
Namaku Sari.220Please respect copyright.PENANATsVhKocLBn
Aku tak tahu pasti hari lahirku—tak ada foto bayi, tak ada buku kenangan. Yang220Please respect copyright.PENANApwVlrlswTD
aku tahu, aku anak yatim piatu. Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan saat aku220Please respect copyright.PENANAVgtx97RVah
masih terlalu kecil untuk mengingat wajah mereka. Kehilangan itu bukan hanya220Please respect copyright.PENANAj77ONkkrwE
menyisakan sunyi, tapi juga menggantungkan hidupku pada kakek220Please respect copyright.PENANAvj74h1RYHf
dan nenekku dari pihak ibu.
Mereka220Please respect copyright.PENANAIIBiSa3U9o
menyambutku dalam keheningan rumah bilik bambu di pinggir desa. Rumah itu bukan220Please respect copyright.PENANA9zhpz1EEUp
sekadar sederhana; ia lebih layak disebut gubuk. Dindingnya dari anyaman bambu yang220Please respect copyright.PENANA2aslYo8vzX
sudah banyak berlubang. Angin bebas menerobos, menyentuh tulang-tulang kami220Please respect copyright.PENANAnkBEjENR3D
setiap malam. Atap dari daun rumbia itu sudah lapuk, sebagian ditambal dengan220Please respect copyright.PENANAy6XJ9Bezch
plastik bekas dan karung goni. Hujan bukan lagi tamu ia semacam kerabat lama220Please respect copyright.PENANAHKtKmeP23P
yang selalu datang tanpa permisi dan membuat kami basah tanpa ampun.
Kakek dan220Please respect copyright.PENANAYqU0kqTaCl
nenek sudah terlalu renta untuk bekerja. Kakek yang dulu petani kini hanya220Please respect copyright.PENANA50Yf2KiF5c
duduk di depan rumah, menatap langit sore dengan mata yang kosong tapi tetap220Please respect copyright.PENANAChIPiWmTHc
penuh kasih. Nenek, meski tubuhnya membungkuk dan tangannya gemetar, masih220Please respect copyright.PENANAbNomzOXzoi
berusaha menganyam tikar dari daun pandan untuk dijual ke pasar, meski hanya220Please respect copyright.PENANAa2Mm3uMDNL
laku dua ribu rupiah. Untuk makan, kami bergantung pada kayu bakar yang dijual220Please respect copyright.PENANAkvuw6QYMFX
kakek, dan sesekali belas kasih tetangga yang mengantar lauk sederhana sayur220Please respect copyright.PENANASswrHxPBSf
bening, tahu goreng, atau sekadar sambal dan nasi hangat.
Aku tak220Please respect copyright.PENANAffW7cJBOo9
pernah merasa kekurangan cinta.
Waktu itu220Please respect copyright.PENANAG5mmPcm4Ag
aku berusia sembilan tahun. Tubuhku kurus, tapi bagian dada sudah mulai tumbuh220Please respect copyright.PENANAiBvH0QlL6R
kata nenekku aku keturuan dari ibuku yg sekeluarga wanitanya berdada besar220Please respect copyright.PENANAKsR6LNXeqR
semua,rambutku ikal berantakan, kulitku gelap karena matahari, dan jari-jariku220Please respect copyright.PENANAxWBQsriR2E
kapalan karena sering membantu nenek mencuci atau menimba air dari sumur yang220Please respect copyright.PENANAukm7GBz6xG
dalam.
Anak-anak220Please respect copyright.PENANAnysWZDJtlM
tetangga mulai bersekolah. Mereka berjalan pagi-pagi dengan seragam220Please respect copyright.PENANACPtGQVPNFY
putih-merah, wajah bersih dan senyum cerah. Aku hanya bisa melihat dari220Please respect copyright.PENANAsXfBuoky1S
kejauhan, sambil membawa ember air ke dapur.
“Mak, aku220Please respect copyright.PENANAIEPb601bbw
mau sekolah,” kataku suatu malam. Nenek berhenti mengunyah nasi, memandangku220Please respect copyright.PENANAZzlmtdxAZT
lama. Matanya basah.
“Sekolah itu220Please respect copyright.PENANAUCtHpXEjmJ
gratis, Nak. Tapi seragam, buku, sepatu? Kakekmu bahkan tak sanggup beli beras220Please respect copyright.PENANA2w4kPGQ4fT
tanpa utang di warung.”
Aku220Please respect copyright.PENANAc71HlFzq8N
mengangguk pelan. Aku mengerti, tapi tak bisa menahan hati kecilku yang kecewa.220Please respect copyright.PENANALGBGuAq5Ni
Aku ingin belajar. Aku ingin bisa menulis namaku, ingin membaca cerita di buku,220Please respect copyright.PENANAMQN4bTtBl8
ingin tahu dunia di luar dinding bambu ini.
Sampai suatu220Please respect copyright.PENANALknycsRHjA
hari, datang kabar dari seorang saudara jauh Wak Amir, kakak dari almarhum220Please respect copyright.PENANAmrvFHsobw4
ayahku. Ia dikenal sebagai peternak bebek sukses di desa seberang. Konon220Please respect copyright.PENANALGTapJucJ1
bebeknya hampir seribu ekor.
Rumahnya220Please respect copyright.PENANAhjVLJiwSUQ
besar, tanahnya luas. Bersama istrinya, Wak Indun, ia datang ke rumah kami220Please respect copyright.PENANAaGk0MMLvOr
dengan satu tawaran: mereka ingin mengadopsiku.
“Anak220Please respect copyright.PENANABx6r07b5nE
perempuan kan belum punya, Sar,” kata Wak Indun sambil membelai kepalaku. “Kamu220Please respect copyright.PENANA7uOWIlLcFw
bisa bantu-bantu di dapur, jaga rumah. Nanti sekolah juga bisa kita urus.”
Nenek220Please respect copyright.PENANAem6014wZUv
terdiam. Kakek memegang lututnya, menatap tanah. Aku tak tahu harus senang atau220Please respect copyright.PENANAGAolvgQgrl
takut. Rumah yang besar? Makan teratur? Sekolah? Tapi juga harus meninggalkan220Please respect copyright.PENANAwDJOmgtiji
kakek dan nenek? Bagaimana jika mereka sakit? Bagaimana jika aku tidak220Please respect copyright.PENANAqE2lcouLLH
diterima?
Namun220Please respect copyright.PENANA3zrIg731hQ
akhirnya, mereka melepas kepergianku stelah wak Amir memberikan Amplop tebal220Please respect copyright.PENANAnalvCYW52S
yang tak aku tahu apa isinya.
Dengan tas220Please respect copyright.PENANAX74EoIceCM
kain berisi dua stel pakaian lusuh dan sepasang sandal jepit, aku berangkat ke220Please respect copyright.PENANAEHoceoX1Hq
rumah Wak Amir.
Rumah itu220Please respect copyright.PENANAA7gNIUp0km
benar besar. Dinding tembok, lantai keramik. Ada kulkas, televisi, bahkan220Please respect copyright.PENANAXrxd7zg3IF
sepeda motor. Aku terkesima. Tapi semua itu tidak membuatku merasa nyaman.220Please respect copyright.PENANAa5bpojwXaD
Malam pertamaku, aku tidur di kamar yang sama dengan kelima anak lelaki Wak Amir220Please respect copyright.PENANAsrsCsoUetP
semuanya masih sekolah, tapi usia mereka tak jauh dariku. Yang tertua, Mas Adi,220Please respect copyright.PENANAveLdr5ekTH
15 tahun dan duduk di kelas dua SMP.
Kamar itu220Please respect copyright.PENANAMCu8jSofcn
sempit, hanya ada dua kasur tipis. Kami tidur berdempetan, laki-laki dan aku220Please respect copyright.PENANAJhYEZZrzf8
satu-satunya perempuan. Malu, bingung, tapi tak berani protes. Aku cuma tamu di220Please respect copyright.PENANABfcU7CumYp
rumah ini.
Pagi-pagi,220Please respect copyright.PENANA3OKzdpbWbf
rumah sudah sibuk. Bebek-bebek ribut di kandang. Mereka tidak digembala oleh220Please respect copyright.PENANAUXuYgCKqQE
orang dewasa, tapi oleh anak-anak itu bergiliran bolos sekolah untuk menggiring220Please respect copyright.PENANA3fkGj99L5b
bebek ke sawah-sawah kosong yang habis panen. Aku ikut. Aku tak tahu harus apa,220Please respect copyright.PENANAzbjEP2FMof
jadi aku hanya ikut berjalan sambil membawa ember kecil untuk mengambil air220Please respect copyright.PENANA42ne9M7RAh
atau membersihkan lumpur.
Siang hari220Please respect copyright.PENANAWyNwWIgIm6
di sawah panasnya luar biasa. Tapi mereka semua terlihat biasa saja. Saat bebek220Please respect copyright.PENANAiKaaE2rkCK
mulai menyebar mencari makan, anak-anak itu berlarian ke sungai.
“Sari, ikut220Please respect copyright.PENANAZdy7XxnMH1
mandi!” seru Mas Adi sambil sudah membuka bajunya.
Aku ragu.220Please respect copyright.PENANAu1rFJv2CaR
Tapi mereka telanjang semua bukan karena tidak sopan, tapi karena memang belum220Please respect copyright.PENANAN2s87Q66Dk
cukup besar dan kebiasaan anak2 kampung memang begitu. Aku hanya ikut-ikutan. Dan220Please respect copyright.PENANAWjfio8jSB4
setelah membuka smua pakaianku akupun turun ke sungai.
Sungainya220Please respect copyright.PENANALcZy3FAejy
lebar dan tampak tenang. Aku belum bisa berenang, tapi penasaran.
Aku220Please respect copyright.PENANAYkOJ0oYX5H
menyebur… dan salah langkah.
Kakiku tak220Please respect copyright.PENANAMkI84QkZtJ
menyentuh dasar, dan aku panik. Air menelanku, dingin dan berat. Aku mencoba220Please respect copyright.PENANAlUcxgam9Xq
berteriak, tapi air masuk ke mulutku. Dunia mendadak senyap. Aku merasa seperti220Please respect copyright.PENANAJYa3vx56CN
ditarik ke dasar bumi.
Lalu,220Please respect copyright.PENANAQXAYTN1wNA
tiba-tiba ada yang memeluku . Pelukan hangat membawaku ke atas. Nafasku220Please respect copyright.PENANAKY1qGS0u1k
kembali, meski tersengal. Mas Adi menarikku ke tepi berpegangan pada sebuah220Please respect copyright.PENANAOPECCja5bF
batu besar, lalu memegang bahuku.
“Kenapa220Please respect copyright.PENANAh8ajU63y0l
nyebur kalau nggak bisa berenang?” katanya pelan.
Aku220Please respect copyright.PENANAUNvGQFUCUN
menangis. Bukan karena takut, tapi karena malu. Aku ingin terlihat kuat, tapi220Please respect copyright.PENANAH8SKhSgBAH
malah hampir tenggelam.
“Lain kali,220Please respect copyright.PENANAcan9bOwJ6Y
bilang dulu. Nggak usah malu,” lanjut Mas Adi
Selama220Please respect copyright.PENANAlZ6IPmHJbL
penyelamatan itu aku merasa ada sesuatu yang menempel di pantatku. Rasanya seperti220Please respect copyright.PENANA2owKHPIvHe
kayu tapi gak terasa sakit bahkan terasa lembut di belahan pantatku saat Mas Adi220Please respect copyright.PENANAq5wIWBFKuU
memelukku erat daei belaMas.
Makin lama220Please respect copyright.PENANAj9DPjmGGt5
terasa mengeras saat menggesek-gesek belahan220Please respect copyright.PENANAfIdwuS6c8P
pantatku.
Aku penasaran220Please respect copyright.PENANAsqn6ifXNFQ
aku takut itu ikan atau apa? Maka aku mencoba pegang sesuatu yang menggesek gesek belahan Pantatku.220Please respect copyright.PENANAjjYC5o2ZGS
Mas Adi220Please respect copyright.PENANAU1V7mw9B5X
sempat melarangku,takut terbawa arus katanya tapi kemudian dia membalik220Please respect copyright.PENANAoXuaAXMxGR
posisiku jadi menghadap padanya dan menggendongku perlahan ke tempat yang220Please respect copyright.PENANAoS8peAP6L4
alirannya airnya tenang.
saat kami sudah dibagian yang dalamnya seleher220Please respect copyright.PENANALc7FYreJDq
dan alirannya tenang Mas Adi menyuruhku melakukan gerakan maju mundur sambil aku220Please respect copyright.PENANAyOYbKd6hkt
di suruh menggenggam tonjolan yang dsri tadi menggesek pantatku dan kini berada220Please respect copyright.PENANAhsm4Pw1m49
di bagian bawah perutku, akupun menurutinya dan saat aku meremasnya dan hendak220Please respect copyright.PENANAAf7ZqPaWGr
menariknya benda itu seperti lengket aku coba turunkan dan tarik lagi tapi gak220Please respect copyright.PENANA4wz09M3C7r
bisa
“ Mas ini220Please respect copyright.PENANAdxGo0GK1bZ
apa kok keras anget tapi gk bisa ku cabut” tanyaku keheranan dan saat aku lihat220Please respect copyright.PENANAqvyL16O0qu
Tampang Mas Adi seperti nikmat. Tidak lama kemudian dia agak mengerang dan tiba2220Please respect copyright.PENANAALJIQ2kV6S
terasa ada keluar cairan kayak ingus keluar dari dalam air. Benda yg ku remas220Please respect copyright.PENANAuiKmyGEpnr
tadi terasa mengecil akupun heran dan220Please respect copyright.PENANABifs1WSITF
bertanya lagi
“ Mas ini220Please respect copyright.PENANARrJRCP8agO
apaan sih? Kok jadi kecil ?” Mas Adi hanya tersenyum dan berkata makasih uda220Please respect copyright.PENANAHQBAi2D7te
bikin enak, senang rasanya punya adik cewek penurutkayak aku, lalu di elusnya220Please respect copyright.PENANAXU6ktFR2Zi
kepalaku membuatku merasa senang merasa di sayangj teramat sangat.
Adik-adik Mas220Please respect copyright.PENANA2XajIMyHP4
Adi kemudian mendahului naik dan kembali berpakaian untuk mengurus bebek.
Setelah sungai sepi kami naik ke darat. Berdua220Please respect copyright.PENANAVyQBrn2QyO
tetap telanjang dan aku tak sengaja melihat ke arah selangMasan Mas Adi kulihat penisnya ngaceng.
“ Mas itunya220Please respect copyright.PENANAZ989WPHAbo
kok berdiri gt ? Apa nggk sakit ? “ tanyaku polos
Dia malah meminta aku mendekat dan berkata.
Bersambung..
CEk fullnya di
https://victie.com/novels/belajar_menikmati_sejak_dini
ns3.15.3.240da2