“Menggantikanmu? Mak… maksudmu apa, Las?”
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaT2vMff9Pi
Suaraku nyaris tak terdengar, bergetar, seperti baru saja terhempas dari tempat tinggi. Aku bahkan tak mengenali suara itu sendiri campuran dari keterkejutan, kemarahan, dan sesuatu yang tak bisa langsung kusebut: rasa takut.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWWphROXTxt
Lasmini menunduk, bahunya mulai terguncang. Butir air mata jatuh dari sudut matanya, membasahi kerudung polos yang sejak tadi ia genggam erat.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7vKssVoie
“Maaf, Mbak…” suaranya serak, nyaris tercekat.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXAguTUtoj
“Aku tahu ini gila. Tapi aku bener-bener nggak tahu harus gimana lagi. Aku takut, Mbak… aku takut kehilangan Herman.”
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNkh10QBlU
Aku masih membeku. Ingin menepis, ingin marah, tapi bibirku tak mampu bergerak. Aku seperti lumpuh oleh absurditas dari semua ini.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRlijgcLiDC
“Aku tahu Mas Herman laki-laki yang sehat… dan kuat. Nafsu dia besar, Mbak. Aku… aku udah nggak bisa ngimbangin. Sejak keguguran terakhir, tubuhku berubah. Rasanya... perih tiap kali aku paksain diri. Tapi dia tetap butuh, Mbak. Butuh perempuan. Butuh kehangatan."
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgmgB4zvlUZ
Ia mendekat. Matanya bengkak, tapi kini menatapku langsung, seolah mengiba dari dasar luka paling dalam.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVdt6GDyX6
"Aku tahu Mas Herman nggak akan tahan lama begini. Dan aku takut, kalau dia tergelincir, malah jatuh ke perempuan lain yang cuma mau hartanya. Hancur nanti keluargaku, Mbak. Kamu tahu sendiri dia kerja keras, bisnisnya makin maju, uang mulai banyak… perempuan licik itu kayak semut ngendus gula."
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0tpEB98L3G
Aku mencengkeram kain sulamanku yang sejak tadi tak tersentuh. Jarum dan benang menggelinding dari pangkuanku ke lantai, tak kuhiraukan.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpc3hpppvYH
"Las, apa kamu sadar apa yang kamu minta?"
Suaraku pelan, namun terasa getir.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2PRVKsoaw
Dia mengangguk pelan. Dan justru di situlah tubuhku menggigil.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8dKDyTNqxu
"Mbak…" katanya pelan,
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjQ7USvBuZ
"kita sama-sama perempuan. Sama-sama satu keturunan. Nafsu kita besar, kan? Aku tahu, Mbak… Aku tahu Mbak juga punya hasrat yang udah lama ketahan. Udah tiga tahun Mbak sendiri. Aku nggak bodoh. Aku lihat caramu sesekali melamun, caramu meremas-remas bantal malam-malam. Aku tahu rasanya, Mbak…"
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRj3xXb7mg
"Apa salahnya kita saling bantu?" ucapnya, lebih lirih, namun terasa menohok.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFQIe9J9nlG
Aku terperanjat, bukan hanya oleh ucapannya, tapi juga oleh betapa benarnya itu. Aku benci mengakuinya, tapi tubuhku bereaksi. Ada sesuatu di dadaku yang seperti pecah—sebuah pengakuan sunyi yang tak pernah berani aku katakan bahkan pada diriku sendiri.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECflOX9ce7
“Las… jangan bicara begitu…”
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqyfsIt4uGu
Tapi dia malah mendekat, menggenggam tanganku erat.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sYE5OHleP
“Mbak, Herman… dia luar biasa di ranjang.”
Matanya berkilat, bukan karena air mata saja. “Ukuran dia besar, Mbak. Panas, keras, dan tahan lama. Kadang aku kewalahan sendiri, apalagi pas dia lagi benar-benar pengen.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW8yChwePbV
Dia tahu gimana nyentuh perempuan, Mbak. Lidahnya... jemarinya... semuanya.”
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4fLql5CwT
Aku tersentak. Jantungku berdegup kencang, bukan hanya karena malu, tapi karena rasa panas yang tiba-tiba merambat dari dada ke leher dan turun ke perut. Aku memejamkan mata, menahan gejolak yang datang seperti badai yang tak diundang.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ycIy5vemw
"Las… stop..." bisikku, lebih sebagai permintaan pada diriku sendiri daripada padanya.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRaQkoAKnY
"Aku cuma minta Mbak mikir… bukan sekarang jawabannya. Tapi jangan tutup mata. Aku tahu Mbak juga perempuan… bukan batu. Kalau bukan Mbak yang aku percaya, siapa lagi? Mbak itu kakakku, dan aku tahu… Herman juga, dia... dia pernah bilang, Mbak itu cantik. Lebih dari cantik."
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8DXcvwhPfN
Aku menoleh, wajahku memanas. Tapi tak ada cermin untuk melihat bagaimana rona merah menjalar dari pipi ke leherku.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkefRmfQaf
Lasmini berdiri perlahan, suaranya kembali melembut. “Aku tinggal dulu ya, Mbak. Pikirin aja. Aku cuma pengen keluarga ini utuh. Aku cuma… pengen kamu bantu aku, sebagai sesama perempuan.”
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzd33aZzW5
Tanpa menunggu jawabanku, dia melangkah pergi, menyisakan aroma samar dari minyak rambutnya dan udara yang tiba-tiba menjadi berat.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡve6XberYiv
Aku terduduk. Kain sulaman di pangkuanku kini terasa seperti beban. Aku memandang kosong ke arah pintu yang tertutup pelan.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KyA244BB9
Permintaannya menggema di kepalaku seperti suara genta. Menggantikan adikku di ranjang bersama suaminya? Itu bukan cuma gila. Itu dosa. Itu tak masuk akal.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmDD9Qie4s
Tapi tubuhku... tubuhku bereaksi sebaliknya. Aku gemetar. Bukan karena takut. Tapi karena bagian dari diriku yang selama ini kutahan dengan susah payah... tiba-tiba bergidik.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgYRExBQhy
Aku janda. Sudah tiga tahun. Dan selama itu pula aku hanya berteman sunyi dan ranjang dingin. Pernikahanku dulu… tidak buruk, tapi juga tidak pernah memberi kebahagiaan. Suamiku… terlalu cepat, terlalu biasa. Nafsu besar tapi tak tahu cara mengendalikannya. Ukurannya pun... ya, biasa saja. Aku jarang, hampir tak pernah, mencapai apa yang disebut puncak.
165Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HTy0PeDYd
Dan kini, Lasmini menyodorkanku kemungkinan yang absurd... namun menggoda. Dalam segala keanehannya, aku terbangun dari tidur panjang. Dan itu membuatku takut. Karena aku belum tahu… apakah aku akan menolaknya, atau justru menyambutnya.
Dukung dan Follow juga di
https://victie.com/novels/gairah_di_balik_luka
ns216.73.216.85da2
