Farel Bintang POV930Please respect copyright.PENANAjyDeqCdRZe
930Please respect copyright.PENANAS8lOSVWfYD
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
930Please respect copyright.PENANAyFojJ61lEd
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
930Please respect copyright.PENANAbOnOYBsdqQ
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
930Please respect copyright.PENANAhEOptMP5Tf
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
930Please respect copyright.PENANAENxkponpFq
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
930Please respect copyright.PENANAUbFZ4ZQrPX
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
930Please respect copyright.PENANAAzs87RL7uy
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
930Please respect copyright.PENANAsMl2JURpU9
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
930Please respect copyright.PENANAck32DP1klS
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
930Please respect copyright.PENANACzqEJDDk1S
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
930Please respect copyright.PENANAMseiq6g1hX
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
930Please respect copyright.PENANAUOWqHtDHVe
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
930Please respect copyright.PENANAKASMkTjnFd
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
930Please respect copyright.PENANASdKCuOBvN6
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
930Please respect copyright.PENANAXtOAJyItgn
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
930Please respect copyright.PENANAw6DDS7pobp
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
930Please respect copyright.PENANAZargJsMXC6
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
930Please respect copyright.PENANAIithRHDkVa
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
930Please respect copyright.PENANAE378YjnkqF
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
930Please respect copyright.PENANA8urFIwQgTK
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
930Please respect copyright.PENANABhtCtZYX3E
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
930Please respect copyright.PENANAvVfZdm8Fcy
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
930Please respect copyright.PENANA2QQ7OMIbtc
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
930Please respect copyright.PENANABFqzvjrU8K
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
930Please respect copyright.PENANAeorbrDhXC6
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
930Please respect copyright.PENANAsxoHRPA5sG
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAyVfT0DEVlW
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
930Please respect copyright.PENANARVFOD1cVXQ
930Please respect copyright.PENANAWWVv977JPi
930Please respect copyright.PENANAjRSeCIhsjb
930Please respect copyright.PENANAytSzuRxLai
930Please respect copyright.PENANA5g8X51YXcK
930Please respect copyright.PENANAYOUUpPYyVl
930Please respect copyright.PENANAGMM4RMdAgn
930Please respect copyright.PENANADvRGoS8GJD
930Please respect copyright.PENANADYsSlkoAEM
930Please respect copyright.PENANAd5idxtwCxD
930Please respect copyright.PENANADFXLC0mkFz
930Please respect copyright.PENANAUyftpTwbYP
930Please respect copyright.PENANAxeNyg19bDS
930Please respect copyright.PENANAUYwfQCo2Zq
930Please respect copyright.PENANAdhIX68GFph
930Please respect copyright.PENANA1ub8SZcJi4
930Please respect copyright.PENANAImwrd7HF2Y
930Please respect copyright.PENANANsQ72pfJ07
930Please respect copyright.PENANAISVlY6zm2S
930Please respect copyright.PENANAv4OVwvVlmq
930Please respect copyright.PENANA2FlsXiHRmQ
930Please respect copyright.PENANAFmo5Q3KSbm
930Please respect copyright.PENANAGJe5LSQIOT
930Please respect copyright.PENANA45hNtUN74A
930Please respect copyright.PENANAO6BN8z9ZpR
930Please respect copyright.PENANAtJ82sShxu8
930Please respect copyright.PENANAfDk7J4WJ7o
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
930Please respect copyright.PENANA7lLv5onMur
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
930Please respect copyright.PENANAfDzTwhLeaO
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
930Please respect copyright.PENANALCFOzEkW3Z
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
930Please respect copyright.PENANALVSfx8NtMK
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
930Please respect copyright.PENANA0dcpM0cRqt
"Kau, kan?" tanyaku.
930Please respect copyright.PENANA3EXRcYmvvj
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
930Please respect copyright.PENANAcA4A8FVm4f
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
930Please respect copyright.PENANAS0zhjVS5bD
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
930Please respect copyright.PENANAplRGKDpSLQ
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
930Please respect copyright.PENANAiEQx5mR8ga
Ia benar-benar membenciku.
930Please respect copyright.PENANADztMHdS3qG
***
930Please respect copyright.PENANAc2xFsdn8vz
ns216.73.216.85da2