*Prolog:*

Pada suatu waktu, dunia mengenal namanya sebagai Sang Penguasa *Archmage Terkuat* yang menguasai sihir dari lingkaran kesembilan. *Azaroth Valdornis* bukan hanya seorang mage, ia adalah simbol kekuatan yang tak tertandingi. Dengan tangan yang mengendalikan waktu, sihir yang menghancurkan dan membentuk dunia, ia memerintah tanpa lawan, tanpa tandingan.

Namun, dunia yang penuh dengan pengkhianatan tak pernah melupakan kejatuhan yang terjadi.

Dikhianati oleh mereka yang pernah mengaguminya, ia dijebak dan difitnah telah meracuni sang Kaisar, kekuatan yang ia anggap sebagai sahabat. Ketika dia terpojok, tak ada satu pun yang berdiri di sisinya. Kepercayaan, kekuasaan, dan impian masa depannya hancur dalam sekejap. Dibunuh dengan cara yang penuh dengan kebohongan, *Azaroth* membawa kematiannya dalam kesendirian—sebuah akhir yang tak pantas bagi seorang legenda.

Namun, *takdir* takkan berhenti begitu saja.

Sebelum ajal menjemput, di saat-saat terakhirnya, ia memanipulasi kekuatan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh para dewa—sebuah sihir yang mengacaukan aliran waktu itu sendiri. Dunia runtuh dan terbelah, namun ia kembali.

Bukan dalam wujud yang sama. Bukan sebagai seorang penguasa. *Azaroth kembali sebagai seorang anak berusia lima tahun.*

Dengan kenangan akan pengkhianatan dan penderitaan yang tak pernah padam, ia bersumpah untuk *membalas dendam* pada mereka yang telah menghancurkannya. Kini, dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya, dia akan menghancurkan segala yang pernah membuatnya terjatuh.

Tapi, pertanyaan yang muncul adalah—apakah dengan semua *kekuatan* yang ia miliki, *balas dendam* ini benar-benar akan membebaskannya? Ataukah justru akan menjadi *kejatuhan yang lebih besar* bagi dunia?