
My Teacher IV
711Please respect copyright.PENANA8omvzpv1gP
Rasa perih seakan mengalir dari jepitan itu dan mengaliri seluruh tubuhku. Aku meronta-ronta dari ikatanku, namun tidak
berhasil bergerak sedikitpun. Dengan cepat Ibu Anna menyumpal mulutku dengan celana dalam yang tadi dibawanya. Dia menekannya dalam-dalam sampai suara jeritanku tidak terdengar lagi. Tanpa menunggu lagi dia menjepit putingku yang lain.
711Please respect copyright.PENANAAtXo4Njsnz
Jika saja mulutku tidak tersumpal, pastilah jeritanku waktu itu bisa terdengar oleh tetangga rumahnya. Dua buah jepitan yang lain digunakannya untuk menjepit testisku. Tidak sesakit jepitan di putingku, namun aku khawatir perbuatannya padaku bisa menyebabkan kerusakan permanen pada alat kelaminku itu. (pada saat itu aku belum begitu mengerti akan hal ini).
711Please respect copyright.PENANA0b837MwqYI
Setelah selesai Ibu Anna meninggalkanku lagi. Rasa sakit akibat jepitan itu berangsur-angsur berkurang. Saat itu kuperirakan sekitar pukul 12:00 - 13:00, matahari sedang terik-teriknya menyiram tubuh telanjangku. Kakiku sudah mulai terasa pegal karena lama berdiri. Aku sudah mencoba untuk berjongkok, namun tampaknya tali yang membelit leherku dikaitkan ke sesuatu di tiang itu sehingga memaksaku untuk terus berdiri. Keringat sudah membasahi seluruh tubuhku
711Please respect copyright.PENANAztjjTk271l
Sudah sekitar 2 jam aku berada dalam keadaan seperti ini sampai akhirnya aku melihat Ibu Anna. Dengan santai dia berjalan ke arahku. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia membuka ikatan pada kakiku. Kemudian dia melepaskan jepitan pada testisku, seketika itu juga aku merasakan perih sekali pada bagian yang tadi dijepit. Dia melihat ke arah penisku yang lemas, dengan perlahan tangannya mengusap penisku. Tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk membuat penisku ereksi, lalu dia mulai mengocok penisku dengan cepat. Ibu Anna belum menghentikan perkerjaannya sampai penisku benar-benar tegang. Pada saat itulah dengan tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya.
711Please respect copyright.PENANAGLLvkOx139
Dengan cepat tangannya mengambil tali yang tadi dipakai untuk mengikat kakiku, lalu digunakannya tali itu untuk mengikat pangkal penisku. Ibu Anna mengikatnya dengan kuat, dapat kulihat testisku mengelembung akibat ikatan tali itu. Aku hanya merasakan sakit yang tidak seberapa akibat ikatan itu, hanya saja aku menjadi penasaran akan apa lagi yang akan diperbuat olehnya. Tangan Ibu Anna dengan cepat melepaskan jepitan pada kedua putingku. Dengan menggigit celana dalam yang menyumpal mulutku aku mencoba menahan rasa sakit pada putingku. Dapat kurasakan butiran air mata meleleh di kedua pipiku. Baru setelah itu Ibu Anna membuka ikatan pada tangan dan leherku.
711Please respect copyright.PENANAmuVyNeIRiN
Dengan cepat Ibu Anna menuntunku masuk ke dalam. Dia kembali membawaku ke kamarnya. Dengan kasar tubuhku didorong ke ranjangnya. Seperti kesetanan Ibu Anna melepaskan semua pakaiannya dengan cepat, setelah itu langsung menindih tubuhku. Tangannya menggenggam batang penisku yang sejak tadi terus ereksi, akibat ikatan tali itu. Tanpa ba bi Bu lagi Ibu Anna memasukkan batang penisku ke vaginannya.
711Please respect copyright.PENANAC2kQpHgVxe
Melihat keadaanku, bisa dikatakan Ibu Anna memperkosa diriku. Dia menunggangiku seperti kuda liar. Gerakannya cepat dan kasar. Sementara Ibu Anna berteriak-teriak keenakan, aku berteriak kesakitan. Ikatan pada pangkal penisku semakin menyiksaku akibat perbuatannya. Aku mencoba menggunakan tanganku untuk mendorong tubuh Ibu Anna, namun tanganku dengan mudah dapat dipegangnya. Seakan tidak bertenaga sama sekali, tanganku yang dipegangnya tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat hal itu aku hanya bisa pasrah saja dengan perbuatan Ibu Anna pada diriku.
711Please respect copyright.PENANAjzeGUPBXS6
Sudah sekitar sepuluh menit Ibu Anna menunggangiku, selama itu pula tidak henti-hentinya aku memohon padanya untuk menghentikan perbuatannya, namun seperti bicara dengan tembok saja layaknya, Ibu Anna tidak menyahuti setiap perkataanku. Bunyi berkecipakan dan bunyi akibat benturan tubuhnya dengan tubuhku, serta teriakan kami seakan-akan saling sahut menyahut.
Tubuh Ibu Anna sudah dipenuhi oleh peluh, bahkan keringatnya sampai menetes-netes ke dadaku.
711Please respect copyright.PENANAxGAYeeMFRX
Tak lama dapat kurasakan jepitan vaginanya pada penisku mengencang, disertai teriakannya dia menghentikan perbuatannya dengan tiba-tiba. Kedua matanya terpejam dan mulutnya mengatup rapat seperti sedang menahan sesuatu, kedua tangannya memainkan kedua buah dadanya. Hampir selama 1 menit Ibu Anna dalam keadaan demikian. Aku menebak dia sedang mengalami orgasme. Sedikit banyak aku merasa agak lega, karena sepertinya penyiksaanku akan segera berakhir. Nampaknya harapanku menjadi kenyataan ketika kulihat Ibu Anna beranjak berdiri dari tempatnya kemudian dia berjalan ke arah rak di sampaing ranjang. Dengan susah payah aku mencoba untuk duduk.
711Please respect copyright.PENANAZ68DYYa6WC
Aku duduk diam sambil mencoba untuk mengumpulkan tenaga yang tadi terkuras habis. Tak lama aku mendengar suara lagu house music yang disetel keras, yang tampaknya disetel Ibu Anna. Tiba-tiba aku merasakan dia sudah ada di sebelahku, dengan sekali dorong, aku kembali ke posisi seperti tadi. Aku sudah tahu apa yang akan terjadi, namun aku sudah tidak mempunyai tenaga untuk memprotes, apalagi untuk bergerak dengan memejamkan mata aku menunggu apa yang terjadi padaku.
711Please respect copyright.PENANAFpiApTH19c
Dengan bantuan music yang menhentak-hentak, Ibu Anna kembali 'menunggangiku' dengan beringas. Tangannya sesekali menampar pipiku dan juga menjepit putingku dengan keras. Namun tampaknya keadaanku sudah benar-benar payah sehingga untuk berteriakpun tidak mampu. Aku meraskan tangannya menekan pipiku, memaksa mulutku membuka, kemudian tanpa kuduga Ibu Anna meludah ke dalam mulutku.
711Please respect copyright.PENANAmTqvw3CAY5
"Telan!" perintahnya padaku.
711Please respect copyright.PENANAG5FcBSqyi2
Dengan cepat kutelan air ludahnya di dalam mulutku. Aku agak terkejut juga dengan kepatuhanku padanya. Ibu Anna mengulangi beberapa kali perbuatannya. Setelah itu dia lebih berkonsentrasi pada genjotannya padaku. Aku yakin jika pangkal penisku tidak terikat kuat aku pasti sudah berejakulasi semenjak tadi. Dan pastinya yang kurasakan pasti kenikmatan, bukan kesakitan seperti saat ini. Sudah 10 menit Ibu Anna menggenjotku, namun tidak ada tanda-tanda dia akan menghentikan perbuatannya. Bahkan sepertinya dia malah "menggila".
711Please respect copyright.PENANASd7W5sN2lS
Ranjangnya berderik-derik seperti sudah tidak kuat menahan goncangannya. Genjotannya makin lama makin cepat dan kedua tangannya tidak henti-hentinya memainkan kedua payudaranya dan mulutnya tidak henti-hentinya menjerit-jerit keenakan.
711Please respect copyright.PENANAiXjzXkg5gB
Sudah selama 5 menit Ibu Anna dalam keadaan demikian dan sekarang ia sudah hampir orgasme menurutku atau lebih tepat kusebut harapanku.
711Please respect copyright.PENANATJtGg5NHWq
Dengan tiba-tiba Ibu Anna menghentikan perbuatannya kemudian dengan cepat dia berdiri dan mengarahkan vaginanya ke mulutku. Tanpa ragu aku mulai menjilati vaginanya, karena memang aku jauh lebih menikmati hal ini ketimbang di genjot olehnya. Ibu Anna juga dengan 'gila' menggesek-gesekkan vaginannya dimulutku.
711Please respect copyright.PENANAoRVXNLr5Ir
Setelah beberapa saat Ibu Anna menjerit dengan keras, kedua pahanya menjepit keras kedua pipiku, lalu dia membenamkan vaginanya dalam-dalam ke mulutku. Kedua tangannya menjambak rambutku. Tak lama kemudian kurasakan cairan seperti lendir masuk ke mulutku. Tanpa disuruh aku menelannya. Sesudah itu Ibu Anna berdiri dan dengan segera melepas ikatan pada penisku. Setelah sakitnya agak menghilang, tanpa dapat kutahan aku tertidur.
711Please respect copyright.PENANAa3ghgHrD2D
Beberapa saat kemudian aku terbangun oleh tamparan Ibu Anna. Aku lihat Ibu Anna menyodorkan pakaianku tadi berikut celana jeans dan celana dalamku. Aku menerimanya, kemudian tanpa mengucapkan apa-apa Ibu Anna hanya berdiri saja meperhatikanku. Aku mengerti apa maksudnya, kemudian dengan cepat aku memakai pakaianku yang tampaknya sudah kering dan sudah disetrika. Sesudah memakai pakaian aku mencoba melihat jam, kulihat sudah jam 5 sore. Sesudah itu aku mencoba mencari cermin, disana kulihat kedua pipiku merah karena tamparannya. Tidak bisa kubayangkan apa alasan yang harus kuberikan pada ibuku nanti.
711Please respect copyright.PENANAjOWghsksqK
"Ayo cepat" kata Ibu Anna dengan dingin.
711Please respect copyright.PENANAROCOeLJnOc
Dengan segera aku mengikutinya, dengan hanya memberi isyarat dia menyuruhku untuk menunggu di mobilnya. Tak lama kemudian Ibu Anna keluar, lalu sesudah mengunci rumahnya kami pergi. Di sepanjang perjalanan Ibu Anna tidak mengucapkan apa-apa. Aku juga hanya tertunduk diam. Tak lama kemudian kami sampai di sekolah, sesudah menurunkanku ia pun pergi meninggalkanku.
711Please respect copyright.PENANAW6qJoha7OB
Aku kemudian mencari angkutan untuk membawaku pulang. Untung saja pada saat aku pulang di rumahku hanya ada pembantu saja, sehingga aku tidak perlu membuat alasan mengenai keadaanku. Aku langsung saja mandi untuk membersihkan tubuhku. Bekas-bekas pukulannya kembali terasa perih ketika terkena air. Sesudah mandi akupun dengan cepat mengisi perutku yang sudah lapar sekali. Lalu aku segera tertidur.
711Please respect copyright.PENANAZmebFmaB6Y
Keesokannya aku terbangun. Aku melihat jam pk 05:00. Karena kemarin jam 7 malam aku sudah tidur maka kini jam 5 pagi aku sudah terbangun. Bekas tamparan di pipiku sudah hilang, namun badanku terasa pegal-pegal sekali. Kemudian aku menyiapkan diri, lalu berangkat kesekolah. Jam baru menunjukkan pukuk 6:30 ketika aku sampai di sekolah. Belum banyak orang yang datang. Namun aku sungguh terkejut melihat Ibu Anna berdiri di pagar sekolah seakan-akan menungguku. Aku berjalan pelan menghampirinya. Kemudian Ibu Anna menyerahkan sebuah amplop kepadaku.
711Please respect copyright.PENANAOW1Gkvi72Z
"Cari tempat sepi, lalu lihat isinya," ujarnya padaku dengan perlahan, seakan tidak ingin didengar oleh orang lain. Dan kemudian dia segera pergi meninggalkanku. Aku terdiam sejenak, kemudian aku pergi menuju WC pria. Disana dengan perlahan aku membuka amplop itu.
711Please respect copyright.PENANAS1H0M8eOu3
Mataku terbelalak kaget dengan apa yang kulihat di depanku. Disana ada foto diriku yang mengenakan BH dan celana dalam wanita. Seakan tidak percaya dengan apa yang aku lihat aku menatap foto itu selama beberapa detik, kemudian otakku mulai bekerja. Aku dapat menyimpulkan bahwa Ibu Anna yang melakukan ini semua padaku pada saat aku tertidur di ranjangnya kemarin.
711Please respect copyright.PENANAgyNx32o7Ea
Selain itu ada beberapa buah foto lain yang tidak kalah mengejutkan. Ada 2 buah foto diriku yang telanjang bulat, ada foto diriku yang hanya mengenakan BH saja, dan ada sebuah foro diriku yang mengenakan BH dan rok perempuan. Aku sungguh-sungguh panik pada saat itu. Tidak bisa kubayangkan jika foto ini bisa di ketahui oleh teman-temanku, atau bahkan orang tuaku. Selain foto-foto tersebut, Ibu Anna juga memberikan secarik kertas yang berisi pesan.
711Please respect copyright.PENANAGwwVojmnSw
"Foto-foto itu diambil dengan kamera polaroid, tapi Ibu masih punya 5 foto lain yang lebih heboh dari itu. Mulai sekarang turuti semua perintah Ibu kalau kamu tidak mau foto itu Ibu sebarkan!"
ns3.147.63.58da2