”Kapan suamimu pulang, Tan?” bisikku letih kepadanya, sejenak setelah hampir sekitar kurang lebih satu jam aku menggeluti dan menyetubuhinya sebanyak dua kali. Kami berbaring kelelahan di atas kasur kamarnya. Kuelus-elus mesra bukit payudaranya yang membusung indah dan sedikit basah berkeringat sehabis kusenggamai. Begitu bulat dan montok bukit payudara wanita cantik itu. Kucubit gemas berulang kali putingnya yang empuk dan kenyal.
1672Please respect copyright.PENANAk5tyR38kPN
”Nghh… Nanti sore, Mas. Emang kenapa?” ujarnya setengah merintih menikmati elusanku.
1672Please respect copyright.PENANASZFvd8b52I
”Apa katanya nanti, Tan… kalau tahu kau tiba-tiba hamil?” tanyaku sedikit khawatir.
1672Please respect copyright.PENANAaQNoffWW9D
”Ahh, selalu itu saja yang kau tanyakan, Mas. Tentu saja dia akan senang.” Tanti mengelus penisku yang menempel di paha mulusnya.
1672Please respect copyright.PENANAnL0VzJVhTq
”Tapi ini bukan darah dagingnya.” kubalas dengan menggelitik vaginanya dan memasukkan satu jariku ke belahannya yang masih sangat basah, hasil persetubuhan kami tadi.
1672Please respect copyright.PENANA1e4iX04yeb
”Ahss… dia tidak akan tahu…” Tanti kembali merintih. Genggamannya pada penisku semakin erat.
1672Please respect copyright.PENANA95F2YR1KnV
”Bisa-bisa aku dibunuhnya, Tan!” tanyaku masih tak puas.
1672Please respect copyright.PENANAafKoUFgJn4
Tanti membuka kedua matanya yang setengah terpejam lalu memandangku gemas. ”Mas, dia tidak akan curiga. Dipikirnya pasti ia yang menghamili aku. Dia tidak akan menyangka kalau ini adalah anakmu.”
1672Please respect copyright.PENANALW46yUJJSh
”Kau gila, Tan.” kukecup bibirnya yang tipis dan sensual.
1672Please respect copyright.PENANAHv8Nhfmp0r
hijabers community bohay (1)
1672Please respect copyright.PENANAy5J7HglOeg
Tanti membalasnya dengan mengejar bibirku. ”Mas yang lebih gila. Berani-beraninya merayuku sampai hamil begini…” bisiknya lirih masih kelelahan.
1672Please respect copyright.PENANATN4peXCuQd
“Kau yang memancingku lebih dulu,” kataku berkilah. ”Lagian, kenapa kamu mau juga dirayu?” ujarku tak mau kalah.
1672Please respect copyright.PENANAHE25nqpq8l
”Bodoh, ah…” sahutnya malas. “Aku kan cuma pengen punya anak.”
1672Please respect copyright.PENANAWDODAkzj4e
”Tapi bagiku, itu seperti menawari.” kuremas-remas lagi bukit payudaranya. Entahlah, aku begitu gemas melihat benda bulat itu.
1672Please respect copyright.PENANAdlzwC2ZDhO
”Ah, pikiran mas aja yang terlalu jorok.” Tanti terlihat letih. Bibirnya yang sedikit tebal tampak basah mengundang.
1672Please respect copyright.PENANAfmssKGsiZj
Kupandangi tubuh bugilnya yang putih dan montok. ”Aku cuma ingin menolongmu, Tan.” bisikku.
1672Please respect copyright.PENANAvJZsO6iM24
”Ya sudah kalau begitu, tidak usah dibahas lagi.” Tanti meremas dan mengocok alat vitalku yang mulai menegang lagi. Kedua buah dadanya tampak bergoyang-goyang indah saat ia melakukannya. Kedua putingnya yang keras berwarna coklat kemerahan menggelitik dadaku.
1672Please respect copyright.PENANAUVu8uhhGRR
”Eghhh…” aku melenguh keenakan. ”Tan…” kukecup pipinya.
1672Please respect copyright.PENANAEU0MDVCF9h
Tanti mendongak dan menyambar bibirku. Dengan cepat kami segera terlibat dalam pagutan mesra yang panas dan penuh gairah. Tanganku yang melingkar di perutnya, perlahan merambat menuju pinggulnya yang bundar dan padat. Pahanya yang seksi dan putih mulus tampak begitu merangsang. Saat kuelus, terasa sangat empuk dan licin sekali. Ohh, begitu menggairahkan. Apalagi ditambah tonjolan bukit kemaluannya yang tertutup jembut tipis, makin lengkaplah sudah kesempurnaannya. Tanti adalah perempuan cantik yang sangat merangsang birahi.
1672Please respect copyright.PENANAMW9u20wqB4
”Suamimu benar-benar bodoh, Tan. Tidak tahu bagaimana memanfaatkan tubuhmu.” bisikku gemas.
1672Please respect copyright.PENANAeULrPsC0hK
”Dia tahu kok, cuma kurang beruntung aja,” Tanti berkilah, membela suaminya. Selama itu, dia terus mengocok penisku hingga dalam sekejap saja, benda itu sudah kembali menggeliat.
1672Please respect copyright.PENANAK6Ynk9S0pp
”Dan itu jadi keberuntungan untukku, sehingga bisa mencicipi tubuhmu.” penisku kembali perkasa. Kepalanya perlahan membesar bak buah sawo manis.
1672Please respect copyright.PENANAEV2WiaRpsW
”Aku juga beruntung, jadi bisa cepat hamil. Nggak usah nunggu lebih lama lagi.” Tanti menelusuri urat-urat di sekujur batang penisku yang mulai bertonjolan keluar, menandakan ereksi-ku yang telah sempurna.
1672Please respect copyright.PENANAZuYqbBebC2
”Kamu tidak menyesal punya anak dariku?” aku bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAlHiqiwJRlP
”Kalau menyesal, sudah sejak awal mas kutolak.” Tanti melirikku sekilas dan tersenyum.
1672Please respect copyright.PENANAHjzSMAWQQg
”Apa pertimbanganmu hingga memilihku?” kupegangi tangannya, kuminta untuk mengocok penisku lagi.
1672Please respect copyright.PENANA9UU6z7xslt
”Rafael tampan. Kalau aku punya anak, kan minimal bisa tampan kayak dia,” sahut Tanti. Rafael adalah nama anakku yang baru berusia 1 tahun.
1672Please respect copyright.PENANAIyXOmadDQU
”Kalau ternyata nanti cewek gimana?” aku menggodanya.
1672Please respect copyright.PENANA0qUqcDMmEn
”Ya pasti cantik lha, kayak ibunya.” Tanti tertawa.
1672Please respect copyright.PENANA4zEOhu7Phq
Aku ikut tertawa, tidak membantah. Kuakui, Tanti memang cantik. Sangat-sangat cantik malah. Anak hasil hubungan kami pasti akan sangat sempurna nantinya.
1672Please respect copyright.PENANAMKhe0jjwI4
“Tapi, mas… aku tidak pernah menyangka kita akan seperti ini.” bisiknya lemah.
1672Please respect copyright.PENANAo6bxDEjGQk
Aku tersenyum dan kembali mengecup bibirnya. “Aku juga, Tan.” Awalnya memang kami akan berhenti begitu Tanti hamil, tapi ternyata… kami keterusan! Aku tidak sanggup meninggalkan tubuhnya yang begitu molek dan montok. Begitu juga dengan Tanti, sepertinya dia juga ketagihan dengan permainan seksku.
1672Please respect copyright.PENANAVgXUkFSOID
“Mau sampai kapan, mas?” dia bertanya.
1672Please respect copyright.PENANArONTMXDOjq
”Entahlah, Tan. Sampai kandunganmu cukup besar…” itu antara 8 atau 9 bulan, masih lama.
1672Please respect copyright.PENANAjU2LB25pm0
”Setelah itu, Mas, setelah aku melahirkan?” akankah kita mengulanginya lagi? Tanti tidak melontarkan pertanyaan itu. Tapi aku sudah mengerti.
1672Please respect copyright.PENANARd6Uub3N0o
”Kita lihat nanti saja, Tan. Toh itu masih lama.” aku tidak berani berjanji apa-apa kepadanya. Bisa saja kan terjadi sesuatu selama beberapa bulan ke depan yang bisa mengganggu hubungan ini.
1672Please respect copyright.PENANAIF1DPWrUnE
Tanti mengangguk dan memelukku. Kuanggap itu sebagai tanda selesainya diskusi. Jadi, menyeringai senang, dengan penuh gairah aku kembali menaiki dan menindih tubuhnya. Kupentangkan lebar-lebar kedua paha mulus wanita cantik itu dan kumasuki vaginanya. Tanti hanya bisa memekik kecil dan merintih panjang saat untuk kesekian puluh kalinya batang penisku kembali menembus dan mengoyak liang kemaluannya yang hangat sampai mentok.
1672Please respect copyright.PENANAjYeRClt8CL
” Auw! Ooh.. Mas.. kamu benar-benar pejantan tangguh…” bisiknya letih.
1672Please respect copyright.PENANAgZWLtiixhQ
Aku tahu dia sudah tak sanggup lagi melayani nafsu seksku… Tapi sayang, aku tak peduli. Tubuh montoknya sukar untuk di sia-siakan. Salah sendiri, punya badan kok bagus kayak gitu. Aku jadi terangsang terus kalau berduaan dengannya. Tanti hanya bisa mengeluh dan merintih berulang kali ketika aku mulai mengayuh pinggulku turun naik menyetubuhinya lagi beberapa saat lamanya, sebelum akhirnya air maniku kembali menyembur keluar dengan hebatnya memenuhi liang vaginanya, menyebar benih-benih spermaku ke dalam rahimnya, meski aku tahu itu tidak berguna, karena dia sekarang sudah hamil anakku!
1672Please respect copyright.PENANAggXGJ9Iz8k
***
1672Please respect copyright.PENANAUWzbAdGbdn
Semuanya berawal di pagi yang dingin 3 bulan yang lalu… aku sedang asyik main game di laptop, ketika HP-ku yang ada di atas kulkas bergetar. Kulihat di layar, nomernya tidak dikenal. Diterima apa nggak ya? Aku memang malas menerima telepon bukan dari nomor yang ada di ’kontak’ku. Tapi entahlah, pagi itu aku seperti mendapat dorongan untuk menerimanya.
1672Please respect copyright.PENANA6sCWm0J1SK
”Halo?” kuangkat telepon itu.
1672Please respect copyright.PENANAKubtsyi04W
”Halo, mas. Gimana kabarnya?” tanya suara merdu di seberang. Aku seperti familier dengan suara itu. Tapi siapa ya? Aku lupa.
1672Please respect copyright.PENANAogjXZopHRJ
hijabers community bohay (2)
1672Please respect copyright.PENANAuhygUsmr5v
”Ya, kabarku baik-baik saja.” Aku masih menebak-nebak dan terus mengingat-ingat siapa dia. Sementara di seberang, si empunya suara terus mengoceh.
1672Please respect copyright.PENANAOJyqAZbdns
“Mas sekarang dimana? Istri mas ada nggak?” tanya perempuan itu. Oh ya, hampir lupa, suara itu suara perempuan.
1672Please respect copyright.PENANA81RlkkMfWC
“Ehm, aku di kota S. Lagi di kontrakan ini, sendirian. Istriku ada di kota B, sejak melahirkan kemarin belum balik kemari.” entah kenapa aku menjawab terus terang kepadanya. Aku tahu perempuan itu bertanya tentang istriku karena takut istriku akan marah kalau sampai tahu aku menerima telepon dari wanita lain. Tapi kalau sedang sendirian di kontrakan begini, berarti aman, pembicaraan bisa dilanjutkan.
1672Please respect copyright.PENANAh1mkairv7U
Karena tidak bisa menebak siapa dia, aku akhirnya bertanya. ”Eh, bentar ya, ini siapa sich?”
1672Please respect copyright.PENANA4LrbiH5Dy4
Perempuan itu merajuk, ”Masa lupa sih, Mas. Aku Tanti.”
1672Please respect copyright.PENANAdFHS3k834T
Ah, ya… Tanti. Baru ingat aku sekarang. ”Oh, kamu toh, Tan. Nomormu ganti lagi?” aku bertanya. Memang kebiasaan dia sejak dulu, suka gonta-ganti nomor.
1672Please respect copyright.PENANARD9m4kJZCk
Tanti tertawa. Dan selanjutnya, kami pun segera terlibat dalam obrolan ringan dua sahabat yang sudah hampir dua tahun tidak ketemu. Tanti adalah mantan rekan kerjaku yang kini sudah keluar. Setelah menikah, dia ikut suaminya ke kota M. Sejak itu kita putus hubungan, hanya kadang-kadang saja ngobrol di FB kalau pas lagi online bareng. Padahal dulu kita akrab sekali.
1672Please respect copyright.PENANAeMYdL7yHrf
Sedikit gambaran tentangnya, Tanti adalah perempuan yang ’tinggi besar’. Tinggi karena dia memang 170cm, aku saja harus mendongak kalau berbicara dengannya. Dan besar karena dada dan bokongnya memang sangat besar. Wajahnya juga cantik, dengan gaya bicara yang begitu manja dan menggemaskan. Kesannya jadi geregetan kalau ngobrol dengannya. Sehari-hari dia memakai jilbab. Aku tidak pernah tahu rambutnya bagaimana sampai saat aku tidur dengannya. Dan untuk masalah tidur ini, aku juga tidak pernah membayangkannya sama sekali. Boro-boro tidur, pacaran dengannya saja aku tak pernah, apalagi tidur. Tapi itulah takdir, semuanya bisa terjadi begitu cepat. Kita tidak pernah bisa menebaknya sama sekali.
1672Please respect copyright.PENANA8VJo1tBh91
Jujur, sejak pertama kenal dulu, aku sudah tertarik kepadanya. Tertarik dalam arti ’nafsu’, bukan tertarik untuk dijadikan pacar. Aku tahu diri, dengan keadaanku yang seperti ini – badanku pendek dan aku cuma pegawai biasa – Tanti tidak akan pernah tertarik kepadaku. Jadi aku mendekatinya hanya sekedar sebagai teman ngobrol dan curhat saja. Dan Tanti tampaknya juga menikmatinya. Dia jadi sering menceritakan masalahnya kepadaku, termasuk apabila ada masalah dengan pacar-pacarnya yang semuanya kaya dan tajir-tajir. Bahkan tidak jarang dia meneleponku tengah malam hanya untuk menangis apabila disakiti oleh salah satu pacarnya. Yah, itulah aku, cuma bisa menjadi pendengar setianya, dan sesekali memberikan saran kalau masalahnya cukup berat.
1672Please respect copyright.PENANAFpLb6JBhxZ
Tapi aku cukup menikmatinya, karena dengan begitu aku bisa akrab dengannya. Bahkan lebih akrab dari pacar-pacarnya, karena dengan mereka, Tanti sering bertengkar. Sedangkan denganku, dia selalu tertawa dan bergembira. Hubungan ini berjalan begitu lama, hampir satu tahun. Dan selama itu, Tanti tidak pernah tahu kalau aku menggunakan tubuhnya sebagai objek fantasiku. Hampir setiap hari aku onani sambil membayangkan tubuhnya. Cuma itu yang bisa kulakukan agar bisa ikut memiliki dirinya. Maafkan aku, Tan…
1672Please respect copyright.PENANABzyHwY4aao
Sampai akhirnya aku menikah 2 tahun yang lalu. Tanti ikut merancang semuanya, bahkan dia memilihkan jas yang akan kupakai saat akad nikah nanti. Dia lebih perhatian daripada calon istriku! Dia juga terlihat gembira karena melihat aku sudah menemukan calon pendamping.
1672Please respect copyright.PENANAhhVyuAddWs
”Kamu kapan nyusul?” tanyaku saat kita makan bareng untuk yang terakhir kali.
1672Please respect copyright.PENANA4347pIifnk
”Nggak tahu, Mas. Mungkin tahun depan. Nunggu bisnis si Ferdi stabil dulu.” Ferdi adalah nama pacarnya yang sekarang, anak orang kaya.
1672Please respect copyright.PENANAOz1eeeh7Rk
Dan bulan-bulan berikutnya, setelah aku menikah, Tanti makin menjauh. Mungkin dia sadar kalau sudah tidak bisa memiliku seperti dulu lagi. Dan juga, dia sudah mulai disibukkan persiapan pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Sedangkan aku, juga sibuk mempersiapkan kelahiran bayiku. Kami makin putus hubungan. Apalagi setelah dia menikah dan pindah ke kota M ikut suaminya, aku jadi tidak bisa menghubunginya lagi. Nomornya sering ganti, dan juga aku takut kalau sampai ketahuan suaminya. Bisa runyam nanti.
1672Please respect copyright.PENANAZOzC8gOBk9
Kami hanya bertegur sapa di dunia maya, itu pun cuma beberapa bulan sekali, kalau pas lagi online bareng. Kalau nggak, ya aku lebih sibuk merawat istriku daripada memikirkan si Tanti. Kandungan istriku kini semakin besar.
1672Please respect copyright.PENANAzbzYqBz0ft
Sesekali Tanti meneleponku, kalau aku lagi berada di kantor. Dia tidak mau menyakiti perasaan istriku. Dari situ aku tahu kalau ternyata dia masih belum hamil juga, padahal sudah enam bulan menikah. Aku sempat menertawakannya kala itu, karena kalah denganku.
1672Please respect copyright.PENANAmobAVUwXeR
hijabers community bohay (3)
1672Please respect copyright.PENANAlSfSx7qhMq
”Aku aja yang pendek gini cespleng, sebulan langsung jadi. Suamimu kurang pinter tuh.” selorohku. Tapi ternyata dia memang sengaja KB dulu karena masih belum siap punya anak.
1672Please respect copyright.PENANANrJbo6YQyp
Di lain waktu, beberapa bulan berikutnya, saat anakku sudah lahir, dia telepon lagi. Kali ini mengabarkan kalau sudah hamil. Aku segera memberinya selamat. Tanti bertanya soal kehamilan awal dan saat-saat melahirkan. Kujawab sesuai yang kulihat pada istriku.
1672Please respect copyright.PENANAMFs5ctSZft
”Tiga bulan awal muntah-muntah dan badan lemas. Itu suamimu suruh berhenti dulu, jangan nyerbu terus. Bisa jatuh kandunganmu nanti,” kataku. Tanti mengiyakan sambil tertawa.
1672Please respect copyright.PENANAQ4cG1NHNH8
”Tiga bulan berikutnya, kandungan sudah kuat. Boleh main, tapi tetap harus pelan dan hati-hati.” jelasku. ”Rasanya enak banget saat itu. Aku dulu jadi nafsu terus sama istriku.” aku menambahkan.
1672Please respect copyright.PENANAgVuuMQhHc4
”Enak bagaimana?” Tanti bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAZ9DRyKsf2y
”Ya, pokoknya enak. Badan kamu nanti jadi tambah montok dan gemuk, susumu jadi tambah besar. Begitu juga paha dan bokong kamu. Laki-laki mana coba yang tahan lihat istri seperti itu?” aku tertawa.
1672Please respect copyright.PENANADEkVfgaifU
Tanti juga tertawa. ”Ah, jorok nih ngomongnya.”
1672Please respect copyright.PENANAqgU0yRxmIW
”Eh, ini kenyataan. Nanti tanyakan sama suamimu.”
1672Please respect copyright.PENANAdEWaYyaGpt
”Iya deh, nanti. Terus, tiga bulan selanjutnya bagaimana?” tanya Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAjdKk8PYe0B
”Asal tidak ada masalah dalam kandunganmu, tetep boleh main. Bahkan ada beberapa dokter yang menganjurkan agar memperbanyak ML untuk melebarkan jalan lahir dan juga memberi pelumasan agar waktu lahir nggak begitu sakit. Tapi tetap harus pelan dan ekstra hati-hati.” jelasku.
1672Please respect copyright.PENANAJWO2T9PvPr
”Emang melahirkan itu sakit ya?” dia bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAnK3g5T7UUJ
”Kalau lihat istriku yang sampai pucet dan menangis sih, sepertinya sakit.” aku tertawa.
1672Please respect copyright.PENANAT6g56VPvkX
Tanti ikut tertawa. ”Ah, payah nih, nggak bisa diajak serius.” selanjutnya dia bertanya banyak hal tentang proses kelahiran dan cara merawat bayi. Aku berusaha menjawabnya semampuku.
1672Please respect copyright.PENANAjatcccxn6g
Diakhir pembicaraan kukatakan kepadanya, ”Tapi tenang saja, lebih sakit sunat kok daripada melahirkan.”
1672Please respect copyright.PENANAI5D8esyGAz
”Lho, kok bisa?” Tanti bertanya tidak percaya.
1672Please respect copyright.PENANAzEGWregv5I
”Buktinya, saking sakitnya… aku kapok nggak mau sunat lagi, cukup satu kali saja. Hahaha…” aku tertawa terbahak-bahak. ”Sedangkan melahirkan, bilangnya sakit… tapi mau aja tahun depan hamil lagi.” tambahku.
1672Please respect copyright.PENANAbIiD6olJke
”Hahaha…” Tanti ikut ngakak. ”Coba aja sunat lagi, bisa habis burung Mas!”
1672Please respect copyright.PENANA4JtCriFA3o
Setelah saling mengucapkan salam, kami pun mengakhiri pembicaraan pagi hari itu. Tanti memang sering meneleponku di pagi hari, saat suaminya pergi kerja.
1672Please respect copyright.PENANAH5Me32THOZ
Beberapa bulan berikutnya, dia menelepon lagi. Kukira akan mengabarkan berita bahagia, ternyata malah kabar buruk. Dia keguguran!
1672Please respect copyright.PENANAeE6NeR1j5w
”Berapa bulan?” aku bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAT2Z7YDYO8G
”Dua bulan.” Tanti menjawab tanpa semangat. Nada ceria dalam suaranya menghilang. Aku jadi tidak tega untuk menggodanya.
1672Please respect copyright.PENANAWGbr69GhNx
”Kamu kecapekan mungkin.” kataku.
1672Please respect copyright.PENANABHTtHjdwas
”Iya, kata dokter sih begitu.” sahutnya. ”Aku habis mengantar mertua ke bandara.”
1672Please respect copyright.PENANAzL2hbw4xQI
Hmm, pantas saja. Dalam situasi seperti itu, aku cuma bisa memberinya semangat dan dorongan agar tetap sabar dan tidak putus asa untuk terus berusaha. Toh, umur mereka masih sangat muda. Tapi melihat proses kehamilannya yang dulu, yang harus menunggu 8 bulan, Tanti kelihatannya pesimistis.
1672Please respect copyright.PENANAKHFaXMjM9N
”Jangan gitu dong, rejeki kan dari yang kuasa. Kita cuma bisa berusaha dan berdoa!” kataku.
1672Please respect copyright.PENANAL3WYfwGKY5
Tanti mengiyakan, lalu mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.
1672Please respect copyright.PENANAZ8NOLijpl9
Empat bulan berikutnya, setelah makan siang, HP-ku berdering. Itu dari Tanti. ”Halo, Tan, apa kabar?” aku segera menyapanya.
1672Please respect copyright.PENANAUsLJWwiXTH
”Halo, mas, nggak sibuk kan?” jawabnya ramah, rupanya dia sudah bisa melupakan kesedihannya.
1672Please respect copyright.PENANAkUJ1lpcsB6
”Nggak, ini habis makan. Ada apa?” aku bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAiRznTJKJif
”Nggak ada apa-apa. Cuma pengen say hello aja.” Tanti menjawab.
1672Please respect copyright.PENANAuISHHn7bIW
”Kangen ya sama aku?” aku menggodanya.
1672Please respect copyright.PENANAVyJa3gvG8s
”Yee, siapa juga yang kangen!” dia tertawa.
1672Please respect copyright.PENANAMHsRQZYi7Y
”Gimana, sudah hamil lagi?” tanyaku penasaran.
1672Please respect copyright.PENANAAB46M3JENc
Tanti mendesah. ”Belum nih, mas. Nggak jadi-jadi.”
1672Please respect copyright.PENANAjlQ1Mkrzsy
”Sudah bener belum caranya?” tanyaku.
1672Please respect copyright.PENANAt3NVxAR1tT
”Sudah.” Tanti menjawab, tidak ada nada malu sama sekali dalam suaranya. ”segala macam gaya sudah kita lakukan.”
1672Please respect copyright.PENANASR3G6WKJ28
Aku menelan ludah mendengarnya. Segala gaya? Membayangkannya saja sudah membuatku bergairah. Penisku perlahan menggeliat. ”Jangan banyak gaya, malah nggak jadi-jadi nanti. Yang biasa aja.” tambahku.
1672Please respect copyright.PENANAanheavcJn4
”Biasa bagaimana?” tanya Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAvPgpcn69T5
Aduh, dia bertanya lagi. Masa nggak tahu sih? Apa harus kujelaskan? ”Ya biasa, kamu di bawah, suamimu di atas.”
1672Please respect copyright.PENANAEJjmLBY3UQ
”Itu mah sudah sering, Mas. Malah pake diganjal bantal segala biar punyaku naik, biar sperma mas Ferdi nggak ada yang tumpah.” haduh nih anak, ngomongnya kotor banget setelah menikah.
1672Please respect copyright.PENANAsfZkcRgrqV
hijabers community bohay (4)
1672Please respect copyright.PENANAtlX9y6xJry
Karena dia yang mengajak, jadi aku pun meladeninya. ”Mungkin punya suamimu kurang panjang kali, jadi nggak nyampe.”
1672Please respect copyright.PENANAdQg19a7Hvf
”Nyampe kok. Rasanya mentok kalau dia nusuk keras-keras.” haduh, makin jorok omongannya. Apa sih maunya?
1672Please respect copyright.PENANAyNitqvIH41
“Kira-kira berapa besar penis suami kamu?” aku bertanya lagi.
1672Please respect copyright.PENANAP96nknPuK5
“Berapa ya? Aku nggak tahu, mas!” jawabnya bingung. “Kayanya masih ada lebihnya deh pas aku genggam, kepalanya masih nongol!” sambungnya.
1672Please respect copyright.PENANAkqPLJT8A6m
Aku mencoba membayangkan, membandingkan dengan punyaku. “Aku perkirakan penis suami kamu sekitar 10 sampai 14 cm, masih normal.” Kubayangkan kalau Tanti menggenggam penisku, ugh aku makin ngaceng!
1672Please respect copyright.PENANAfsvlG9MQSO
”Ya emang normal, siapa juga yang bilang nggak!” Tanti memprotes.
1672Please respect copyright.PENANAko2t4jDhNu
Aku tertawa mendengarnya. “Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
1672Please respect copyright.PENANAfxYqOnBTxJ
“Keras sekali, mas, kayak batu!” sahut Tanti mantab.
1672Please respect copyright.PENANAtMWln9cCCT
Aku diam sejenak, mencoba berfikir tentang penghambatnya memiliki anak, sebab dari pembicaraan barusan sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Tanti masih belum hamil juga?
1672Please respect copyright.PENANABHx3dLdJaK
“Kok diam, mas?” tanya Tanti, dikiranya aku tertidur.
1672Please respect copyright.PENANAH61BzKy91Q
“Aku lagi mikir penyebabnya, Tan.” sahutku. ”Ehm, sudah periksa belum, nggak ada masalah kan dengan kalian berdua?” aku bertanya. Kuelus penisku yang ada di balik celana, sudah terasa keras sekali.
1672Please respect copyright.PENANAzCPp7PhRuB
”Hmm, iya sih. Sperma mas Ferdi katanya terlalu encer.” sahut Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAHdfWMgiFho
“Suruh banyak-banyak makan tauge biar nggak encer. Tauge bagus tuh buar ngentelin sperma.” kataku. Sperma encer, mungkin itu penyebabnya.
1672Please respect copyright.PENANAcgRDXhTE2Z
”Oh, gitu ya?” Tanti tampaknya baru tahu.
1672Please respect copyright.PENANALWxibceOky
“Atau kurang lama, mungkin?” aku memberi alternatif.
1672Please respect copyright.PENANAvELDuuAjt9
”Lama gimana?” Tanti bertanya tidak mengerti.
1672Please respect copyright.PENANAKEhreoHCzw
”Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
1672Please respect copyright.PENANAiNzYIhB5TB
“Ehm, mungkin sekitar 5 menit.” jawabnya tak pasti.
1672Please respect copyright.PENANAbUjQ2fIlKp
5 menit? Masih lumayan. ”Sering nggak dia moncrot duluan sebelum kamu keluar?” tanyaku lagi.
1672Please respect copyright.PENANABkUucUmcF8
”Sering sih nggak, hanya kadang-kadang saja.” jawab Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAZHHRijOgF4
”Kadang-kadangnya itu berapa?” aku ingin kepastian.
1672Please respect copyright.PENANAxmmR9pT6F1
”Ehm,” Tanti bergumam seperti mengingat-ingat. ”Dua diantara tiga deh.” jawabnya kemudian.
1672Please respect copyright.PENANARwUNClToEh
”Itu mah termasuk sering, Tan. Aku aja nggak pernah keluar duluan.” aku menyombong, biar saja dia pengen.
1672Please respect copyright.PENANAp4OKqhC1qd
”Ah, benarkah? Aku nggak percaya!” Tanti meledek.
1672Please respect copyright.PENANAHOjSHY3WvN
”Eh, dibilangin juga!” dasar nih anak, nantangin banget.
1672Please respect copyright.PENANA35Delm1ZBp
”Kan nggak ada buktinya.” Tanti berkilah.
1672Please respect copyright.PENANA5qmLppULAg
”Mau bukti? Ayo kesini, kubuktikan! Akan kubikin kamu KO seharian!” selorohku, penisku makin terasa keras dan ngilu. Membayangkan menyetubuhinya saja sudah membuatku begini bergairah.
1672Please respect copyright.PENANAekfSjoKQ0r
Tanti tertawa. ”Hahaha, kenapa bukan mas aja yang kesini? Nih rumahku lagi kosong, Mas Ferdi lagi kerja.” tantangnya.
1672Please respect copyright.PENANA31eWCF74cn
Gila! Meski sangat ingin, aku tak mungkin bisa melakukan itu. Jarak kotaku ke kotanya lumayan jauh, hampir 4 jam kalau naik angkutan umum. Sedikit lebih cepat kalau naik kereta. ”Awas ya! Kalau ada waktu, aku samperin kamu!” aku mengancam.
1672Please respect copyright.PENANArOoGx6Ka9X
”Ok, aku tunggu, mas.” Tanti tertawa semakin keras.
1672Please respect copyright.PENANAeIrLkzGqlq
Meski cuma bercanda, tapi tak urung tetap membuatku panas dingin juga. Karena tak tahan, aku pun segera menutup pembicaraan. . “Ya udah, Tan, kita sambung lain waktu ya. Aku harus kembali kerja.” Ada hal lain yang lebih penting yang harus aku lakukan sekarang. Tidak bisa ditunda, mumpung lagi panas-panasnya.
1672Please respect copyright.PENANAqyWazTY9e7
“Oke deh!” sahutnya riang.
1672Please respect copyright.PENANAyzm4fZXT2V
”Kudoakan cepat hamil.” kataku untuk terakhir kali.
1672Please respect copyright.PENANA2JePOsGIlc
Setelah saling mengucap salam, kami pun berpisah. Aku cepat lari ke kamar mandi dan onani disana. Gila kamu, Tan! Padahal cuma ngobrol, tapi kamu sanggup bikin aku ngaceng seperti ini! Sambil mengocok penisku, kuputar kembali percakapanku dengan Tanti tadi. Sebenarnya ada peluang untuk memanfaatkan situasi ini. Dia sudah menawariku, meski sambil guyon, tapi siapa tahu itu beneran?! Hanya masalahnya, jarak rumahnya yang sangat jauh. Butuh seharian kalau harus bolak-balik menemuinya, sedangkan pekerjaanku nggak bisa ditinggal. Kalo istriku sih beres, dia kan tinggal di kota lain sejak melahirkan kemarin, jadi pasti aman. Apa harus nunggu libur akhir pekan? Giliran suami Tanti yang ada di rumah. Hmm, serba repot.
1672Please respect copyright.PENANAmXtWDM0nDj
Lama aku berfikir dan menimbang-nimbang, akhirnya aku putuskan untuk menunggu saja apa yang terjadi selanjutnya. Kalau memang sudah rejeki, aku pasti bisa menidurinya. Tunggu aja, Tan, aku akan datang!
1672Please respect copyright.PENANA8Hg6lNg96x
***
1672Please respect copyright.PENANAR54jA5mZc3
Satu bulan berlalu tanpa ada kejadian apapun. Tanti tidak menghubungiku lagi, padahal aku sudah sangat berharap. Sebagai pelampiasan, aku cuma bisa onani sambil membayangkan tubuh indahnya. Istriku yang kutemui 1 minggu sekali setiap akhir pekan, sudah tidak bisa lagi memuaskanku, padahal dia cukup cantik dan seksi. Selama menyusui anakku, payudaranya jadi tambah besar dan mengkal. Tapi entahlah, hanya bayangan Tanti yang ada di kepalaku. Bahkan tak jarang saat main dengan istriku, Tanti lah yang kuangankan sedang kupeluk dan kucium.
1672Please respect copyright.PENANAUlmgqp2L2d
Di kala sedang asyik melamun sambil menyelesaikan laporan bulanan, tiba-tiba ada SMS yang masuk. Dari Tanti! Akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kubaca SMS-nya dengan cepat, ”Menurut mas, apakah bodyku cukup bagus?” dia bertanya.
1672Please respect copyright.PENANACO4jTDi1Gz
Gila! Nggak pernah ngomong, tahu-tahu SMS seperti ini. Aku jadi kaget. Apa sih maunya? ”Ya nggak tahu, Tan. Dulu sih bagus, nggak tahu sekarang. Emang kenapa?” aku tanya balik.
1672Please respect copyright.PENANAwsG6EVtiIm
”Mas Ferdi akhir-akhir ini malas kalau kuajak berhubungan, apa dia bosan ya dengan tubuhku?” Tanti menjawab beberapa detik kemudian. ”Kalau begini terus, kapan kami bisa punya anak?!” tambahnya lagi sebelum aku sempat membalas yang pertama.
1672Please respect copyright.PENANAbyKKINlqFj
”Sabar! Kalau suamimu malas, aku siap kok bikinkan kamu bayi!” jawabku menggoda.
1672Please respect copyright.PENANAI51Lit8k4P
”Mas, aku serius nih!” balas Tanti.
1672Please respect copyright.PENANANAYjF7eIYb
“Aku juga serius!” aku tak mau kalah. Jaring sudah kutebar, pantang untuk ditarik kembali. Salah sendiri sudah menggodaku.
1672Please respect copyright.PENANAbH4ER2BUkF
hijabers community bohay (5)
1672Please respect copyright.PENANAag1xKr8ys9
”Aku pikir-pikir lagi deh.” begitulah jawaban yang kuterima, membuat hatiku senang dan berbunga-bunga.
1672Please respect copyright.PENANAqrbgnb8bZC
”Ok deh,” balasku penuh semangat.
1672Please respect copyright.PENANAn2GQx8326e
Keesokan paginya, aku baru saja membuka berkas dan HP baru aku aktifkan, sudah ada SMS dari Tanti, bunyinya singkat, ”Golongan darah mas apa?”
1672Please respect copyright.PENANABLmZMS74p7
“A” aku juga menjawab singkat.
1672Please respect copyright.PENANAPYWANtSTj7
“Perfect! Nanti aku kabari lagi.” balas Tanti.
1672Please respect copyright.PENANA7Zg7OxtmCR
Apaan sih? Aku tidak mengerti. Sejenak aku terdiam penuh kebingungan. Ah sudahlah, lebih baik aku segera bekerja, hari sudah siang sedangkan pekerjaanku lumayan menumpuk. Tapi kutunggu sampai sore hari, ternyata tidak ada SMS dari Tanti. Aku yang tak sabar sudah ingin meneleponnya, tapi begitu teringat kalau jam segini suaminya pasti sudah pulang dari kantor, akhirnya kuurungkan niatku.
1672Please respect copyright.PENANAeMR9t8h0WD
***
1672Please respect copyright.PENANAOPZfjVConp
Seminggu berlalu begitu cepat. Aku sudah putus asa akan kelanjutan hubunganku dengan Tanti. Aku memang terlalu berharap. Seharusnya aku tahu diri, Tanti yang cantik jelita tidak mungkin mau denganku yang pendek dan gemuk ini, meski wajahku ganteng. Mungkin kemarin dia bener-bener bercanda, aku saja yang menganggap semua itu serius. Dasar! Begini ini jadinya kalau terlalu bernafsu.
1672Please respect copyright.PENANA029tdTfOS4
Disaat sudah siap mengikhlaskan diri, hapeku tiba-tiba berbunyi. Dari Tanti! Ada apa lagi sekarang? ”Ya, halo?” aku menerimanya. Harapan yang kembali tumbuh di hatiku, berusaha kutekan kuat-kuat ke bawah. Aku tidak ingin kecewa untuk kedua kali.
1672Please respect copyright.PENANAI9xcMIJnqA
”Mas, sekarang suamiku diklat ke bandung, pulang baru minggu depan.” kata Tanti pendek.
1672Please respect copyright.PENANA0ZdNALzMoi
”Iya, terus apa hubungannya denganku?” aku tidak mengerti.
1672Please respect copyright.PENANAfWhNirSkZ7
”Mas nggak ingin main kemari?” sahut Tanti.
1672Please respect copyright.PENANA9AdQJdgobc
Hah! Dia mengundangku! ”K-kamu serius, Tan?” aku bertanya tergagap.
1672Please respect copyright.PENANA4WZ4AaDukR
“Ya iyalah. Katanya kemarin mas juga serius! Gimana sih!” dia kelihatan kecewa.
1672Please respect copyright.PENANAma8KDGTfMR
”O-oke, Tan, oke. Aku cuma nggak nyangka aja kalau kamu beneran mau main denganku.” sahutku menenangkan.
1672Please respect copyright.PENANAwZDAxMR6dx
”Baik, mas. Nanti aku jemput di terminal ya, bye!” Tanti menutup telepon, mungkin dia terlalu malu untuk berbincang lama denganku. Dasar wanita!
1672Please respect copyright.PENANAaaFPKVzszF
Aku menghela nafas sambil tersenyum lebar. Akhirnya apa yang kuimpikan selama ini bakal segera terwujud. Rasanya sudah tidak sabar menunggu minggu depan. Bagaimana ya rupa Tanti sekarang, apa dia tambah cantik dan seksi? Ugh, selama sisa hari, aku jadi tidak bisa konsentrasi ke pekerjaan. Bayangan tubuh mulus dan montok milik Tanti lebih menyita perhatianku. Tak tahan, akupun menuju kamar mandi dan onani disana.
1672Please respect copyright.PENANA3V5frP59sA
***
1672Please respect copyright.PENANAmdj87GPHGK
Sesuai janji yang sudah disepakati, jumat sore aku meluncur ke kota M. Aku sengaja naik bis agar mudah ketemu sama Tanti, dia akan menjemputku di terminal. Kalau naik sepeda, bisa-bisa sebelum nyampai kota M, aku sudah kesasar duluan. Aku tidak begitu paham jalanan menuju kota itu. Lagian hari juga sudah malam. Kepada istriku, aku beralasan ada lembur minggu ini, jadi aku tidak bisa pulang. Istriku bisa mengerti.
1672Please respect copyright.PENANAQd0UZKVNAA
Setelah menempuh perjalanan hampir 4 jam, aku pun sampai. Begitu turun dari bis, kusapukan pandanganku ke ruang tunggu terminal, tidak kulihat Tanti berada disana. Aku sudah akan melangkahkan kaki saat dari arah parkiran mobil kudengar suara merdunya memanggilku, ”Hei, mas, sini!” dia melambaikan tangan agar aku bisa melihatnya. Sebenarnya itu tidak perlu karena wajah cantik dan postur tubuhnya yang tinggi besar tampak mencolok diantara deretan orang-orang yang lalu lalang di tempat itu.
1672Please respect copyright.PENANACQIKhPdTJc
Tersenyum lebar, aku pun segera menghampirinya. ”Sudah lama nunggu?” kujabat tangannya dan kutatap wajah cantiknya yang tampak tidak berubah sedikit pun. Bahkan dia terlihat makin menggairahkan sekarang karena bulatan payudara dan pinggulnya menjadi sedikit lebih besar, postur khas ibu-ibu. Ugh, aku jadi tak tahan.
1672Please respect copyright.PENANAoXvcGwsVtZ
”Yuk masuk. Kita langsung ke rumah apa makan dulu?” dia mengajakku masuk ke mobilnya, sebuah Karimun pink tahun 2006.
1672Please respect copyright.PENANAA82wf2ZgnU
”Makan aja deh, aku lapar.” jawabku, meski penisku sudah ngaceng penuh melihat tubuh sintalnya.
1672Please respect copyright.PENANADk177AvWTx
Tanti mengajakku ke sebuah warung sate. ”Biar tambah greng!” katanya.
1672Please respect copyright.PENANA7pTwzr6uOp
Aku hanya tertawa menanggapinya. Selama makan, kami mengobrol basa-basi, saling bercerita tentang keluarga dan pekerjaan, sesekali juga bercanda dan tertawa, tidak sedikit pun menyinggung masalah perselingkuhan kami nanti. Di perjalanan menuju rumah Tanti, kami juga tidak membahasnya. Kami sama-sama diam. Mungkin Tanti sungkan untuk memulai, dia kan perempuan. Entah apa yang ada di benaknyai sekarang, mungkin dia pusing lihat kemacetan yang ada di depannya, maklum dia yang jadi sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil membayangkan apa saja yang akan kulakukan saat sudah berdua di kamar dengan Tanti nanti, aku tidak ingin membuat dia kecewa. Suara merdu Agnes Monica dari tape mobil mengisi kesunyian itu.
1672Please respect copyright.PENANAnk2Xk1pgxN
”Kenapa sih, kok mas ngelirik aku terus?” tanya Tanti tiba-tiba.
1672Please respect copyright.PENANA9UKkqDdwBA
”Yeee, Ge-Er aja! Siapa juga yang ngelirik, aku cuma liatin jalan kok.” sahutku.
1672Please respect copyright.PENANAsRNPmT2rvr
”Jalan tuh di depan, bukan di dada aku. Kalau yang ini namanya susu!” balas Tanti sengit.
1672Please respect copyright.PENANAjA4tkPwdic
”Hahaha,” aku tertawa. Tanti ikut tertawa. ”Kelihatan banget ya kalau aku gelirik kamu?” aku bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAz5qKiM7ca9
”Weleh, muka lihat jalan, tapi biji mata mas melotot ke arah sini.” Tanti menunjuk bulatan payudaranya. ”Emang susuku bagus ya?” tanyanya.
1672Please respect copyright.PENANAZp8Mna1BsV
Aku tersenyum mendengar pertanyannya. ”Bukan bagus lagi, tapi perfect!” kuberikan dua jempolku padanya.
1672Please respect copyright.PENANAeiQjiSeMar
”Tunggu sampai mas lihat dalamnya!” sahutnya nakal.
1672Please respect copyright.PENANAxAUvQBXhwT
”Ehm, boleh kulihat sekarang?” aku menawar.
1672Please respect copyright.PENANAInGRtruvYd
”Hush, nggak boleh. Banyak orang!” Tanti menepis tanganku.
1672Please respect copyright.PENANAG7HVu95KwW
”Tapi kan kacanya gelap, Tan.” aku mencoba berkilah.
1672Please respect copyright.PENANAbeN2MHaqRu
”Tapi aku lagi nyetir, mas. Kalau nubruk gimana?” balasnya.
1672Please respect copyright.PENANAcHTyuDd3ML
hijabers community bohay (6)
1672Please respect copyright.PENANALLpQn3xMpA
”Susumu bikin aku nggak tahan, Tan. Kok bisa gede banget sih sekarang?” kupandangi benda kembar yang masih tertutup kaos dan jilbab itu tanpa berkedip.
1672Please respect copyright.PENANAaH3Q3xAgz1
”Kan ada yang ngerawat. Tiap malam dipenceti terus sama mas Ferdi, ya jadi gede gini. Emang punya istri mas nggak gede ya?” tanya Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAZt3DJJ9hqg
”Gede juga sih, hehe.” aku tertawa.
1672Please respect copyright.PENANA05R8LdODAo
”Lha itu sama.” Tanti memencet klakson saat ada pejalan kaki menyeberang sembarangan.
1672Please respect copyright.PENANA9u9KR1mVOc
”Kamu yakin mau melakukan ini, Tan. Kalau suamimu curiga gimana?” aku bertanya.
1672Please respect copyright.PENANAFlyPXmm7MK
“Tenang, kemarin sebelum berangkat, dia sudah kukasih jatah. Jadi kalau nanti aku hamil, waktunya pas. Lagian wajah mas mirip banget dengan mas Ferdi, ditambah golongan darah mas juga sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya.” kata Tanti meyakinkanku. Rupanya dia sudah mempersiapkan semua ini dengan matang.
1672Please respect copyright.PENANAjklzUsrbQP
Tapi aku masih belum tenang. ”Kalau tingginya gimana? Aku kan pendek.” nggak mungkin kan Ferdi dan Tanti yang tinggi mempunyai anak pendek?
1672Please respect copyright.PENANAgdKG7Rre7R
”Nggak bakal pendek-pendek amat kok, kan nanti juga dapat sumbangan dari aku.” sahut Tanti. Ah iya ya, aku jadi sedikit lebih tenang sekarang.
1672Please respect copyright.PENANAC6khp26VmR
Tak lama, kami pun sampai di rumahnya. Rumah Tanti terletak di komplek perumahan baru yang masih jarang penghuninya. Sepertinya ini perumahan elit karena tipe rumahnya besar-besar. Bangunan di kiri dan kanan rumah Tanti masih kosong, tidak tampak ada lampu menyala disana. Hmm, sip lah. Kami jadi bisa bebas melakukan apapun nanti.
1672Please respect copyright.PENANAMt0N5Wxwvj
Setelah menaruh mobil di garasi, Tanti mengajakku masuk ke rumahnya. ”Jangan sungkan-sungkan, mas. Anggap aja rumah sendiri.” katanya sambil menutup pintu depan dan menguncinya.
1672Please respect copyright.PENANAzQJdoAg876
”Termasuk juga menganggap kamu sebagai istri sendiri?” langsung kupeluk dia dan kuhujani mukanya yang cantik dengan ciuman.
1672Please respect copyright.PENANAExA857lBgj
”Hmmm, mas!” Tanti mendesah saat tanganku mulai bergerilya di tonjolan payudaranya yang besar. Kupijit dan kuremas-remas daging bulat itu hingga Tanti menggelinjang kegelian. ”S-sudah, mas. Kamu mandi dulu sana.” katanya sambil menyingkirkan tanganku dan menyeretku menuju ruang belakang.
1672Please respect copyright.PENANAjmPsjXvkMY
”Maindiin,” aku menggelayut manja di pundaknya dan sekali lagi menciumi pipi dan bibirnya.
1672Please respect copyright.PENANANAfnppu5IR
”Yeee, maunya!” Tanti mendorongku masuk kamar mandi. Terpaksa kulepaskan tubuh sintalnya. Dengan cepat aku melepas pakaian dan membersihkan diri dari keringat di sepanjang perjalanan, sementara Tanti pamit pergi ke kamar untuk mempersiapkan ajang pertarungan kita nanti.
1672Please respect copyright.PENANAQHADtmyZVI
Selesai mandi, kutemui Tanti di kamarnya. Rupanya dia sudah melepas jilbab serta bajunya tadi, sekarang dia cuma mengenakan daster tipis tanpa lengan yang mencetak jelas bentuk tubuhnya. Dengan rambut panjang lurus yang terurai hingga ke punggung, dia terlihat sangat menggairahkan sekali.
1672Please respect copyright.PENANAfE0wnzLwTI
”Tan?” aku memanggilnya dengan suara bergetar, benar-benar terpesona. ”Kamu sungguh cantik!” kataku jujur.
1672Please respect copyright.PENANAYCzYIxb4Sg
Tanti tersenyum dan mengajakku duduk di sebelahnya. ”Sebenarnya aku berat melakukan ini, mas. Tapi mau bagaimana lagi, hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa hamil lagi.” bisiknya sambil memamerkan lekuk kakinya yang jenjang dan indah, yang terlihat putih mulus tanpa noda.
1672Please respect copyright.PENANAWFTEz6Q7Al
Ugh, kalau kakinya saja sudah seperti itu, bagaimana yang lain ya? Tanpa menunggu lama, penisku pun menggeliat dan mulai terbangun. ”Rileks, Tan. Anggap saja aku suami kamu sendiri. Kita kan melakukan ini mau sama mau, aku nggak memperkosa kamu kok seandainya kamu nggak mau!” bisikku di telinganya. Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk pundaknya dari samping, kupegang tangan kirinya dengan tanganku. Kucoba merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan-sentuhan halus ujung jariku.
1672Please respect copyright.PENANAdlUcxoq5e8
Dari pundak, sentuhanku turun ke telapak tangannya, silih berganti. Aku memang tidak ingin langsung menyerbunya, aku ingin membangkitkan gairah Tanti secara perlahan-lahan. Meski sudah tidak tahan, aku harus bersabar. Aku ingin Tanti juga menikmati permainan ini. Perselingkuhan pertamanya ini akan kubuat senikmat dan seindah mungkin hingga sukar untuk ia lupakan.
1672Please respect copyright.PENANAIl5J4wyUpp
Sentuhan-sentuhan lembut yang aku lakukan, tidak dipungkiri membuat Tanti terpengaruh juga meski dia tidak merespon sama sekali pada awalnya. Tanti cuma terdiam pasrah tanpa melakukan apapun, hanya nafasnya saja yang terdengar semakin keras dan berat. Kulihat bulu-bulu di tengkuknya sudah meremang berdiri. Dia mulai terangsang.
1672Please respect copyright.PENANADV27YoQfMQ
Kutambah sentuhanku dengan sesekali mencium pundaknya. Tanganku yang dari tadi menyentuh tangannya, kini berpindah ke perutnya, dan terus beranjak naik hingga aku menyentuh payudaranya. Walau masih dibalut bra dan kain dasternya, benda itu terus sangat empuk dan kenyal saat kuremas-remas. Dengusan Tanti terdengar semakin keras, dia mulai gemetar dan menggelinjang. ”Auhh… mas!” desahnya.
1672Please respect copyright.PENANAxekn4hGiIB
Lama aku melakukan aksi tersebut sampai akhirnya aku tak tahan. Pelan kuturunkan tanganku kembali untuk kemudian menyusup ke balik dasternya. Sentuhan pada perut Tanti yang ramping membuatku bergidik. Setelah berputar-putar cukup lama, tanganku kemudian naik sampai aku menemukan sasaran utamaku, tonjolan payudaranya yang masih terbungkus bra!
1672Please respect copyright.PENANA3H41MKlVoX
Pelan, masih sambil menciumi telinga, pipi dan lehernya, kuremas-remas benda itu. Rasanya begitu padat dan kenyal, nikmat sekali. Kuelus-elus terus dengan lembut sambil aku berusaha mencari-cari putingnya yang masih tersembunyi, malu untuk menampakkan diri.
1672Please respect copyright.PENANA1qytwf3nUQ
Tanti yang sudah mulai terangsang, memejamkan matanya, dan terdiam. Dia tidak merespon ulahku, tapi juga tidak melarangnya. Hanya diam begitu saja, seperti patung. Hingga tiba-tiba dia menepis tanganku dan menariknya keluar dari balik daster. ”Sudah ya.” bisiknya sambil menoleh dan mengecup bibirku.
1672Please respect copyright.PENANAbYuHBXjAr7
Aku membalasnya dengan melumat bibirnya rakus sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah kakinya. Karena posisi Tanti agak sedikit miring ke arahku, sedikit demi sedikit aku bisa menyentuh pahanya yang putih mulus. Saat kuusap, benda itu terasa begitu licin dan hangat. Darahku berdesir. Aku ketagihan. Tanganku terus meraba disana, menyingkap dasternya makin ke atas hingga bisa kulihat pinggulnya yang lebar, yang masih terbalut CD tipis warna merah.
1672Please respect copyright.PENANA0Wp4plKro5
”Ahhh… mas!” lenguh Tanti saat tanganku mulai mencari-cari pangkal pahanya. Rangsangan yang aku berikan sepertinya makin menambah gairahnya, karena Tanti menyambut lumatanku dengan bergairah. Bahkan tanganya mulai bergerak untuk meraba-raba gundukan di balik celana pendekku yang sejak dari tadi menegang hebat.
1672Please respect copyright.PENANAYadf8KFVnR
”Nggak usah malu-malu lagi, Tan. Kita nikmati malam ini sepuasnya.” kubimbing tangannya untuk masuk ke dalam celanaku, sementara aku terus melanjutkan aksiku di celah pangkal pahanya. Kugesek vagina gadis itu berulang-ulang sampai CD-nya jadi basah. Aku sengaja ingin menggodanya, kubelai pinggiran vaginanya berulang kali tanpa kumasukkan tanganku ke lubangnya. Dan itu rupanya berhasil, nafas Tanti menjadi semakin berat dan memburu. Sementara tangannya yang berada di dalam celanaku, kini sudah memijat-mijat penisku begitu keras, membuatku jadi sangat bernafsu sekali.
1672Please respect copyright.PENANAcID0V9ComN
Aku pun menyudahi lumatan dan kecupanku pada bibirnya. ”Mas…” Tanti memajukan wajahnya, berusaha mengejar bibirku. Tapi aku sudah terlanjur turun menuju celah kakinya. Kukecup pelan pahanya yang putih mulus, gantian kiri dan kanan. ”Aahhh…!” Tanti langsung mendesah sambil memegang kepalaku, menekannya agar cepat menuju ke lubang vaginanya. Tapi seperti tadi, aku masih ingin bermain-main lebih lama.
1672Please respect copyright.PENANAFNT1It2Y7Z
Dengan lidahku, kujilati kulit pahanya yang licin bagai porselen. ”Ughhh…!” Tanti makin mendesah tak karuan. Kecupan dan hisapanku pada permukaannya membuat paha itu jadi bertotol-totol merah, sungguh sangat indah sekali. Setelah semuanya basah oleh air liurku, aku pun memajukan mulutku, menuju ke arah pangkal pahanya.
1672Please respect copyright.PENANAWMQb7kjMgE
”Ahhh… ya, disitu, Mas. Jilat disitu!” rengek Tanti saat sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada tonjolan bukit vaginanya. Terasa sudah sangat basah disitu. Baunya juga sangat harum, lebih enak daripada punya istriku di rumah.
1672Please respect copyright.PENANA6mJbNZkPci
Karena rangsanganku, sambil mendesah, Tanti merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi kaki menjuntai ke bawah tempat tidur. Aku semakin bebas bergerilya di alat vitalnya. Kujilat terus daging sobek yang masih tertutup celana dalam itu sambil tanganku meraih ke atas. Kugenggam tonjolan bukit payudaranya yang bulat membusung dan kuremas-remas dengan penuh nafsu, membuat Tanti makin merintih dan menggelinjang keenakan.
1672Please respect copyright.PENANAlkdJWMXSyX
Akibat ciuman dan gigitanku, sekarang posisi celana dalamnya jadi miring ke samping, membuatku jadi bisa mengintip sedikit belahan vaginanya yang berwarna coklat kemerahan dengan bulu-bulu keriting halus yang tumbuh terawat rapi di bagian atasnya. Untuk beberapa saat, aku kagum dan takjub dengan pemandangan itu.
1672Please respect copyright.PENANA0xj7VHCHfs
”Ayo, mas, lakukan! Jangan cuma dilihat saja!” rengek Tanti sambil menarik kepalaku.
1672Please respect copyright.PENANAmcYjD6hwvu
”I-iya, Tan.” dengan lidah terjulur, kusentuh benda itu perlahan-lahan.
1672Please respect copyright.PENANAmZp8nnpwoh
Tanti sedikit bergidik saat lidahku menyapu sebagian bibir vaginanya. ”Oughhh… mas!” dia menekan kepalaku semakin keras.
1672Please respect copyright.PENANAJAddYcYQFf
Kujilat lagi vaginanya hingga dia semakin menggelinjang. Sambil terus mengecup dan menyentuhnya, sedikit demi sedikit kutarik turun celana dalamnya. Begitu terlepas, segera kubuka kaki Tanti lebar-lebar hingga bisa kulihat dengan jelas lubang senggamanya yang sudah basah memerah. Aku menciumnya berulang kali sebelum akhirnya menghisap dan melahapnya dengan rakus.
1672Please respect copyright.PENANAi9WwGVFgAz
”Ahhh… mas… aku… ya, begitu…” Tanti merintih tak jelas. Erangan terus terdengar dari mulut manisnya seiring jilatan dan hisapanku yang semakin liar dan kasar. Tubuh montoknya menggeliat kesana kemari, membuat kain daster yang dikenakannya tersingkap kemana-mana. Benda itu kini sudah tidak berguna lagi, semuanya teronggok mengumpul di pinggangnya yang ramping.
1672Please respect copyright.PENANALV5D2TuhiS
hijabers community bohay (7)
1672Please respect copyright.PENANALDarPx2evg
Sambil terus menjilat, aku melirik ke atas. Disana, di atas dada Tanti, bulatan payudaranya terlihat menyembul indah. Meski masih tertutup BH warna krem, tapi aku bisa melihat putingnya yang sesekali mengintip malu-malu saat wanita itu menggeliat. Sama dengan pahanya, payudara Tanti juga terlihat licin dan putih mulus. Aerola dan putingnya berwarna coklat kemerahan, sama dengan warna bibir vaginanya. Ughh! Membuatku jadi makin tak tahan.
1672Please respect copyright.PENANANifitGS41d
”Aghhh… terus, mas! Terus! Jilat terus! Ahhh… ya, yang itu! Aghhh…!” erangan dan rintihan Tanti membuatku lupa diri. Aku terus melumat dan menjilat vaginanya, sambil tanganku memberi sentuhan halus pada kedua belah pahanya yang indah.
1672Please respect copyright.PENANAkbv6zJKK2Q
”Ahhh… mas!” desis Tanti saat elusanku merambat ke atas. Dari balik dasternya, aku memberi sentuhan-sentuhan halus ke kulit perutnya, menggelitik pusarnya, sampai akhirnya aku meremas lembut kedua bukit payudaranya. Tanpa mengeluarkan dari cupnya, kucari putingnya yang kini sudah terasa kaku dan keras. Kupilin dan kupencet-pencet benda mungil itu hingga membuat Tanti makin merintih tak karuan.
1672Please respect copyright.PENANAmU5jxWIJ6b
”Oughhh… mas! Enak! Nikmat sekali! Ahhh… kok mas pinter sih?!” racaunya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kedua kakinya menjepit kepalaku saat dari dalam liang vaginanya memancar cairan bening yang banyak sekali. Dia orgasme.
1672Please respect copyright.PENANA2UsDozk5k1
”Mas, aku pipis. Aduh, maaf ya!” Tanti segera menutup pahanya begitu aku menarik kepala untuk mencari nafas. Kuperhatikan dia masih mengejang-ngejang dan bergetar beberapa kali sebelum akhirnya terdiam dengan nafas masih terdengar berat dan sesak.
.
Sambil mengangguk mengerti, aku merangkak naik menindih tubuhnya. Tanti menggeliat pelan saat kusibak cup BH-nya untuk melihat payudaranya. ”Mas, aghh..!” desahnya ketika aku mulai mencium dan menjilatinya dengan lahap. Dia yang masih keletihan setelah orgasme yang pertama, hanya terlihat pasrah saja.
1672Please respect copyright.PENANAtEqNjudivk
Karena aku sudah sangat bernafsu sekali, langsung kulepas celanaku. Batangku yang sudah sangat keras dari tadi, langsung meloncat keluar. Tanti sedikit terhenyak saat melihatnya. ”B-besar sekali, mas.” bisiknya tak berkedip. Kubimbing tangannya untuk menggenggamnya. Tapi Tanti menolak saat kusuruh dia untuk mengulumnya.
1672Please respect copyright.PENANAV9iCLnD70J
”Jijik, mas. Aku tidak pernah melakukannya.” gumamnya.
1672Please respect copyright.PENANAZPN9VOLntP
”Dicium-cium aja, Tan. Yang penting punyaku jadi basah.” kataku tidak kurang akal. Segera kusodorkan penisku ke depan bibirnya.
1672Please respect copyright.PENANA4tqSVAtpA6
Tanti mulai menciuminya, tapi cuma batang dan telurnya. Ujungnya yang berlendir, sengaja ia hindari. Benar-benar jijik rupanya dia. Ok, aku bisa mengerti. Kubiarkan saja dia menjilat-jilat dan menciumi batangku hingga akhirnya aku merasa bosan. Tanti sangat kaku sekali saat melakukannya hingga aku jadi tidak bisa menikmati sama sekali. Sama sekali tidak ada enak-enaknya.
1672Please respect copyright.PENANAWnjMNJRA2J
Daripada menunggu lama-lama, aku yang sudah tidak tahan untuk merasakan tubuh sintalnya, segera membaringkan Tanti di ranjang. Kutindih tubuhnya sambil kutempatkan pinggulku tepat di depan selangkangannya. Tanti sudah membuka pahanya lebar-lebar hingga penisku yang sudah menegak kencang terasa menempel di lubang vaginanya.
1672Please respect copyright.PENANAuBLZyadH0Q
”Siap, Tan?” tanyaku sambil menggesek-gesekkan ujung penis ke bibir vaginanya. Tanti mengangguk. Kurasakan lubang vaginanya sudah basah dan merekah lebar, siap untuk dimasuki.
1672Please respect copyright.PENANAtW4p3tA8Tw
Sambil berpegangan ke pundaknya, kudorong penisku. Masih belum berhasil. Penisku melenceng ke kiri. ”Kurang ke bawah, mas.” bisik Tanti pelan. Dia membuka pahanya makin lebar agar aku makin leluasa melakukan gerakan.
1672Please respect copyright.PENANA2yEwQyo3IR
Kudorong lagi. Kali ini terasa penisku masuk ke lubangnya. ”Bener yang ini, Tan?” aku bertanya takut salah lagi.
1672Please respect copyright.PENANAY2JlunC024
Tanti mengangguk. ”Iya, yang itu. Cepat dorong, mas!” ah, rupanya sudah tak tahan ia.
1672Please respect copyright.PENANAyw9kiHnumy
Sambil meremas dan menciumi payudaranya, kudorong lagi penisku. Tapi karena terlalu keras, yang ada malah melenceng lagi. Kali ini ke kanan. ”Aghhh…” kami mendesah kecewa bersamaan. ”Mas…!” Tanti melenguh manja. Dia segera meraih penisku dan mengarahkannya lurus ke depan lubangnya. ”Ayo, mas, kupegangi.” bisiknya.
1672Please respect copyright.PENANAWFGf2f2UBT
Tersenyum, kucium bibirnya sekali lagi. Tanti menyambut ciumanku sambil pinggulnya maju ke depan mengejar penisku yang sudah masuk sebagian. ”Sabar, sayang!” Dengan satu hentakan keras, kutusukkan lagi penisku kuat-kuat.
1672Please respect copyright.PENANAozG0tKzHpc
”Ughhhh…” Tanti melenguh. Aku juga melenguh. Kami sama-sama merasakan nikmat. Penisku sudah masuk seluruhnya, menghunjam keras hingga mentok ke dalam memek Tanti yang sempit, dan bersarang dengan begitu sempurna disana. Rasanya seret, tapi nikmat sekali. Keinginanku untuk menyutubuhinya sudah terpenuhi sekarang.
1672Please respect copyright.PENANAL7sm6imTOj
”Aduh, ahh…” desah Tanti sambil memejamkan matanya. Kurasakan sebentar kedutan-kedutan di dinding vaginanya sebelum akhirnya kutarik sedikit demi sedikit batang penisku, kemudian aku masukkan lagi pelan-pelan, lebih dalam. Mulai kugenjot pelan tubuh mulusnya sambil tanganku tak henti meremas-remas payudaranya yang bulat dan kencang, sementara mulutku dengan rakus menciumi bibir dan lehernya.
1672Please respect copyright.PENANA2naARSCXbg
”Ahh… Mas! Auw… ahh… ahh…” desahan Tanti membuatku makin bernafsu. Sambil memeluk tubuh mulusnya yang masih berbalut daster, kupercepat tusukanku. Gesekan kelamin kami yang terasa begitu nikmat membuat Tanti makin merintih dan menggelinjang. Tubuhnya yang montok terhentak-hentak begitu rupa, segera kupegangi agar dia tidak sampai jatuh dari ranjang.
1672Please respect copyright.PENANAqpmueFcKN8
Begitu panasnya persetubuhan kami hingga dalam hitungan menit, aku sudah tidak tahan untuk menyemburkan lahar panasku. Sambil menekan penisku dalam-dalam ke lubang vaginanya, kudekap tubuh Tanti erat-erat. ”Ahh… aku keluar, Tan!” dengan nafas tertahan dan mulut menempel ketat di ujung puting payudaranya, kusemburkan cairan cintaku di dalam rahim wanita cantik itu.
1672Please respect copyright.PENANAKnzUGIONvK
hijabers community bohay (8)
1672Please respect copyright.PENANAo7Cu8xK6Oq
Perasaan nikmat segera menjalar di seluruh tubuhku. Untuk beberapa saat kunikmati sisa-sisa orgasmeku dengan terus mendekap tubuh mulus Tanti. Aku masih belum rela melepas rasa nikmat itu. Baru setelah nafasku sudah agak tenang dan cairan maniku sudah tidak menetes lagi, kucabut penisku dan bergulir terlentang di sampingnya. Sambil meremas-remas payudaranya, aku berbisik, ”Enak banget punya kamu, Tan. Untung kamu bukan istriku. Kalau istriku, nanti aku jadi malas ke kantor gara-gara nafsu terus sama kamu.”
1672Please respect copyright.PENANAe7Jnk3o0Gs
”Hehehe… punya mas juga enak. Cuma sayangnya, cepet amat!” sahut Tanti.
1672Please respect copyright.PENANA0VmgdHSyxe
”Ya habisnya, tubuhmu nafsuin banget sih.” kucubit putingnya yang sebelah kiri.
1672Please respect copyright.PENANAbSvzWdPqKc
”Auw!” Tanti memekik nikmat. Dia membalasnya dengan meremas kuat penisku yang mulai melembek dan mengkerut.
1672Please respect copyright.PENANAJvgnJYU519
”Kalau mau yang lama, nanti aja kita coba lagi, yah?” kuraba selangkangannya yang terasa sangat basah, kumasukkan jari telunjukkku ke sana untuk menggesek klitorisnya.
1672Please respect copyright.PENANAzZiJ0e0e3X
”Ehm… Mas!” dia menggelinjang pelan. ”Emang mas nggak capek?” tanyanya kemudian sambil mengocok pelan penisku, berusaha untuk membangkitkannya lagi. ”S-sepertinya burung mas lebih besar deh dari punya suamiku.” bisiknya.
1672Please respect copyright.PENANAFQmXxFqAoN
”Masa sih? Ah, kamu bisa aja.” kucium bibirnya. Tanti membalasnya dengan melumat bibirku mesra.
1672Please respect copyright.PENANAmwKb7gkGTo
”Iya, soalnya tadi terasa mampet dan sesak banget.” katanya sambil tertawa renyah.
1672Please respect copyright.PENANAHctyRNvRRI
Aku yang gemas kembali melumat bibirnya yang seksi itu. Lama aku melumatnya karena Tanti juga mengimbanginya dengan baik, dia menyusupkan lidahnya agar bisa bertarung dengan lidahku. Kuremas-remas lagi payudaranya sebelum akhirnya aku bangkit untuk pergi membersihkan diri ke kamar mandi. Di dalam, kubersihkan sisa-sisa spermaku yang masih melekat di batangku, benda itu sudah agak sedikit menegang karena kocokan Tanti barusan.
1672Please respect copyright.PENANA9Emv5ToP2m
Tidak lama, Tanti menyusul masuk. Sambil mengangkat kaki kanannya ke atas closet dan menghadap ke cermin besar, dia membersihkan cairan maniku yang meleleh keluar dari vaginanya dengan menggunakan tisu WC. Dari belakang, kuperhatikan tubuh mulusnya yang indah itu. Dengan kaki jenjang dan sepasang paha yang putih bersih, dia tampak menggairahkan sekali. Ditambah dengan dua bongkahan pantat yang bulat dan padat, libidoku dengan cepat terkerek naik.
1672Please respect copyright.PENANA5KqhdlVZW3
Rupanya Tanti juga memperhatikanku melalui pantulan cermin di depannya. Dia tersenyum saat melihat penisku yang perlahan mulai menggeliat dan menegang kembali. Aduh, senyumannya itu lho, bikin aku tak tahan. Segera kurangkul dia sambil kuremas-remas lagi bulatan payudaranya. ”Eh, ngapain sih senyum-senyum gitu?” tanyaku gemas. Kuciumi pipi dan lehernya.
1672Please respect copyright.PENANAZTtF7Rxc5a
Tanti mendesah, tapi tetap sibuk membersihkan cairan maniku yang merembes di paha sisi dalamnya. ”Mas pengen lagi ya?” sahutnya sambil menggesek-gesekkan bokong bulatnya ke batang penisku. Terasa penisku seperti diremas-remas dan dipijat-pijat pelan. Ugh, nikmat sekali.
1672Please respect copyright.PENANACcr4lYeitS
“Emang kamu nggak pengen?” kuremas payudaranya semakin keras, kedua putingnya yang masih terasa kaku dan keras, kujepit dan kupilin-pilin.
1672Please respect copyright.PENANADSa7T87TSc
Tanti menggelinjang. “Ehhss… geli, mas!” dia memprotes karena aku menganggu acara bersih-bersihnya.
1672Please respect copyright.PENANAzQgDjipTsh
”Kok dibersihin sih, Tan? Biar aja masuk, katanya mau hamil?” tanyaku heran. Tanganku tetap berada di atas gundukan bukit payudaranya.
1672Please respect copyright.PENANA2nQpnRffjR
”Cuma yang di luar aja, kok. Tadi sudah banyak yang masuk. Lagian nggak enak kalau kotor gini.” jawabnya pelan.
1672Please respect copyright.PENANAClQ6RhcOEE
Sambil terus meremas-remas, kucium lagi lehernya. ”Nggak usah bersih-bersih, nanti jadi seret lagi pas dimasukin.” bisikku di telinganya. Kulepas daster yang ada di pinggangnya, juga BH krem yang menggantung tak berguna di atas payudaranya. Sekarang kami sudah sama-sama telanjang. Kupandangi tubuh montoknya sejenak sebelum akhirnya aku menunduk untuk melumat kedua putingnya.
1672Please respect copyright.PENANA0haLGt9lYq
”Ehh… ahhh… mas!” Tanti memegangi kepalaku saat aku mencucup dan menghisapnya penuh nafsu.
1672Please respect copyright.PENANA8xl9jKmfgE
”Lagi ya, Tan?” aku meminta, mulutku penuh oleh bongkahan payudaranya sekarang.
1672Please respect copyright.PENANAc7jDU0HDbd
Dia mengangguk dan tidak menolak saat ciumanku terus turun menuju perut dan pinggulnya. Sambil jongkok, kuciumi kedua pahanya yang putih mulus, juga kuelus-elus bulatan pantatnya yang terasa empuk dan kenyal. ”Ahhh… mas!” Tanti mendesis saat ciumanku berhenti di depan selangkangannya. Kujilati sebentar lubang vaginanya sebelum akhirnya aku berdiri dan bersiap untuk menyetubuhinya.
1672Please respect copyright.PENANAIA3Cm8Ihtm
”Disini?” tanya Tanti heran melihatku mempersiapkan penis.
1672Please respect copyright.PENANA8RXubvDpDf
Mengangguk pelan, kubuka kakinya lebar-lebar. Kutumpangkan salah satu kaki Tanti ke kloset agar vaginanya bisa terbuka lebar. Sambil terus menciumi bibir dan lehernya, kugesek-gesekkan ujung penisku ke lubang kemaluannya. ”Ehmmm… mas!” Tanti merintih dan memelukku saat aku mulai memasukinya. Matanya terpejam menikmati tusukan penisku yang perlahan memenuhi lubang vaginanya.
1672Please respect copyright.PENANA1YbLDvb8fb
Dalam posisi berdiri dan setengah berpelukan, aku kembali menyetubuhinya. Kugenjot tubuh mulus Tanti sambil tanganku bermain-main lembut di kedua putingnya. ”Mas… ahh… ahh…” meski tidak seenak kalau tiduran di ranjang, tapi tetap saja posisi ini membuat Tanti mendesis dan menggeram penuh kenikmatan.
1672Please respect copyright.PENANATz8jSsVQLx
hijabers community bohay (9)
1672Please respect copyright.PENANAcmLGQKJd0O
Aku juga merasakan hal yang sama. Rasa geli dan hangat menyelubungi batang penisku saat aku menyodokkannya lebih dalam ke belahan memek Tanti yang sempit. Benda itu kini sudah kembali basah, membuat gesekan antar alat kelamin kami menjadi benar-benar nikmat dan menggairahkan. Sambil terpejam dan sesekali menggigit bibirnya, Tanti mendesah lembut. ”Ehm, mas… aku… ahh… ahhh…” dia menceracau tak jelas.
1672Please respect copyright.PENANAMccFog5U1H
Aku sudah akan mencium lehernya saat dengan tiba-tiba, Tanti menurunkan kakinya dari atas closet dan membelakangiku. Aku sedikit melenguh saat batang penisku terlepas dari jepitan vaginanya. ”Ngapain, Tan?” tanyaku protes.
1672Please respect copyright.PENANAdbpqEgRSlY
”Ganti gaya. Capek!” jawab Tanti pendek sambil menunggingkan pantatnya ke belakang dan berpegangan pada cermin besar di dinding. Rupanya dia memintaku untuk menusuknya dari belakang.
1672Please respect copyright.PENANAM4W9V4UtSg
Ok, no problem. Aku juga menyukai gaya ini. Sangat menyukainya malah. Sambil menikmati bongkahan pantatnya yang indah, kumasukkan lagi penisku. ”Eghhss…” kami mendesah berbarengan saat alat kelamin kami kembali menyatu.
1672Please respect copyright.PENANApNgaFKhAmj
Kuperhatikan Tanti dari kaca saat aku mulai menggoyang tubuhnya, betapa dia terlihat sangat menggairahkan sekali. Goncangan payudaranya, desahan kenikmatannya, juga ekspresi mukanya yang manis dan sensual, membuatku jadi tambah tergoda. Goblok sekali suaminya yang telah menyia-nyiakan istri secantik dan senikmat ini. Biar aku saja memanfaatkannya, daripada nganggur tidak terjamah.
1672Please respect copyright.PENANAZmDZ8fvWy1
Terus kutusukkan penisku, sementara Tanti mengimbanginya dengan memutar pantatnya yang bulat dan menekannya kuat-kuat ke pangkal pahaku, membuat batang penisku yang kaku dan tegang, masuk dan menusuk dalam sekali, bahkan hingga mentok ke bibir rahimnya. ”Aghhh…!” melenguh keenakan, sambil meremas-remas payudaranya, kugerakkan penisku semakin cepat.
1672Please respect copyright.PENANAGpaB6hYyDr
Tanti yang mendapat serangan bertubi-tubi atas dan bawah, tidak bisa bertahan lagi. Beberapa detik kemudian kurasakan denyutan halus di dalam liang vagina, memijit penisku pelan dan nikmat. ”Ssshh… uhh… emm… aku mau sampai, mas!” bisiknya berat.
1672Please respect copyright.PENANAktTwL8J4xO
“Tahan sebentar, Tan. Aku juga sudah hampir.” kuremas terus payudaranya. “Uhh, nikmat banget, Tan, tubuhmu!” di bawah, kutusukkan penisku semakin cepat dan dalam. Kurasakan denyutan di vaginanya menjadi kian terasa, bahkan kini disertai jeritan dan rintihan darinya. ”Mas… aku… Oughh… ahh.. ahh…!”
1672Please respect copyright.PENANAIT6H0xy5JJ
Tubuh mulus Tanti mengejang keras seiring semburan dari dalam liang kemaluannya. Aku yang juga sudah hampir klimaks, dengan rapat memeluknya dari belakang dan terus memberinya sodokan-sodokan terakhir yang keras dan nikmat. Kubenamkan penisku dalam-dalam saat spermaku muncrat memenuhi liang rahimnya. Tubuh kami bergetar hebat bersama. Cairan maniku terasa hangat bercampur dengan cairan cintanya. Mudah-mudahan saja dengan begini Tanti bisa hamil. Kalau tidak juga nggak apa-apa, aku jadi bisa terus menidurinya, sampai hamil, hehehe… Sepertinya aku tidak akan pernah bosan menikmati tubuh mulusnya.
1672Please respect copyright.PENANA2HMkhqj2gM
Sambil melepas penisku, kukecup lembut tengkuk Tanti yang sedikit berbulu. Dia berbalik dan membalas dengan mencium bibirku mesra. Kami saling memagut dan melumat beberapa saat. Entah kenapa, aku merasa senang sekali diperlakukan Tanti seperti itu. Serasa aku adalah suaminya yang sah. Sentuhan, kecupannya yang lembut, aroma tubuhnya, serta hembusan nafas dan dekapannya membuatku melayang.
1672Please respect copyright.PENANAPrZgQlBBIR
***
1672Please respect copyright.PENANACjfWV34J7Z
Aku terbangun oleh suara TV di ruang tengah. Kulirik sebelah, Tanti sudah tidak ada. Hari ini sabtu pagi, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Setelah bertempur semalaman, rupanya membuatku terlalu lelah. Tidak biasanya aku bangun sesiang ini.
1672Please respect copyright.PENANATyCTYEkdy8
Segera kucari celana dan bajuku. Aku menemukannya di gantungan belakang pintu. Kukenakan dengan cepat dan segera keluar. Kutemukan Tanti sedang memasak di dapur.
1672Please respect copyright.PENANANf8zH7L0W8
”Sudah bangun, mas?” sapa Tanti sambil tersenyum. Dia sudah rapi dengan baju panjang motif bunga dan jilbab merah berenda membingkai wajahnya yang cantik.
1672Please respect copyright.PENANAlMYtLqA6Ut
Kupeluk dia dari belakang dan kukecup pipinya pelan. Kulingkarkan tanganku ke depan untuk meremas-remas payudaranya. ”Egh…” Tanti sedikit menggelinjang saat aku melakukannya. Terasa empuk sekali benda itu meski masih terhalang BH.
1672Please respect copyright.PENANAE4lCma9pCy
Tanti menyingkirkan tanganku, dan sambil mengecup bibirku, dia membimbingku ke kamar mandi. ”Mandi dulu, mas. Masa bangun tidur sudah minta lagi.” kerlingnya nakal.
1672Please respect copyright.PENANA2tIA0U4qch
”Emang nggak boleh? Aku sudah pengen loh!” kutarik tangannya dan kutempelkan ke selangkanganku yang sudah mengeras tajam.
1672Please respect copyright.PENANAkGEKYDINUb
Tanti tersenyum. ”Mas ini nggak ada capek-capeknya ya?” bisiknya mesra. Dengan bantuannya, kulepas kaos dan celanaku. Tanti mengusap-usap penisku lembut, ”Habis main semalaman, tetap kaku dan tegang!” bisiknya, tampak kagum dan menyukainya.
1672Please respect copyright.PENANAlIYcKORhst
”Emut dong, Tan.” pintaku manja.
1672Please respect copyright.PENANA1NldWLHfW7
Tersenyum mengiyakan, Tanti segera menunduk dan mengulumnya. Tapi baru saja aku menggeram keenakan, dia sudah melepasnya lagi. ”Sudah ah, nanti keterusan.” Tanti bangkit dan mendorong tubuhku agar segera masuk kamar mandi.
1672Please respect copyright.PENANAPX7tYXAPiU
”Tan, ayo dong!” aku masih berusaha, kutarik lagi tangannya agar menggenggam penisku lagi.
1672Please respect copyright.PENANA3YBn39e65k
”Masih banyak waktu, mas.” Tanti mencium bibirku. ”Aku harus masak sekarang, tuh ikanku nanti gosong.” dia menunjuk ikan mujaer yang ada di penggorengan.
1672Please respect copyright.PENANAZ5Pm8qsWQO
Sedikit kecewa, aku pun mengalah. ”Bener ya, nanti habis aku mandi?”
1672Please respect copyright.PENANAxonAfMr3m7
”Habis sarapan!” Tanti mengoreksi.
1672Please respect copyright.PENANAAQxWMSbZOK
Tanpa berkata lagi, aku segera mengguyur tubuhku. Sementara Tanti kembali ke dapur untuk meneruskan kegiatannya. Sengaja aku tidak menutup pintu kamar mandi, buat apa? Toh Tanti sudah melihat tubuh telanjangku sejak kemarin.
1672Please respect copyright.PENANA0ehiL9FIn8
Setelah terkena air dingin, penisku jadi mengkerut dan tidak bersemangat lagi. Tanti tertawa saat melihatnya. ”Kayak uler!” komentarnya. Kupeluk dan kuciumi dia sebelum aku beranjak menuju kamar untuk ganti baju. Setelah itu kami sarapan bareng. Menunya sayur sop dan ikan mujaer. Aku makan dengan lahap untuk mengganti tenagaku yang hilang, juga sebagai persiapan pertempuran hari ini.
1672Please respect copyright.PENANAc5iepvnAkf
Selesai makan, segera kutarik tubuh Tanti ke pangkuanku. ”Eh, mas! Aku harus nyuci piring.” kilahnya saat kuraih gundukan payudaranya. Kuremas-remas benda empuk itu sambil tanganku yang lain berusaha menyingkap baju terusannya yang panjang semata kaki.
1672Please respect copyright.PENANAdt8Ljj85jk
”Nyuci bisa nanti, yang ini tidak bisa ditunda!” kucium bibirnya dengan mesra dan kulumat kuat-kuat. Tanti tidak bisa menolak. Pada dasarnya dia juga menginginkannya lagi, jadi begitu kuserang sebentar, dia pun pasrah tidak melawan.
1672Please respect copyright.PENANANVhkF9OFjt
Bahkan sekarang dia membalas kelakuanku dengan menghisap dan menyedot mulutku rakus. Lidahnya dengan cepat menerobos masuk dan membelit lidahku, sementara tangannya turun ke bawah untuk mengusap-usap penisku yang sudah mengeras dan menegang dari tadi.
1672Please respect copyright.PENANAR7SZ6ugK6E
”Aghhh… mas!” rintihnya pelan saat sambil terus berpagutan, kudorong tubuhnya perlahan-lahan rebah ke atas meja makan. Piring dan mangkok yang ada disana kusingkirkan ke samping agar Tanti bisa mendapatkan tempat.
1672Please respect copyright.PENANAvW3HRMUtfw
Kusingkap baju terusannya ke atas hingga aku bisa melihat selangkangannya yang masih tertutup CD warna putih, seputih kulit paha dan pinggulnya. Kusingkirkan CD itu dengan menariknya ke samping, tak berkedip kupandangi vagina Tanti yang merekah basah kemerahan. Dengan cepat kuturunkan kepalaku dan mulai menjilatinya.
1672Please respect copyright.PENANAg228dxlpVW
jilbab lover
1672Please respect copyright.PENANAdTMx0ZoRzt
”Ughhh… mas!” Tanti menggelinjang kegelian. Seperti yang sudah-sudah, dia menekan kepalaku agar menghisap dan melumat vaginanya semakin dalam. Kuturuti kemauannya dengan menjulurkan lidahku sepanjang mungkin, kujilat lubang vaginanya, terutama klitorisnya yang kini sudah terasa semakin keras dan menonjol. Kugigit dan kucucup benda mungil itu hingga menjadi cukup basah.
1672Please respect copyright.PENANAHQ4aQo1OAU
Saat aku sudah tidak tahan lagi, dalam posisi duduk di kursi meja makan, kupangku tubuh montok Tanti dengan tanpa melepaskan pagutan kami berdua. Segera kulepas baju panjang yang ia kenakan. Buah dadanya yang masih terbungkus BH tampak ranum menggiurkan. Langsung aku menciumi dan meremas-remasnya sementara Tanti berusaha melepas kait BH-nya. Setelah terlepas, segera ia tarik benda itu dan dibuangnya ke bawah, menyusul baju dan jilbabnya yang sudah lolos lebih dahulu.
1672Please respect copyright.PENANAqpofPaBl6d
Dia sudah telanjang, sedangkan aku masih belum. Tanti segera mencopoti seluruh bajuku hingga kami sama-sama telanjang sekarang. Kami berpagutan sekali lagi. Tanganku menggerayangi buah dadanya untuk memelintir kedua putingnya yang terasa mengganjal keras. Kuremas-remas lembut sepasang dagingnya yang berukuran besar itu dengan penuh kasih sayang. Kuciumi permukaannya yang halus dan mulus saat Tanti melepaskan pagutannya.
1672Please respect copyright.PENANAyjKf3t2aFH
”Eghhh… mas! Ahh.. ahh.. uhh..!” desahan Tanti semakin menjadi-jadi setelah ia memasukkan penisku ke dalam vaginanya secara perlahan-lahan. Sambil memeluknya, kuciumi seluruh area payudaranya, juga bahu dan ketiaknya. Sementara Tanti dengan perlahan tapi pasti mulai menaik-turunkan tubuhnya sambil sesekali memutar pantatnya dengan halus tatkala penisku tertancap jauh di dalam lubang kewanitaannya.
1672Please respect copyright.PENANALb12GJ2vXV
Menit demi menit berlalu, goyangan Tanti menjadi kian cepat. Kudekap erat tubuh mulusnya sambil kuberikan sodokan-sodokan ke atas untuk mengimbangi. Aku terus melakukannya sampai akhirnya jeritan panjang Tanti mengakhiri semua itu. ”Arrghhhhh… mas! Aku… keluaaar…!!!” tubuhnya mengejang beberapa saat sebelum kemudian ambruk kelelahan dalam pelukanku,
1672Please respect copyright.PENANAsTTV5l0dtk
Kukecup pipi dan bibirnya penuh rasa sayang. Kubelai rambut panjangnya yang kini kusut oleh keringat. Tanti terlihat sangat cantik tapi juga letih. Tubuh mulusnya tampak basah mengkilat bermandikan keringat. Begitu juga denganku. Penisku yang masih ngaceng berat masih menancap di dalam liang kewanitaannya.
1672Please respect copyright.PENANAnaUc5mWWCg
”Kalo capek, istirahat aja dulu, Tan.” kataku. Melihat kondisinya, aku jadi tak tega untuk meneruskan goyangan.
1672Please respect copyright.PENANAuOOc4Gwssy
”Nggak, aku memang capek, tapi seneng banget main sama mas. Habis enak banget sih!” dia memaksakan diri tersenyum.
1672Please respect copyright.PENANAES0njjwess
Kucium lagi bibirnya. ”Penisku yang enak, atau memang kamu yang doyan ngesex?” tanyaku menggoda.
1672Please respect copyright.PENANAeqtbCEe2C5
”Dua-duanya sih, hahaha…” Tanti tertawa. ”Tapi jujur, mas. Aku nggak pernah merasa senikmat ini kalau main dengan mas Ferdi.”
1672Please respect copyright.PENANAXeejB6eDLz
Aku tertawa mendengar pengakuannya. ”Yuk, Tan!” kuajak dia ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa cairan cinta kami berdua, juga sekalian buang air kecil. Sementara Tanti pipis sambil jongkok, kupandangi cermin di depanku. ”Bermimpikah aku ini?” batinku dalam hati. Aku cubit-cubit mukaku, perih. ”Berarti aku tidak bermimpi. Aku beneran menyetubuhi Tanti! Wanita yang selama ini menjadi hayalanku. Wah…!!!” aku tersenyum bangga sekaligus senang.
1672Please respect copyright.PENANA25H2Nnij8S
”Aku balik dulu ya, mas. Kutunggu di kamar,” kata Tanti begitu selesai menunaikan hajatnya. Dia segera berlalu dari tempat itu.
1672Please respect copyright.PENANAVjI900JJIc
”Nggak usah pake baju ya?” aku berpesan sambil menyempatkan diri mencubit puting susunya. Ternyata aku cukup lama berada di kamar mandi, hampir setengah jam. Selain pipis, kuputuskan untuk sekalian buang air besar. Begitu kembali ke kamar, kulihat Tanti sudah tertidur pulas. Kasihan dia menunggu lama.
1672Please respect copyright.PENANAqLTPU6nJom
Posisi tubuhnya setengah tengkurap miring ke kiri, satu kaki tertekuk ke depan, dan kaki satunya lurus sejajar dengan tubuhnya. Pemandangan yang sangat erotis sekali, pantatnya yang bulat terlihat menyembul ke atas, denganlubang kemaluan yang mengintip malu-malu di sela-sela pahanya mulusnya. Melihatnya, dengan cepat membuat libidoku naik kembali. Perlahan-lahan aku merangkak menghampirinya.
1672Please respect copyright.PENANA2JZXVk00NE
Kuraba lubang vaginanya, masih terasa basah. Segera kuludahi penisku hingga sama-sama basah, lalu tanpa membangunkannya, kutusuk dia dari belakang. Bless! Batangku menancap telak. ”Egh…!” Tanti agak melenguh sedikit, tapi tetap tertidur. Sambil membelai bongkahan pantatnya, mulai kugoyang pinggulku pelan-pelan. Aku maju-mundurkan batang penisku menggesek dinding vaginanya. Sodokan-sodokan halus yang kulakukan akhirnya membuat Tanti tersadar dari tidurnya, memang sungguh terlalu kalau sampai dia tetap tertidur saat kusetubuhi seperti ini.
1672Please respect copyright.PENANAtIAtrgGLgK
Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. ”Auhh… uhh… mas! Gila, nggak pake permisi langsung main sodok aja.” protesnya, tapi tidak menolak. Malah dia mengatur posisi tubuhnya dengan agak menungging agar aku makin leluasa memasukinya. ”Ehm, nikmat juga begini! Ugh, geli-geli enak!” kata Tanti kemudian.
1672Please respect copyright.PENANAzPlPOUbvOJ
Goyanganku kini semakin cepat dan berirama. Kuusap sekujur tubuh mulus Tanti, mulai dari punggung hingga bongkahan pantatnya yang seksi. Buah dadanya yang terhimpit dengan kasur juga tidak luput dari remasan tanganku. Sodokan demi sodokan terus kuberikan sementara keringat makin membanjiri tubuh telanjang kami berdua. Erangan, rintihan dan desahan membuat gelora birahi kami memuncak dengan cepat. Sampai pada akhirnya, aku menyuruh Tanti untuk terlentang. Dengan gaya konvensional, kusetubuhi dia sambil memeluk erat tubuhnya untuk mengakhiri sesi ini.
1672Please respect copyright.PENANAPH1vG1vS1A
Hampir bersamaan, kami mencapai klimaks. Bermula dari aku yang mengejang sambil mendekap erat tubuh montok Tanti. Kugigit lehernya saat spermaku muncrat berhamburan memenuhi liang vaginanya. Tanti menyusul tak lama kemudian. Dia mendekap punggungku dengan himpitan kakinya, menyuruhku agar menusukkan penis dalam-dalam saat cairan cintanya menyembur keluar, bercampur dengan air maniku.
1672Please respect copyright.PENANAZTEkRMturb
Vagina Tanti terasa sangat becek sekali sekarang. Kuganjal bokongnya dengan menggunakan bantal agar kedua cairan itu tidak sampai merembes keluar. Pelan kucabut penisku sambil memberikan ciuman mesra kepadanya dengan penuh rasa sayang. Aku sudah melupakan istriku sepenuhnya. Yang ada dalam pikiranku sekarang cuma bagaimana menikmati saat-saat intim ini dan memuaskan Tanti hingga ia hamil.
1672Please respect copyright.PENANAbiAMHHMJK1
Aku ambruk di sampingnya. Tanti memelukku mesra. Payudara yang kenyal terasa mengganjal di bahuku. Peluh kami masih bercucuran disertai nafas kami berdua yang masih tersengal-sengal. Kecapekan, kami pun akhirnya tertidur pulas sambil masih berpelukan dengan mesra tanpa ada rasa canggung sedikit pun.
1672Please respect copyright.PENANAj3tuGh8hH3
***
1672Please respect copyright.PENANA6yml4xsp3n
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur, sampai kurasakan geli-geli nikmat pada selangkanganku. Kubuka mata, disana kulihat Tanti sedang mengulum dan menjilati penisku seperti makan es krim. Mulai dari biji pelir sampai lubang penisku, tidak luput dari sergapan lidah dan bibirnya. Rasa nikmat segera menjalar di sekujur tubuhku. Penisku dengan cepat mengeras mendapat perlakuan seperti itu. Melihatnya telah siap, Tanti kemudian mengambil posisi jongkok di atas penisku. Sambil mencengkram dan membimbing penisku ke arah lubang cintanya, dia menurunkan pinggulnya perlahan-lahan hingga sedikit demi sedikit penisku menerobos masuk ke dalam lubang cintanya.
1672Please respect copyright.PENANAw7c2tzFp1x
Setelah amblas semua sampai biji pelirku menyentuh bibir kemaluannya, Tanti mulai menaik-turunkan tubuhnya pelan-pelan. Aku yang merasa keenakan juga tidak tinggal diam, kuremas-remas pantatnya silih berganti sebelum akhirnya beralih pada buah dadanya. Kupegangi daging kembar itu sementara Tanti bergerak naik turun semakin cepat. Dia juga memutar-mutar pantatnya di atasku, membuat rasa sensualitas pada gairah kami berdua semakin menggelora.
1672Please respect copyright.PENANA9bHCnnjvvs
”Mas…” Tanti menunduk untuk merapatkan tubuhnya di atas dadaku. Segera kudekap tubuhnya mesra dan kuciumi bibirnya bertubi-tubi sambil terus memberikan sodokan keras dari bawah.
1672Please respect copyright.PENANAVZiPckQWvM
Menit demi menit berlalu tanpa terasa, masih dengan posisi yang sama, kusetubuhi Tanti sambil terus meremas-remas buah dadanya dengan lembut. Sodokan-sodokan liar, gigitan kecil dan usapan lembut pada sekujur tubuhnya membuatku tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Sodokanku dari bawah dan himpitan selangkangan Tanti dari atas menambah menit akhir orgasmeku kian dekat. Begitu juga dengan Tanti, sepertinya dia juga sudah hampir sampai.
1672Please respect copyright.PENANA8z1nzLTYuH
Dengan tubuh saling mendekap erat, kami akhiri persetubuhan siang itu dengan saling mengejang dan mengerang nikmat. Cairan cinta kami menyembur deras untuk sekali lagi bertemu dan mengisi liang rahim Tanti yang kering dan gersang. Setelah semuanya berakhir, Tanti jatuh di sisiku sambil tersenyum penuh kebahagiaan. ”Uhhff, baru kali ini aku merasakan enaknya bercinta,” bisiknya.
1672Please respect copyright.PENANAp62cG4Aj8E
”Kalau tahu seperti ini, sudah dari dulu aku entoti kamu, Tan!” sahutku sambil mencium bibirnya.
1672Please respect copyright.PENANAvKvhEX9ala
”Enak aja. Nggak mungkin aku ngasih perawanku sama mas! Jangan konyol.” kata Tanti sambil memukulku pakai guling. ”Ini kan karena aku mau cepet dapat anak, bukan karena aku suka sama mas! Eh, sorry, jangan marah ya!” Tanti tersenyum.
1672Please respect copyright.PENANAZmzH1LAiZL
“Mau marah bagaimana, lha wong aku sudah dikasih yang enak-enak!” ucapanku itu disambut dengan lemparan bantal oleh Tanti.
1672Please respect copyright.PENANAa9LP8SALmC
***
1672Please respect copyright.PENANA6BO5n3RQz2
Begitulah, selama 2 hari 3 malam, aku menginap di rumah Tanti. Selama itu pula, kuisi terus rahimnya dengan spermaku. Kegiatan kami selain untuk makan dan mandi cuma ngentot, ngentot, dan ngentot. Aku rasanya tidak pernah bosan menyetubuhinya karena tubuh Tanti memang sangat nikmat sekali. Permainannya juga sangat variatif dan penuh kejutan. Segala posisi dan gaya yang kuminta dilakukannya tanpa banyak bertanya. Istriku yang SMS di minggu pagi, cuma kujawab pendek karena saat itu aku sedang asyik menunggangi tubuh bugil Tanti di kamar mandi. Baru saat dia telepon, aku sedikit menghentikan aksiku. Tapi tidak dengan Tanti. Sementara aku menerima telepon, dia menghisap dan mengulum penisku penuh nafsu hingga membuatku sedikit merintih dan mendesis kegelian. Istriku yang curiga bertanya, dan kujawab kalau aku lagi sarapan pake sambel yang sangat pedas. Untungnya dia percaya.
1672Please respect copyright.PENANA9QcdMAyoIi
Sehabis dari kamar mandi, Tanti mengajakku ke ruang makan. Disitu kami sarapan dengan tubuh masih tetap bugil. Sambil mengunyah kugerayangi terus tubuhnya. Tanti sempat sedikit protes, ”Udah dong, mas. Nggak bosan apa? Lagi makan nih, nanti kan bisa.” dia kegelian karena kupenceti terus bulatan payudaranya.
1672Please respect copyright.PENANAhaDBwl4NuF
Aku tertawa dan meremas payudaranya semakin keras. Setelah itu tanpa perlu repot mencuci tangan, kutindih tubuhnya di atas meja makan, dan sekali lagi kusiram vaginanya dengan spermaku. Tanti geleng-geleng kepala melihat nafsuku. ”Kaya kuda!” begitu komentarnya, jelas sangat menyukainya.
1672Please respect copyright.PENANAADaLzR8kqo
Selanjutnya kami melakukannya lagi di ruang tengah, lalu di kamar saat tidur siang, dan di dapur saat Tanti memasak sore hari. Malam tak perlu diomongkan karena sudah pasti kami melakukannya lagi. Setelah makan dan menonton TV sebentar, kuseret tubuh bugil Tanti ke dalam kamar. Sprei sudah diganti baru karena di permainan terakhir kami, Tanti ’pipis’ banyak sekali hingga tembus sampai ke kasur.
1672Please respect copyright.PENANAsvuX1RvWdy
Diawali dengan ciuman dan rabaan mesra, akhirnya kugenjot tubuh mulus Tanti semalam suntuk. Kami hanya tidur sebentar-sebentar, sekedar untuk memulihkan diri. Aku 5 kali orgasme, spermaku sampai tidak kental lagi karena saking seringnya kuperas. Warnanya juga tidak putih lagi, agak sedikit bening. Jumlahnya juga tidak banyak. Sedangkan Tanti, entahlah, 10 kali mungkin, tidak bisa lagi kuhitung karena saking banyaknya. Kami seperti ingin memanfaatkan saat-saat terakhir sebelum perpisahan itu dengan sebaik mungkin, karena jam 3 aku sudah harus balik ke kota S kalau tidak mau telat datang ke kantor.
1672Please respect copyright.PENANA81z3JEqxOU
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.10 ketika Tanti mengantarku ke terminal. Kudekap dia erat dan kukecup pipinya sebagai rasa sayang dan terimakasih. Setelah itu kami pun berpisah, Tanti kembali pulang dengan membawa banyak sekali benihku sedangkan aku naik bis AKDP untuk balik ke kota S.
1672Please respect copyright.PENANALrMe2m5huO
Sampai 2 minggu kemudian, Tanti mengabari kalau dia sudah positif. Aku yakin sekali kalau itu adalah anakku karena banyak sekali spermaku yang kutuang ke dalam rahimnya di pertemuan terakhir kami yang panas dan penuh gairah. Dan asyiknya, Tanti tidak cuma mengabari itu, dia juga mengatakan kalau suaminya akan kembali dinas keluar kota selama dua minggu.
1672Please respect copyright.PENANAlFXEdWxLiX
”Main lagi ke rumah, mas. Aku kangen sama mas!” undangnya penuh harap.
1672Please respect copyright.PENANAHCgOjPWqWY
”Kangen aku apa kangen kontolku?” tanyaku menggodanya.
1672Please respect copyright.PENANAl7z11COFSO
Tanti tertawa ngakak sebelum menjawab, ”Kangen dua-duanya!”
1672Please respect copyright.PENANAbRPteEhIlR
”Aku juga kangen kamu.” sahutku.
1672Please respect copyright.PENANAflvh9uyH7Y
”Kangen aku apa kangen memekku?” balasnya.
1672Please respect copyright.PENANAMcIcjBIOr2
Aku ikut tertawa. Kuperhatikan kalender dan jadwal kerjaku, sepertinya bisa. Kalaupun tidak bisa, akan kuusahakan agar bisa, hehe… siapa juga yang bisa menolak undangan wanita secantik dan semolek Tanti. ”Oke, jemput aku di terminal jumat malam ya?” aku berkata menyanggupi.
1672Please respect copyright.PENANArOfj0rc0ST
”Ok, mas!” jawab Tanti penuh antusias.
1672Please respect copyright.PENANAzAkd8KQxJi
Aku segera mengabari istriku kalau minggu depan tidak bisa pulang karena ada ’lembur’. Istriku bisa menerimanya. Dan begitulah, dari perselingkuhan pertama kami hingga kini, telah 4 kali aku meniduri Tanti lagi. Persetubuhan yang awalnya hanya untuk hamil, kini berubah jadi ajang pemuas nafsu masing-masing. Tanti ketagihan dengan permainanku, sedangkan aku menyukai rasa tubuhnya yang hangat dan menggiurkan. Entah kapan kami bisa berhenti? Yang ada malah semakin panas karena seiring jabatan Ferdi yang naik jadi CEO, dia jadi semakin sering pergi ke luar kota, hampir tiap akhir pekan. Dan akibatnya, semakin sering pula kunikmati dan kutiduri istrinya yang cantik dan seksi itu.
ns18.222.164.11da2