
“ Pemandangan yang kamu saksikan, bagi penduduk disini itu hal biasa !” terang Ratih pada Revan yang mengalihkan padanya pada salah satu pasangan yang duduk berdua di bibir pantai. Tampak dari kejauhan walaupun samar - samar, namun Revan tahu apa yang dilakukan laki - laki itu pada sang wanita.
Dinginnya malam dengan angin pantai seakan tak dihiraukan oleh pengunjungnya. bahkan semakin membuat para pengunjung semakin merapatkan duduk mereka ke pasangan masing - masih. Bahkan sudah ada yang duduk di pangkuan pasangan laki - lakinya.
Tiba - tiba angin berhembus kencang dan mengarah ke Revan dan Ratih yang duduk sambil menikmati minuman panas mereka. Hembusan angin itu membuat rok yang dikenakan Ratih tersingkap ke atas sehingga celana dalam miliknya kelihatan.
Walau remang - remang, tetapi Revan tahu kalau Ratih mengenakan celana dalam berwarna hitam dengan hiasan renda.
“ Auw !” jerit pelan ratih sambil menahan roknya. Agar tidak tersingkap. Revan hanya tersenyum pada wanita itu.
“ Ngapain di tutupin, aku sudah lihat !” goda Revan pada Ratih yang hanya tertunduk malu.
“ Kamu tuh, ternyata punya otak ngeres juga ya !’ balas Ratih pada Revan yang meneguk kopi hitamnya.
“ Ya namanya juga dapat rejeki nomplok neng !” guyon Revan pada Ratih yang merapatkan tubuhnya pada Revan.
“ Van, malam ini dingin ya !” ucap pelan Ratih pada Revan
Revan menatap wajah Ratih yang seakan mencari rasa hangat dari tubuh laki - laki yang baru saja dikenalnya. Revan pun akhirnya melingkarkan tanganya ke tubuh padat Ratih.
Mencoba sedikit memberikan kehangatan kepada wanita itu. Ratih pun semakin merapatkan tubuhnya.
“ Revan, wanita - wanita disini agresif !” ujar Ratih pada Revan yang memeluknya.
“ Walaupun mungkin mereka baru kenalan, beberapa jam. Jika memang sama - sama butuh maka mereka akan melakukan perbuatan itu !” imbuh Ratih
“ Maksudnya ?” Revan bertanya pada Ratih yang menyandarkan kepalanya di pundaknya.
“ Kehangatan dan kepuasan !” kata Ratih.
“ Termasuk kamu ?” Revan kembali bertanya.
Dia melihat Ratih hanya mengangguk membenarkan ucapan Revan.
“ Tempatnya tidak ada masalah bagi orang - orang disini !” lanjut Ratih
“ Kamu lihat pasangan yang ada di bibir pantai sana !” Ratih menunjuk ke arah sepasang anak remaja. Sang gadis duduk di pangkuan pemuda. Sesekali tubuh gadis itu bergoyang naik turun.
Revan melihat kearah sepasang sejoli anak remaja yang dilanda asmara.
“ Hmmm, itukah alasan mereka ke sini pada malam hari ?” tanya Revan
“ Ya, pantai ini menjadi saksi bisu dari desahan nikmat para pasangan kekasih yang mereguk kenikmatan !” tutur Ratih.
“ Revan..!” Ratih menyebut nama laki - laki yang memeluknya. Tangan kirinya perlahan menuju ke pangkal paha Revan dan menyentuh batang kontol revan yang terbungkus celana kain.
Dielusnya adik kecil Revan dari luar celana panjang. Tangan lentik itu mengusap naik turun. Mendapatkan perlakuan demikian batang kontol yang berada di dalam memberontak. Perlahan membesar.
“ Ratih…ahh !” desah lirih Revan mendapatkan perlakuan dari kenakalan tangan lembut Ratih yang hanya tersenyum senang mendengar desahan itu.
“ Kamu !” belum Revan melanjutkan ucapannya, Ratih menutup mulut Revan dengan jari telunjuknya. Memberikan isyarat agar jangan bersuara lagi. Ataupun menolak.
“ Nikmati saja, inilah wanita jawa !” bisik Ratih ditelinga Revan sambil menjilati telinga laki - laki itu.
Di keremangan malam, hanya disinari cahaya rembulan, Ratih mencoba membangkitkan nafsu Revan. Tangannya tak lagi mengusap kontol Revan dari luar. Tapi kini menyusup masuk ke dalam lewat resleting celana panjang yang dibukanya.
Didalam sana, tangan Ratih mengelus dan mempermainkan kontol yang semakin besar dan tegang.
Revan semakin tak mampu menahan diri mendapatkan perlakuan seperti itu. Sampai akhirnya Ratih berdiri lalu jongkok di depannya.
Dia dengan cepat membuka celana panjang Revan sekaligus menurun celana dalam, hingga membuat kontol Revan mendongak.
“ Akh…!” Ratih kaget saat melihat adik kecil revan yang panjang dan besar dan sedikit agak bengkok keatas.
“ Rev, besar banget, panjang lagi !” hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Ratih mengeluarkan kontol dari dalam celana Revan dan mengusapnya naik turun di dalam genggamannya.
Perlahan, Ratih mengecup kepala kontol milik Revan yang botak. Dijilatinya dengan lidahnya. Tangannya naik turun mempermainkan kontol itu sambil terus menjilatinya.
Uml…mmmmlll, Ratih pun mengulum kontol Revan. Mulutnya nampak tak mampu menampungnya. Di goyangkan kepala naik - turun, sehingga kontoll revan keluar masuk di dalam mulutnya.
Revan yang mendapatkan perlakuan itu, tak mau kalah diapun merogoh payudara Ratih. Tangannya masuk ke dalam baju kaos itu dan meraih payudara itu.
“ Kamu ingin ingin rasain kontolku !” bisik Revan di sela - sela kuluman Ratih.
Ratih hanya mengangguk tanda setuju tanpa menghentikan isapannya. Dia tak tega kontol itu lepas dari dalam mulutnya. Namun Revan ingin mengajak Ratih mendaki puncak kepuasan sebenarnya.
Diangkatnya tubuh Ratih berdiri, dia mengangkat rok Ratih ke atas lalu melepaskan celana dalam wanita itu. Kepalanya dimasukkan ke dalam rok dan dibenamkan di antara selangkangan Ratih. Revan mencium aroma khas vagina Ratih. Perlahan lidahnya dijulurkan dan menyentuh klitoris Ratih.
Dijilatinya dengan penuh nafsu. Membuat Ratih mendesah lirih, merasakan jilatan liar lidah Revan.
Tangan Ratih memegang kepala Revan dan di dorongnya kepala itu makin terbenam.
Revan mengais daging kecil diantara liang vagina, dan memasukkan jari telunjuknya.
Mengaduk - aduk isinya keluar masuk.
“Hus, ahh..makin dalam Rev..shhh !” Ratih menahan rasa nikmat yang semakin menjalari seluruh tubuhnya. Dia bergelinjang beberapa kali. Vaginanya kini banjir oleh cairan licin dari dalam bercampur air liur Revan yang terus menjilatinya.
“ Ahh..ahh.. uhhh..aku orgasme…aku keluar Rev…!” jerit nikmat
Ratih berusaha menahan sesuatu yang akan keluar. Namun karena pandainya Revan mengusik nafsunya hingga ke puncak.
Ratih menekan kepala Revan hingga rapat di miliknya hingga akhirnya bergelinjang sebelum lemas. Tubuh Ratih lunglai yang di peluk oleh Revan.
“ Sungguh kau pintar memuaskan aku dengan permainan lidahmu!” puji Ratih pada Revan yang tersenyum bangga.
“ Tapi kamu belum rasain kontolku ini !” ujar Revan sambil memegang kontolnya yang masih mengacung.
“ Punya kamu sungguh besar dan panjang Rev”
" Belum lagi bentuknya yang agak bengkok keatas" lirih Ratih
“ Gimana tuh rasanya kalau masuk ke dalam vaginaku !” lirih Ratih melihat kontol Revan yang bergoyang - goyang. Seperti orang mengangguk
“ Pengen rasain ?” Revan menantang.
“Pengen banget !” jawab Ratih lalu membelakangi Revan dan duduk di pangkuan Revan.
Revan tahu apa yang diinginkan Ratih. Dia pun meletakkan kontolnya tepat di depan lubang vagina Ratih.
Dirasakan, Ratih menurunkan pantatnya. Agak sulit juga kontol Revan masuk. Mungkin karena ukurannya yang besar dan batangnya agak bengkok keatas.
Namun terus berusaha hingga akhirnya kepala kontonya masuk.
Ratih terasa agak ngilu pada lubang vaginanya begitu kepala kontol Revan menyusup masuk. Pelan - pelan hingga adik Revan makin menyusup masuk kedalam lubang vagina.
“ Aahh, aahh “ Ratih menjerit merasakan kontol Revan terus masuk dan terasa begitu menyesakkan di lubang vaginanya
Dia menggigit bibir bawahnya menahan tusukan yang semakin dalam.
“Rev, oh..sungguh ini luar biasa” Punyaku terasa sesak oleh kontollmu !” desah pelan Ratih.
“ Kamu mau rasakan kan ?” Sekarang kamu rasakan milikku !” bisiknya di telinga Ratih yang matanya terpejam, meresapi kontol Revan bersarang di lubang vagina miliknya.
Revan memegang pinggul wanita itu lalu perlahan di goyangkan naik turun. Membuat kontolnya mulai bergerak keluar masuk menusuk lubang vagina Ratih yang terasa kesat.
“ Auh..ahh, ini sangat nikmat !” jerit nikmat Ratih lalu meraih kepala Revan dan melumat bibir laki - laki.
Diapun mulai menggerakkan tubuhnya naik turun diatas pangkuan Revan.
Clep..clep
Suara tusukan kontoll masuk bersarang dan mengaduk - aduk isi vagina. Benturan dua alat kelamin. Salin gesek, yang satu menusuk yang satunya lagi menjepit menerima hujaman benda lonjong yang keras. Sambil saling melumat, tubuh Ratih berguncang naik turun. Baikan orang tengah menunggang kuda.
Sungguh pemandangan yang membuat sangat mengundang nafsu bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Apalagi sambil bergoyang, Ratih memegang kedua tangan Revan agar tangan laki - laki itu meremas kedua payudaranya yang bergantungan turun.
“ Yes..yes..oh my god !” desis Ratih yang tak mampu lagi menahan orgasmenya yang sebentar lagi akan diraihnya.
Dia semakin cepat bergerak naik turun dan sesekali memutar - mutar pantatnya. Sehingga kontol Revan yang ada di dalam lubang nikmatnya makin mencepat juga keluar masuk.
Nafas Ratih semakin cepat, mencoba menahan kenikmatan yang timbul dari permainan asmara mereka di tepi pantai.
“ Akh..ahhh..uhh, aku keluuar !” jerit Ratih. Kedua matanya merem melek menahan nikmatnya tusukan kontol Revan. Bahkan seakan mentok di rahimnya.
“ Tahan Rat…kita keluar sama - sama !” kata Revan yang menghentak - hentakkan pantatnya ke atas. menghujamkan kontol ke dalam lubang vagina Ratih yang terkulai lemas di atas pangkuannya.
“ Crot..crot “
Akhirnya Revan menembakkan cairan kental hangatnya memenuhi rongga kenikmatan Ratih. Cairan mereka menyatu di dalam sana dan sebagian mengalir keluar.
Ratih cepat - cepat berdiri dan mengambil Cdnya dan melap kontol Revan.
“ Terima kasih !” ucap Ratih sambil membersihkan adik kecil Revan dengan celana dalamnya. Setelah dirasakan bersih. Ratih duduk disamping Revan dan meneguk minumannya yang tersisa setengah gelas.
“ Kamu puas ?” tanya Revan pada Ratih yang nafasnya belum teratur betul.
“ Hmm !” Ratih hanya mengangguk.
Pengalaman berhubungan intim di tempat umum. Dengan cahaya bulan yang remang - remang.
ns160.79.108.247da2