
ASS WR WB
perkenalkan, nama ana Azzam Arsyad. usia ana 35 tahun. ana adalah seorang ustad yang cukup dikenal di kecamatan. ana biasa dipanggil sebagai ustad zam oleh para jamaah. Pekerjaan ku sebagai ustad ini alhamdulillah cukup untuk membiayai kehidupan keluarga kami. selain dari dakwah, ana juga memiliki usaha bersama adik ana ammar yaitu toko pakaian muslim. karna jadwal dakwah ana yang cukup sibuk, jadi ammar lah yang lebih fokus mengurus toko. Ana merupakan lulusan Al-Azhar mesir pada jurusan dakwah. ana sudah menikah selama 5 tahun tapi qadarullah kami belum dikaruniai anak
istri ana bernama maryam berumur 30 tahun. dia adalah seorang mualaf, dulunya nama dia maria. ana bertemu istriku saat ana mengunjungi yayasan untuk membina mualaf. saat itu maryam baru saja menjadi mualaf sekitar 2 bulan. ketika ana melihatnya, ana langsung terpana oleh rupanya. dia adalah blasteran turki jerman sehingga kecantikannya sangat terpancar. saat itu dia juga sedang belajar mengaji, terdengar suaranya "Qul huwallahu ahad... allahu somad...". terdengar suaranya yang masih agak terbata-bata, tapi suaranya sangat lembut.
Karena ana sudah 29 tahun saat itu, ana langsung mendatangi pemilik yayasan agar ana bisa taaruf dengan dia. sang pemilik yayasan pun dengan senang hati mengenalkan saya ke maryam karna dia tau kalau ana adalah ustad yang cukup dikenal, dan juga dia tau kalau maryam ini sekarang hanya sebatang kara karna keluarganya mengalami kecelakaan. Setelah seminggu, ana dihubungi pemilik yayasan bahwa dia setuju, dan akan ada nadzor (bertemu dengan calon secara langsung). ana pun langsung setuju dan kami menentukan nadzor akan dilakukan 2 hari lagi.
Saat nadzor, ana takjub dengan parasnya. dia benar-benar cantik dengan sentuhan turki jermannya. Setelah saling melempar pertanyaan, secara tidak sengaja dia mengatakan kalau dia sudah tidak perawan karna dia pernah jadi korban perkosa oleh temannya di smp dulu dan hanya keluarganya yang tau. ana tidak merasa keberatan dan malah makin ingin melindunginya karna dia adalah korban. Setelah serangkaian nadzor itu, kami pun akhirnya menikah 1 bulan setelah nadzor. wali dia adalah wali negara karna sekarang dia sudah tidak punya keluarga. keluarga besar dia ada di jerman dan semuanya non muslim. hari itu adalah hari paling bahagia bagiku karna bisa mendapatkan istri secantik dan solihah seperti dia. karna meskipun mualaf, dia orangnya sangat rajin belajar agama.
Selama pernikahan ini, dia sangat rajin belajar agama. dia belajar memperlancar Al-Qur'an dengan ana, dia pun rajin mengikuti kajian wanita. karna hal ini. dia sudah bisa menjadi ustazah dalam 3 tahun setelah menikah. Meskipun begitu, kami memiliki tipe jamaah yang berbeda. ana fokus ke masyarakat muslim di kota ku. dia fokus ke para muslim yang baru mualaf. ana pun paham dia fokus ke sana karna dia juga seorang mualaf.
Untuk masalah hubungan di ranjang, ana awalnya merasa tidak ada masalah. kami selalu bermain selama 2 menit hingga ana keluar. ketika ana keluar, dia selalu tersenyum sebelum pergi ke kamar mandi. setelah beberapa lama, ana baru tau kalau wanita juga sebenarnya bisa dan ingin orgasme. betapa kagetnya ana ketika mengetahui hal ini. apa jangan-jangan istriku tidak puas ya? ketika ana bertemu istriku, ana langsung bertanya
A:"ummi, maaf, apakah selama ini ummi tidak puas dengan urusan kasur kita? karna abi baru tau kalau wanita juga ingin orgasme."
M:"tidak apa-apa bi, ana sudah merasa cukup puas kok. lagian ana melakukan itu untuk mencari ridho abi. jadi abi tidak usah khawatirkan ummi."
A:"oke kalau gitu um. tapi abi juga minta maaf ke ummi soalnya belum bisa memberikan buah hati."
M:"tidak apa-apa abi. mungkin Allah belum mengizinkan kita memiliki anak. daripada abi sedih terus. gimana kalau kita coba lagi malam ini?"
A:"baik ummi." ana dan maryam langsung duduk di samping kasur. ana pun mencium bibirnya dengan kaku. "muach, muach, muach" setelah itu tanganku perlahan membuka gamisnya maryam hingga tersisa dalamannya saja.
A:"masyaallah ummi, badan ummi masih sangat bagus" ana pun masih terpana dengan keindahan tubuh maryam. dia memiliki kulit yang putih, pinggang yang langsing, dan bokong yang besar. meskipun dada ukuran maryam mungil, tapi tidak rata dan ana sama sekali tidak masalah dengan itu.
Setelah membuka seluruh pakaian kita. ana pun membaringkan tubuh maryam ke kasur dan ana berada di atas siap untuk memasukkan kemaluanku.
A:" abi masukkan ya mi?"
M:"baik bi." lalu ana masukkan kemaluanku.
A:"akh... akh... enak sekali umi!...." kataku
M:" akh, iya bi, enak..." suaranya sedikit merintih.
setelah 2 menit...
A:"akh... ummi, abi ingin keluar...." lalu anapun segera keluar. crott... crot... crot...
M:"akh... enak abi..."
A:"haaa... ha.... ha... ummi tidak keluar lagi ya? maafkan abi umm."
M:"tidak apa apa bi, ana juga sudah puas kok. ana ke kamar mandi dulu ya. mau mandi sebelum tidur." seperti biasa, dia selalu mandi setelah jima. ana yang sudah kecapean pun langsung tidur.
Setahun setelah istriku menjadi ustazah di komplek perumahan, dia mengajar qur'an dan tausyiah untuk ibu2 komplek.
aku sedang menyiapkan untuk tausyiah di suatu masjid dekat rumah ku.
maryam: "Hallo, assalamualaikum bi"
azzam: "waalaikum salam mi, ada apa nih? kangen ya sama abi?"
maryam:" ih apa sih bi... kangen sih tapi bukan itu bi..."
azzam: "terus apa mi?"
maryam: "abi inget ga sama sofia?"
azzam: "sofia yang waktu itu temen ummi di yayasan dulu?"
maryam: "iya bi, dia ternyata jadi istrinya ustad cecep". ustad cecep adalah mantan ketua yayasannya istriku dulu. dia keluar karna sempat ada masalah dengan para donatur yayasan karna dituduh melakukan penggelapan uang donatur.
azzam: "oh ya? alhamdulillah, dulu abi ngerasa kasian sama ustad cecep karna masalahnya dulu. sekarang udah punya istri aja. semoga sakinah pernikahannya. terus kenapa mi?"
maryam: "jadi gini bi, ternyata mereka mencoba buat yayasan mualaf baru bi. tapi yayasan yang sekarang lebih berfokus untuk mengenalkan islam kepada non islam terutama pada daerah yang jauh dari peradaban."
azzam: "terus kenapa mi? terus nama yayasannya apa?" tanyaku heran.
maryam: "namanya happy to be islam. jadi ummi diajak gabung, soalnya kan ummi juga mualaf."
azzam: "jadi ummi nanti bakal ikutan pergi ke daerah2 terpencil gitu? kalau itu abi ga setuju ummi masuk sana."
maryam: "ngga bi, ummi diajak buat ngurus daerah sini aja sebagai pusat."
azzam: "terus kenapa harus fokus ke mualaf? kan bisa fokus dulu ke daerah kita sendiri"
maryam: "iya sih bi. tapi kan kalau ummi ikut yayasan itu, ummi juga bisa mensyiarkan islam ke semua orang. selain itu, ummi juga mau bantu temen ummi."
azzam: "kalau gitu abi pikirin dulu ya mi. ahsan (baiknya) ummi juga istikharah dulu sebelum ngambil keputusan."
maryam: "baik bi. makasih udah mau dipikirkan. assalamualaikum"
abi: "waalaikum salam"
----------
saat setelah memberikan tausyiah, ana penasaran dengan yayasan baru tersebut. setelah mencari beberapa lama ana menemukan website-nya.
azzam: "seperti yayasan pembina mualaf yang normal. mungkin tidak apa-apa maryam masuk " ucapku dalam hati setelah melihat web tersebut sekilas.
azzam: "ini anggotanya banyak akhwat juga ya dibanding ikhwan, tapi yang ku kenal cuman ustad cecep." pikir ku heran setelah melihat ada 8 akhwat dan 5 ikhwan yang sedang difoto bersama tapi dengan jarak antara ikhwan dan akhwat.
azzam: "tapi kelihatannya bagus juga, akhwat di sini pada bercadar. berarti istriku insyaallah aman." tidak seperti istriku yang tidak bercadar, hanya berjilbab lebar.
3 hari kemudian, saat ana dan maryam sedang makan malam"
azzam: "mi, setelah abi pikirkan tentang yayasan itu. abi memutuskan untuk mengizinkan karna abi lihat banyak akhwat yang terlihat baik, jadi abi pikir ummi akan aman di sana. tapi ummi hanya abi izinkan untuk bertugas di sekitar kita saja, tidak boleh untuk ke daerah luar."
maryam: "masyaallah, makasih bi. tenang bi, ummi juga gaada niatan jauh dari abi."
azzam: "sama-sama mi. apapun yang terbaik buat ummi."
tidak ku ketahui kalau ana membuat keputusan yang sangat salah. setelah dari sini, banyak keburukan yang menimpaku.
1257Please respect copyright.PENANAkCjGScf9th