Jisoo menjawab, “diganti?? Dengan apa??” tanya nya selidik.
Aku kembali tersenyum dan menjawab, “Bagaimana bila aku beperan sebagai pegawai yg menjabat atasan dirimu?? Dan kamu sebagai pegawai bawahanku?”
Jisoo menjawab, “iya boleh ... tapi... bagaimana bila aku tanpa sengaja membayangkan wajah atasanku??”
Maka segera ku tarik lengan Jisoo ke meja kerjanya, dan ku dudukkan Jisoo di atas meja, tampak Jisoo sedikit kebingungan, kudekatkan wajahku dan ku jawab dengan lembut, “Jisoo ku sayang.. dari awal kita menikah, dari awal kita berhubungan intim dan pecahnya keperawananmu, aku gak peduli bila dirimu membayangkan laki-laki lain... karena dalam hatiku, aku ingin memuaskan hasratmu walaupun kamu mencapai kepuasan dengan membayangkan laki-laki lain.”
Jisoo menjawab, “Apakah ayang mencintaiku?”
Aku kembali tersenyum dan menjawab, “Kenapa kamu tanya hal yang sudah Pasti? Aku lebih mencintaimu, aku sangat menyayangimu” sambil ku sentuh dagunya dan ku kecup ringan bibir tipisnya, “Jisoo ku sayang, apakah kamu puas bercinta denganku?” tanya ku.
Jisoo menjawab, “Kenapa kamu tanya hal yang sudah Pasti?” dia mengulangi pertanyaanku, sambil tersenyum dan memainkan hidungku.
337Please respect copyright.PENANAcVRu9542AL
Aku pun tersenyum dan langsung melumat kembali bibirnya dengan penuh nafsu kuhisap kuat bibir tipis itu. “mmmmhhh...Ja..jangan …Pak Ouhmmhhh… mmmhhhh…”desahnya sambil mendorong badan ku menjauh darinya.
Aku pun tersenyum dan ternyata sensasi yang baru (berperan sebagai atasan dan bawahan) telah mendapatkan restu dari istriku.
Kembali aku menghampiri dirinya dan ku pegang lembut kepalanya yg masih terbungkus jilbab. Aku melumat kembali bibirnya. Dia memberontak.., tapi kedua tangannya segera dipegang erat oleh tangan kekar ku,
Jisoo terus memberontak…, tapi gairah dan sensasi yang muncul dari dalam dirinya akibat efek variasi ini menjadi sangat memanas.
“mmmhhh... ja..jangaaan pak...mmmmmhhh.. aku sudah...mmmmmhhh menikah..” desahnya.
Aku terus memegang erat kedua lengannya disertai ciuman, bibirnya seolah-olah menolak bibirku. Aksi istriku semakin melemah. Dan aku pun merasakan kedua tangan istriku memegang kedua lengan ku.
Bahkan semakin lama kedua tangannya bukan berusaha untuk melepaskan dari pegangan tanganku tapi seolah mencengkram erat kedua tanganku seperti menahan nikmatnya rangsangan birahi yang kuberikan padanya.
Perlahan namun pasti bibirnya mulai membalas hisapan bibirku, sehingga terjadilah ciumannya yang panas menggelora, “mmmmppphhh...mmmmppphhhh...” desahnya.
Matanya tertutup rapat menikmati ciuman yang kuberikan. Pegangan tanganku kulepaskan dan kedua tanganku memeluk erat tubuhnya sehingga dadaku merasakan empuknya payudara yang telah terbuka BH nya.
Dan kedua tangannyapun memeluk erat dan terkadang membelai mesra punggungku.
“mmmmhhhh.....aaaaahhhh....mmmmmhhh....ooouuuuuhhhh....yeaaahhh”
Bibirku mulai merayap menciumi wajahnya yang cantik, tak semilipun dari permukaan wajahnya yang luput dari ciuman bibirku.
Mulutnya ternganga… matanya mendelik dengan leher yang tengadah… ”Aahhh….bapaaaa..... ouh…… mmmhhhh…. eehh… ke.. na.. pa….. begi..nii…ouhhh …” Erangan penuh rangsangan keluar dari bibirnya disela-sela ucapan yang terjadi pada dirinya.
Sementara bibirku menciumi wajah dan bibirnya dan terkadang ciumanku ke lehernya yang masih tertutup oleh jilbab, secara perlahan tangan kanan merayap ke depan tubuhnya dan mulai meremas payudaranya..
”ooouuuuhh...paaaaaa....aaahhhh....hen..ti..kaaan...Ouhhh….aahhh…” kembali dia mengerang penuh rangsangan.
Tangan kirinya memegang kuat tangan kananku yang sedang meremas buahdadanya. Tetapi ternyata tangannya tidak berusaha menjauhkan telapak tanganku dari payudaranya, bahkan mengarahkan jariku pada putting payudaranya agar aku mempermainkan putingnya yang telah terbuka bebas
“mmmmhhhh…aaaahhhh... kena..paaa....aaahhhh...ooooouh…ssssshhhhh…..”desahnya.
Erangan penuh rangsangan semakin tak terkendali keluar dari mulutnya.
Telapak tanganku dengan intens mempermainkan payudaranya, keringat sudah membasahi badannya, bahkan tangan kanan Jisoo dengan gemas merengkuh belakang kepalaku dan menjambak rambutku serta menekan wajahku agar ciuman kami semakin rapat.
Nafas istriku semakin memburu dengan desahan dan erangan nikmat semakin sering keluar dari mulutnya yang indah. Tangan kananku dengan lincah mengeksplorasi payudara, pinggang dan secara perlahan turun ke bawah untuk membelai pingggul dan pantatnya yang direspon dengan gerakan menggelinjang menahan nikmatnya nafsu birahi yang terus menderanya.
Tangan kananku semakin turun dan membelai pahanya dari luar roknya yang masih dikenakannya dan terus ke bawah hingga ke ujung rok bagian bawah.
Kemudian tanganku menyusup ke dalam sehingga telapak tanganku bisa langsung menyentuh betisnya yang putih dan mulus..
“sssshhhhh... aaaahhhh...”… sungguh halus dan lembut terasa betis istriku yang sangat indah ini, membuat nafsuku semakin membumbung tinggi, penisku semakin keras dan bengkak, maka secara tergesa-gesa tangan kiriku membuka celana dan mengeluarkan batang penisku yang tegak kaku.
Dari sudut matanya, Jisoo melihat apa yang kulakukan dan dengan mata yang terbelalak dan mulut ternganga ia menjerit pelan ketika melihat penisku yang tegak kaku keluar dari dalam celana ”Aaahhh ...pak.. bapak mau ngapain?…”. tanya nya (penuh penghayatan dalam drama variasi seks).
Dari sorot matanya, tampak gairah yang semakin menyala-nyala ketika menatap penis berurat dan tegak milik ku.
Belaian tangan kananku semakin naik ke atas ke lututnya, “ ssshhhh... aaahhhh ...hen..ti..kan paaa..ssshhhh..aaahhh...jangaaan...mmmhhhh”, desahnya lagi, cukup lama tangan ku bermain di pahanya yang putih bersih dan sangat halus,
Jisoo semakin menggelinjang ketika tangan kananku bermain di pahanya yang halus, dan mulutnya terus-terusan mengerang dan mengeluh nikmat
“ Emmmmhhh ...uuuuhhh….. ouhhhh….. hmmmnnn…. Ahhhhh……” Tanganku lalu naik menuju pangkal pahanya, terasa bahwa bagian CD yang berada tepat di depan vaginanya sudah sangat lembab dan basah. Tubuhnya bergetar hebat ketika jari tanganku tepat berada di depan vaginanya , walaupun masih terhalang CD yang masih dikenakannya,
Tubuhnya menggeliat kaku menahan rangsangan nikmat yang semakin menderanya sambil mengeluarkan deru nafas yang semakin tersengal
“aaaahh…jangan kesituuu...mmmhhhh…itu milik...mmmhhh suamikuuuu ...uuuuhhhh”
Kemudian Jisoo merangkul ku erat, kakinya dilingkarkan ke pinggangku, pikirku dia ingin pindah tempat. Sehingga aku membawanya pindah ke tempat tidur kami.
Ketika Jisoo menggelayut mesra padaku, disaat itu juga aku mengambil dildo di dalam laci meja kerja tanpa sepengetahuan Jisoo istriku. Kemudian ku bawa Jisoo ke tempat tidur kami, ku baringkan pelan sambil ku jatuhkan dildo ke lantai di samping tempat tidur kami yang beralaskan karpet di kamarku.
“aaahhhh... tolong paaa... jangaaaan...” ungkap istriku lirih sambil memperlihatkan muka manja.
Kembali ku angkat betis kiri mulusnya, ku cium dan tanganku menelusuri lembut dan pelan ke betis mulusnya terus ke paha mulusnya hingga pangkal pahanya.
“sssshhhhh...mmmmmhhh... paaa.. henti...kaaaaaann...mmmmhhh” desahnya sambil dia memainkan kedua payudaranya, terlihat matanya menikmati sentuhan lembut ku di area bawahnya, terpejam dan terlihat sayu.
Kemudian ku beranikan berkata tegas dengan suara agak tinggi padanya, “Jisoo..! inilah hukuman buatmu karena telat memberikan laporan pada bapak! ...mmmmhhhh .. pahamu sangat mulus ...putih dan bersih... beruntungnya suamimu!!! Sambil ku terus mengusap lembut betis dan kedua pahanya.
“MMmmmh... ampuuun... paaaa... maafkan Jisoo mmmmhhh ...paaa”Jawab Jisoo yang masih tetap setia berperan sebagai bawahanku.
Aku pindah berada di samping kirinya, kemudian tangan kananku meraih payudaranya, meremas lembut, menarik putingnya yg telah mengeras, ku mulai menjilati kembali payudaranya.
Kemudian tangan kiriku kembali mengusap betis dan paha mulusnya.
“mmmhhhh ... ampuuuuun... ssshhhh...paaaaa...” desahnya parau.
Tangan kananku yang telah berjasa meremas dan memilin puting di bagian payudaranya, segera menelusuri bagian bawah tubuh Jisoo. Aku mulai berpindah duduk ke tempat semula ketika aku membaringkan Jisoo tadi. Aku mengusap kembali betis dan pahanya menggunakan kedua tangan ku, ketika tangan ku menarik CD yang ia kenakan, ternyata kedua tangan Jisoo membantu meloloskan CD Itu dari tubuhnya.
Ku singkapkan rok nya yang ia kenakan ke atas hingga sebatas pinggang, hingga tampak olehku vaginanya yang indah menawan, kulihat sejenak Jisoo, tampak kepalanya bersandar di atas 2 bantal tidur.
Kemudian pahanya kubuka lebar-lebar, ku dekatkan wajahku di depan vaginanya, ku hirup aroma khas kewanitaannya yang sangat merangsang birahiku, ku sentuh vaginanya dengan lidah ku, “aaaaaahhhh ...paaaa... ja...ngaaaan...aaahhh” Desahnya, kemudian lidah ku menjilat lembut vaginanya dari bawah ke atas,
“aaaahhhhh.... jangaaaan...mmmmmmhhh...ja..jangan..paaa...sssshhhh...mmmhhh” desah Jisoo sambil meliuk-liuk tubuhnya.
Kemudian ku coba menembus vaginanya menggunakan lidahku, “aaaahhh... jangan..aaaahhh..itu punyaa...mmmhhh..suamikuuuu...aaaahhh” desah dan racaunya yang terdengar olehku.
Aku terus mengocok vaginanya dengan lidahku, vaginanya terasa becek dan terasa asin kemudian dia melingkarkan kakinya di atas bahuku sehingga mengapit kepalaku, dan kedua tangannya menjambak keras rambutku, Jisoo menekan kepala ku supaya lidah ku penetrasi lebih dalam, “aaaampuuuunn... aaaahhh... dikit lagiiiiii... aaaaahhh” desah Jisoo menjelang orgasmenya dan kurasakan tubuhnya mengejang dan kaku.
“aaaahhhhh...tiidaaaaaak...aaaaahhhhhh aku... sampaaaaaaaai....aaaaaaahhhhhh”desah Jisoo saat mencapai orgasmenya yang luar biasa. Terasa lidahku dihimpit oleh vagina dalamnya dan sangat terasa kedutan lebih dari 7 kali. Kedua kakinya yang mengapit kepalaku lambat laun mulai mengendor perlahan dan dia terkulai lemas.
Ku atur nafasku karena aku tadi sempat kesulitan bernafas ketika Jisoo menekan kepalaku lebih rapat ke vaginanya, kemudian aku mendekatkan muka ku ke wajahnya, ku kecup kembali kening halusnya dengan kecupan lembut dan penuh dengan rasa sayang padanya.
“Jisoo.. bagaimana rasanya??, nikmat??”tanya ku padanya, Jisoo langsung melingkarkan tangannya ke bagian belakang leher ku dan dia langsung melumat bibir ku lagi “mmmppphhh...mmmmhhh...aaaahh...pa..bila aku dihukum seperti ini karena aku gak buat laporan maka aku gak akan buat laporan selamanya...mmmmmpphh..mmmhhh” ucap Jisoo padaku dan langsung melumat bibir ku lagi. Ketika lidah Jisoo menari dalam mulut ku bersama lidahku maka tidak kubiarkan tangan ku menganggur lebih lama, ku gerakan tangan ku supaya bergerilya kembali di tubuh mulusnya, ku belai lembut pipinya, ku sentuh lehernya yang jenjang terus ku belai lembut payudaranya, ku remas dan ku pilin putingnya yang kembali mengeras, “mmmppphhh...mmmmhh” desah kami berdua, tampak Jisoo mulai bangkit gairah nya kembali setelah orgasmenya tadi.
Ku tarik wajah ku untuk dapat berbicara kembali padanya, “Jisoo, bagaimana bila ucapan kita sedikit liar?” tanyaku pada nya, Jisoo menjawab dengan pertanyaan “Maksud bapak apa?” maka kujawab dengan sedikit berbisik dan membimbing tangan Jisoo ke kemaluan ku,”kalau ini disebut apa?”tanyaku padanya sambil terus ku pegang tangan Jisoo untuk tetap memegang kemaluan ku.
“ini ...anu pak..” jawab Jisoo dengan ragu dan sedikit gugup.
Aku tanya lagi padanya, “Anu itu apa sih? Yang jelas dong..”
“Anu.. anu.. itu burung pa..” jawab Jisoo sambil menarik tangannya menjauh dari kemaluan ku, tampak Jisoo terlihat sangat gugup dan matanya tertuju terus pada kemaluan ku.
Kemudian ku tanya lagi padanya, “Anu, Burung... apakah gak ada lagi bahasa yang lebih liar lagi?” suaraku dipertegas dan sedikit tinggi.
DUkung Dengan Like dan Share ke Medsos2 Kalian Ya
Donasi Juga Boleh Banget lo
Koleksi lainnya cek di
https://victie.com/app/author/49673
atau
https://karyakarsa.com/DSASAXI88
337Please respect copyright.PENANA2soouImsfX