Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3feIo6oAB
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkKwqJCW4s
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqraAscRBq
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhL6Phiderf
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr5IOs19fep
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡesvQJz6ibe
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDv6QE0b0E4
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLHHwZRRX2
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYV1NqumHk
“Iya mang.. hayu…”. 178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRtRtMK5c4s
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡam9SLcyGup
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxrzFp6pwB
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqw2rzoZU3q
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMvTYi8Bad
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qOzZoYKfB
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzMXBPRiNC2
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAweXuAlvXD
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpRF6QdFF8
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSOilqLgvkC
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59vWNuJF5d
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXvf1YVMky
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCB8as92mT
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpwJGzyG4X0
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQ2HdY3jPN
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT8o1yhE8eD
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyP9HIdTgCB
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnu50RMUaD
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW76SqxKW5B
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQq667wX3cq
“Sungguh indah,” batinku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyBr8PPfCF
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ZlIXGGbGO
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR8e2yooSnH
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlXrh6giDR
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2MLF008p2h
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ1bVzqCnO5
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡth62GO5fLb
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uOZtkykoD
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSU4IfPKlqF
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNorMtKBt4
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0D0dQHpiZ
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1JxVglXkuv
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvrQgBeLDC
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3M0M5v9Qx
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf2S9wDbPHN
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFvr0lya5A
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CukymcCcf
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhFqvwT5qvV
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbXPob29BB6
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KO4tZyB2K
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx01OvuTMic
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxpTet2Qog
“Masa?” Cecar bi Ijah.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWQUbvShCL
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1odiHAz6bZ
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSTJjPTH1t
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrG6Cm2YPhs
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUgiXB5a7vB
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nkWFwEY3l
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxVJLTB4aFV
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPDus56omwf
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgY8IFq1NQ9
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSp9u4HxdNo
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCc2re8CK3u
“Mangga bi.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjsXvEUqYKI
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmPOyhIhASy
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXTQmfKWZo
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8lw7JmtQes
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KUkenn5gZ
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7LGk77ntH
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8KcEC3F9M4
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqZlaOVuJCD
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz5Q9UkZJ00
Dug…dug…dug…178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn5I8nZiHu1
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd7DsTbaaxM
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbk1U7fAE9f
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLBCGiJ5bqo
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcSMh5MAz1J
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYSTjfpg7lT
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJiDb87VRv
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSvKiPYPTW
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Q01ZIEdU0
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UJvtqGEov
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP17L2tJpm6
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa2XZnL6wEN
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxXzH4qq5pr
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNaltEWtjdl
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsQWPgXUqL
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7Kr8gXl72
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUZBYPUKhR
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxQltyxWzV
DUG DUG DUUUUG.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Totg3M8SL
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmAazeJdtl7
Croooottttt…178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKsc3c4mT7O
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsQ1t8L8fQ
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweWV5SjPKj
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrCiqCv95Uj
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZ517B9VoZ
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEx0l0di7h0
Waktuku pun terasa melambat.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4WnYioQKF
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YMvhtnZMW
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO0FvsF6ZFS
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXPF3Ga5LV6
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1Xh4uUyiz
“I..iya bi. hehehe..”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzBd3V2jZ0
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGGObkvAQ6D
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsK8dW3wP1e
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIMgk9z9El3
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaSDQLMW1o
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1m7SlOHw4k
Aku segera meloloskan semua pakaianku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYwxt8XgKG
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbqQ0WdVHc
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWwPh9K9BRq
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZd6jpIE6Jo
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLn2roCB2u
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHwwGjl7N3L
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTAIsuHhWTw
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPgUO4Sjcn
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhtcFqnAON6
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9SZkfloCw
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYA1sdFbAz
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu3jZSAtAMt
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZ7waqe8g4
“Ibu…”178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtcUDCNORr
178Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH6lXSVKFzM
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
