
( Santi istri dari Pak Hadi )
"Kamu saya pecat!! DASAR KARYAWAN TOLOL" Bosku memecatku tiba tiba ketika aku berhasil mencapai targetku. Dia mendorong tubuhku dan mengusirku dari ruangan. Aku tidak diberi. tahu apa yang membuat diriku dipecat olehnya.
Aku tidak dapat pesangon, perusahaan ini benar benar kejam. Dia mementingkan penampilan yang ganteng dan cantik daripada yang teguh dan tulus dalam pekerjaan.
Aku benar benar pusing ketika aku menarik tasku dan berjalan menggunakan motorku yang butut. Motor manual yang sering tiba tiba mati.
Keluargaku yang dikampung menunggu duit dari diriku. Aku punya adek 2 yang masih sekolah bagaimana jika aku tidak bisa menafkahi mereka. Kedua orang tuaku cuman buruh petani dan selama ini mereka hanya menyumbangkan makan saja sisanya dari duit gajiku.
"Pak Hadi Anjing" Aku menendang tempat sampah ketika aku samapi pakiran motorku
Pak Hadi sering sekali memasukkan orang dalam dari kenalannya dan membuang orang lama yang dia percaya demi sepogoh uang. penyuapan sangar lazim disini. Mungkin alasan itu.
Aku berjalan sembari memikirkan apa yang harus aku lakukan. Aku baru saja membayar kosku dan duit tersisa seratus ribu.
Di tengah jalan motorku berhenti tiba tiba. Aku menurunkan tubuhku dan aku mulai mencoba menyalakan dengan keras. Tidak ada hasil yang terjadi. Aku melihat disekitar apakah ada bengkel.
Aku melihat sebuah toko yang unik, dia menjual barang barang bekas.
Aku menghampiri untuk mencari apakah ada sparepart motor untuk setidaknya menyala sedikit.
"Halo bang, kenapa motornya." Seorang kakek kakek menghampiriku sepertinya dia yang punya toko tersebut.
"Mau cari barang buat nyalain motor." Ucapky
"Owalah disini ga ada hehe biasanya ini barang bekas. Wajah abang pucat banget." Kata kakek tersebut dengan perawakan kumuh namun tidak bau sama sekali.
"Saya dipecat dari perusahaan tiba tiba dan saya sedang bingung karena harus menafkahi orang tua saya di kampung." ucapku
"Wah bosnya jahat juga ya." Aku hanya mengangguk, jujur aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Kakek itu pergi ke dalam toko dan memberikan pistol hipnotis.
"Pistol? untuk apa saya tidak akan membelinya." Ucapku
"Wah gapapa gratis ko untuk kamu, saya pernah jadi kamu dan mungkin toko ini sudah tak lama lagi tutup karena usia saya hehe." ucap Kakek itu dengan tersenyum
"Fungsinya apa si? hipnotis orang?" tanyaku
"Kamu dipecat sama bos jahatmu kan? coba hipnotis yang buat bos mu sengsara." kata kakek itu
aku langsung kepikiran keluarganya Bu Santi dan anak anaknya. Pak Hadi mempunyai istri yang sangat cantik hal itu membuatku berpikir untuk merebutnya. Balas dendam akan tiba mulai hari ini. Aku berterimakasih sekali kepada kakek tersebut.
"Tapi pistol itu ada pelurunya dan kamu harus ke toko saya untuk membelinya hehe. Saya gratiskan kamu untuk cari uang disitu masalahnya agak mahal harga pelurunya." Jelas Kakek itu.
"Berapa kek? saya akan cari berapapun." Aku sangat bergairah
"3 juta satu peluru dan di dalam pistol itu terisa 5 doang, pistol tersebut mempunyai slot 7."
"Kamu tidak bisa hipnotis saya karena saya ada mantranya hehe." Ucap kakek itu bercanda
"Saya tidak niat ke kakek ko saya miat ke keluarga bos saya yang jahat dan kejam ke saya." Ucapku
Dia tersenyum dan aku mulai mencari dari ponselku untuk memesan gojek ke alamat rumah bosku, aku menitipkan motor bututku lalu gojekku datang 5 menit kemudian.
Aku datang dengan lugu dan masuk ke area depan rumahnya. Rumahnya dijaga oleh satpam. Aku membayar gojeknya lalu turun depan rumah. Pak Satpam datang dan memandangku dengan sinis.
"Ada apa kesini baju lusuh begini! Siapa kamu !!!?" Ketus Pak Satpam
"Saya karyawannya Pak Hadi, katanya Saya datang saja kerumah kalo ada apa apa." Ucapku dengan lembut. Semoga bohongku tak dicurigai
"Saya telpon dulu Pak Hadi." Katanya
Ketika Pak Satpam membuka ponselnya, Aku menodong pistol hipnotis itu lalu aku menembak di kepalanya. Peluru berwarna merah menempel di kulitnya seperti lem. Aku tidak tahu apakah itu sakit atau tidak.
Perumahan Pak Hadi sangat sepi jadi mungkin tidak ada yang sadar. Pak satpam terdiam diri.
"Pak sekarang saya tuanmu bukan Pak Hadi. Ikuti kata saya." Aku tersenyum kecil
"Baik tuan, bapak adalah tuan saya sekarang." Ucap Pak satpam dengan tatapan kosong.
"Saya Erno, Orang yang akan menghancurkan hidup keluarga Pak Hadi. Tolong Buka pintunya" Suruhku
"Baik Tuan." Pak Satpam membuka pagar rumah dan di dalam terpampang mobil fortuner hitam dan mobil alphard yang mewah dengan bodi mobik mulus.
"Pak, ada siapa aja dirumah?" Tanyaku
"Ada Bu Santi dan Ka Wusa, Ka Dinda sedang sekolah." Ucap Pak Satpam.
"Ka Wusa tu yang kerja di perusahaan pak Hadi kan? kenapa dia ga kerha hari ini." Ucapku
"Dia malas pak jadi datang kalau ada investor buat narik perhatian. Dia memiliki badan yang bagus dan wajah yang cantik." Ucap Pak Satpam
"Haha Wusa akan jadi pelacurku nanti." Kataku
Pintu rumah diketuk oleh Pak Satpam.
"Kenapa pak?" Sepertinya suara dari Bu Santi.
"Ada tamu nyonya yang ingin ketemu nyonya." Ucap Pak Satpam dengan lembut.
"Siapa si pak? ga ada ngabarin saya di hp saya." Bu Santi membuka pintu dengan nada sinis.
Bu Santi memakai gaun muda dengan jilbab hitam, Dia memiliki payudara yang besar meskipun masih tertutup oleh baju dan jilbab. Gaun pinknya cocok di tubuhnya yang membuat dirinya semakin seksi.
"Ini ada tamu nyonya, Tuan Erno." Kata Pak Satpam.
"Halo Bu Santi, Saya Erno karyawan perushaan Hadicop, perusahaan suami ibu." Kataku dengan ramah.
"Apa urusan dengan saya?" Tanya Bu Santi dengan ketus
"Suami ibu mecat saya dan saya akan merusak keluarga Pak Hadi seperti Pak Hadi menghancurkan hidup saya." Kataku dengan tersenyum sinis.
"Maksudmu apa?? saya bisa laporkan polisi. Pak keluarkan dia." Bu Santi menaikan nada bicaranya
"Pak tolong pegang kedua tangan wanita seksi ini, akan saya jadikan budak seks yang melayaniku." pintaku.
Pak satpam segera mengikut perintahku dan kedua tangan dipegang erat. Bu Santi kaget dan mencoba melepaskan tubuhnya.
"Kamu mau apa??? Pak kenapa bapak pegangin saya. Lepasin lepasiiinnn!!" tanya Bu Santi dengan khawatir
Pistol aku todong ke wajahnya.
"Kamu seksi banget santi, kamu akan menjadi milikku." Kataku dengan tertawa
"Saya kasih apapun yang kamu mau asalkan pergi dari sini, kamu pasti butuh duit kan akan saya kasih." Bu Santi berkeringat semakin panik.
"Diam santi, kau berkeringat tau, tapi gapapa si makin hot jadinya." Kataku
"Lepasin pak tolong" Ucap Bu Santi yang tak bisa bergerak bebas sedikit pun.
"Saya bukan pengen uang tapi pengen semua yang ada di hidup Pak Hadi. Saya akan rebut semua termasuk kamu Santi hahaha." Aku menaruh pistol di kepalanya dan ku tembak saja.
Peluru dilepaskan dan wajahnya kosong. Aku melambaikan tangan dia tidak merespon sama sekali.
"Hahaha istrimu sudah saya hipnotis pak, kau akan rasakan penderitaan panjang mulai sekarang." Kataku sambil meraba wajahnya dan meraba payudaranya. Benar saja payudaranya lebih besar dari tanganku, dia tobrut dan seksi.
"Apakah saya sudah selsai tuan?" Tanya pak satpam.
"Sudah pak balik kerja lagi." Pintaku. Pak Satpan melepas eratnya dan langsung pergi. Aku tersenyum dan mulai meraba seluruh tubuhnya sambil memegang memeknya juga.
"Ayo santi masuk." Kataku
"Iya tuan." Pintu ditutup dan aku duduk di sofa yang bersih dan wangi. Interior mewah dan megah dengan lantai marmer. Santi sangat beruntung mempunyai suami kaya seperti Pak Hadi namun kini nasib hidupnya akan berubah dari tanganku.
Seorang pembantu dengan usia tua datang ke sofa dengan ramah dia tersenyum kepada santi.
"Nyonya, ada tamu ya." ucap Pembantunya
"Bu maaf saya lagi pengen nenangin dia lagi pusing katanya, saya psikolognya. Bawakan saja gelas kosong." Kataku
"Wah oke mas." Dia langsung segera ke dapur. Sebelum dia datang ke sofa lagi aku meremas payudara Bu santi. Tak ada respon sama sekali.
Tak lama gelas kosong datang dan pembantu itu balik ke dapur lagi.
"Kamu sayang sama Pak Hadi?" tanyaku
"Iya tuan aku sayang suamiku, dua pekerja keras dan sayang dengan keluarganya." Kata Bu Santi dengan wajah datar.
"Tapi kayaknya mulai sekarang kamu ga boleh cinta lagi, aku adalah tuan kamu. Perintahku mutlak itu berjalan dengan hatimu yang tunduk di depanku. Seluruh hidupmu diatur olehku ya Santi." Jelasku
"Baik tuan, aku berhenti mencintai suamiku."
"Aku kepengen kencing tolong bukain celananya dong." Ucapku
Santi langsung membuka celanaku dan menunjukkan kontolku yang sudah ngaceng. Ku ambil gelas kosong dan ku tuangkan air kencing di gelas tersebut. Dengan benar aku menaruh tanpa ada satupun yang tumpah.
"Santi, kamu minum air kencingku dan telan." Santi melakukan dan menelan air kencingku.
"Saat aku menjetikkan jari, kau kembali normal namun tubuhmu masih mengikutiku." Aku menjetikan jari
"APAAAN INI AKU GA BIA GERAK. Kamu ko duduk siini Tolonggg." Ucapnya namun aku sempat menutup tanganya.
"Kau jangan banyak bicara sekarang tubuh kamu mutlak tunduk kepadaku. Sekarang diam." Bibirnya tutup rapat, aku meraba payudaranya. Santi menggelengkan kepalanya karena hanya itu yang bisa ia gerakkan sendiri.
"Hmmmm hmmm" Santi mulai mengeluarkan air mata.
"Kamu pake hijab abis dari mana Santi, rapi amat coba deh gaunya angkat terus pahanya dilebarin." Pintaku.
Santi menaikkan gaunnya kemudian melebarkan pahanya hingga celana dalam berwarna cream terpapar jelas. Aku meraba dan pelan pelan menggesek.
"Oh ya Santi, enak ya kalau nanti aku gantiin suami kamu terus kita jadi suami istri." Aku meremas keras payudara Bu Santi. Dia seperti menahan teriakan.
Aku menjetikkan jari lalu aku melepas tanganku di tubuhnya. Santi mendekatiku dengan manja.
"Tuan aku mau jadi istrimu, kapan aku bisa ceraikan suamiku?" Tanya Santi dengan manja dan liar
"Aku mau kamu rubah dulu harta suami jamu jadi kamu, nanti jadi dia ga ada apa apa." Aku mencium bibirnya, dia pun membalasnya menggunakan lidah. Wanita yang ku perkirakan umur 50an masih mantap untuk sex.
"Baik tuan, akan aku lakukan." Ucap Santi yang memegangku dengan Erat.
"Santi buka dong gaun dan jilbab kamu perlihatkan bagaimana tubuh indah kamu." Pintaku
Dia langsung membuka gaunya dan jilbabnya. Terpampang rambut hitam panjang menghiasi kepalanya dan BH berwarna hitam. Tubuhnya mulus dan bersih. Perawatan mahal sepertinya.
"Ini tuan tubuhku untuk kamu." Katanya
"Seksi sekali kamu, tadi kenapa tatapan sinis kepadaku. Tunduk dan cium kakiku." Kataku
"Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud begitu, maafkan santi tuan." Dia menundukkan kepala dan mulai mencium kakiku, dengan lidahnya dia menjilat jemariku yang bau sikil.
"Santi duduk disampingku lalu kulum kontolku." Pintaku. Santi segera menaikan tubuhnya dan duduk di sampingku, mulutnya mengarah ke kontolku lalu segera mengulumnya. Aku melepas tahi BH nya kemudian aku menaruh di lantai. Aku melihat payudara Santi besar dengan pentil coklat. Memang tidak bulat sempurna namun aku sangat sange melihatnya. Kontolku semakin tegang.
"HNMMMMMM ENAKKKK OHHHHH HMMMM KONTOL KAMUU ENAK TUAN." Santi sangat bergairah dan mengocok dengan agresif.
"Enak ini atau suami kamu?" tanyaku
"ENAKKKAN KAMU TUAN, KONTOL TUAN LEBIH ENAK, SUAMI AKU KONTOLNYA KECIL AKU GA SUKA, AKU GA MAU NGULUM KONTOL DIA LAGI, AKU CUMAN MAU KONTOL KAMU TUAN." Santi semakin liar. Seorang perempuan yang ku tahu anggun dan berwibawa sekarang terlihat seperti pelavur murahan.
"Santi kamu kulumnya enak banget aku suka." Aku menekan kepalanya sampai terdengar suara tenggorokan. Dia melepas kulumnya hingga lendir memenuhi mulutnya.
"OUGHHHHH MAKASI TUAN, AKU AKAN MELAYANI KONTOL KAMU DENGAN SUNGGUH SUNGGUH." Kata Santi
"Kulum lagi santi belum keluar air maninya." Ucapku
"AHHHHHH HMMMMM ENAK BANGETTT KULUM KONTOLLL TUANN." Dia mengulum terus.
Aku cukup kaget karena ternyata sang pembantu melihat ku dengan Santi dari tadi.
"Nyonya... kenapa nyonya ngulum punya cowo lain." Ucap sang pembantu
"Kamu tau bu, ini sedang dalam proses jati diri santi, yang kamu taukan tentang santi cuman wanita berwibawa. Kamu ga tau kalau Santi gila sex dan terobsesi menjadi pelacur sejak dulu." Ku karang cerita ini sambil mengelus kepala Santi.
"Tapi Nyonya ga pernah begini sebelumnya, Nyonya hentikan." Ucap penbantu yang sedikit panik
"Santi marahin dia dong si tua itu berisik banget." Ucapku dengan bisik ke Santi
"Eh Mbok uti jangan sok ikut campur urusan saya, mau saya kulum kontol cowo lain kulum pak satpam atau kulum siapapun bukan urusan kamu, sekarang kamu pergi ke dapur dan kalau kamu bilang ke Pak Hadi, akan saya pecat kamu." Ketus Santi dengan tatapan sinis.
"Maaf nyonya." Mbok uti balik ke dapur.
"Santi pintar sekali marahnya." pujiku
"Iya tuan, apapun akan ku lakukan untuk kamu." Ucap Santi yang mengulum kontolku.
Tak lama air maniku keluar dari dalam mulut Santi. Santi menelan lalu tersenyum. Dia menjilati pelerku dan menciun kontolku.
"Sekarang berdiri dan menari telanjang di depanku." Santi mengikuti arahan. Dia berdiri dengan seksi dan menari seperti penari tiang. Pantatnya dilekukkan dan lidahnya dikeluarkan dari mulut. Santi menggodaku dengan mendekati payudarnya ke wajahnya.
"Tuan mau apa lagi dari aku? aku rela menukar apapun untuk membuatmu senang." Ucapnya dengan manja
"Santi aku mau kamu transfer ke rekeningky sejuta setiap hari, kamu kan orang kaya mana mungkin abis kan, aku mau kuras harta suami kamu." Ucapku
"Baik tuan, aku bakal kirim sejuta setiap hari ke rekeningmu. biarkan harta suamiku habis olehmu tuan." Santi tersenyun dengan senyum manja.
"Santi datanglah kepadaku dan masukan kontolku di memekmu." Perintahku. Santi memegang bahuku lalu mencium bibirku.
Kita french kiss sembari aku mencubit pentil dirinya. Santi memegang kontolku dan mencoba memasukan ke memeknya yang bersih dari bulu. Aku menjetikkan jari.
"Apaaan ini, HEIII HENTIKANN KAMU KENAPAA SURUH SAYA MEGANG KONTOL KAMU." Marah Santi kepadaku
"Masukan santi." Ucapku dengan memegang payudaranya dan mulai menjilatinya.
"Hmmmmm mrpphhhhh tolongggg hentikan, ahhhhhh ahhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhh tooloooonggg hentiiii ahhhh." kontolku dimasukan ke memeknya lalu ku dorong dengan kencang. Dia tidak mampu berbicara lancar karena sedang merasa sakit dan kenikmatan secara bersamaan
"gimana santi enak?" aku meremas dengan keras payudaranya
"HENTIKANNN TOLONGGG, SAKITT AHHHH AHHH AHHH" Desahanya semakin kuat. Aku. harap Wusa tidak mendengar desahan ibunya.
Aku menjetikan jari lalu Santi segera menjilat tubuhku.
"Santi kita selingkuh yu." Ajakku dengan memegang pipinya
"Oke tuan." Ucap Santi dengan tersenyum
"Sekarang panggilannya sayang ya, aku mau nanti malam kamu pap tete ke aku terus videoin kamu lagi colmek di sebelah suami kamu." Kataku
"Iya sayang" dia menggoyangkan pinggulnya.
"Aku rusak ya memek kamu, aku tusuk lebih dalem ya sayang." Kataku dengan menampar pipinya.
"ENTOTTT AJAAA AHHHH SAYANGGG, HANCURKANNNN MEMEK AKUUU AHHHHHH PAKE KONTOL KAMUUUUUU, HANCURINNNN SAYANGGG AHHH AHHH AKU DAH GA PEDULI SIAPAPUN" Desah Santi.
"Kamu suka aku tampar, suka ga!!" aku menampar pipinya lebih keras lalu aku mencubit payudaranya
"SUKA SAYANGKUUU, TAMPAR SAJAA" Kata Santi
"Bagaimana kalau suami kamu tau kamu ngewe sama karyawanya yang dipecat?" tanyaku sambil mendorong pantatnya agar kontolku lebih bisa bergerak bebas di memekku.
"AKU GA PEDULI SAYANGGGG, AKU CUMAN PEDULI SAMAAAA KAMUU AHHHHH, MAU DIA CERAIKAN AKU, AKU BAKAL KURAS HARTANYA JADI DIA YANG AKAN KELUAR DARI RUMAH INI DAN KITA AKAN MENIKAH SAYANG AHHH AHHH ENAK BANGET SAYANGKUU AHHHHH AHH." Terang Santi dengan ekspresi wajahnya yang kesenangan
Setelah beberapa saat, air maniku keluar di dalam memek. Terasa hangat dan nikmat, Santi memelukku dan mencium telingaku, dia menjilat leherku.
"Sayang kamu manjanya." Aku mengelus kepalanya
"Iya sayang, sama kamu aku jadi wanita sepenuhnya." Padahal dia dihipnotis olehku, dia merasa bangga menjadi cewe yang murahan dan memberikan tubuh telanjangnya ke cowo lain.
"Aku gesek ya memek kamu." Santi mengeluarkan kontol aku dan duduk di sampingku dan kita french kiss lagi.
"Iya sayang gesek ajaa memek aku, toh punya kamu ko." Kata Santi
Kedua jariku mulai masuk dan memutarkan di bagian dalam memeknya. Dia menahan desahanya dan lanjut mencium bibirku. Tangan yang tidak menggesek aku jadikan untuk meremas payudaranya. Sangat kenyal dan sangat enak meskipun tanganku tidak sepenuhnya memegang.
"Enak ga sayang gesekan aku?" kataku
"ENAK SYAANG AHHH GESEK TERUSS, MASUKIN TERUS SAYANGG PLISSS AHHH OHHHOUGHHH MASUKKINNNN SAYANGKU." Mohon Santi yang mulutnya terbuka, aku meludah banyak di dalam mulutnya.
Gesekan semakin cepat dan memeknya mulai memuncratkan air. Muncrat seperti air mancur, membasahi lantai marmer.
"Keluar juga kamu sayang." Aku mencium pipinya
"Iya sayang, aku suka gesekan kamu plis lakuin lagi." Santi memohon lagi tanpa ampun
"Aku mau minta nomor kamu dong sayang sekalian aku nanti kasih rekening." Pintaku yang langsung diberikan ponselnya kepadaku.
Walpapernya dirinya di depan menara effiel. Ku suruh ganti dengan tulisan " Without Sex, No Happy"
"Ih lucunya kamu walpaper aku ini" ucap Snti dengan tersenyum
"Sayang nanti malam pap tete kamu ya sambil colmek di sebelah suami kamu yang lagi tidur terus bayangin aku ya." Aku mengelus memeknya yang lengket dan basah
"iya sayangku." Santi menyenderkan kepalanya ke bahuku
"Oh ya dinda pulang kapan sayang?" tanyaku
"Oh dia pulang sorean sekarang si jam 1an jadi harusnya aman" Ucap Santi setelah melihat jam di ponsel.
"Sayang suruh mbok uti beresin deh." Kataku dengan lembut
"MBOKKJ SINI MBOKK BERSIHIN LANTAI MARMER AKU." Kata Santi dengan ketus
Mbok itu datang dengan perasaan takut. Dia tidak berani memandang nyonyanya.
"Bagaimana mbok? Santi kalo telanjang seksi ga?" tanyaku dengan tengil
"Cantik mas, Nyonya Santi sangat cantik tubuhnya." Kata Mbok yang hanya menurut saja
"Mbok kontol Erno lebih gahar daripada suami saya tahu hahaha" Terang Santi yang meraba kontolku
"Bisa aja kamu sayang." Kataku sambil menciumnya
"Aku kulum lagi ya kontol kamu sayang." Dia menjilati kontolku dengan semangat.
"nyonya ini bau pesing sekali" Mbok uti menahan bau pesing Santi dengan menutup hidungnya
"TERUS KENAPA KALAU AIR KENCING SAYA, KAMU SAYA GAJI UNTUK IKUTI PERINTAH SAYA." ucap Santi lalu melanjutkan lagi kulumnya
"maaf nyonya kalau buat nyonya marah." Mbok uti membersihkan hingga lantai marmer kembali wangi.
"SLURRRPPP KAMU SELALU ENAKK SAYANGGG KONTOLNYAAA AHHHHH SLURPPPP HMMMMM" Santi tidak malu melakukan hal itu di depan pembantunya. Sikap elegannya sudah runtuh dalam beberapa waktu saja
Kontolku mengeluarkan air mani. Dia menelan semua air maniku dan membersihakan sisanya dengan lidah. Saat aga mengering aku menutup celanaku.
aku izin pergi kepada Santi, dia seperti mau menangis memeluk diriku untuk tidak lepas. Namun aku harus melakukan tindakan ini pelan - pelan. Rasa sakit yang terburu buru hanya membuat luka sebentar. Aku ingin luka lama.
Santi melambaikan tangan di depan pintu dengan tubuhnya yang masih telanjang. Aku pergi ketika gojek datang.
"Selamat jalan tuan Erno." Ramah Pak Satpam
4710Please respect copyright.PENANAtqPKUj8ufk
4710Please respect copyright.PENANAPeZFs3Aabj
4710Please respect copyright.PENANAWJNinsaZLm
4710Please respect copyright.PENANApZPO257exh