
Rangga bisa dibilang cowo yang baik, tapi dia malas memberikan bimbingan ke aku. Meski aku harus akui dia sangat baik, royal, dan juga bertanggung jawab. Tapi atas segala hal yang aku butuhkan. Rangga memilih untuk membiarkan aku belajar mencari sendiri.
Padahal aku kan harusnya cuma boleh ngelakuin seks sama dia doang? Dan kalo aku harus belajar cari sendiri. Berarti aku harus belajar seks sama cowo lain dong? Dan yaa Pak Azka lah yang membuat aku jadi expert. Dia gak hanya merubah aku jadi wanita amat binal.
Tapi Pak Azka juga ngajarin aku cara nyepong yang enak. Dia ngajarin aku cara ngisep buah zakar yang benar. Dia ngajarin aku cara genjot kontol cowo yang nikmat. Dia juga ngajarin aku foreplay. Semuanya, sampai aku kalo main sama Rangga udah kaya pelacur.
Dan sekarang aku sedang diajari cara woman on top. Di mana aku merasakan kontol Pak Azka masuk begitu dalam ke dinding rahim aku. Beberapa kali kontolnya mentok, menyundul dinding rahimku dengan begitu kuat. Dan ini terasa benar-benar begitu nikmat.
Bahkan rasa nikmatnya lebih terasa, ketimbang aku tiduran telentang. Kedua tanganku berpegangan tangan dengan telapak tangan Pak Azka. Aku pandangi wajahnya yang maskulin itu, sambil tersenyum manis penuh kasih sayang. Aku yang masih amatiran banget saat itu.
Dia dengan sabar ngajarin aku teknik-teknik bercinta, dia gak terburu-buru meskipun pada akhirnya kasar dan kenceng juga mainnya. Dan yang ngebuat rasa takutku hilang dengan cepat ke Pak Azka. Bukan karena aku udah kepalang sange, tapi karena dia sabar banget.
Gak nunjukin tanda-tanda akan menyerang dengan bringas. Aku ngeliat Pak Azka seolah seperti hewan jinak, yang bersedia bermain asyik bersama aku. Pujian demi pujian yang dia layangkan pun, membuat hatiku tersentuh begitu dalam. Dia juga sering menasehati aku.
“Ma—Maaf, kalo aku genjot kontol kamu gak lancar dan gak bisa cepet. Ini juga baru sebentar aja aku udah pegel, hehehe. Aku berusaha cepetin lagi genjotan memek aku yaa,” ucapku meminta maaf karena gak bisa genjot kontolnya dengan ganas seperti wanita lain.
“Gak apa-apa, sini jatuhin aja badannya di atas badan saya. Peluk saya yang erat, gantian saya lagi yang genjot memek kamu,” jawabnya sambil membuka kedua tangannya sebagai tanda ajakan untuk memeluk aku. Aku seketika langsung menjatuhkan tubuhku.
Aku jatuhkan tubuhku telungkuk di atas tubuh Pak Azka. Aku sudah percaya penuh dengannya. Aku taruh kepalaku di atas dadanya yang bidang dan kekar. Sambil kedua tanganku memegangi pinggang Pak Azka. “Hentakin yang keras, sayaang. Mentokin yang keraass.”
“Plaakkk!!”
“Aaahhh!!” Dari bawah Pak Azka mulai menggenjot vaginaku. Digenjot dengan ganasnya vaginaku dari bawah. Aku peluk pinggang Pak Azka sekuat tenaga. Sambil menahan betapa nikmatnya memek aku dihantam puluhan kali seperti ini. Aku semakin terbuai suasana.
Saat aku sedang menikmati genjotan kontol Pak Azka di memekku. Tiba-tiba saja handphoneku berbunyi di atas kasur. Tepat di samping tubuhku dan Pak Azka. Aku melihat Angga menelfonku, aku seketika merasa bingung. Aku ingin mengangkat telfon dari pacarku itu.
Tapi aku takut dia sampai tau, bahwa kekasihnya ini sedang dientot habis-habisan oleh orang kepercayaan keluarganya. Aku memutuskan untuk menghiraukan telfon Angga. Pak Azka juga terlihat gak peduli. Dengan telfon handphoneku yang terus berdering keras.
Aku ciumi dada Pak Azka yang berotot itu, aku hisap putingnya yang kecil. Kedua pantatku diremas dengan sangat keras. Dinaik turunkan oleh kedua tangan Pak Azka dengan entengnya. Cairan vaginaku terus menerus keluar, membasahi perut sampai paha Pak Azka.
“Aaahhh! Aaaahh! Pak Azkaaa, kayanya kita harus segera selesaii. Cowo aku udah nelfonin. Takutnya dia udah deket rumah. Be—Besok kita lanjut lagi yaa? Aku juga hampir orgasme lagi. Aku udah ngerasa mau orgasme lagi,” ujarku mengatakan ini kepadanya.
“Iyaudah gak apa-apa. Kalo gitu saya juga keluarin sperma saya yaa. Saya juga udah gak tahan, memek kamu sempit banget. Besok saya gak di rumah, paling minggu depan lagi. Atau kamu bisa dateng ke kantor perusahaan ibunya Angga,” jawab Pak Azka kepada aku.
Aku mengangguk pelan, aku memperbolehkan Pak Azka ejakulasi di dalam vaginaku. “Ke—Keluarin aja di dalem, Pak. Na—Nanti kalo saya hamil. Aaahhh… Aaahhh… Nanti kalo saya hamil, Bapak harus nikahin saya. Dan ngentotin saya kaya gini setiap hari, sampai tuaa.”
Pak Azka menggeleng pelan, dia tertawa kecil dan langsung menolak perasaan aku. “Hahaha, saya gak ada niatan nikah sama anak muda. Tanpa menikah pun, kamu bisa nikmatin kontol saya. Asal kamu memang butuh perjuangan lebih, nyamperin ke tempat saya berada.”
“Iyaaahh… Iyaaahh.. Nanti saya samperin Pak Yanuaar. Aaahhh! Aaahhh! Aku mau keluaar Paak! Aku mau keluar lagii! Aaahhhhh!!!” Seluruh tubuhku seketika gemetar hebat, langsung keluar cairan vaginaku dengan sangat deras. Tepat di atas tubuh Pak Azka saat itu.
Pak Azka tidak menghentikan genjotan kontolnya, dia terus menggerakkan pantatku dengan kecepatan tinggi. Aku yang sedang orgasme, dientot kenceng kaya gini malah gak selesai-selesai orgasmenya. Tapi untungnya 1 menit kemudian, Pak Azka mencapai klimaks.
Aku merasakan kedua pahanya gemeteran, dan dia menghentakan penisnya beberapa kali ke vaginaku. “Aaahhh!! Aaaahh!! Aaahhh!!” Pak Azka mendorong pantatku ke bawah dengan sangat keras. Hingga kepala penisnya menyodok dinding rahimku dengan sangat kuat.
Dia tumpahkan seluruh spermanya, tepat di dinding rahimku. Rasanya hangat banget, cairan spermanya terasa hangat dan melimpah. Ditekan terus dinding rahimku, pakai kepala penisnya. Sampai ejakulasinya selesai satu menit kemudian. kami terkulai lemas.
Sebelum berpisah dan bertemu lagi minggu depan, aku sempatkan untuk berciuman mesra dengan Pak Azka. Aku hisap lidahnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Setelahnya aku pandangi wajahnya yang maskulin dan sedikit sangar itu. Aku menyukainya.
“I love you, Pak Azka.” Aku kecup pipi kanannya dengan mesra, dan berpelukan erat dengannya. Dengan kondisi penisnya masih menancap di vaginaku. Dalam posisi masih berada di atas pangkuan Pak Azka. Aku benar-benar merasa sangat puas dientot sama dia.
Aku telfon balik Rangga, dengan kontol Pak Azka masih menancap di vaginaku. Dan gak lama Rangga langsung mengangkat telfonnya. Dan aku berbincang dengan Rangga, tanpa dia tau memek kekasihnya itu baru saja dicreampie oleh pria lain. Maafkan aku yaa.
Rangga kalo suatu saat kamu mengetahui hubunganku dengan Pak Azka. Semoga saja kamu bisa memaafkan aku. Yang aku harapkan, kamu bisa lebih baik dari Pak Azka. Bisa memuaskan aku dengan lebih hebat. Dan bisa membuat aku lupa dengan pria 40 tahun ini.5899Please respect copyright.PENANAXVTBw1f1Tq
5899Please respect copyright.PENANAWBcVsI85Ie