANAAmZtu2Za8F
1378Please respect copyright.PENANAVuFZRLcfrS
1378Please respect copyright.PENANAKEoHN3ScsR
1378Please respect copyright.PENANAoeirtHXQco
1378Please respect copyright.PENANAaFOjgBedya
1378Please respect copyright.PENANACTzFvd3FUG
1378Please respect copyright.PENANAp94rjqQ7ol
1378Please respect copyright.PENANA1lF7ZbuXGf
1378Please respect copyright.PENANAsPsl4GJU53
1378Please respect copyright.PENANAqfEft8lZzi
1378Please respect copyright.PENANA0wMmMqwzn3
1378Please respect copyright.PENANAedT2GHhxPH
1378Please respect copyright.PENANAceITeIvukh
1378Please respect copyright.PENANABJJiwn2NMI
1378Please respect copyright.PENANArbjTTXi3jf
1378Please respect copyright.PENANAoTrPmVVHx2
1378Please respect copyright.PENANAyDHeTYWjSA
1378Please respect copyright.PENANAhndtuzSk3X
1378Please respect copyright.PENANArGZwV8bCW0
1378Please respect copyright.PENANAB2QCbjSqjE
1378Please respect copyright.PENANAjdVYSS8G5P
1378Please respect copyright.PENANA8oCKMdzwz4
CERITA up:1378Please respect copyright.PENANAoQ1K2vo33v
1378Please respect copyright.PENANARMKxVLsmvz
Wattpad, KBM, dan Webnovel1378Please respect copyright.PENANA6lC03HHbIu
1378Please respect copyright.PENANAqiBBvshY9u
Wp: Ulliiyy_ponwpomw1378Please respect copyright.PENANAaTqxwQytdJ
1378Please respect copyright.PENANAB2CmdlLzXJ
KBM: Ulliiyyarianiycravo 1378Please respect copyright.PENANAS31bFduGdT
1378Please respect copyright.PENANAuqHkxd3G6U
Webnovel: Ulliiyy_ponwpomw24