.
"Masuk bu, Dionnya udah nungguin di dalam." Sapa Airin ramah mempersilahkan Eva masuk ke dalam rumah.21387Please respect copyright.PENANABvwsg5U3Q8
Sore ini adalah hari pertama Eva bekerja sebagai guru les Dion, anak bungsu Airin dan Fahri. Dion masih berumur 5 tahun 6 bulan yang saat ini tengah mempersiapkan diri masuk SD.
Bukan main-main keluarga Fahri mempersiapkan Dion. Saat ini SD yang menjadi impian mereka adalah SD swasta yang ketat akan seleksi masuknya. Banyaknya Pesaing dan minimnya yang diterima terlalu kontras perbedaannya. Segala hal Fahri dan keluarga lakukan agar Dion mampu tembus masuk sebagai siswa di SD tersebut. Mungkin tesnya tidak akan sulit, soal apa sih yang akan mereka berikan untuk anak umur 6 tahun? Namun semudah apapun itu, harus ada persiapan untuk anak-anak yang baru pertama kali masuk kelingkungan sekolah.
Eva merupakan salah satu guru dari SD itu. Seharusnya praktek les di luar jam sekolah tidak di perbolehkan apa lagi dalam hal Dion, dia merupakan bakal murid yang harus bersaing dengan calon murid lainnya. Namun Eva nekat, karena ada hal yang harus dia lakukan. Ada maksud yang harus dia tunaikan. Ada miliknya yang harus dia rebut kembali.
Mengetuk pintu tiga kali setelah itu membukanya tanpa menunggu respon dari pemilik kamar. Eva memberi salam pada dion yang telah siap dengan alat tulisnya. Dari yang terlihat Dion termasuk anak yang disiplin. Tatanan buku dan alat tulis yang rapih, serta cara duduk anak itu yang tegap. Ok, sepertinya semua hal akan mudah untuk Eva.
"Baik Dion, udah siap belajarnya?" pertanyaan awal Eva berikan agar Dion tidak terlalu tegang.
"Iya bu. Dion udah siap. Hari ini kita belajar apa bu?" Dari caranya bertanya balik. Eva simpulkan dion anak yang mudah penasaran dan tak segan bertanya.
"Hari ini kita belajar mengenal hurud dulu yah sayang. Lima huruf pertama dulu kalau sudah paham nanti di tambah." jelas Eva.
"Wah iya bu. Tapi, bu kenapa harus lima? kenapa nggak semuanya aja. Jadi cepet selesainya." Tanya Dion penasaran namun tetap membuka buku abjadnya.
"Pelan-pelan Dion. Kalau hapal sekaligus nanti cepet lupanya."
"Oh gitu yah bu. Padahal kan sama saja. tetep di pelajari semuanya." bantah Dion. Okey terpantau anak ini kritis.
"Iya memang efisien kalau sekaligus tapi nanti kamu mumet lalu jatuhnya cepet lupa. Sama kayak kalau kamu makan kunyahnya sedikit-sedikitkan bukan sekalikus telen sepiring? Supaya kamu tidak tersedak lalu sakit." jelas Eva sabar.
"Ohhh paham bu." Akhirnya tidak ada bantahan lagi dari Dion.
Eva membuka buka abjad yang dia bawa dari rumah lalu mengarahkannya pada Dion. "Dion udah pernah lihat huruf belum?"
"Udah bu. Di Playground pernah liat tapi Dion belum bisa tulis dan kadang lupa namanya. Soalnya fokus hapalin aja sambil nyanyi."
"Wahh, bagus dong. Ibu jadi tidak ribet untuk mulainya. Dion udah pinter jadi ibu sisa ajarin Dion supaya tambah pinter"
Saat Eva melakukan kegiatan belajar mengajar di kamar Dion. Mercedes-Benz C-Class terpakir di halaman rumah yang menandakan ayah dari Dion atau Fahri sudah pulang dari kantor.
Airin yang mendengar bunyi mobil suaminyapun mempersiapkan diri untuk menyambut suaminya di depan pintu. "Assalamualaikum mas. Tumben mas cepet pulang? nggak lembur lagi mas?" Airin menyalami tangan suaminya lalu mengambil jas dan tas yang suaminya tenteng.
"Iya sayang. Hari ini kebetulan tidak ada lembur jadi bisa cepet pulang. Kok sepi, Rion sama Dion mana?"
"Rion lagi main kerumah David mas. Kalau Dion lagi belajar di kamar. Hari ini lesnya udah mulai."
"Jadi yang? guru yang waktu itu? Yang dari SD Garuda kan? Nggak bahaya kan ini yang? takut ketahuan."
Fahri sedikit cemas akan praktek les ini. Jika ketahuan dan orang tua murid lain memberatkan, bisa-bisa Dion tidak memiliki peluang untuk mengikuti tes.
"Aman sayang. Guru ini juga kan yang kontak aku duluan habis liat loker yang aku pasang di IG. Nggak nyangka aja followers aku ada guru dari SD Garuda. Malah kita untung banyak karena dia mau kasih Dion les. yang penting nggak ribut aman kok sampai Dion tes."
"Semoga aja yah bisa lancar." ucap fahri sambil melangkah ke dapur untuk mengambil minum.
"Ini untuk Dion dan gurunya yang?" tanya Dion sambil menunjuk buah, segelas susu dan secangkir teh diatas nampang.
"Iya. Aku baru mau bawain ke kamar Dion. Mereka udah belajar 30 menit harusnya sih ku bawain dari tadi tapi ada kerjaan."
"Aku aja. Aku juga mau liat cara guru itu mengajar. Enak aja inikan guru pertama anakku, harus sering-sering di cek yang takut Dion di apa-apain."
"Ya nggak lah yang. Kita tau tempat dia kerja. nggak mungkin berani ngapa-ngapain Dion. Yaudah yang tolong yah, aku juga mau lanjut masak."
Fahri tak menjawab lagi dan bergegas membawa nampan yang berisi buah tadi ke arah kamar Dion. Mengetuk pintu dan menunggu di bukakan agar tidak terkesan terlalu mengganggu, Fahri bersabar di depan pintu.
Pintu terbuka dari dalam dan menampilkan sosok yang membuat Fahri kaget. Sosok yang selama ini dia coba lupakan dan dia usahakan agar tak bersinggungan lagi.
.
Hening setelah pintu terbuka sudah berlangsung cukup lama. Dua orang yang saling berseberangan di dekat pintu masih saling menatap tanpa ada yang mau mengakhirinya.
"Kam-u. Kamu apa kabar?" Fahri akhirnya memecah keheningan duluan.
Eva yang ditanyaipun akhirnya sadar dan mengambil resiko dengan melangkah maju keluar dari pintu lalu berhambur kepelukan Fahri.
Tangis yang awalnya hanya berupa embun di mata akhirnya luruh juga dengan deras. Isakanan Eva membuat fahri panik takut ketahuan Airin. Satu tangan yang awalnya lepas dari nampang karena kaget terangkat untuk merangkul Eva balik sedangkan tangan yang satunya yang memegang nampang dia angkat tinggi agar tidak mengenai kepala Eva lalu menarik Eva masuk kedalam kamar Dion.
"M-Mas. Mas. M-M-Mas ... Aku kangen" Cicit Eva terbata sambil mengeratkan rangkulannya.21387Please respect copyright.PENANABBxHj0d2vd
21387Please respect copyright.PENANABjgF3TfyIz
21387Please respect copyright.PENANAySnEq5SFOQ
Fahri yang kewalahan dengan pelukan Eva pun maju membawa Eva ke meja belajar Dion lalu menyimpan nampan yang ia bawa.
"Dion istirahat dulu yah sayang. Minum susu dan buahnya dulu." Fahri memerintahkan Dion setelah menyadari tatapan anaknya yang dari tadi kebingungan dengan tingkah guru lesnya yang begitu tiba-tiba. "Ayah tenangin ibu guru dulu. Tadi ibu kaget soalnya ada kecoa yang lewat." Lanjut fahri menjelaskan agar Dion tidak curiga.
"Ibu juga takut kecoa ya. Dion juga takut. Biasanya Dion lebih keras nangisnya. Ayo Ayah ibunya dipeluk kasian." Saran Dion ke Ayahnya tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Iya sayang. Dion balik aja lanjut dimakan cemilannya ya."
"Iya Ayah"
Dionpun berbalik dan anteng memakan buah dan susunya.
Fahri terduduk di pinggir ranjang Dion dengan Eva di pangkuannya. Eva masih terisak walaupun tangisnya sudah tak sederas tadi. Dion dengan sabar memeluk pinggang dan mengelus punggung Eva. Menunggu sang wanita untuk lebih tenang.
Eva mengangkat kepalanya dari perpotongan leher Fahri. Menatap Fahri dengan mata sayu sambil mengelus rahangnya dengan sebelah tangan. Tak puas hanya menggunakan satu tangan. Eva menangkup muka Fahri sambil mengelusnya lembut. Fahri hanya memejamkan mata sambil menikmati belaian tangan Eva.
Eva dengan nekat mengambil langkah pertama dengan mencium Fahri dengan pelan. Air mata Eva jatuh setelah menyentuh bibir Fahri dari sekian lama. Fahri yang merasakan ciuman Eva di bibirnya kehilangan akal dan melupakan sekelilingnya. Dengan melupakan istri yang memasak di dapur, melupakan anak yang sedang makan didepannya. Fahri membalas ciuman Eva dengan dalam. Melumat bibir Eva dengan rakus. Eva yang merasakan sedotan Fahri pada bibirnya pun mengerang lega lalu memberi celah untuk Fahri memperdalam ciumannya. Menyadari Eva membuka mulutnya Fahri menjejalkan lidahnya masuk kedalam mulut Eva. Mencari lidah Eva untuk diajak menari bersama. Melepas rindu sepuluh tahun tak bertemu.
"eunghh" Eva mengerang merasakan pinggulnya diremas oleh Fahri. Membalas remasan Fahri dengan gerakan menggesek selangkangan mereka dan memberi nikmat yang semakin menyesatkan pasangan itu. Mereka saling membelit, bertukar liur, saling menggesek, meremas yang bisa digapai tanpa menyadari pandangan Dion terarah pada mereka dengan tatapan penasaran.21387Please respect copyright.PENANAPrgWHzY8gQ
21387Please respect copyright.PENANAUeuWPaMfnA
21387Please respect copyright.PENANA3aK3P2iAf8
"Ayah lagi apa sama Ibu guru? Ayah mau makan Ibu?" Pertanyaan Dion menarik dua orang itu kembali.21387Please respect copyright.PENANAGmfO2JiqIr
21387Please respect copyright.PENANABMZk2Uemdm
21387Please respect copyright.PENANAXLihj8HDC5
Fahri melepas pagutan mereka dengan tidak rela. Mengatur pernapasan dan melekatkan dahinya pada dahi Eva. Menarik Eva dalam pelukan. Fahri mencoba membalas pertanyaan Dion. "Ibu guru kalau takut harus diisap lidahnya sayang." Jawaban konyol yang ia beri tak disangka Dion terima dengan anggukan mengerti.21387Please respect copyright.PENANABjqMQ55Tmm
21387Please respect copyright.PENANAnqtpeXG5Pv
21387Please respect copyright.PENANAgjtRApdGsf
"Lanjut aja Ayah. Ibu guru sepertinya masih takut. Ibu guru masih sesek napas keliatannya. Aku mau lanjut hapalin huruf yang ibu kasi tadi." papar Dion mencoba memberi pengertian.21387Please respect copyright.PENANAieOGMXJcnA
21387Please respect copyright.PENANAgMGQKO1G5v
21387Please respect copyright.PENANAFCWunzriky
"Iya sayang. Ini Ayah mau bantu Ibu guru dulu."21387Please respect copyright.PENANAwJSm0Vqv6J
21387Please respect copyright.PENANA7sMtZsOlGF
21387Please respect copyright.PENANAHBP9ryWuFz
Eva yang mendengar percakapan pasangan anak dan ayah itu hanya mengeratkan pelukannya pada Fahri. Maaf Dion, Ibu egois dulu.21387Please respect copyright.PENANAQv054G9yI0
21387Please respect copyright.PENANAKlML19BZtD
21387Please respect copyright.PENANAGBig28oLk8
Dion yang berbalik kembali kearah meja belajarnya membuat fahri menangkup wajah Eva dan mengelusnya lembut pipi Eva dengan ibu jari. "Kamu kenapa bisa sampai di sini sayang?".21387Please respect copyright.PENANAP0drre9nDP
21387Please respect copyright.PENANAYbwTzt83DR
21387Please respect copyright.PENANAXlVQQkzl4J
"Aku terlalu rindu Mas. Aku udah nggak tahan nanggung rinduku buat kamu. Maaf aku nggak bisa tepatin janji aku untuk nggak muncul lagi depan kamu. Aku terlalu cinta sama kamu mas. Tolong jangan hukum aku kayak gini." Eva kembali menangis karena mencoba menjelaskan keberadaannya di rumah Fahri. Mengapa sampai dia nekat untuk menemui Fahri melalui alasan menjadi guru les anaknya. Selama ini Eva belum bisa move on dari Fahri. Dia memantau fahri dari updetan IG istri Fahri. Karena, tidak sanggup membendung rindu lagi dan didukung dengan keadaan. Eva nekat mendaftar sebagai guru les Dion melalui istri Fahri.21387Please respect copyright.PENANAhFPy1jp1Gn
21387Please respect copyright.PENANADaRr4TvgVz
21387Please respect copyright.PENANAk5ClXFcOVK
"sssttt... Sayang.." Fahri mencoba meredakan tangis Eva yang pecah kembali. "Maafkan Mas sayang. Maafkan Mas yang tidak mencoba mendatangi kamu duluan. Maafkan Mas sampai membuat kamu seperti ini. Tapi perlu kamu tau. Mas juga sama menderitanya seperti kamu. Mas juga menanggung rindu sebesar rindu kamu sayang. Mas cinta kamu dan akan selalu begitu."21387Please respect copyright.PENANADjCIs659gQ
21387Please respect copyright.PENANAAOpfR1lIU7
21387Please respect copyright.PENANADluViFk4lK
Mendengar ungkapan Fahri Eva kembali mempertemukan bibir mereka melumat lebih rakus dari ciuman sebelumnya. "ah.. ah.. Mas aku mau kamu sekarang." sambil terengah Eva melepaskan ciumannya.21387Please respect copyright.PENANA5PyYCofu3e
21387Please respect copyright.PENANAoyiXh1v5Vs
21387Please respect copyright.PENANAgDRuGYZtwx
"Tapi ada Dion sayang." Fahri melirik Dion sebentar sambil memberi pengertian kepada Eva.21387Please respect copyright.PENANAhyqzc7xS7f
21387Please respect copyright.PENANAG3oXCQx22O
21387Please respect copyright.PENANA2Ien3ikyGy
"Dion juga gak bakal ngerti Mas. Mas mau aku memohon lagi?" Masih keras dengan kemauannya Eva merengek dan mencoba bergerak menggesek diatas pangguan Fahri sambil memberi kecupan-kecupan basah dirahang dan cuping Fahri.21387Please respect copyright.PENANATAVWtFOHy8
21387Please respect copyright.PENANAhzMLzcBYAo
21387Please respect copyright.PENANACjBx0eVugo
"ngggg...." Fahri menggeram. Oh. Eva masih mengingat letak kelemahan Fahri.21387Please respect copyright.PENANAW9s1WjWZqR
21387Please respect copyright.PENANAKI04Otcbnf
21387Please respect copyright.PENANA0oeSJFNFmK
Tidak sanggup menerima segala godaan-godaan Eva. Fahri membuang segala akal dan menuruti birahinya.21387Please respect copyright.PENANAFhy322VoOS
21387Please respect copyright.PENANAtCtZ2RIGDf
21387Please respect copyright.PENANAF46VFiQ0jM
Mencoba menghentikan pergerakan Eva dengan cara meremas pinggangnya "Oke sayang. Mas akan kontolin memek kamu lagi. Kontol Mas akan pulang ke rumahnya." hilang sudah kewarasan Fahri dengan keluarnya kalimat vulgar yang selalu mereka gunakan pada saat-saat seperti ini dahulu.21387Please respect copyright.PENANAVKi62jeAgb
21387Please respect copyright.PENANANYtpt0S3Jg
21387Please respect copyright.PENANAJlZmbsbqfy
"Iya mas. Aku butuh kontol kamu untuk kontolin aku lagi. Nggak pernah ada kontol setelah kamu di memek aku mas. Hanya kamu yang punya memekku ini."21387Please respect copyright.PENANAvg3ZTaYN48
21387Please respect copyright.PENANACr20x4qliJ
Mendengar kata-kata kasar yang di ucapkan Eva. Fahrisudah tidak memperdulikan disekitarnya lagi. Dia kembali melumat bibir Eva yangribut mendesah dan menghisap lidahnya lantas Fahri mengulum bibir atas danbawah Eva.21387Please respect copyright.PENANApPFwcPfrZv
21387Please respect copyright.PENANA4lgUAMDv8G
.
.
.
NEKAT BOOK 1 (1-END) DI TRAKTEER
21387Please respect copyright.PENANAJbxKwfwvMF