
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9748Please respect copyright.PENANAmSrxni8dhU
9748Please respect copyright.PENANATOu1gY3e4V
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9748Please respect copyright.PENANAJmWdOFfCNd
9748Please respect copyright.PENANAjxZe3yrswO
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9748Please respect copyright.PENANAkzftpURmqc
9748Please respect copyright.PENANAJoRKHVn2Gk
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9748Please respect copyright.PENANAAi7MkvJD1h
9748Please respect copyright.PENANAHKeOKcvsEZ
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9748Please respect copyright.PENANAg0uVdF54dH
9748Please respect copyright.PENANAoB2yjJKvEV
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9748Please respect copyright.PENANAsB1ycuF2mb
9748Please respect copyright.PENANA8kAAdzFCKr
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9748Please respect copyright.PENANApIBG7hx1bL
9748Please respect copyright.PENANAX2XxlnzKEq
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9748Please respect copyright.PENANAmIpLelO9UT
9748Please respect copyright.PENANAq3c4zEn1Di
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9748Please respect copyright.PENANAdI8gusZ69J
9748Please respect copyright.PENANAecjdcV6tgQ
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9748Please respect copyright.PENANAvwSSqmMlPp
9748Please respect copyright.PENANAxVx1QwHOpg
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9748Please respect copyright.PENANAGNwecqhrzQ
9748Please respect copyright.PENANAiUe01uERMT
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9748Please respect copyright.PENANA6I7AU7Ls9T
9748Please respect copyright.PENANAZdpGmVMdeR
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9748Please respect copyright.PENANAfr1wE2jMVb
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9748Please respect copyright.PENANAdkG1t4ZYrK
9748Please respect copyright.PENANAGcVc8YbHZf
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9748Please respect copyright.PENANAfWF7oeQxtB
9748Please respect copyright.PENANAfi4h5z6uhJ
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9748Please respect copyright.PENANAcqHCm0hZLl
9748Please respect copyright.PENANAiy8eabUhrZ
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9748Please respect copyright.PENANAcytc7FJB5o
9748Please respect copyright.PENANAL0Dai9Kww0
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9748Please respect copyright.PENANAsdiDzKf9Sb
9748Please respect copyright.PENANA2mCyCBOKuO
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9748Please respect copyright.PENANApzS93EAfQU
9748Please respect copyright.PENANABkcD1L3FZx
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9748Please respect copyright.PENANAow18KuVC9T
9748Please respect copyright.PENANA3DxYXiqP88
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9748Please respect copyright.PENANAic1aQzyFnc
9748Please respect copyright.PENANAG8l7D6MeXi
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9748Please respect copyright.PENANARHdcvSP25O
9748Please respect copyright.PENANA5VnnzpoHRb
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9748Please respect copyright.PENANAYxJV3Ntrcd
9748Please respect copyright.PENANAOEPiESqplh
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9748Please respect copyright.PENANAK3CTc0g7qw
9748Please respect copyright.PENANACDHvdoKHIP
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9748Please respect copyright.PENANAj6Q0EsTzWS
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9748Please respect copyright.PENANA6mR0g4Eo7j
9748Please respect copyright.PENANAZg1DiQ9vtx
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9748Please respect copyright.PENANA8hyYUU9v9P
9748Please respect copyright.PENANAtSPRFydbuY
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9748Please respect copyright.PENANA4vWgAcSc6s
9748Please respect copyright.PENANAyZTIExojQQ
“Iya Bu…”
9748Please respect copyright.PENANATzPBSyaerK
9748Please respect copyright.PENANAjUGi53XV3x
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9748Please respect copyright.PENANAb5gb17nQwr
9748Please respect copyright.PENANAy1T69IdjWL
“Dibawa keluar Bu?”
9748Please respect copyright.PENANAM1jzOrQ1OQ
9748Please respect copyright.PENANAr3INFVuuw2
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9748Please respect copyright.PENANARRQOmrdBVr
9748Please respect copyright.PENANA1M9I6SgxJ4
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9748Please respect copyright.PENANAPaoWrIu35n
9748Please respect copyright.PENANAQ2SkaARtuC
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9748Please respect copyright.PENANAeXlzwuQrPc
9748Please respect copyright.PENANAmnZgLMOFTB
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9748Please respect copyright.PENANAd3mjaoEvWP
9748Please respect copyright.PENANAKxdKzPE0tk
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9748Please respect copyright.PENANAGB8L48VP5V
9748Please respect copyright.PENANAumDWVRlGqX
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9748Please respect copyright.PENANAMRHFuCc1D6
9748Please respect copyright.PENANAxF6o4UAijZ
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9748Please respect copyright.PENANAe2mG4koOOn
9748Please respect copyright.PENANAFAzK50yXZM
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9748Please respect copyright.PENANA2Aqr7UjYAC
“oh..”
9748Please respect copyright.PENANA21Srmon79p
9748Please respect copyright.PENANA5ITLZ1mjXX
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9748Please respect copyright.PENANAqQchKXr1Kg
9748Please respect copyright.PENANA4PvEX2b5Qv
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9748Please respect copyright.PENANAl4quJu7CRq
9748Please respect copyright.PENANAI8Z0Q7TKcG
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9748Please respect copyright.PENANAlFvdA8i1xV
9748Please respect copyright.PENANA279sjEouVb
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9748Please respect copyright.PENANAkCR9o14X89
9748Please respect copyright.PENANArVVmiuJq41
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9748Please respect copyright.PENANA7r7V6Z3LBR
9748Please respect copyright.PENANAD4L8mLdtXb
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9748Please respect copyright.PENANAilFtWeAbcL
9748Please respect copyright.PENANAekYWcoJZ6k
“I…Iya neng…”
9748Please respect copyright.PENANA7zDC36QkuZ
9748Please respect copyright.PENANAQRWawIiLw0
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9748Please respect copyright.PENANAJWq3sD8NKF
9748Please respect copyright.PENANAnBExYYwDqq
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9748Please respect copyright.PENANAPFsjISrXvX
9748Please respect copyright.PENANAhjFUZYgSr7
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9748Please respect copyright.PENANAAEYxoML1Lx
9748Please respect copyright.PENANATK8CzJKrNj
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9748Please respect copyright.PENANAFHW35Mlyx9
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9748Please respect copyright.PENANAIpxObCtBmQ
9748Please respect copyright.PENANAmVH8Qe1DJp
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9748Please respect copyright.PENANAa7BaKvaZdB
9748Please respect copyright.PENANAKysLOFzBR3
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9748Please respect copyright.PENANAUOUf8SWXUb
9748Please respect copyright.PENANAU4X81Mq1ee
“Tidak usah neng.. “
9748Please respect copyright.PENANADUd7YXCmB1
9748Please respect copyright.PENANAg8UqCslGme
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9748Please respect copyright.PENANAKfaoFeumKB
9748Please respect copyright.PENANAZvNyUXwPIH
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9748Please respect copyright.PENANAQB1p1Zyyj5
9748Please respect copyright.PENANAwkO4WL4GGf
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9748Please respect copyright.PENANANhqmRqUJ7Z
9748Please respect copyright.PENANApBmiFt5d9k
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9748Please respect copyright.PENANAVwvttN76v6
9748Please respect copyright.PENANAxm3ugeDqYf
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9748Please respect copyright.PENANALamNgWxscT
9748Please respect copyright.PENANAFLUK4OZfVL
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9748Please respect copyright.PENANAW65gRqqqdd
9748Please respect copyright.PENANA77MRcXc0hY
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9748Please respect copyright.PENANAygULDl8S7L
9748Please respect copyright.PENANAM7157UJxTC
9748Please respect copyright.PENANAmBPpcMhTAn
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9748Please respect copyright.PENANAEZLhYdZQVr
9748Please respect copyright.PENANAintGAdAonT
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9748Please respect copyright.PENANAhz5ojweM10
9748Please respect copyright.PENANAvRigfxoGq0
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9748Please respect copyright.PENANAyLFPXp9C4d
9748Please respect copyright.PENANATJovHHkn0m
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9748Please respect copyright.PENANA2921zWeyvQ
9748Please respect copyright.PENANAdwWwPKaI6g
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9748Please respect copyright.PENANA9rK1UDW8dx
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9748Please respect copyright.PENANAs5ECk6uTAS
9748Please respect copyright.PENANAj9VnUQze6n
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9748Please respect copyright.PENANA4fnXZDLaJX
9748Please respect copyright.PENANAzQAfnXzVU7
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9748Please respect copyright.PENANA2R2nMXPUgb
9748Please respect copyright.PENANAFE9VRw4bqb
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9748Please respect copyright.PENANArjv13VciPf
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9748Please respect copyright.PENANAmYfBrc3YIO
9748Please respect copyright.PENANAPAVk08emzG
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9748Please respect copyright.PENANAH8ecQWkMrC
9748Please respect copyright.PENANAvLjjiKtV0G
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9748Please respect copyright.PENANAE4Tzd4Whxf
9748Please respect copyright.PENANA4wcMCV2WUI
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9748Please respect copyright.PENANAAWeWMx5OnJ
9748Please respect copyright.PENANA4DkqVFoOJf
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9748Please respect copyright.PENANAcAS6oDM0jc
9748Please respect copyright.PENANAEum1wUIKTb
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9748Please respect copyright.PENANA7ezAmBAZsY
9748Please respect copyright.PENANAXdhx3Bp68Y
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9748Please respect copyright.PENANAM5eQLFQzwY
9748Please respect copyright.PENANAVMW3wQhetO
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9748Please respect copyright.PENANArF4vZUVugM
9748Please respect copyright.PENANAWa6s6O5mcT
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9748Please respect copyright.PENANAIU8bO2QwvB
9748Please respect copyright.PENANAiYNVYPQxsM
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9748Please respect copyright.PENANAYoLfTfOo6c
9748Please respect copyright.PENANANcd9U8Q89D
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9748Please respect copyright.PENANASCdWoF5Huk
9748Please respect copyright.PENANADxE3Ze97Fu
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9748Please respect copyright.PENANAOSLsOUip2g
9748Please respect copyright.PENANAkG6P3sfIr1
“Kek… ?” Panggilku
9748Please respect copyright.PENANA9OKPmLhjI2
9748Please respect copyright.PENANAHap5NMZRG6
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9748Please respect copyright.PENANAeJYdA0yPD5
9748Please respect copyright.PENANArVRO4S5wtG
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9748Please respect copyright.PENANAXADZz505fC
9748Please respect copyright.PENANA4teuWwGAoM
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9748Please respect copyright.PENANAaSyiwl96zh
9748Please respect copyright.PENANAeBkJzmaVmP
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9748Please respect copyright.PENANASeKC7XgrOf
9748Please respect copyright.PENANA30CnLaB4Oi
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9748Please respect copyright.PENANANVmWTaNFnr
9748Please respect copyright.PENANAvz5E1P6wIj
9748Please respect copyright.PENANAPIuLaxjxvS
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9748Please respect copyright.PENANAekyAgV8lyf
9748Please respect copyright.PENANAO25CVu2Pje
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9748Please respect copyright.PENANAvyfx8XFSm9
9748Please respect copyright.PENANARO49bDkfPP
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9748Please respect copyright.PENANALeAId7buXj
9748Please respect copyright.PENANAASs26tf65s
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9748Please respect copyright.PENANAucaMnYq2xM
9748Please respect copyright.PENANA1DV4nCBi6l
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9748Please respect copyright.PENANABBTXp7KzLG
9748Please respect copyright.PENANAj0EMOAKokj
9748Please respect copyright.PENANAYgRzYDU4R8
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9748Please respect copyright.PENANAJWEjLJ9WwT
9748Please respect copyright.PENANA7lnbGCb1N1
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9748Please respect copyright.PENANAWqW0bjW8rY
9748Please respect copyright.PENANAikXxW4XBsj
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9748Please respect copyright.PENANARBaEkqnxjC
9748Please respect copyright.PENANAMlDW8xwrXC
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9748Please respect copyright.PENANAIhAckBibaF
9748Please respect copyright.PENANACN4xN4vmam
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9748Please respect copyright.PENANAGhkhwOopHr
9748Please respect copyright.PENANAAiRKObNqYr
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9748Please respect copyright.PENANAvqJKJecX5Q
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9748Please respect copyright.PENANAetOsw8GP8P
9748Please respect copyright.PENANArW87Lhttqj
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9748Please respect copyright.PENANAITUYQP52zK
9748Please respect copyright.PENANAiuLnVD21QH
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9748Please respect copyright.PENANA3JzncPCk9v
9748Please respect copyright.PENANA6ljURDcBPr
9748Please respect copyright.PENANARGF2upZJ83
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9748Please respect copyright.PENANAKSj13OrAJ6
9748Please respect copyright.PENANAXE2rrwWVRx
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAWmCtV82DK8
9748Please respect copyright.PENANAgwXc6WxPUX
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9748Please respect copyright.PENANAZV0xUt1I3A
9748Please respect copyright.PENANAwfOF6BbNw9
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9748Please respect copyright.PENANAjTNbGyzbVT
9748Please respect copyright.PENANA6lKrhpc4RW
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9748Please respect copyright.PENANA730L33VstW
9748Please respect copyright.PENANACZITOR93Qu
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9748Please respect copyright.PENANAs3zP43MCfc
9748Please respect copyright.PENANAilSCPRAz62
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9748Please respect copyright.PENANABoc2LaXZ8O
9748Please respect copyright.PENANAK7PgPhKFxk
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9748Please respect copyright.PENANAG7ZiI0TI6d
9748Please respect copyright.PENANA0geFMVlr5a
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9748Please respect copyright.PENANA2QiZOH9z2i
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9748Please respect copyright.PENANAhUx3MrS3xF
9748Please respect copyright.PENANA9hm8GQMSwM
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9748Please respect copyright.PENANAsjJoebHKJ1
9748Please respect copyright.PENANAFWqmMfoIYr
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9748Please respect copyright.PENANA4XI2pPJLTY
9748Please respect copyright.PENANA5G6r9fLtve
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9748Please respect copyright.PENANA3WLewmASOt
9748Please respect copyright.PENANA5INMAqyf9u
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9748Please respect copyright.PENANAaAL8AAE6Qw
9748Please respect copyright.PENANAAslVOiibf8
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9748Please respect copyright.PENANAxASvSbGtlq
9748Please respect copyright.PENANAVD5pPSJp3J
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9748Please respect copyright.PENANAyp4ECjq4U5
9748Please respect copyright.PENANADjzmfxyg5s
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9748Please respect copyright.PENANAh7Z6HRXhDn
9748Please respect copyright.PENANAEtigO2OpPv
9748Please respect copyright.PENANAhQI23DIKJ4
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9748Please respect copyright.PENANA1Gk7JMtJgu
9748Please respect copyright.PENANAqP07eI8odi
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAeBXxrotvL2
9748Please respect copyright.PENANA0F1OPpollP
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9748Please respect copyright.PENANAdsFm7SvXf3
9748Please respect copyright.PENANAHfuVxfRFzE
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9748Please respect copyright.PENANAWE5vU78JJf
9748Please respect copyright.PENANA1X0yJUF6Ao
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9748Please respect copyright.PENANAW7ycGOkvEB
9748Please respect copyright.PENANAYCIsc5GOOw
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9748Please respect copyright.PENANA7jyvYrCpgn
9748Please respect copyright.PENANAi8kmRmhMWu
“A..anu neng..”
9748Please respect copyright.PENANA2l1qgXl0wa
9748Please respect copyright.PENANApoKrb4QVdM
“Kenapa kek?”
9748Please respect copyright.PENANAmjffYkhjyo
9748Please respect copyright.PENANAPaGxVjz6QG
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9748Please respect copyright.PENANARRlp5w9N0p
9748Please respect copyright.PENANAWmoGxnd5xz
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9748Please respect copyright.PENANAc4EAWRWF4f
9748Please respect copyright.PENANAz1J43vkW4Y
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9748Please respect copyright.PENANAG5qGzAt3KG
9748Please respect copyright.PENANAaBtSrFiL4F
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9748Please respect copyright.PENANAqdZB5GVpKL
9748Please respect copyright.PENANAruG4A9d6Gu
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9748Please respect copyright.PENANAI1BnIR2eqU
9748Please respect copyright.PENANA2Tl9bqsiqr
9748Please respect copyright.PENANAVRv2EBGXk6
“Neng…? Panggil si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAruPk0dfxPI
9748Please respect copyright.PENANAH4w2tFcuq7
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9748Please respect copyright.PENANAli4ybVgKq2
9748Please respect copyright.PENANAeVGrKnjJ7e
9748Please respect copyright.PENANAZtIAIzTevn
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9748Please respect copyright.PENANAMVQ3A0nOHd
9748Please respect copyright.PENANAYdVBUSLEZN
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9748Please respect copyright.PENANAdqyEbdjxyl
9748Please respect copyright.PENANA2DuaGC9ZBJ
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9748Please respect copyright.PENANAVDNuSzCiBJ
9748Please respect copyright.PENANA3L1D1gKZRG
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9748Please respect copyright.PENANAZucfsrNYqY
9748Please respect copyright.PENANAV1AItFZLQy
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9748Please respect copyright.PENANAs7UR3EIHT5
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAKWnuij0REG
9748Please respect copyright.PENANARafJi2XsPh
9748Please respect copyright.PENANAVpV9Ut5mdA
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9748Please respect copyright.PENANA2VwVERswRg
9748Please respect copyright.PENANAfxEU5mmetI
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAkcFeJppMNT
9748Please respect copyright.PENANAInxLv2sePa
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9748Please respect copyright.PENANAKXDzVsY0dA
9748Please respect copyright.PENANAJNSL1FVdF1
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9748Please respect copyright.PENANAiyYPsbupHG
9748Please respect copyright.PENANAJbdSIamnBB
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9748Please respect copyright.PENANAxN6ZHvn2dh
9748Please respect copyright.PENANAdQkrwEW9ve
“Tidak apa-apa kok kek”
9748Please respect copyright.PENANATSgpb24qfg
9748Please respect copyright.PENANAYUTOKjAEQ9
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9748Please respect copyright.PENANAC8YCCGs57f
9748Please respect copyright.PENANAAKcfKo5q0s
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9748Please respect copyright.PENANAXOyOPvSjCU
9748Please respect copyright.PENANALXmBUbCDYZ
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9748Please respect copyright.PENANAktyBMVzwNK
9748Please respect copyright.PENANAZ2zVZwdVDC
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9748Please respect copyright.PENANA7p4AhM0Rxo
9748Please respect copyright.PENANAlGcPGOGVPQ
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9748Please respect copyright.PENANAuvK1kN9dxP
9748Please respect copyright.PENANA8Ob4rfJFMr
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9748Please respect copyright.PENANAAUZvWINi5b
9748Please respect copyright.PENANAmFhKEWMJr1
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9748Please respect copyright.PENANAAC6iKzbokA
9748Please respect copyright.PENANASkWVOvSQtN
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9748Please respect copyright.PENANAYsVNNcWCJt
9748Please respect copyright.PENANAx3WQfZrTlt
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9748Please respect copyright.PENANA7n35kiXEG6
9748Please respect copyright.PENANAW5AO1ICJGD
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9748Please respect copyright.PENANAw16LXz4AJO
9748Please respect copyright.PENANA7lv9B0MBSZ
“Enak yah kek?”
9748Please respect copyright.PENANAzJSfAWL42I
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9748Please respect copyright.PENANAglv05rErBI
9748Please respect copyright.PENANAW9KeGBeJSm
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9748Please respect copyright.PENANA0rPhbucq1T
9748Please respect copyright.PENANAQmrAvl0Vvb
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9748Please respect copyright.PENANAUgn7RMIj2y
9748Please respect copyright.PENANAgnEa8MASHe
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9748Please respect copyright.PENANADoHltmsbiZ
9748Please respect copyright.PENANAC0tveOUxus
“Neng… boleh saya remes?”
9748Please respect copyright.PENANAx3tROX83rb
9748Please respect copyright.PENANA5pcfn3DljI
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9748Please respect copyright.PENANAzPIkHnYRt3
9748Please respect copyright.PENANAKiTUxiUqYD
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9748Please respect copyright.PENANAywF0GoofIU
9748Please respect copyright.PENANAZzI5YPjbZ4
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9748Please respect copyright.PENANA0TPIB005NE
9748Please respect copyright.PENANAzF8m8KMGcH
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9748Please respect copyright.PENANA2G9sOnpdsl
9748Please respect copyright.PENANAXl0E1nP7QL
“Boleh neng?”
9748Please respect copyright.PENANAtGSmjPhSyB
9748Please respect copyright.PENANAzKFLmmXF73
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9748Please respect copyright.PENANABTrJ15WmVU
9748Please respect copyright.PENANAwsZvcjODHU
“Eneng yakin?”
9748Please respect copyright.PENANAMExfwvW7ou
9748Please respect copyright.PENANAeSAhO0HBsy
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9748Please respect copyright.PENANA86OWR3QuOT
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9748Please respect copyright.PENANAoc8uwHFZ0a
9748Please respect copyright.PENANAfj6u8j7hpS
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9748Please respect copyright.PENANAQvpHM4LAk7
9748Please respect copyright.PENANA4vNa2wL77q
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9748Please respect copyright.PENANA920gcc0Nps
9748Please respect copyright.PENANAw1UVURBR6p
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9748Please respect copyright.PENANAn7OdRx3jHr
9748Please respect copyright.PENANAhkX7CsfOGB
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9748Please respect copyright.PENANAnc87MAhl5c
9748Please respect copyright.PENANAQM7hirTlp6
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9748Please respect copyright.PENANAFcuLedEDPe
9748Please respect copyright.PENANAauZuTVSrBE
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9748Please respect copyright.PENANARQ0EaEzPpQ
9748Please respect copyright.PENANAnS5C94FHwS
9748Please respect copyright.PENANArxGvq3KRxs
9748Please respect copyright.PENANACPgN2yrEEZ
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAA6ekdEBww9
9748Please respect copyright.PENANAoE0Vn5N2KY
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9748Please respect copyright.PENANAhbIE2HiFw8
9748Please respect copyright.PENANA0hzgmFoOPN
9748Please respect copyright.PENANAKcYVnPSuVY
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9748Please respect copyright.PENANAqYOb3iGQlx
9748Please respect copyright.PENANALqm4INv1o5
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9748Please respect copyright.PENANA2rEUx5FFHT
9748Please respect copyright.PENANAt79WbMmS3l
9748Please respect copyright.PENANAPRcP9SMkTH
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9748Please respect copyright.PENANAaqtGt0WCMX
9748Please respect copyright.PENANAWzPSBZKk3w
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9748Please respect copyright.PENANAPt7Hv5RFjO
9748Please respect copyright.PENANAzU9dnsBygv
“Sudah kek?”
9748Please respect copyright.PENANArYnielcN7A
9748Please respect copyright.PENANAVxMzoiQoHZ
“Iya neng..”
9748Please respect copyright.PENANALYrl5tSPrg
9748Please respect copyright.PENANAUWJARXaWur
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9748Please respect copyright.PENANAWLysl2sxUq
9748Please respect copyright.PENANAbMRQknv7OZ
“Maafin saya yah neng?”
9748Please respect copyright.PENANAiT1tLuEv9Y
9748Please respect copyright.PENANA2sWECQzcW8
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9748Please respect copyright.PENANAlEQvKP3YYq
9748Please respect copyright.PENANAbhv9PeiTJM
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9748Please respect copyright.PENANAGUPVJdXRmi
9748Please respect copyright.PENANAHReSD0hjH2
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9748Please respect copyright.PENANA8tfZjv90RD
9748Please respect copyright.PENANAVrbIhK2EL8
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9748Please respect copyright.PENANAd4g0k6OPuV
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9748Please respect copyright.PENANArXfZoSZFE7
9748Please respect copyright.PENANAY1cFcaoanj
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9748Please respect copyright.PENANAmPQjioGdU7
9748Please respect copyright.PENANAb0JRrtJDCG
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9748Please respect copyright.PENANA8LIMtCZO7w
9748Please respect copyright.PENANAf36Oltz0jG
9748Please respect copyright.PENANAIhpDhRd0eG
-TAMAT-
ns216.73.216.85da2